BAB 17

Ron dan Thrisca duduk di ranjang dengan saling berjauhan. Setiap kali Ron menggeser badannya untuk mendekat ke arah sang istri, Thrisca ikut menggeser tubuh mungilnya menjauh dari sang suami.

"Gendut, aku akan mengusir wanita itu jika dia berani masuk ke kamar kita lagi. Aku akan menjauh darinya jika aku hanya berdua di ruangan yang sama dengannya. Tolong jangan begini padaku, gendut.."

Ron memohon pada istrinya dengan wajah memelas.

"Tidak perlu seperti itu. Aku hanya tidak ingin terlalu dekat denganmu. Nanti aroma tubuhku menempel di badanmu. Kekasihmu itu akan mencurigaimu," ujar Thrisca tanpa melihat ke arah suaminya.

"Kau sedang menyindirku?!"

Ron mengendus aroma pakaiannya. Aroma parfum Lilian memang sedikit menempel padanya. Terlebih lagi lipstik wanita itu juga menempel sedikit di bibir Ron.

"Ada lipstik di bibirmu," ujar Thrisca dengan wajah cemberut.

Ron segera mengelap bibirnya dengan panik. Pria itu terus mengusap-usap bibirnya dengan kasar untuk memastikan tidak ada lagi cap lipstik di wajahnya.

"Bisa bantu aku menghilangkannya?"

Ron berdiri dan mendekat ke arah istrinya.

Thrisca segera bangkit dan menjauh secepat mungkin dari suaminya itu. Namun Ron dengan sigap menangkap gadis berbadan mungil yang tengah merajuk itu.

"Jangan seperti ini, nanti parfumku menempel padamu!"

Thrisca meronta dan berusaha melepaskan diri dari Ron.

"Bisakah kau berhenti merengek?! Kau membuat kepalaku bertambah pusing!" omel suami Thrisca itu.

"Biarkan aku keluar jika tidak ada hal penting yang ingin kau bicarakan,"

Thrisca menghindari pandangan suaminya.

"Gendut, jangan pergi.." ujar Ron lirih.

Wajah pria itu nampak lesu dan tidak bersemangat.

Thrisca berhenti berulah dan menenggelamkan kepalanya dalam dekapan suaminya. Gadis itu memeluk suaminya dan menepuk-nepuk punggung pria tampan itu untuk menghiburnya.

"Tuan, wanita itu adalah kekasihmu. Benar, kan? Kenapa harus bersikap ketus padanya jika memang masih mencintainya? Itu hanya akan melukai dirimu sendiri,"

"Kau tidak marah? Aku membawa kekasihku menginap di rumahmu. Bahkan wanita asing itu mengambil kamarmu. Kau tidak ingin mengusirnya?" tanya Ron dengan senyum pahit.

"Ini rumahmu, Tuan. Aku akan mengusirnya jika aku adalah istrimu yang sebenarnya. Tapi aku hanyalah wanita jahat yang sudah merebut posisi kekasihmu. Kembalilah padanya jika kau memang masih mencintainya," ujar Thrisca seraya melepaskan tangannya yang mendekap Ron.

"Aku tidak tahu apakah ini cinta atau hanya kemarahan. Aku tidak yakin apakah aku masih ingin mengejar wanita asing yang sudah menyakitiku, atau mempertahankan istri yang telah setia menungguku.."

Ron mendekatkan wajahnya perlahan ke arah istrinya dan bersiap untuk mengecup bibir mungil itu. Namun Thrisca segera memalingkan wajah dan menolak mentah-mentah ciuman dari suaminya.

"Gendut, kau terang-terangan menolakku sekarang?!" protes Ron dengan wajah masam.

"Tuan, kau sudah memiliki wanita idaman lain. Jangan memaksakan diri untuk bersamaku. Ikutilah kata hatimu.."

Thrisca berdiri dan menepuk pundak Ron dengan keras.

"Tuan, jangan sampai kau menyesal nantinya. Jika kau memang masih menaruh hati padanya, akui saja. Kenapa kau sama saja sepertiku? Sulit mengakui sesuatu.."

"Jangan paksa aku, Gendut! Aku masih ingin mencoba bersamamu. Aku akan mencoba melupakan wanita itu untukmu!" bujuk Ron.

"Kenapa? Karena kau merasa bersalah padaku?! Kau merasa bersalah telah membuatku lama menunggu? Kau merasa bersalah karena tidak pernah memperlakukanku sebagai istri? Kau merasa bersalah karena hampir membuatku mati?! Karena rasa bersalahmu itu, kau benar-benar akan mengorbankan kebahagiaanmu?"

Ron terdiam sejenak setelah mendengar omelan sang istri. Pria itu tidak bisa menyangkal bahwa salah satu alasannya mempertahankan sang istri adalah untuk menebus rasa bersalahnya. Pria itu tidak bisa menyangkal bahwa Thrisca belum sepenuhnya tersimpan di dalam hatinya.

