BAB 6

Thrisca melangkah dengan lesu menuju rumah impiannya. Kebahagiaan Thrisca sirna seketika saat Ron mengatakan pria itu ingin menginap.

"Kapan aku bisa lepas dari penderitaan ini?!" gumam gadis itu dengan lesu.

"Gendut!"

Belum sempat gadis itu mendudukkan tubuhnya di ranjang kesayangannya, Ron sudah berteriak memanggil dirinya.

Thrisca segera berlari menghampiri Ron yang tengah bersantai di kamarnya yang besar.

"Apa yang bisa kulakukan?!" tanya Thrisca.

"Apa yang kau lakukan?!"

"Apa? Aku sedang menghampirimu sekarang." jawab Thrisca dengan wajah datar.

"Kau ingin beristirahat kan? Istirahat disini saja!" perintah Ron.

"Kalau aku istirahat disini, bagaimana aku bisa melepas sumpalan kain sialan ini?!!" batin Thrisca mulai geram.

"Tidak perlu. Ini kamar Tuan. Aku ingin istirahat di kamar tamu saja.." tolak Thrisca halus.

"Jangan begitu! Bukankah kau istriku? Istirahat disini saja. Aku tidak akan mengganggumu," ujar Ron dengan senyum palsu.

"Aku akan memanggangmu hidup-hidup cacing kecil!" batin Ron dengan tawa jahat.

"Tidak perlu. Aku takut akan mengganggumu."

"Aku bilang istirahat disini! Aku hanya menyuruhmu beristirahat, kenapa kau membuatnya seolah aku menyuruhmu untuk mencangkul di sawah?! Aku sudah berbaik hati, tapi begini caramu mempermalukan niat baik orang lain?!"

"Baiklah. Aku akan duduk disini.."

Thrisca akhirnya mengalah.

"Tidur saja disini. Aku akan memberikan tempat yang luas untukmu." ejek Ron.

"Baik! Aku memang membutuhkan tempat yang luas!"

Thrisca menghampiri Ron yang tengah duduk di ranjang. Gadis itu langsung melempar badannya ke kasur dengan tangan dan kaki terlentang.

Ron benar-benar terusir dari ranjangnya sendiri. Tangan dan kaki gadis itu terus bergerak ke segala arah hingga membuat Ron tidak mendapat tempat di kasurnya sendiri.

"Kenapa malah jadi senjata makan tuan begini?!" gumam Ron kesal.

Pria itu segera mematikan AC untuk memberikan pelajaran pada istrinya.

"Kau tidak biasa memakai AC, kan?" tanya Ron dengan senyum jahat.

"Pria ini sengaja ingin membuatku kepanasan lagi?!" batin Thrisca tak percaya.

"Ron pasti sudah tahu semuanya dan dia hanya ingin mengerjaiku!" ucap gadis itu dalam hati seraya mengepalkan tangannya kuat-kuat.

"Cuaca hari ini cukup panas, ya?!"

Ron membuka kaos tipisnya. Pria itu bertelanjang dada dan berbaring dengan tangan terlentang memenuhi ranjang.

Pria itu bahkan dengan sengaja menimpa wajah istrinya dengan lengan kekarnya.

Thrisca hampir saja kehilangan nyawa karena kepanasan. Peluhnya kembali bercucuran dengan deras. Gadis itu sudah tidak sanggup lagi menatap Ron yang terbaring disampingnya. Yang ia pikirkan sekarang hanyalah bagaimana caranya bernafas.

Melihat Thrisca yang begitu pucat, Ron kembali menghentikan aksi jahilnya.

"Gendut, temani aku berenang!"

Pria itu menarik tangan istrinya.

Thrisca bangun dengan lemas dan nafas berat. Terlihat sekali gadis itu sudah mengalami sesak nafas berat.

"Kau tunggu di kolam renang saja!" dorong Ron pelan.

"Gadis itu sudah hampir mati, tapi masih tidak mau mengaku?! Dia hanya perlu melepas baju tebalnya, apa susahnya?!"

