"Apa kau mengenalnya Tuan?". Tanya Fitri
"Hmmmm". Hanya deheman yang membalas pertanyaan Fitri
"Aku sudah mengambil kembali semua data perusahaanmu Tuan. Tapi seperti nya kau harus tetap berangkat ke Jerman untuk memastikan keadaan perusahaan Tuan disana". Ucap Fitri lagi
"Baik!!, Leo siapkan jat pribadiku besok kita berangkat kesana". Ucap Fillipo menahan emosinya yang sudah sampai keubum-ubun
"Baik Tuan". Sahut Leo
"Kau ikut denganku". Ucap Fillipo pada Fitri
"Tapi Tua..!."
"Tidak ada penolakan. Kirim kan segera ke emailku". Suruhnya dingin
"Sudah Tuan". Sahut Fitri menekan tombol enter
"Hahhh?". Ucap Fillipo dan Leo bersamaan.
"Aku bahkan belum memberikan alamat emailnya!". Ucap Fillipo sambil menggelengkan kepalanya
"Sudahlah Tuan, cepat cek ponselmu". Ucap Fitri tanpa menjawab pertanyaan Fillipo
Ting
Ting
Sebuah notifikasi dari ponsel Fillipo berbunyi, pesan email yang dikirimkan Fitri masuk ke ponselnya. Matanya terbelalak saat melihat data utuh yang masuk ke ponselnya, matanya membulat dengan sempurna melihat laporan keuangan dari perusaahan nya sudah lengkap dengan data presentasinya.
Fillipo dan Leo hanya mengangga, bagaimana mungkin gadis ini bisa melakukannya. Fillipo pun mengacek data yang dikirim ke emailnya dan benar saja bahwa data itu tampak diambil seseorang.
Sampai dikantor, mereka bertiga langsung menuju tempat kerja masing-masing. Semua mata tak lepas memandang kekaguman terhadap sang CEO yang tampan dan kaya raya, siapa yang akan menolak pesona ketua mafia tersebut, sempurna! Begitulah kira-kira ucapan yang pantas untuk sang CEO. Tanpa mereka ketahui bahwa CEO mereka adalah ketua mafia terkenal didunia mafia. Fillipo memang menyembunyikan identitasnya terhadap orang lain, dia tidak ingin banyak orang yang takut padanya.
"Leo, menurutmu siapa sebenarnya gadis itu?". Tanyanya pada Leo saat mereka sudah berada diruangan
"Entahlah Tuan, aku juga tidak tahu. Aku tidak berani lagi mencari identitas nya sejak ketahuan hari itu". Jawab Leo memelas sambil menghempaskan nafasnya berat.
Fillipo menyenderkan punggungnya dikursi kebesarannya. Dia menghela nafas sambil melihat kelangit-langit ruangannya. Pikirannya berlarian kemana-mana, begitu banyak munsuh yang mengejarnya didunia mafia bahkan banyak juga orang-orang yang berkhianat padanya
"Menurutmu dia bagaimana?". Tanya Fillipo pada Leo, tanpa melihat Leo.
"Dia gadis yang baik Tuan, pintar dan juga jenius. Jangan lupa Tuan gigi ginsulnya lebih menarik dari yang lain,, hehehe". Ucap Leo sambil mengoda Tuan nya. Fillipo hanya terdiam tidak menanggapi perkataan Leo
"Kau awasi dia secara diam-diam, jangan sampai dia tahu dan perketat penjagaan. Aku takut munsuh mengetahui kelemahanku. Kau mengertikan maksudku Leo?". Ucap Fillipo lagi
"Baik Tuan saya mengerti". Jawab Leo sambil menundukkan kepalanya memberi hormat.
Leo pun kembali ke meja kerjanya untuk melanjutkan pekerjaannya kemarin saat dia tidak masuk karena harus mengurus markas Silent Killer. Mata Leo terbelalak sambil menatap layar komputernya, melihat semua pekerjaan yang ditinggalkan sudah selesai dan bahkan lengkap dengan semua data meeting yang dibutuhkan Tuan nya
'Tuan apa kau yang mengerjakannya?". Tanya Leo
"Bukan!!!". Sahutnya singkat dan datar
"Lalu siapa Tuan?". Tanya Leo sambil menaikan alisnya
"Fitri". Sahutnya singkat padat dan jelas
"APA?". Tanya Leo terkejut dengan mata membulat sempurna dan mulut yang terbuka. Fillipo tak menanggapi dia hanya menatap laptopnya dengan serius
"Tuan, apakah gadis itu alien? Kenapa kemampuannya seperti bukan kemampuan manusia?". Tanya Leo dengan mata terbata-bata yang hampir sock setengah mati karena gadis itu
"Kau seperti baru melihatnya saja Leo". Jawab Fillipo ketus. Sebenarnya bukan hanya Leo yang berpikiran begitu, dia juga hanya saja dia tidak mau memikirkan hal itu, masalahnya sudah terlalu banyak.
