BAB 5

Thrisca keluar dari mobil sang suami dengan wajah masam.

Gadis itu mendorong kursi roda sang suami untuk masuk menuju kediaman mereka.

"Gendut, kau tidak lapar? Jam makan siang sudah lewat. Buatkan aku makanan," perintah Ron berlagak seperti bos di depan sang istri.

"Apa yang ingin kau makan?" tanya Thrisca tak bersemangat.

Ron mengambil ponselnya dan menunjukkan gambar makanan pada sang istri.

"Masak ini," ujar Ron seraya menunjuk ke arah ponselnya.

"Tentu!"

Thrisca segera bangkit dan hendak berjalan menuju dapur.

"Aku belum selesai bicara, Gendut!" omel Ron pada gadis berbadan gempal itu.

"Apa lagi?"

"Ini juga,"

Ron menggeser layar ponselnya dan menunjukkan gambar lain.

"Baik," jawab Thrisca cuek.

"Ini juga! Ini! Aku juga mau ini, masak ini yang banyak! Masak ini yang pedas! Kau pernah makan ini? Aku juga ingin makan ini. Cari tahu sendiri cara memasaknya!"

Ron terus menggeser layar ponselnya dan menunjukkan semakin banyak gambar makanan yang sebagian besar merupakan makanan asing bagi Thrisca.

"Ron ingin makan atau ingin membuka warung?! Pria ini pasti akan membuatku memakan semua masakan ini untuk mengerjaiku!" batin Thrisca kesal.

"Aku hanya punya dua tangan, bagaimana aku bisa memasak makanan sebanyak itu sendirian?! Kita akan mati kelaparan sebelum semua makanan aneh itu siap." sindir Thrisca pada Ron sambil menahan kesal.

"Salah siapa yang seenaknya menyingkirkan pengurus rumah disini?! Aku sudah berbaik hati membiarkanmu duduk manis bagai tuan putri yang dilayani, tapi kau sendiri yang mengusir pelayan-pelayan itu kan?!"

"Baik! Berikan aku waktu lebih untuk menyiapkan jamuan besar untukmu. Aku harus pergi berbelanja bahan,"

Thrisca mencoba menahan amarahnya dan pasrah saja mengikuti perintah sang suami.

"Tentu.. aku bisa menemanimu." ujar Ron dengan senyum licik.

***

Thrisca berkeliling kesana-kemari membawa keranjang belanjaan yang penuh, sementara Ron hanya duduk manis di kursi roda dan didorong oleh sang asisten setia.

Pria jahat itu bahkan melarang Han membantu sang istri dengan alasan Han harus fokus mendorong kursi rodanya.

Thrisca yang sudah bermandikan peluh, mulai merasa sesak karena pakaian tebal yang ia kenakan. Pakaian itu sudah menguras banyak keringat Thrisca hingga gadis itu kesulitan bernapas.

Namun, meskipun merasa lelah dan gerah, Thrisca benar-benar bahagia bisa pergi ke pusat perbelanjaan setelah sekian lama. Gadis itu nampak kesal namun juga merasa senang sudah diajak oleh sang suami keluar untuk berbelanja.

"Gendut, kau tidak kepanasan?! Badan segempal itu apa tidak panas? Kenapa kau terus mengenakan baju lengan panjang? Pakai saja baju lengan pendek yang lebih sejuk." ujar Ron dengan senyum palsu.

"Mana mungkin aku memakai baju lengan pendek?! Lenganku penuh dengan sumpalan kain!!" batin Thrisca seraya mengusap peluh dan melirik Ron dengan wajah cemberut.

"Wanita tidak suka menunjukkan lemaknya. Mana mungkin aku memamerkan lengan berlemakku di tempat umum," ujar Thrisca cuek.

"Alasan basi! Wanita ini masih saja pandai mengelak," batin Ron kesal.

"Han, belikan aku camilan! Cari roti isi daging tebal untuk si gendut! Badan gentong sepertinya tidak akan puas jika hanya mengunyah daging tipis," sindir Ron dengan tawa mengejek.

