BAB 12

"Apa maksudmu?"

Thrisca benar-benar bingung dengan jalan pikiran suaminya itu. Ia sangat menyadari semua yang dilakukan Ron untuknya tidak didasari oleh cinta.

Thrisca tidak ingin hidup bersama seseorang yang tidak menginginkannya. Gadis itu tidak ingin selamanya terpenjara di istana suaminya.

"Tuan, mungkin memang banyak yang harus kau pertimbangkan. Tapi aku juga ingin memiliki kehidupanku sendiri. Kau juga pasti ingin hidup bersama dengan gadis pujaanmu kan? Aku juga ingin hidup bersama pria pujaanku. Jadi mari jangan saling menyakiti diri sendiri dengan terus bersama orang yang tidak kau inginkan."

"Ada seseorang yang sedang kau tunggu saat ini?" tanya Ron masih dengan tatapan lurus memandangi Thrisca.

"Aku menunggumu.."

Thrisca memberanikan diri mengatakan isi hatinya.

Jantung Ron berdegup kencang saat mendengar pengakuan dari istrinya. Ini adalah pengakuan cinta pertama yang pernah ia dapat seumur hidupnya.

"Aku serius, jangan bercanda!"

Ron mencoba menyembunyikan wajah tersipunya.

"Aku bersungguh-sungguh. Aku menunggumu. Bagimu pernikahan ini mungkin tidak ada artinya. Tapi saat kau membawaku ke rumah ini, aku sudah menjadi milikmu. Aku sudah membuka hati untukmu. Tapi apa yang kudapatkan? Setelah berbulan-bulan, akhirnya kau datang mengunjungiku namun kau hadir membawa surat cerai untukku."

Thrisca berusaha keras menahan air matanya.

"Hanya ada dua pria yang kutunggu selama hidupku. Hanya kau dan ayahku. Aku sudah terbiasa menunggu kepulangan ayahku untuk satu hingga dua hari. Tapi aku harus menunggu enam bulan lamanya untuk kepulangan suamiku! Aku akui, setelah beberapa hari bersamamu, aku sempat menaruh harapan padamu. Tapi bukan berarti aku ingin bersamamu. Keinginanku untuk bersamamu sudah pupus sejak lama,"

Thrisca mengusap air matanya yang mengalir deras.

Ron menatap wajah istrinya dengan sorot mata yang lembut. Ia tidak menyangka gadis yang ia abaikan selama ini begitu tersakiti karena sikap kekanakannya. Pria itu tidak lagi memiliki muka untuk berbicara dengan istri yang telah disia-siakannya.

"Aku gerah. Maaf, aku harus berganti pakaian sekarang."

Thrisca mengambil koper besar dan hendak memindah semua pakaiannya dari lemari Ron.

"Kau mau kemana?" cegah Ron pada Thrisca yang sibuk melempar baju ke dalam koper.

"Menempatkan segala sesuatu pada tempatnya." jawab Thrisca dingin.

"Gendut, jangan seperti ini. Aku akui aku salah! Aku bodoh! Aku pria jahat dan aku tidak pantas untukmu! Maaf aku sempat menganggap remeh pernikahan kita.." sesal Ron.

"Itu hanya masa lalu. Aku pikir aku juga bisa menganggap enteng pernikahan. Tapi begitu melakukan upacara suci itu bersamamu, aku sadar seharusnya aku tidak bermain-main dengan pernikahan. Maaf aku sudah mengomel padamu. Itu perasaanku, jadi itu adalah masalahku sendiri. Tidak seharusnya aku menyalahkanmu."

Thrisca keluar dari kamar Ron seraya menyeret koper besar itu.

"Gendut, aku akan belajar menerimamu mulai saat ini. Mari kita coba bersama, Oke? Kita bisa mulai dulu dari berteman. Kita bahkan belum saling mengenal. Kau ingin menyudahinya sekarang? Aku benar-benar ingin mengulang segalanya dari awal lagi bersamamu." Ron terus membujuk istrinya.

"Kau ada maksud dan tujuan lain kan? Aku tidak ingin terlibat apapun denganmu!"

Thrisca mulai membuka pintu kamar tamu. Langkahnya terhenti saat Ron kembali berbicara padanya.

"Baik! Kau benar! Aku ada maksud dan tujuan lain! Kau bilang kau ingin aku hidup bersama dengan gadis impianku? Aku akan menjadikanmu gadis impianku. Mungkin kau benar saat ini aku hanya ingin memanfaatkanmu dan lari dari kenyataan. Aku tidak bisa mengejar gadis impianku jadi aku ingin berbalik mengejarmu! Tapi aku tidak akan menjadikanmu sekedar pelarian untukku! Aku akan belajar membuka hatiku dan menjadikanmu wanita nomor satu di hatiku!"