Thrisca duduk di pinggir kolam dengan lemas. Gadis itu benar-benar kesulitan bergerak dan bernafas mengenakan pakaian tebal itu.

Biasanya Thrisca hanya memakai pakaian itu tidak lebih dari dua jam. Rekor terlama adalah saat hari pernikahannya. Gadis itu mau tidak mau harus mengenakan baju tebal itu selama seharian. Namun ia mengenakan baju tebal di ruangan yang sejuk, sehingga hal itu tidak menjadi banyak masalah baginya.

Namun hari ini, baru beberapa jam memakainya saja, ia sudah harus mengalami sesak nafas selama dua kali dan hampir mati.

"Aku menyerah! Akan kukatakan yang sebenarnya. Terserah kalau dia marah dan ingin menuntutku," ujar Thrisca pasrah.

"Gendut!"

Ron muncul bersama Han yang mendorong kursi rodanya.

"Apa otak pria lumpuh itu sudah tidak berfungsi?! Dia bahkan tidak bisa menggerakkan kakinya, bagaimana dia bisa berenang?!" batin Thrisca.

"Cepat masuk ke kolam! Aku ingin melihatmu berenang!"

Perintah Ron.

Thrisca menoleh ke arah Ron dengan pandangan menolak. Dengan pakaian sebanyak itu, Thrisca akan tenggelam dengan sukses. Ditambah lagi, entah memakai pakaian tebal atau tidak, Thrisca akan tetap tenggelam karena ia tidak bisa berenang.

"Aku tidak bisa berenang!" tolak Thrisca.

Ron mengira penolakan Thrisca hanya alasan agar ia tak ketahuan.

"Cepat masuk sebelum aku menceburkanmu!"

Ron semakin geram mendengar penolakan Thrisca.

"Aku sudah bilang, aku tidak bisa berenang!"

Thrisca bersikeras untuk menolak.

"Dasar gadis keras kepala!" batin Ron kesal.

"Ambilkan aku minum!" perintah Ron dengan nada galak.

Thrisca berjalan dengan lemas menuju dapur. Melihat istrinya yang sudah menghilang, pria itu masuk ke dalam air dan berlagak seperti orang tenggelam.

Saat Thrisca kembali ke kolam, gadis itu langsung menerjunkan gelas kaca dari tangannya. Entah apa yang dipikirkan Thrisca saat itu, ia hanya tidak ingin menyesal karena tidak bisa berbuat apa-apa saat terjadi hal genting di hadapannya.

Gadis itu berlari menuju kolam dengan panik dan menginjak pecahan gelas. Ia tak lagi mempedulikan kakinya yang berdarah. Yang ia pikirkan sekarang hanyalah bagaimana cara menarik suaminya yang lumpuh itu keluar dari kolam.

Thrisca ikut menceburkan diri ke dalam kolam. Gadis berbaju tebal itu mencoba meraih tangan Ron, namun istri Ron itu sudah tenggelam sebelum berhasil mencapai tangan suaminya.

"Aku tidak tahan lagi! Aku tidak bisa bernafas.." Thrisca sudah tidak sanggup lagi bertahan.

Kepalanya benar-benar pening karena kekurangan oksigen. Gadis itu menutup mata perlahan dan melayang di tengah kolam.

"GENDUT! GENDUT!!"

Melihat Thrisca yang langsung tenggelam seperti batu, Ron segera menghampiri istrinya dengan panik.

"Gendut!"

Ron menarik tangan istrinya dan membawa gadis itu ke permukaan.

"Gendut! Buka matamu! Buka matamu, gendut!"

Ron semakin panik saat melihat istrinya sudah tak sadarkan diri.

Pria itu membawa sang istri ke pinggir kolam. Ron menekan dada Thrisca berkali-kali dan memberikan nafas buatan untuk sang istri.

"Bangun! Bangun Thrisca! Jangan menakutiku! Maafkan aku! Maafkan aku, gendut!"

Ron benar-benar menyesal sudah bercanda hingga kelewat batas dengan istrinya. Ron hanya ingin Thrisca berhenti berpura-pura di hadapannya. Ron hanya ingin melihat wajah malu istrinya karena ketahuan menyamar.