"Maafkan aku, gendut.."

Pria itu meminta maaf dengan kepala tertunduk.

"Aku sudah bosan dengan permintaan maafmu. Kau tidak bahagia bersamaku kan? Kejarlah kebahagiaanmu, Tuan. Aku juga sudah cukup banyak menerima bantuan darimu. Kali ini aku yang akan mendukungmu.."

Thrisca menggenggam erat tangan suaminya. Meskipun hatinya semakin hancur tercerai-berai, namun ia tidak berhak menghalangi kebahagiaan sang suami.

"Lihat! Kau menangis lagi! Bagaimana bisa aku meninggalkan makhluk rapuh sepertimu?"

Ron mengusap pipi istrinya dengan lembut.

Thrisca menangis sesenggukan diselingi dengan tawa kecil.

"Kau tidak perlu merasa bersalah mengenai perasaanku. Bagaimanapun perasaanku padamu, itu adalah masalahku sendiri. Tidak ada hubungannya denganmu," ujar Thrisca seraya mengusap air matanya dengan kasar.

"Gendut, carilah pria baik yang tidak membuatmu menunggu sepertiku. Kau masih muda, cantik dan pandai mengurus suami. Kau juga wanita idamanku.."

Ron memeluk istrinya itu dengan erat.

"Aku akan membantumu berbicara pada kakek. Mari berpisah secara baik-baik.."

Thrisca memeluk erat suaminya seolah itu adalah pelukan pertama sekaligus pelukan terakhir bagi pasangan suami-istri itu.

***

Ron dan Thrisca berbaring di ranjang kamar tamu dengan saling membelakangi. Dua orang yang terbaring di ranjang yang sama itu tenggelam dalam pikiran masing-masing tanpa saling menghiraukan.

"Besok aku harus memberitahu ayah.. lebih baik aku pulang saja." ujar Thrisca dalam hati.

"Kenapa aku jadi tidak rela begini menceraikan si gendut? Si gendut benar-benar gadis yang baik. Apa aku tidak bisa menceraikan gendut hanya karena aku merasa bersalah padanya? Apa aku benar-benar tidak ada perasaan lain pada si gendut?" ujar pria galak itu dalam hati.

Ron membalikkan badan dan menatap istrinya yang terbaring jauh darinya.

"Gendut.. kenapa aku masih harus memilih saat aku sudah memilikimu?" batin Ron berkecamuk.

Tokk.. tok..

Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar Thrisca.

"Thrisca.. kau sudah tidur?"

Lian nampak memanggil-manggil nama istri Ron dari luar kamar.

Begitu mendengar suara Lilian, Thrisca bergegas bangun dan mencari baju tebal untuk ia pakai. Sementara Ron langsung berpura-pura memejamkan mata begitu sang istri terbangun dari ranjang.

"Ron sudah tidur, bagaimana kalau wanita itu melihat pria ini tidur di ranjangku?!" ujar Thrisca panik.

Gadis itu segera melipat kursi roda Ron dan menyembunyikannya di bawah ranjang. Kemudian istri Ron itu mengambil selimut yang besar nan lebar untuk menutupi tubuh tinggi kekar suaminya.

"Apa-apaan si gendut itu?! Aku adalah suaminya, kenapa dia memperlakukanku seperti selingkuhan?!" batin Ron gemas.

Tak lama kemudian, Thrisca segera membuka pintu kamarnya. Gadis itu membuka pintu selebar tubuhnya dan bergegas menutupnya sebelum membuat Lian curiga.

"Kau sudah tidur? Maaf mengganggu istirahatmu," ujar Lian.

"Ada yang bisa aku bantu?"

"Apa.. Ron tidur di dalam bersamamu?" tanya Lian dengan hati-hati.

"Aku tidak tahu kemana pria itu pergi, mungkin dia ada urusan dengan Han. Aku ketiduran sejak sore dan baru saja bangun.."

Thrisca mencoba membuat-buat alasan.

"Aku tidak bisa tidur, bisakah kau menemaniku sebentar? Akan aku buatkan susu hangat." tawar Lian.

"Tentu.."

Kedua wanita itu membawa segelas susu dan berbincang di taman rumah Ron. Angin malam berhembus lembut ditemani cuaca yang nampak cerah. Bintang-bintang dan bulan berukuran besar terlihat jelas menghiasi langit malam.

"Ada banyak sekali hal yang ingin kutanyakan. Tapi aku bingung harus memulai dari mana.."

Lian membuka perbincangan.

"Tanyakan saja semua hal tentang Ron. Aku akan menjawabnya jika aku tahu,"

Thrisca langsung menuju inti pembicaraan.

"Kuharap kau tidak salah paham mengartikan hubunganku dengan Ron--"

"Kau pacar Ron. Benar?"