Brakk!!

Seluruh ucapan Ron mendapat bantingan pintu yang keras dari istrinya sebagai jawaban.

"Pria itu pintar sekali membual! Saat aku berpenampilan gendut dan aneh, dia tidak pernah datang mengunjungiku! Begitu dia tahu semua penampilan itu palsu, kenapa sekarang mau sok mengejarku?!"

"Semua pria sama saja! Saat ada gadis yang lebih cantik dariku muncul, dia pasti akan meninggalkanku dengan mudah!"

Thrisca menyobek kertas-kertas yang ada di kamarnya dengan geram.

***

Pagi-pagi sekali Thrisca sudah terbangun dari tidurnya dan berjalan keluar kamar. Gadis itu sempat terperanjat kaget ketika melihat tubuh manusia tergeletak di depan kamarnya.

"Ron! Dasar pria gila!"

Gadis itu berjongkok untuk melihat keadaan Ron yang tertidur di lantai.

"Kau pikir aku akan terharu dengan trik murahan seperti ini?!" ujar Thrisca dengan sinis pada makhluk yang masih memejamkan mata itu.

"Tuan.. tuan.."

Thrisca mengguncang-guncangkan tubuh Ron untuk membangunkan pria itu.

"Kenapa pria ini tidak bangun juga?"

Thrisca mendekatkan kepalanya dan menempelkan telinganya di dada Ron untuk memeriksa detak jantung suaminya itu.

Pria yang dikira mati oleh Thrisca itu perlahan membuka mata dan langsung terbelalak kaget ketika melihat kepala berambut hitam yang menempel di atas tubuhnya.

Aaahhh!!

Pria itu mendorong Thrisca sekuat tenaga hingga membuat istrinya itu terpental ke sisi lantai yang lain.

Aww!!

Gadis itu benar-benar kesakitan karena dorongan keras suaminya. Tangan dan punggung Thrisca terbentur dengan keras di lantai hingga membuat luka di siku tangan gadis itu.

"Gendut!!"

Ron segera menghampiri istrinya yang terkapar di lantai karena dirinya.

Thrisca meringis kesakitan dan berusaha bangun dari lantai dengan perlahan.

"Gendut, maaf aku tidak sengaja.."

Ron segera menggendong istrinya dan membaringkan tubuh mungil istrinya di ranjang kamarnya.

Mata Thrisca mulai berkaca-kaca karena perih yang dirasakannya di sekujur tubuh.

"Mana yang sakit? Lengan? Punggung?" Ron memijat-mijat tubuh istrinya dengan lembut.

"Aku.. aku ingin kembali ke kamarku." ujar Thrisca lirih.

"Sudah seperti ini kau masih memikirkan hal itu?"

Ron mendudukkan tubuh istrinya itu. Pria itu menarik baju istrinya dan hendak melepas kain yang menutupi tubuh istrinya itu.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Thrisca dengan suara lemas.

"Apalagi? Tentu saja memeriksa luka-lukamu!"

Ron membuka baju atasan istrinya perlahan. Thrisca hanya menurut dan membiarkan pria itu melakukan sesukanya.

"Bagian mana yang sakit? Memar-memarnya baru akan terlihat setelah beberapa jam."

Pria itu mengusap darah yang mengucur dari lengan istrinya.

Ron bergegas mencari kotak obat dengan panik. Pria itu mendudukkan Thrisca di pangkuannya dan segera mengusap darah yang masih mengalir di tangan istrinya itu.

"Maaf, Gendut. Aku tadi benar-benar kaget. Aku kira kau hantu, rambut panjangmu itu sangat menyeramkan." ujar Ron mencari pembelaan.

"Ini juga bukan pertama kalinya aku terluka karenamu."

"Kau memang pandai menyindir,"

Ron mengusap pipi istrinya itu dengan lembut.

"Aku tahu kau masih suamiku, tapi bisakah kau tidak menyentuhku seperti ini? Hubungan kita tidak sedekat ini bukan?"

Thrisca menatap wajah suaminya dari dekat.

Wajah mereka berdua benar-benar dekat hingga membuat Ron terpesona melihat wajah cantik istrinya itu dari dekat.

"Kenapa?"

"Kenapa apanya? Kau tidak mendengar ucapanku?!"

"Kenapa aku tidak boleh menyentuh istriku sendiri?"

Setelah mengatakan hal itu, Ron tanpa sadar semakin mendekat ke wajah Thrisca dan mengecup bibir merah istrinya itu.

Thrisca segera mendorong dada bidang suaminya dengan sekuat tenaga. Gadis itu menutup bibirnya dengan kedua tangan.

