BAB 20

Thrisca masih terjepit kasur besar yang jatuh menimpanya. Gadis itu mencoba merayap perlahan keluar dari terkaman benda empuk yang berat itu.

Ron yang baru saja selesai mandi, mengusap-usap rambut basahnya dengan handuk dan berjalan menuju kamarnya.

Mendengar suara seseorang meringis kesakitan, Ron segera memeriksa ruangan perabot yang pintunya terbuka.

Pria itu mengerutkan dahinya saat melihat ada sosok tubuh manusia yang terperangkap di bawah kasur.

Begitu melihat sosok Thrisca, pria itu berusaha untuk bersikap biasa dan siap untuk menertawakan tingkah bodoh sang istri. Namun badan Ron ternyata bergerak tak senada dengan keinginan Ron.

Pria yang tadinya ingin menertawakan sang istri itu langsung berlari menarik istri cantiknya dari terkaman kasur besar.

"T-tuan.."

Thrisca nampak malu memperlihatkan kebodohannya pada sang suami.

"Gendut, apa yang kau lakukan disini? Kau baru saja hampir terserang hipotermia, kenapa sekarang malah tiduran di lantai?!" omel Ron seraya memeluk istri cerobohnya itu.

"A-aku.. aku hanya ingin mengganti kasurmu. Aku ingin mengambil kasur baru untukmu karena aku sudah mengotori kasurmu.."

Thrisca menjelaskan kepada suaminya diiringi dengan tangisan untuk menutupi rasa malunya.

"Apa yang kau lakukan, bodoh?! Bisakah kau bertingkah lebih bodoh lagi?!"

Pria itu menggendong sang istri menuju kamar.

"Itu hanya kasur, kenapa kau menyakiti dirimu hanya untuk benda itu?!" omel pria tampan itu.

"Maaf, aku juga mengotori spreimu.."

Thrisca memeluk suaminya dengan isak tangis.

"Gendut, ada apa denganmu? Memangnya aku suami yang sekejam itu?! Mana mungkin kasur itu lebih penting darimu?"

Ron menepuk-nepuk punggung sang istri pelan.

Pria itu tersenyum kecil melihat tangisan istrinya yang pecah hanya karena kasur kotor.

"Kembalilah ke rumah lama. Lian pasti mencarimu," ujar Thrisca seraya mengusap air matanya.

"Aku ganti baju dulu,"

Ron mendudukkan istrinya di sofa empuk kamarnya.

Pria itu menggandeng tangan sang istri keluar dari dan menikmati sarapan sebelum kembali ke rumah mereka yang lain.

"Aku akan meminta Han mengambilkan rambut palsumu dan kain-kain tebalmu itu," ujar Ron seraya memainkan sendoknya di piring.

"Em."

Thrisca hanya menjawab singkat perkataan sang suami.

"Kenapa lagi?"

Ron menghela nafas dan menatap sang istri lurus-lurus.

"Aku.. aku merasa seperti sudah melakukan kesalahan besar. Aku malu menampakkan wajah pada kekasihmu," ujar Thrisca lirih.

Gadis itu mengingat kembali hal yang ia lakukan bersama suaminya di dalam mobil pagi tadi. Ia merasa seperti wanita murahan yang sudah merebut kekasih wanita lain.

"Gendut, sebenarnya istriku itu kau atau wanita itu?!" tanya Ron kesal.

"Tolong.. tolong jangan lakukan hal itu lagi. Aku ingin menjaga diriku untuk suamiku nanti," ujar Thrisca selirih mungkin.

Mendengar pelarangan dari sang istri, Ron langsung menggebrak meja dengan kasar hingga membuat Thrisca terkejut.

"Apa maksudmu? Apa aku bukan suamimu? Kau sudah berpikir untuk mencari suami baru disaat suamimu masih duduk dihadapanmu?!"

Ron mencengkeram tangan istrinya dengan kencang hingga membuat gadis itu kesakitan.

"Tuan, kau menyakitiku.." ujar Thrisca lirih.

"Kau pikir kau tidak menyakitiku?! Thrisca, aku tidak tahu apa yang salah dariku. Seharusnya aku mempertahankanmu hanya untuk membalasmu. Seharusnya aku menahanmu hanya untuk menghilangkan rasa bersalahku. Tapi kenapa sikap dingin dan penolakanmu kini sangat melukai hatiku?!"

Ron menatap Thrisca dengan sorot mata sendu disertai kemarahan.

"Tuan, maafkan aku. Aku tidak akan berani membuatmu marah lagi," ujar Thrisca sambil berusaha menarik tangan dari cengkeraman Ron.

Pria itu melepas tangan sang istri perlahan. Ron memalingkan wajah dari Thrisca dan berlalu meninggalkan wanita itu di meja makan.

"Wajah Ron tadi.. sangat menakutkan,"

Gadis itu terduduk lemas di kursi seraya mengusap-usap tangannya.

"Aku tidak boleh menaruh hati lebih dalam untuk Ron. Meskipun aku bisa memiliki raga Ron, tapi hati dan pikiran pria itu masih milik orang lain.."

Thrisca mengusap air matanya dan segera membereskan meja makan.