Akhirnya Thrisca mengeluarkan air dari dalam tubuhnya. Gadis itu mulai tersadar namun karena badannya masih lemas, istri Ron itu kembali tak sadarkan diri.

"Gendut! Syukurlah kau kembali!"

Ron segera menggendong istrinya menuju kamar. Pria itu menidurkan gadis kecil itu di ranjang kamarnya dengan pakaian basah.

"Han!"

Ron memanggil-manggil asistennya itu untuk membantunya.

"Cepat gantikan baju si gendut!" tutur Ron dengan ringan.

"Apa?!" Han menatap wajah bosnya dengan tatapan tak percaya.

"Tunggu apa lagi?! Gendut bisa mati karena kedinginan! Gadis ini sudah hampir mati karena kepanasan! Aku tidak ingin gendut mati karena hipotermia!" omel Ron.

"Tapi Tuan.. Nona adalah istri Tuan. Mana berani asisten sepertiku melihat tubuh dari istri bosku sendiri?!!"

"Istri siapa?! Si gendut ini hanyalah si gendut. Dia hanya gadis asing! Cepat buka bajunya sebelum gendut mati!"

Ron berjalan keluar kamar dan menutup pintu dengan kasar.

"Bagaimana bisa aku melucuti pakaian istri bosku sendiri?!" gumam Han penuh rasa bersalah.

Han membuka pakaian Thrisca satu persatu. Pria itu nampak terkejut bukan main saat mengeluarkan banyak kain dari tubuh Thrisca.

"Apa-apan ini? Apa tubuh nona tersusun dari kain?! Kenapa banyak sekali sumpalan kain ditubuhnya?!"

Han mengeluarkan banyak kain dari tubuh Thrisca hingga tersisa kaos polos pendek dan celana pendek. Saat akan membuka kaos tersebut, Han cukup terkejut karena yang ia lihat bukan lagi kain, melainkan kulit tubuh dari istri bosnya.

Pria itu juga menarik rambut palsu yang bertengger di kepala Thrisca. Asisten Ron itu bahkan menyadari tempelan kain berwarna kulit yang bertengger di leher istri bosnya.

"Apa-apan ini? Istri gendut bos ternyata adalah wanita langsing? Dan wanita yang begitu cantik.." puji Han.

Pria itu semakin tak berani membuka pakaian Thrisca saat tersisa satu lapis pakaian. Sementara Ron menunggu kedatangan dokter dengan cemas.

"Gendut, kenapa kau bodoh sekali! Kau tinggal bilang kalau kau mempermainkanku! Membodohiku! Kenapa kau malah membahayakan nyawamu sendiri karena aku?!" amuk Ron di depan kamarnya.

"Apa yang ditakutkan gadis itu? Dia pikir aku akan menembaknya hanya karena hal sepele seperti ini?!"

Ron membuka pintu dan mengintip dari luar kamar. Han masih sibuk membuka pakaian Thrisca yang belum terlucuti sepenuhnya. Gadis itu terbaring di ranjangnya hanya dengan mengenakan pakaian dalam, bersama dengan pria lain.

"Apa-apaan ini?! Siapa suami si gendut sebenarnya?! Aku saja belum pernah melihat tubuh si gendut! Kenapa aku membiarkan pria lajang pemalas itu mengambil keuntungan dari istriku?!"

batin Ron berkecamuk.

Pria itu segera masuk saat melihat Han berani menarik pakaian dalam istrinya.

"Apa yang kau lakukan?!! Berani sekali kau melihat tubuh istriku?!"

Ron muncul tiba-tiba dan mencolok mata Han dengan jarinya. Pria itu segera menendang Han keluar dari kamarnya.

Ron menatap wajah Thrisca sejenak. Pria itu mengamati setiap jengkal tubuh istrinya itu.

"Jadi ini penampilanmu yang sebenarnya?" Ron duduk di tepi ranjang dan mengusap kepala istrinya.

Matanya terpaku pada luka yang muncul di kaki wanita berambut panjang itu.

