Bab 15

Hari sudah mulai petang, kedua insan manusia itu masih asyik mengerjakan dan bergelut dengan tombol-tombol laptop yang ada didepan mereka. Entahlah terlalu asyik dengan pikiran masinng-masing mereka hingga mereka tidak ingat jika waktu terus berjalan

"Akhirnya selesai". Ucap Fillipo sembari merenggangkan otot-otot tulangnya

"Astaga, tidak terasa sudah jam 9. Hoammmm". Fillipo sambil meguap.

Lalu manik matanya terarah kemeja Leo, terlalu bersemangat pekerjaanya dia hampir lupa pada gadis yang sedari tadi menemaninya diruangan itu. Dia pun menghampiri gadis itu yang sudah tertidur pulas dengan berbantalkan kedua tangannya.

Dia tersenyum melihan dengkuran halus yang keluar dari mulut sang gadis itu

"Bahkan dalam posisi tidur pun dirimu terlihat sangat cantik". Dia mengelus lembut pipi sang gadis itu lalu mengendongnya dan membawanya berbaring kesofa. Sebenarnya Fillipo memilki kamar pribadi khusus didalam ruangannya ini, kala dia tidak ingin pulang ke mansion nya. Tapi kali ini dia tidak membawa gadis itu ke dalam kamarnya, dia akan membawa gadis itu ke mansion utama.

"Leo jemput aku!!". Setelah menelpon dan menunggu kedatangan Leo. Dia sesekali memperbaiki anak-anak rambut yang menutupi wajah gadis cantik itu. Bulu matanya lentik, alisnya tebal tanpa pensil alis, mata nya sipit dan sedikit kumis tipis yang tumbuh didekat kedua bibir gadis munggil itu

"Entah mengapa saat berada didekatmu, ada perasaan berbeda yang kurasakan. Aku tidak ini perasaan apa yang penting aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu, aku akan melindungimu". Ucap Fillipo bermonolog sendiri, lalu dengan perlahan bibirnya mendarat dikening gadis kecil itu.

"Maaf Tuan saya lambat!". Ucap Leo sambil memberikan hormat pada sang Tuan.

Fillipo tak menjawab dia langsung membawa Fitri dalam gendongannya ala bridal style pengantin baru,, heheehe

"Bawa tas nya". Suruh nya pada Leo

"Baik Tuan". Sahut Leo meyembunyikan senyumnya. Seumur hidup baru kali ini dia melihat sang Tuan mengendong seorang wanita

"Langsung ke Mansion utama". Ucapnya dingin tanpa melihat pada Leo

"Baik Tuan". Sahut Leo sambil menjalankan mobilnya. Diam-diam dia memperhatikan wajah tuannya yang menyunggikan senyum sambil mengelus lembut kepala gadis itu

Mansion utama adalah rumah ketiga Fillipo, dimana mansion utama ini memang jarang sekali dia kunjungan kecuali kala perasaannya sedang kacau. Mansion kedua adalah tempat tinggalnya, dimana dia hanya tinggal sendiri tanpa assisten rumah tangga, assiten rumah tangga nya hanya bekerja siang menyiapkan makan malam untuk tuannya sementara pagi hari Fillipo tidak pernah sarapan. Mansion ketiga adalah markas terbesar King Tiger, tempat dimana dia akan menghabisi orang-orang yang menghianati dan mengusik hidupnya

Sampai sudah dimansion utama Fillipo, dia pun langsung mengendong Fitri dan membawanya kedalam kamarnya, sambil sesekali mendengar dengkuran halus dari gadis itu

"Dia tidur apa pingsan sih?". Gerutu Fillipo yang melihat Fitri yang begitu nyenyak dalam gendongannya. Dia pun meletakkan Fitri dengan begitu hati-hati dan telatin

"Tuan ponsel Nona Fitri dari tadi bergetar". Ucap Leo memberikan tas Fitri pada tuannya

"Kau boleh keluar!". Suruhnya dingin dan Leo pun keluar dan menutup pelan pintu kamar sang tuan

Fillipo memperhatikan nama yang tertera dilayar ponsel itu yang bertulisan Kak Dhanny ku sayang.

"Lebay sekali". Cibir Fillipo sambil menekan tombol hijau dilayar ponsel itu

"Gadisku, kau dimana? Kenapa belum kembali? Tadi aku pergi kekantormu tapi kau juga tidak ada disana. Jangan membuatku khawatir padamu, kondisimu sedang tidak baik-baik saja. Aku sungguh mengkhawatirkanmu, dimana sekararang dirimu biar aku menjemputmu?". Suara khawatir diseberang sana dengan nada panik

"Dia aman bersamaku". Sahut suara dingin dibalik telpon. Dhanny menjauhkan telpon dari telingannya dan menatap layar ponselnya dengan perasaan bingung

"Siapa kau dimana Fitri?". Suara marah dari Dhanny

"Aku Fillipo, dia tadi ketiduran jadi aku membawanya ke mansion karena aku tidak tahu alamatnya". Sahut Fillipo sambil memperhatikan gadis itu yang tertidur dengan begitu pulas.

"Aku akan menjemputnya kerumahmu sekarang". Ucap Dhanny

"Apa kau tidak lihat sekarang jam berapa? Kau akan membangunkannya jika kau kesini". Tegas Fillipo mulai terpancing emosi

"tapi...."

Tut

Telpon mati secara sepihak. Membuat Dhanny mengeram emosi

"Ahhhkk sial". Dhanny membanting ponselnya ke lantai dan ponsel itu hancur berantakkan

"Takkan kubiarkan kau merebut Fitri dariku". Dhanny sambil mengepalkan tangannya

Dikamar Fillipo masih menatap dengan intens wajah gadis itu, sambil tersenyum lebar melihat wajah polos tanpa dosa yang takkan menyangka jika gadis ini sangat jenius. Dia sesekali mengeser layar ponsel itu dengan tersenyum diwajah tampan nya

"Kulkas Berjalan?". Dia menyeritkan dahinya saat melihat namanya dilayar ponsel gadis itu.

"Apa aku sedingin sampai-sampai dia menamaiku Kulkas Berjalan?". Dia mengerutkan bibirnya cemberut, jika ada orang yang melihat wajah Fillipo pastilah dia akan diolo habis-habisan, sebab wajar sangar itu jika cemberut terlihat sangat lucu sekali.

Dia tersenyum jahil sambil terkekeh sendiri, lalu menganti nama kontaknya dengan Calonku Memanggil. Lalu dia terkekeh sendiri dengan aksinya. Dia sudah membayangkan wajah kesal gadis itu saat melihat nama diponselnya nanti. Fillipo pun melihat-lihat foto dilayar ponsel Fitri dan pikiran jahilnya muncul dia mengirim foto-foto itu ke ponselnya, setelah terkirim dia menghapus jejak supaya tidak ketahuan jika dia mengambil gambar gadis itu

Setelah aksinya selesai, dia pun mematikan ponsel gadis itu dan menyimpannya kembali dalam tas slepang milik Fitri. Lalu dia berjalan menghampiri gadis itu dengan senyuman mereka, lalu mengecup dengan lembut kening gadis jenius itu