"Nyonya, tinggalkan saja pekerjaan ini untuk saya.."

Bi Inah segera menghampiri nyonya rumah yang sibuk membersihkan piring kotor.

"Aku sudah biasa dengan pekerjaan rumah. Biar aku saja yang melakukannya," tolak Thrisca.

"Jangan seperti ini, Nyonya. Nanti Tuan Muda marah," kata pelayan itu dengan wajah cemas.

"Apa Ron memang seperti itu?" tanya Thrisca.

"Begitulah. Tuan Muda memang agak buruk dalam mengendalikan emosi, tapi sebenarnya Tuan Muda adalah pribadi yang perhatian dan penyayang."

"Benarkah? Pasti pria itu banyak membawa gadis pulang kemari,"

"Nyonya, Tuan Muda bukan pria sembrono yang akan membawa pulang seorang wanita asing. Aturan ketat dari Tuan Besar membuat Tuan Muda tidak bisa berbuat sesukanya. Hanya istri Tuan Muda saja yang akan dibawa pulang ke rumah ini," ungkap pelayan itu.

Thrisca mencerna pelan-pelan perkataan si pelayan. Gadis itu tidak menyangka ternyata ia akan menjadi gadis pertama yang disambut sebagai nyonya rumah di kediaman mewah suaminya itu.

"Apa Ron menempati rumah ini sendirian?" tanya Thrisca lagi.

"Benar, Nyonya. Tuan Besar Hasan, Tuan Derry dan Tuan Muda Ron memiliki kediaman masing-masing. Tuan Muda sudah menempati kediaman ini seorang diri sejak lulus sekolah."

"Apa Ron sering pulang ke rumah ini?"

"Sudah setahun ini Tuan Muda selalu menghabiskan waktu berada di rumah. Setelah menikah, Tuan Muda juga selalu berada di rumah. Hari ini benar-benar mengejutkan Tuan Muda akhirnya membawa Nyonya pulang ke rumah," ujar pelayan itu.

"Kau tidak terkejut melihatku? Seharusnya kau tahu bagaimana wujud pengantin Ron kan?" tanya Thrisca menanyakan penampilan gendutnya di hari pernikahan.

"Benar. Tapi Tuan sendiri memanggil nona dengan sebutan nyonya. Maafkan kelancangan saya, meskipun dilihat dari penampilan nyonya sangat berbeda dengan pengantin yang kami ketahui, tapi nyonya dan pengantin itu adalah orang yang sama bukan?"

Thrisca tersenyum tipis kepada Bi Inah. Gadis itu mencoba mengumpulkan banyak pertanyaan untuk mengenal lebih dalam sang suami.

"Maaf, aku menyembunyikan penampilan asliku. Kalau boleh tahu, apa yang biasa Ron lakukan setelah marah-marah?" tanya Thrisca.

"Nyonya, tidak perlu meminta maaf. Tidak ada kebiasaan khusus jika Tuan sedang kesal. Biasanya Tuan akan pergi dari rumah dan pulang larut malam. Jika ingin mencoba meredakan amarah Tuan, Nyonya bisa mencoba membuatkan minuman atau makanan ringan untuk Tuan." saran Bi Inah.

"Makanan? Apa makanan kesukaan Ron?"

"Tuan tidak terlalu pemilih dalam hal makanan, namun Tuan lebih menyukai hidangan pedas atau sesuatu yang berkuah."

"Hidangan pedas apa yang biasa dimakan oleh Ron?"

"Tuan cukup suka dengan olahan seafood. Nyonya bisa mencoba memasak udang atau ikan untuk Tuan." saran pelayan itu lagi.

"Baiklah, aku mengerti. Terimakasih banyak atas sarannya," ujar Thrisca dengan senyuman manis.

***

Tok.. tok..

Thrisca mengetuk pintu kamar Ron perlahan. Sudah berjam-jam sejak Ron mengurung diri di dalam kamar dan mengabaikan Thrisca di rumah besar itu.

"Tuan.. boleh aku masuk?" ujar Thrisca dengan suara lembut dari luar kamar Ron.

Pria yang tengah sibuk merokok itu, segera membuang puntung rokoknya begitu mendengar suara sang istri.

Ron membuka kunci kamarnya dan membiarkan Thrisca masuk tanpa mengatakan apapun. Gadis itu nampak bingung bagaimana harus bersikap pada pria galak yang tengah merajuk itu.

Thrisca ingin sekali mengajak Ron untuk berbelanja ikan dan memasak untuk suaminya itu, namun gadis itu tidak berani bersuara di hadapan sang suami yang masih menunjukkan wajah masam padanya.

Gadis itu duduk di sofa sambil menundukkan kepala. Karena cengkeraman tangan dari Ron tadi, Thrisca agak takut berhadapan dengan sang suami.

"Kenapa diam saja? Kau tidak ingin mengatakan sesuatu? Atau melakukan sesuatu?" tanya Ron.

Suara Ron yang menyeramkan, membuat nyali Thrisca semakin menciut.