"Aku tidak lapar! Silahkan makan sendiri camilanmu!"

Thrisca membawa keranjang belanjaannya dan berjalan menjauh dari Ron.

"Tidak usah malu. Aku tahu makananmu pasti porsi kuli, kan? Kalau tidak, mana mungkin badanmu bisa mengembang selebar itu."

Ron masih saja mengoceh meskipun sudah diabaikan oleh sang istri.

"Han, belikan roti isi yang banyak! Nona gendut butuh asupan lemak," perintah Ron pada Han.

Thrisca hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Ron yang begitu kekanakan. Gadis itu tidak terlalu menanggapi ejekan dan sebutan-sebutan aneh dari sang suami.

Thrisca masih berkeliling mencari bahan sementara Ron duduk manis di dekat kasir seraya memainkan ponsel. Tak berselang lama, Han datang seraya menenteng kantong makanan berisi pesanan sang bos.

Asisten Ron itu benar-benar membawa banyak roti isi ukuran jumbo dengan isian daging tebal. Ron nampak puas melihat tumpukan roti porsi besar yang tersaji di hadapannya.

"Suruh gendut kemari," perintah Ron pada Han.

Han mendekati Nona muda berkain tebal itu dan membawa sang gadis menghampiri suami tampannya.

"Gendut, istirahatlah! Biar Han yang mengantri di kasir," ujar Ron seraya memberikan kantong besar berisi roti pada Thrisca.

"Apa ini?" tanya Thrisca seraya membuka isi kantong yang diberikan padanya.

"Habiskan!" ujar Ron dengan ketus.

"Kenapa?!"

"Kenapa apanya? Aku hanya memberimu makan, memangnya harus aku jelaskan alasannya?!"

"Aku tidak lapar," tolak Thrisca.

"Aku sudah berbaik hati memberikanmu makanan! Kenapa reaksimu seperti menolak racun begitu?!" omel Ron pada Thrisca.

Gadis itu menghela nafas sejenak dan mencoba menyingkirkan semua umpatan yang terus terngiang di kepalanya.

Thrisca duduk berjongkok dengan susah payah di samping kursi roda sang suami seraya membuka salah satu bungkus roti isi dari Ron.

Gadis itu mengunyah pelan-pelan makanan jumbo dari suami tampannya itu.

"Hanya makan roti saja kenapa gayanya harus sok cantik?! Makan cepat! Han sudah hampir selesai di kasir!" bentak Ron hingga membuat Thrisca tersedak.

Gadis itu terbatuk-batuk hingga memuncratkan kunyahan roti yang ada di mulutnya.

"Jorok sekali!" omel Ron seraya mengusap bajunya yang terkena semburan roti dari sang istri.

Thrisca masih terbatuk-batuk hingga gadis itu kesulitan bernafas. Matanya sudah berair hingga ia hampir memuntahkan roti isi yang sudah ada di perutnya.

Ron yang nampak tidak tega melihat gadis dihadapannya terus batuk, segera mengambil air minum dan menepuk-nepuk punggung Thrisca.

"Hanya tersedak saja sudah mau mati?!" omel pria garang itu lagi seraya menepuk-nepuk punggung sang istri dengan lembut.

Thrisca mengusap air matanya dan mencari sapu tangan untuk membersihkan mulut dan bajunya dari semburan roti. Ron yang melihat istrinya kesulitan mencari sapu tangan, segera mengeluarkan kain kecil dari sakunya dan memberikannya pada Thrisca.

"Untuk apa mencari barang yang tidak ada?! Kalau tidak bawa sapu tangan, kenapa diam saja?! Kau bisa minta padaku, kan? Apa kau tidak punya mulut?! Cepat lap semburan rotimu itu!"

Ron melempar kain tipis itu ke tangan sang istri.

Pria itu makin mengomel pada sang istri saat Ron tahu mereka sudah menjadi pusat perhatian di pusat perbelanjaan tersebut. Beberapa orang nampak melihat pasangan suami-istri itu dengan tatapan tidak menyenangkan, dan beberapa nampak berbisik-bisik membicarakan pasangan itu.

