Perempuan yang bernama Freya itupun lantas menoleh dengan kedua mata membelalak lebar.
"Ma ... Mama ..." cicitnya terkejut.
"Jadi dia harus apa?" tanyanya lagi.
Merasa pasti mendapat dukungan, lantas Freya pun merengek di hadapan ibu mertuanya tersebut.
"Itu ma, dia tumpahin minuman Freya sampai terkena dress baru Freya jadi Freya minta dia menggantinya." rengeknya manja membuat Lavina mendesis sinis.
"Bu, maafkan saya, saya benar-benar tidak sengaja melakukannya." ujar Nanda dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Nanda masih pada posisi semula yang berlutut.
"Kamu masuklah, Nanda. Biar ini jadi urusan saya. Lanjutkan saja pekerjaanmu. Oh ya, minta Mardi bersihkan bekas minuman itu." ucapnya lembut membuat Nanda makin terisak karena bos tempatnya bekerja sangatlah baik. Padahal perempuan yang dia layani menantunya sendiri. Ia dapat mengetahuinya dari cara dan kata-kata perempuan itu saat bicara dengan Lavina. Tetapi Lavina bukannya memarahinya, malah tetap bicara dengan lembut dan tak lupa tersenyum padanya, membuat hatinya menghangat. 'Mama ...' ucapnya dalam hati yang tiba-tiba teringat dengan sosok sang ibu. Walaupun ibunya dulu banyak berbuat salah pada orang-orang, tapi ia tetap bersikap lembut padanya.
"Terima kasih, Bu. Terima kasih. Kalau begitu , saya permisi." ucap Nanda sopan seraya membungkukkan tubuhnya seperti biasa lalu ia pun berlalu dari hadapan Lavina.
"Ma, kenapa dia dibiarin begitu aja?" rengek Freya lagi. "Harusnya tegur dia, bahkan kalau perlu pecat dia, . Dia itu pegawai uang tidak becus." ujarnya lagi.
Mata Lavina menyipit, ia sungguh tidak menyukai sifat menantunya yang angkuh dan seenaknya ini. Tapi ia bisa apa? Ia sudah berusaha menentang hubungan putranya dengan Freya, tetapi putranya keras kepala dan tetap bersikeras menjadikan Freya istrinya walaupun hanya dengan menikah siri.
Lavina menghela nafas lelah, lalu menatap tajam Freya yang sudah ketakutan. "Kalau kamu cuma ingin membuat kekacauan di cafe mama, lebih baik kamu dan teman-temanmu pergi dari sini." tegasnya kemudian ia segera berlalu dari hadapan Freya dan teman-temannya.
Freya mendengus kesal, sudah hampir satu tahun berlalu semenjak ia menikah dengan Gathan Adriano Tjokroaminoto, tetapi ia belum juga mampu meluluhkan hati kedua mertuanya. Bahkan sampai sekarang, ia belum diakui sebagai bagian dari keluarga Tjokroaminoto tersebut.
"Fre, mertua loe sinis banget sama loe! Loe belum diakui doi juga jadi menantunya ya?" bisik Carla pelan supaya tidak terdengar orang lain.
"Berisik!" desisnya. "Udah yuk kita pindah ke cafe lain aja." seru Freya kesal. Ia benar-benar tak menyangka bisa bertemu Lavina di sini. Lavina memiliki banyak cafe, ia pikir Lavina akan mengunjungi cafenya yang lain, tapi tak tahunya malah bertemu di cafe cabang ini. 'Dasar sial. Malu-maluin aja. Bagaimana kalau ada yang viralin? Bisa malu deh gue. Mana gue udah koar-koar jadi menantu keluarga Tjokroaminoto, bisa-bisa gue diejek jadi menantu yang tidak dianggap. Bisa jatuh deh reputasi gue sebagai sosialita masa kini.'! omelnya dalam hati.
Tetapi, walaupun ia sedang kesal, ia tetap berusaha untuk tetap tersenyum ramah dan berjalan dengan anggun. Tentu ia tidak mau pamornya sebagai sosialita rusak hanya karena ekspresi kesalnya.
...***...
"Kak, aku bisa minta izin sebentar nggak?" tanya Nanda pada Ayu yang memang usianya di atas Nanda.
"Kamu mau kemana?" tanya Ayu sambil menyusun menu pesanan pelanggan di atas nampan.
"Aku mau balik sebentar, kak. Panti kami digusur kak. Rencananya siang ini pembelinya itu mau datang . Aku takut dia ngusir tiba-tiba aja, lalu kami harus tinggal dimana. Jadi aku mau minta waktu sekaligus kompensasi sama yang jual. Bagaimana pun kan tanah itu sebenarnya udah diwakafin untuk pembangunan panti, masa' sekarang dia seenaknya jual tanpa kasih kami apa-apa." cerita Nanda dengan mata berkaca-kaca.
Ayu yang baru saja selesai menyusun menu dan memberikannya pada Mila, lantas berjalan ke arah Nanda dan memeluknya. Ia pun dapat merasakan kesedihan yang dirasakan Nanda. Ia mengusap punggung Nanda yang bergetar.
"Andai kakak bisa bantu kamu, Nda. Tapi kamu tau sendiri kan bagaimana kehidupan aku. Kami cuma keluarga sederhana. Rumah kami juga kecil jadi nggak bisa nampung kamu dan adik-adik kamu." ujar Ayu yang kini matanya sudah memerah.