"Maaf, kukira aku bisa melakukan sesuatu untuk meredakan amarahmu. Aku ada di luar. Panggil saja jika kau ingin kembali ke rumah lama,"

Thrisca beranjak meninggalkan Ron di kamar.

"Apa yang ingin kau lakukan untuk meredakan amarahku?"

Pria itu menghadang pintu untuk mencegah istrinya pergi meninggalkan kamar.

"Itu.. aku juga tidak punya pengalaman dalam membujuk pria. Apa ada sesuatu yang bisa kulakukan untukmu?" tanya Thrisca dengan takut-takut.

"Suaramu bergetar. Apa aku begitu menakutkan?"

Ron mengubah nada bicaranya yang dingin setelah menyadari sang istri yang ketakutan berhadapan dengannya.

"B-bukan seperti itu.. aku hanya. Hanya gugup saja. Aku tidak punya cara untuk membujuk seorang pria,"

Thrisca berbicara dengan terbata-bata.

"Apa tanganmu sakit? Maaf aku sudah bersikap kasar."

Ron mengusap-usap tangan sang istri dengan lembut.

"Tidak masalah. Aku yang sudah membuatmu marah. Maafkan aku," ujar Thrisca dengan kepala tertunduk.

Mendengar permintaan maaf dari sang istri, hati Ron terasa tercabik-cabik. Selama bersama dengan sang istri, biasanya pria itu yang akan mengucapkan maaf pada istrinya. Namun kali ini ia sudah membuat gadisnya datang dengan wajah memelas dan menyampaikan kata maaf padanya.

"Gendut sayangku.. aku tidak ingin mendengar kata maaf darimu,"

Ron memeluk erat tubuh sang istri dan mengusap rambut indah gadis itu penuh kasih.

"Kapan kita akan pulang?" tanya Thrisca penuh hati-hati.

"Kau tidak betah berada disini?" tanya Ron balik.

"Bukan itu maksudku. Jika kau masih ingin menghabiskan waktu disini, maukah kau menungguku untuk memasak makan siang untukmu?" tawar Thrisca.

"Makan siang? Tentu." sambut Ron dengan antusias.

"Tapi ada bahan yang ingin kubeli. Itu.. kalau bisa, aku ingin membelinya bersamamu." ajak Thrisca dengan suara lirih.

"Tapi jika kau tidak mau, tidak masalah. Katakan saja apa yang ingin kau makan untuk makan siang. Aku akan membeli bahannya," sambung Thrisca dengan cepat.

"Sayang sekali, aku benar-benar tidak berminat menemani gadis gendut jelek berbelanja.." sindir Ron.

"Aku tidak akan memakai baju tebal itu. Tapi bagaimana dengan kursi rodamu?"

tanya Thrisca.

"Kalau begitu kita harus berbelanja ke tempat sepi yang jauh dari sini.." ujar Ron sambil tersenyum licik.

***

Bersambung..

Terpopuler

Comments

Ufuk Timur

Ufuk Timur

kapan makannya kalo belanjaannya di tempat jauh Ron😭😭

2022-01-12

1

Nasi Kaput

Nasi Kaput

jumpa lagi thor.

2021-11-21

2

Pangeran Matahari

Pangeran Matahari

dududu...trischa

2021-11-19

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
121 BAB 121
122 BAB 122
123 BAB 123
124 BAB 124
125 BAB 125
126 BAB 126
127 BAB 127
128 BAB 128
129 BAB 129
130 BAB 130
131 BAB 131
132 BAB 132
133 BAB 133
134 BAB 134
135 BAB 135
136 BAB 136
137 BAB 137
138 BAB 138
139 BAB 139
140 BAB 140
141 BAB 141
142 BAB 142
143 BAB 143
144 BAB 144
145 BAB 145
146 BAB 146
147 BAB 147
148 BAB 148
149 BAB 149
150 BAB 150
151 BAB 151
152 BAB 152
153 BAB 153
154 BAB 154
155 BAB 155
156 BAB 156
157 BAB 157
158 BAB 158
159 BAB 159
160 BAB 160
161 BAB 161
162 BAB 162
163 BAB 163
164 BAB 164
165 BAB 165
166 BAB 166
167 BAB 167
168 BAB 168
Episodes

Updated 168 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120
121
BAB 121
122
BAB 122
123
BAB 123
124
BAB 124
125
BAB 125
126
BAB 126
127
BAB 127
128
BAB 128
129
BAB 129
130
BAB 130
131
BAB 131
132
BAB 132
133
BAB 133
134
BAB 134
135
BAB 135
136
BAB 136
137
BAB 137
138
BAB 138
139
BAB 139
140
BAB 140
141
BAB 141
142
BAB 142
143
BAB 143
144
BAB 144
145
BAB 145
146
BAB 146
147
BAB 147
148
BAB 148
149
BAB 149
150
BAB 150
151
BAB 151
152
BAB 152
153
BAB 153
154
BAB 154
155
BAB 155
156
BAB 156
157
BAB 157
158
BAB 158
159
BAB 159
160
BAB 160
161
BAB 161
162
BAB 162
163
BAB 163
164
BAB 164
165
BAB 165
166
BAB 166
167
BAB 167
168
BAB 168

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!