Seorang pria sedang menerima telpon sambil duduk dikursi kebesarannya. Kaki nya terangkat keatas meja dengan posisi menunjang kaki yang satunya.
"Apa sekarang rencanamu, bahkan kulihat dia tampak menyukai wanitamu? Bukankah ini pancingan yang bagus?". Ucap pria diseberang sana dalam telpon
"Diam kau, aku tidak mau melibatkan wanita yang aku cintai. Aku akan membalas dendamku dengan caraku sendiri". Tegas nya penuh penekanan
"Baiklah aku tidak akan memaksamu melakukannya. Tapi bersiaplah kehilangan wanitamu itu, karena kurasa wanitamu juga menyukainya,, hahahaha". Ledek suara diseberang sana
"Tidak mungkin wanitaku menyukainya, dia hanya menghargai bukan menyukai". Tegasnya lagi tak mau kalah
"Apa kau yakin? Apa kau bersamanya dua puluh empat jam? Tidak tahukah kau bahwa mereka sering berdua saja dalam sebuah ruangan, dan sering pergi berdua menyelesaikan pekerjaan. Mustahil bila tak tumbuh perasaan diantara keduanya, mungkin wanitamu belum mengetahuinya, tapi kupastikan dia akan segera tahu,, hahaha". Ucap pria diseberang sana
"Ahkkkk,, diam kau". Tut tut sambungan berakhir. Pria misterius itu segera melempar ponselnya hingga jatuh dan hancur berantakkan dilantai putih yang tampak bersih itu.
"Sial, takkan kubiarkan kau mengambilnya dariku. Dia hanya milikku dan tidak akan pernah berubah". Ucapnya lagi, tangannya terkepal penuh amarah dan dendam.
"Kak Dhanny". Suara seorang gadis yang sangat dikenalinya suara yang sudah membuatnya gila dan candu. Sesegera ia mengalihkan pandangan dan membalikkan badannya
"Fitri". Dhanny langsung berlari kearah Fitri dan memeluk gadis itu dengan eratnya
"Kau dari mana saja, kakak sangat mengkhawatirkanmu? Kenapa semalam kau tidak kembali kerumah? Apa kau baik-baik saja? Apa ada yang terluka?". Pertanyaan khawatir dari Dhanny bertubi-tubi
"Aish, kakak nanya nya satu-satu donk, aku sampai bingung mau jawab yang mana dulu". Cemberut Fitri mengerutkan bibirnya, dan itu terlihat sangat mengemaskan dimata Dhanny
"Hehehe, iya sayang maafin kakak ya, kakak hanya khawatir terjadi sesuatu padamu, apalagi kondisi tubuhmu sekarang dalam keadaan tidak baik". Ucap Dhanny tanpa sadar memanggil gadis itu dengan sebutan sayang
"Sayang?". Tanya Fitri yang kaget mendengar ucapan Dhanny
"Ya maksud kakak Fitri, salah sebut, heheh". Jelas Dhanny salah tingkah sambil mengaruk tengguk belakangnya yang sebenarnya tidak gatal. Dia juga tidak tahu kenapa bisa keblablasan berbicara begitu.
"Hehe iya kakakku tidak apa-apa". Senyum Fitri manis dan itu membuat hati Dhanny bergetar. Dia tidak menyangka gadis yang sudah susah payah didapatkanya ini ternyata tumbuh menjadi gadis yang cantik dan juga jenius, tentunya juga berbeda
"Ya sudah sini, kakak periksa dulu sekalian nanti kamu minum obat". Ucap Dhanny menarik lengan gadis itu menuju ranjang pasien untuk melakukan pemeriksaan. Fitri hanya mengikuti dengan senyum manja pada Dhanny, karena baginya Dhanny adalah sosok kakak yang sangat menyanginya
Dhanny pun segera memeriksa Fitri dengan cekatan, juga hati-hati dan harus teliti untuk memastikan kondisinya. Mulai dari suhu badan, tekanan darah sampai ke aturan pernapasan jantung.