"Sial! Si gendut benar-benar membuatku malu!" batin Ron kesal.

Pria itu menggeser kursi rodanya agak menjauh dari Thrisca dan berhenti berbicara pada gadis itu.

Sementara sang istri nampak masih sibuk mengelap mulut dan bajunya. Gadis itu mencoba untuk tidak mengedarkan pandangan ke sekelilingnya untuk menghindari tatapan orang-orang.

"Pria jahat itu bahkan tidak mau dekat-dekat denganku! Apa berada di dekatku akan membuat dia jatuh miskin?!!" omel Thrisca dalam hati.

"Seharusnya aku di rumah saja. Tempat paling aman di dunia ini memang hanya rumah." Gumam Thrisca pelan.

Meskipun sudah sering mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan dari orang-orang luar, namun gadis itu tidak bisa memungkiri bahwa ia merasa sakit hati dengan sikap suaminya yang memperlakukan dirinya seperti kuman yang harus dijauhi.

Thrisca sendiri sempat mengalami obesitas pada usia remaja selama masa pubertas. Gadis itu sudah terbiasa dipandang dengan tatapan remeh oleh orang-orang yang hanya mementingkan penampilan. Meskipun hanya mengalami obesitas sementara, namun perlakuan tidak menyenangkan yang ia dapat sebagai gadis gendut terus membekas hingga gadis itu beranjak dewasa.

Walaupun sejak masuk sekolah menengah atas, gadis itu sudah kembali kurus dan semakin cantik, hal itu tidak membuat Thrisca cukup percaya diri untuk menghadapi orang-orang di dunia luar.

Thrisca tetap terkurung di dunianya sendiri tanpa membiarkan seorangpun masuk ke dalam sangkarnya.

Thrisca menenteng kantong belanjaan menuju mobil tanpa dibantu oleh Han. Asisten Ron itu menatap istri sang bos dengan tatapan tidak tega, sementara Ron sibuk memainkan gadgetnya tanpa mempedulikan sang istri yang sibuk mengurus belanjaan.

"Gendut, sudah selesai belum?!" tanya Ron dengan setengah berteriak pada Thrisca.

"Sudah," jawab Thrisca dengan suara pelan seraya mengusap peluh di dahinya.

Ron masuk ke dalam mobil dibantu oleh Han. Sang istri mengikuti langkah Ron dan segera duduk manis disamping suaminya itu.

"Ini, habiskan!"

Ron kembali memberikan bungkus roti isi yang masih tersisa pada sang istri.

Thrisca menatap bungkus roti itu dengan wajah depresi. Gadis itu sudah tidak sanggup lagi memasukkan makanan porsi kuli itu ke dalam mulutnya.

"Kau baru makan sedikit tadi. Kau pasti lapar kan? Tidak usah malu. Aku bisa membelikanmu sepuluh bungkus lagi jika kau masih belum kenyang," ujar Ron dengan nada mengejek.

"Rasanya aku ingin muntah!" jerit Thrisca dalam hati.

"Ayo cepat habiskan! Setelah roti ini habis aku akan membiarkanmu tidur siang. Aku sudah tidak terlalu lapar. Masaknya nanti saja untuk makan siang," ujar Ron seraya membuka bungkus roti.

"A-aku sudah kenyang. Aku akan memakannya lagi nanti," tolak Thrisca.

"Mana mungkin kau sudah kenyang?! Bagaimana kau bisa tumbuh selebar itu hanya dengan satu bungkus roti?!" tanya Ron seraya mengerutkan keningnya.

"A-aku tidak makan sebanyak itu. Ini.. ini pasti faktor keturunan. Aku tidak gemuk karena makan banyak." jawab Thrisca dengan tergagap.

"Lalu darimana datangnya lemak-lemak itu kalau kau hanya menyerap sedikit makanan?!"

Ron mulai memojokkan Thrisca agar gadis itu mengaku kalau penampilan gemuknya itu hanyalah sandiwara.