"Hmm.. jangan dengarkan perkataan Bibi Daisy,"

"Ron sudah mengakuinya.." ujar Thrisca dengan wajah datar. Gadis itu berusaha keras menyembunyikan wajah sedihnya.

"Apa? Ron mengatakan sesuatu tentangku?!" tanya Lian dengan wajah berseri.

"Aku hanya bertanya apa kau benar kekasih Ron. Dan pria itu tidak menyangkal,"

"Thrisca, maaf sudah melibatkanmu ke dalam hubunganku yang rumit dengan Ron." sesal Lian.

"Aku sangat tahu tempatku. Mana mungkin gadis gemuk sepertiku bisa bersaing denganmu?" ujar Thrisca dengan senyum getir.

"Kenapa kau berbicara seperti itu--"

"Tidak perlu menghiburku dengan kata-kata manis. Aku tahu kau memandang remeh diriku. Semua orang melakukan hal yang sama. Kau tidak perlu berpura-pura di depanku,"

"Maaf aku memang sempat memandang remeh dirimu.." ujar Lian merasa bersalah.

"Aku akan berpisah dengan Ron. Aku hanya bisa membantu sampai disini. Untuk selanjutnya, kalian selesaikan sendiri masalah kalian.."

"Thrisca, aku benar-benar minta maaf sudah memandang rendah dirimu. Aku tidak menyangka kau sangat baik dan pengertian. Pantas saja Ron sangat membelamu,"

Lian menggenggam tangan Thrisca.

"Aku juga akan kembali ke kota asalku. Kuharap kita tidak pernah saling terlibat lagi di masa depan."

"Apa Ron yang menyuruhmu pergi? Kau tidak perlu sampai sejauh itu. Teruslah berhubungan baik dengan kami di masa depan. Aku akan mencarikan pria yang baik untukmu," tawar Lian penuh semangat.

Kali ini sorot kebencian di mata Lilian perlahan berubah menjadi tatapan senang dan bahagia di hadapan Thrisca.

Thrisca tidak menyangka pernikahannya akan berakhir menjadi acara perjodohan yang disukseskan oleh dirinya sendiri. Gadis itu tidak menyangka ia akan mencari wanita yang lebih menawan darinya untuk menggantikan posisinya sebagai nyonya di rumah suaminya sendiri.

***

Bersambung..

Terpopuler

Comments

Ufuk Timur

Ufuk Timur

pen nabok Trisca ama Lian 🤧🤧 pen nabok Ron juga, , ruwet mereka bertiga tuh, ,dahlah emnag ga salah kalo aku ngestan Babang Han

2022-01-08

1

MAY.s

MAY.s

Aaaahh....... kalian jgn pisah dong😭

2022-01-05

1

Xianlun Ghifa

Xianlun Ghifa

semangat

2021-11-19

3

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
121 BAB 121
122 BAB 122
123 BAB 123
124 BAB 124
125 BAB 125
126 BAB 126
127 BAB 127
128 BAB 128
129 BAB 129
130 BAB 130
131 BAB 131
132 BAB 132
133 BAB 133
134 BAB 134
135 BAB 135
136 BAB 136
137 BAB 137
138 BAB 138
139 BAB 139
140 BAB 140
141 BAB 141
142 BAB 142
143 BAB 143
144 BAB 144
145 BAB 145
146 BAB 146
147 BAB 147
148 BAB 148
149 BAB 149
150 BAB 150
151 BAB 151
152 BAB 152
153 BAB 153
154 BAB 154
155 BAB 155
156 BAB 156
157 BAB 157
158 BAB 158
159 BAB 159
160 BAB 160
161 BAB 161
162 BAB 162
163 BAB 163
164 BAB 164
165 BAB 165
166 BAB 166
167 BAB 167
168 BAB 168
Episodes

Updated 168 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120
121
BAB 121
122
BAB 122
123
BAB 123
124
BAB 124
125
BAB 125
126
BAB 126
127
BAB 127
128
BAB 128
129
BAB 129
130
BAB 130
131
BAB 131
132
BAB 132
133
BAB 133
134
BAB 134
135
BAB 135
136
BAB 136
137
BAB 137
138
BAB 138
139
BAB 139
140
BAB 140
141
BAB 141
142
BAB 142
143
BAB 143
144
BAB 144
145
BAB 145
146
BAB 146
147
BAB 147
148
BAB 148
149
BAB 149
150
BAB 150
151
BAB 151
152
BAB 152
153
BAB 153
154
BAB 154
155
BAB 155
156
BAB 156
157
BAB 157
158
BAB 158
159
BAB 159
160
BAB 160
161
BAB 161
162
BAB 162
163
BAB 163
164
BAB 164
165
BAB 165
166
BAB 166
167
BAB 167
168
BAB 168

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!