"Hm, kapan kau siap untuk kemo?". Tanya Dhanny setelah selesai memeriksa gadis itu
"Aku belum tahu kak, yang pasti tidak dalam waktu dekat ini. Kakak tahu kan bagaiman sibuknya aku bekerja". Sahut Fitri memelas
"Kakak kan sudah beberapa kali mengatakan padamu, kau tidak perlu bekerja biar nemanin kakak saja disini". Ucap Dhanny sambil mengelus lembut rambut panjang gadis itu
"Iiissshh, Kak Dhanny, selalu saja begitu. Kakak tahu kan cita-citaku apa, aku ingin membeli komputer termahal didunia dengan hasil kerja kerasku sendiri". Jawab Fitri begitu semangatnya saat mengingat komputer impiannya yang ingin dia beli
"Kakak bisa membelikan mu komputer mahal itu". Senyum Dhanny
"Tidak! Aku ingin membelinya dengan uang ku sendiri". Ucap Fitri tidak mau kalah
"Baiklah! Tapi kau harus berjanji pada kakak untuk selalu menjaga kesehatanmu". Ucap Dhanny mengalah. Dia tahu Fitri adalah gadis keras kepala yang akan sulit diatur. Dia tidak mau karena tekanan nya tersebut membuat gadis itu menjauh darinya.
"Kak besok aku akan berangkat ke Jerman. Perusahaan si Kulkas Berjalan sedang dalam masalah jadi aku sebagai sekretarisnya harus ikut kak". Ucap Fitri sambil mengunduskan nafasnya berat
"APA? Kenapa kau harus ikut? Memangnya dia tidak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri?". Tanya Dhanny kesal dengan wajahnya yang sulit ditebak
"Kan aku sekretarisnya kak, kemana pun si Kulkas Berjalan itu pergi aku harus selalu ada disampingnya". Jawab Fitri dengan wajah memelas sambil memohon
"Tidak lama kok kak, hanya satu minggu saja. Setelah semua aman, aku akan kembali lagi kesini". Jelas Fitri lagi dengan penuh harap, berharap Dhanny mengizinkannya untuk berangkat ke Jerman
Dhanny sekilas melihat kesungguhan diwajah gadisnya itu, ingin sekali dirinya melarang tapi Dhanny tidak punya alasan yang tepat, mengingat bahwa Fitri hanya mengangap dirinya seorang kakak
"Baiklah". Jawab Dhanny memaksakan senyum jitunya
"Yeeeaa,, terima kasih kakakku. Aku sangt menyanyangi kakak". Fitri langsung berhambur memeluk Dhanny. Tentu saja sebuah kesempatan untuk Dhanny bisa memeluk pujaan hatinya tersebut
"Aku bahkan mencintai dan menyanyangimu Fit, lebih dari segalanya. Aku tidak tahu akan seperti apa hidupku tanpa dirimu?". Batin Dhanny sambil mengecup ujung kepala gadis itu.
" Ayo kita pulang, kau pasti sangat lapar bukan?". Ajak Dhanny merangkul gadis itu keluar dari ruangannya. Semua mata perawat menatap iri pada gadis itu yang bisa mencuri hati sang CEO sekaligus dokter tampan pemilik rumah sakit ini. Dhanny tidak kalah dingin dengan Fillipo, mereka sama-sama tergolong orang yang irit bicara dan berwajah datar namun tampan. Hanya bersama Fitri saja Dhanny akan seperti seorang anak kecil yang hangat dan lembut. Bahkan bersama keluarganya dia tidak pernah tersenyum sama sekali termasuk dengan Dea. Itulah alasan mengapa Dea sangat bersyukur dengan kehadiran Fitri dalam hidup Dhanny, setidaknya kakak nya itu menemukan tujuan hidupnya yang dipenuhi rasa dendam atas meninggalnya sang paman.
***Selamat menikmati ceritaku guys😍
Bersambung***.........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 268 Episodes
Comments
Ristya
Mungkinkah yg membunuh pamannya Dhanny itu keluarga Fillippo?
2022-12-27
0
Ellen Siahaan
lanjuttttt
2022-04-13
0