"Nanda ngerti kok kak. Makasih udah punya niat baik kayak gitu."
"Ya udah, kamu pulang dulu gih! Nanti biar kakak yang laporan sama Bu Lavina." ujar Ayu saat pelukannya telah terlepas.
"Makasih ya kak." ucap Nanda tulus.
"Semoga urusanmu dimudahkan ya, Nda." doa Ayu tulus.
"Aamiin ..." sahut Nanda. Lalu Nanda pun segera berlalu dari hadapan Ayu tanpa berganti pakaian lagi. Ia segera mengambil sepeda tuanya dan mengayuhnya keluar dari area cafe.
Setelah kepergian Nanda, Lavina yang sebenarnya telah mendengar cerita Nanda dengan Ayu dari awal tanpa sepengetahuan mereka pun segera keluar dari balik pintu. Lalu ia segera memanggil sopir sekaligus tangan kanannya dan memerintahkan sesuatu. Setelah menerima titah, sopirnya yang bernama Herman itu segera pergi untuk melaksanakan titah majikannya.
...***...
"Assalamualaikum." ucap Nanda setibanya di panti. Jantung Nanda sudah berdegup kencang saat melihat deretan mobil mewah terparkir di depan panti asuhan. Nanda pun masuk ke ruang tamu dengan tangan meremas ujung kemeja yang ia kenakan untuk menetralisir rasa gugup.
"Wa'alaikum salam, Nda. Sini duduk di samping bunda." ujar Bunda Rieke. Lalu Nanda pun duduk di samping bunda Rieka. Nanda menghela nafas dan menghembuskannya pelan. Lalu pandangan matanya ia arahkan ke depan. Di hadapannya telah duduk beberapa orang termasuk Sapto, putra pemilik tanah sebelumnya.
Tapi, mata Nanda justru bersirobok dengan salah seorang pria yang memiliki wajah paling rupawan sendiri. Nanda bahkan tak mampu memalingkan wajahnya saat menatap pria itu.
"Nda, perkenalkan, itu tuan yang membeli lahan panti kita, tuan Gathan." ujar Bunda Rieke pada Nanda. "Tuan, ini Nanda, dia salah satu anak yang besar di panti ini. Dia juga yang turut membantu saya mengurus anak-anak panti di sini." lanjut Bunda Rieke.
Merasa namanya disebut, lalu Nanda mengulurkan tangannya pada lelaki itu.
"Perkenalkan, saya Nanda." ujarnya seraya mengulurkan tangan, tetapi lelaki itu tidak menggubris membuat rasa kagum yang sempat ada jadi hilang seketika. 'Sombong.' desisnya dalam hati.
"Mulai hari ini tanah ini telah menjadi milik perusahaan saya, jadi saya minta kalian segera pindah dari sini sebab lahan ini akan kami bangun apartemen mewah " ucap pria bernama Gathan itu tanpa basa-basi.
"Berapa lama?" tanya Nanda cepat. "Berapa lama waktu yang tuan beri? Terus terang, kami belum memiliki tempat tinggal pengganti saat ini. Apalagi tanah wakaf ini dijual secara tiba-tiba oleh orang yang tak punya hati tentu kami akan kesulitan mencari tempat lain." tanya Nanda dengan mata melirik tajam pada Sapto. Sapto menelan ludahnya kasar saat dilirik secara tajam seperti itu.
Sedangkan Gathan sedikit tertegun saat mendengar penuturan Nanda, bukan hanya tentang tempat pengganti, tetapi juga ternyata tanah tempat berdirinya panti asuhan ini merupakan tanah wakaf.
"3 hari. Saya hanya bisa memberi waktu 3 hari sebab pada hari keempat bangunan di atas lahan ini akan segera dihancurkan. Jadi saya harap pada hari keempat kalian semua sudah pindah beserta barang-barang kalian." tegasnya membuat mata Nanda membulat sempurna.
"Tuan, bagaimana kau hanya memberi kami waktu 3 hari? Mencari rumah baru untuk kami tinggali tidak semudah itu." serunya tak percaya sebab mereka hanya diberi waktu 3 hari. Sedangkan mereka saja belum memiliki tempat pengganti, selain itu tidak mudah memindahkan barang-barang panti sebab mereka butuh dana dan juga mereka butuh waktu untuk mengurus segala hal tentang kepindahan mereka. "Pak Sapto, seharusnya ini jadi tanggung jawabmu juga. Bagaimana pun tanah ini sudah diwakafkan tapi mengapa kau jual. Kami tidak mau tau, kau harus membantu kami mencari rumah baru dan beri kami kompensasi sebagai gantinya. Aku tau, lahan di daerah sini nilainya tinggi. Ingat, dosa besar menjual tanah wakaf apalagi dengan cara seenaknya seperti ini." desis Nanda tidak terima.
...***...
...Happy reading 🥰🥰🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Raufaya Raisa Putri
walah... sap. tp jmn skrg ini bnyk org seraph
2024-06-17
1
Raufaya Raisa Putri
gercep jg ini camer
2024-06-17
0
Raufaya Raisa Putri
cuma nkh siri... rugi bandar donk
2024-06-17
0