"Luka apa ini?"

Ron segera mengambil kotak obat dan mengobati luka Thrisca yang terkena pecahan gelas kaca.

Ron mengambil selimut dan menutupi tubuh istrinya sebelum pria itu mulai membuka pakaian dalam istrinya. Pria itu membungkus tubuh polos Thrisca rapat-rapat dalam balutan selimut kemudian menggendong tubuh langsing istrinya itu untuk menidurkannya di sofa.

Ron segera memanggil tukang kebunnya untuk mengganti kasur yang basah dengan kasur baru.

Ron memindahkan istrinya ke ranjang begitu ia memastikan semua tempat sudah hangat. Pria itu bahkan mengeringkan rambut istrinya dengan sabar.

"Bos, dokter sudah datang."

Han muncul di balik pintu bersama dokter pria.

"Kenapa dokter pria yang datang?!! Panggil dokter wanita sekarang!"

Ron kembali mengomel dan melempari Han dengan sandal.

"Gendut, kenapa kau belum sadar juga?! Kau masih bernafas kan?! Cepat bangun! Jangan membuatku takut!"

Ron menatap Thrisca dengan wajah cemas.

Tak lama kemudian seorang dokter wanita datang dan memeriksa keadaan Thrisca. Dokter itu meninggalkan beberapa obat untuk istri Ron sebelum pergi.

Ron terbaring lemas disamping Thrisca. Pria itu membungkus istrinya seperti kepompong menggunakan selimut yang tebal.

"Gendut tidak akan mati kepanasan kan?"

Ron nampak cemas Thrisca akan kedinginan namun ia juga khawatir Thrisca akan sesak nafas dan kepanasan karena bungkusan selimut hasil karyanya.

Pria itu mengusap-usap kepala istrinya hingga terlelap disamping Thrisca.

***

Bersambung

Terpopuler

Comments

Ryoka2

Ryoka2

Ahahahh

2022-03-14

0

Ryoka2

Ryoka2

Baru sadar😭🤧

2022-03-14

0

Ryoka2

Ryoka2

Tau nih si Ron

2022-03-14

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
121 BAB 121
122 BAB 122
123 BAB 123
124 BAB 124
125 BAB 125
126 BAB 126
127 BAB 127
128 BAB 128
129 BAB 129
130 BAB 130
131 BAB 131
132 BAB 132
133 BAB 133
134 BAB 134
135 BAB 135
136 BAB 136
137 BAB 137
138 BAB 138
139 BAB 139
140 BAB 140
141 BAB 141
142 BAB 142
143 BAB 143
144 BAB 144
145 BAB 145
146 BAB 146
147 BAB 147
148 BAB 148
149 BAB 149
150 BAB 150
151 BAB 151
152 BAB 152
153 BAB 153
154 BAB 154
155 BAB 155
156 BAB 156
157 BAB 157
158 BAB 158
159 BAB 159
160 BAB 160
161 BAB 161
162 BAB 162
163 BAB 163
164 BAB 164
165 BAB 165
166 BAB 166
167 BAB 167
168 BAB 168
Episodes

Updated 168 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120
121
BAB 121
122
BAB 122
123
BAB 123
124
BAB 124
125
BAB 125
126
BAB 126
127
BAB 127
128
BAB 128
129
BAB 129
130
BAB 130
131
BAB 131
132
BAB 132
133
BAB 133
134
BAB 134
135
BAB 135
136
BAB 136
137
BAB 137
138
BAB 138
139
BAB 139
140
BAB 140
141
BAB 141
142
BAB 142
143
BAB 143
144
BAB 144
145
BAB 145
146
BAB 146
147
BAB 147
148
BAB 148
149
BAB 149
150
BAB 150
151
BAB 151
152
BAB 152
153
BAB 153
154
BAB 154
155
BAB 155
156
BAB 156
157
BAB 157
158
BAB 158
159
BAB 159
160
BAB 160
161
BAB 161
162
BAB 162
163
BAB 163
164
BAB 164
165
BAB 165
166
BAB 166
167
BAB 167
168
BAB 168

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!