"Sepertinya Ron sudah tahu penampilan palsuku.." batin Thrisca mulai panik.

Gadis itu mulai berkeringat dingin saat menerima pertanyaan beruntun dari sang suami.

"Ngomong-ngomong berapa bobotmu? Apa kau tidak pernah ke dokter dan berkonsultasi masalah berat badanmu? Badan selebar ini bisa membuatmu terserang banyak penyakit. Bagaimana kalau kau berkonsultasi pada dokterku? Aku akan membiayai sedot lemak untukmu.." tawar Ron dengan senyum palsu.

"Apa kau tahu membahas berat badan dengan seorang wanita itu tidak sopan?! Berapapun beratku, itu tidak ada hubungannya denganmu!"

Thrisca menjawab suaminya dengan tatapan dingin meskipun gadis itu sebenarnya gugup dan gemetar ketakutan.

"Aku akan meminta dokterku datang sore nanti. Menurunkan sepuluh hingga dua puluh kilo kurasa tidak terlalu sulit," ujar Ron.

"Tidak perlu! Terus saja abaikan aku seperti biasanya!"

Thrisca menyambar bungkus roti di tangan Ron dan memaksa memasukkan benda jumbo itu ke dalam mulutnya.

"Aku lebih suka seperti ini! Aku tidak akan bisa hidup jika harus menjalani diet yang menyiksa!"

Thrisca memakan rotinya dengan lahap dan bertingkah seolah ia benar-benar gadis gendut yang tidak bisa dipisahkan dari makanan.

"Gendut, kau benar-benar tidak pandai menipu.." ujar Ron dalam hati seraya menggeleng-gelengkan kepala melihat sang istri memakan roti darinya dengan rakus.

***

Bersambung..

Terpopuler

Comments

Ryoka2

Ryoka2

😭😭

2022-03-14

0

Ryoka2

Ryoka2

Ntar makan heboh pasti disalahin juga😭😆

2022-03-14

0

Ryoka2

Ryoka2

Ya ampun capek banget sama suaminya😭🤧

2022-03-14

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
121 BAB 121
122 BAB 122
123 BAB 123
124 BAB 124
125 BAB 125
126 BAB 126
127 BAB 127
128 BAB 128
129 BAB 129
130 BAB 130
131 BAB 131
132 BAB 132
133 BAB 133
134 BAB 134
135 BAB 135
136 BAB 136
137 BAB 137
138 BAB 138
139 BAB 139
140 BAB 140
141 BAB 141
142 BAB 142
143 BAB 143
144 BAB 144
145 BAB 145
146 BAB 146
147 BAB 147
148 BAB 148
149 BAB 149
150 BAB 150
151 BAB 151
152 BAB 152
153 BAB 153
154 BAB 154
155 BAB 155
156 BAB 156
157 BAB 157
158 BAB 158
159 BAB 159
160 BAB 160
161 BAB 161
162 BAB 162
163 BAB 163
164 BAB 164
165 BAB 165
166 BAB 166
167 BAB 167
168 BAB 168
Episodes

Updated 168 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120
121
BAB 121
122
BAB 122
123
BAB 123
124
BAB 124
125
BAB 125
126
BAB 126
127
BAB 127
128
BAB 128
129
BAB 129
130
BAB 130
131
BAB 131
132
BAB 132
133
BAB 133
134
BAB 134
135
BAB 135
136
BAB 136
137
BAB 137
138
BAB 138
139
BAB 139
140
BAB 140
141
BAB 141
142
BAB 142
143
BAB 143
144
BAB 144
145
BAB 145
146
BAB 146
147
BAB 147
148
BAB 148
149
BAB 149
150
BAB 150
151
BAB 151
152
BAB 152
153
BAB 153
154
BAB 154
155
BAB 155
156
BAB 156
157
BAB 157
158
BAB 158
159
BAB 159
160
BAB 160
161
BAB 161
162
BAB 162
163
BAB 163
164
BAB 164
165
BAB 165
166
BAB 166
167
BAB 167
168
BAB 168

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!