"Apa yang kau lakukan?!" bentak Thrisca dengan mulut yang terbungkam tangannya sendiri.

"Kenapa? Aku juga tidak boleh mencium istriku sendiri?!" tanya Ron dengan wajah polos.

"Kau benar-benar menyebalkan!"

Thrisca mengambil kaosnya dan berlari keluar dari kamar Ron dengan setengah telanjang.

Saat membuka pintu, terlihat Han sudah berdiri di depan pintu kamar pasangan itu. Asisten Ron itu nampak terkejut mendapati pemandangan yang agak kurang pantas. Han melihat dengan jelas istri Ron yang tidak mengenakan atasan dan hanya mengenakan pakaian dalam.

"Tutup matamu itu sialan!!"

Ron melempar sandalnya tepat mengarah ke wajah Han.

"Mas Han, jangan salah paham! Ini tidak seperti yang kau kira!" ujar Thrisca seraya berlari meninggalkan kamar Ron.

"Maaf, Bos.." Han masuk ke dalam kamar seraya membawa sandal bosnya.

"Lain kali sebelum masuk ke rumahku, hubungi aku dulu! Sebelum aku mengijinkan, kau tidak boleh masuk!" omel Ron dengan garang.

"Baik, Bos."

Han hanya bisa mengangguk pasrah mengikuti aturan dari bosnya.

"Lilian sudah kembali. Kau sudah tahu kan?"

Han kembali mengangguk tanpa mengeluarkan suara.

"Bakar surat cerai baru itu! Aku akan menunjukkan pada Lilian bahwa aku bisa hidup tanpa wanita itu!"

"Baik, Bos."

"Jangan biarkan Lilian menemui ibuku. Aku tidak ingin wanita tua itu ikut mencampuri urusanku."

"Nyonya sudah tiba di kota ini, Tuan." ungkap Han.

"Wanita tua itu sama menyebalkannya dengan kakek!"

"Nyonya akan berkunjung besok." tambah Han.

"Kemana?" tanya Ron bingung.

"Ke rumah, Tuan."

"Rumah yang mana?"

"Emm.. soal itu. Mungkin bukan rumah ini yang dimaksud oleh Nyonya." jawab Han dengan hati-hati.

"Bilang aku sudah pindah! Wanita itu sangat tidak menyukai istriku, kan?! Kita lihat apa dia masih mau berkunjung di rumah yang kutinggali bersama menantu yang tidak disukainya!"

***

Bersambung

Terpopuler

Comments

Ufuk Timur

Ufuk Timur

Ya amoun Trusca, ,masa suaminya dikira mati, ,jahat beud

2022-01-03

1

renjana biru

renjana biru

nyicil like kak😁

2021-12-28

1

kyara manda

kyara manda

sebenarnya mereka udah berpisah dr pertama kata cerai terucap dri ron jatuh talak,,yah ini kan cuma novel suka2 author lah🙏🙏

2021-12-08

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
121 BAB 121
122 BAB 122
123 BAB 123
124 BAB 124
125 BAB 125
126 BAB 126
127 BAB 127
128 BAB 128
129 BAB 129
130 BAB 130
131 BAB 131
132 BAB 132
133 BAB 133
134 BAB 134
135 BAB 135
136 BAB 136
137 BAB 137
138 BAB 138
139 BAB 139
140 BAB 140
141 BAB 141
142 BAB 142
143 BAB 143
144 BAB 144
145 BAB 145
146 BAB 146
147 BAB 147
148 BAB 148
149 BAB 149
150 BAB 150
151 BAB 151
152 BAB 152
153 BAB 153
154 BAB 154
155 BAB 155
156 BAB 156
157 BAB 157
158 BAB 158
159 BAB 159
160 BAB 160
161 BAB 161
162 BAB 162
163 BAB 163
164 BAB 164
165 BAB 165
166 BAB 166
167 BAB 167
168 BAB 168
Episodes

Updated 168 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120
121
BAB 121
122
BAB 122
123
BAB 123
124
BAB 124
125
BAB 125
126
BAB 126
127
BAB 127
128
BAB 128
129
BAB 129
130
BAB 130
131
BAB 131
132
BAB 132
133
BAB 133
134
BAB 134
135
BAB 135
136
BAB 136
137
BAB 137
138
BAB 138
139
BAB 139
140
BAB 140
141
BAB 141
142
BAB 142
143
BAB 143
144
BAB 144
145
BAB 145
146
BAB 146
147
BAB 147
148
BAB 148
149
BAB 149
150
BAB 150
151
BAB 151
152
BAB 152
153
BAB 153
154
BAB 154
155
BAB 155
156
BAB 156
157
BAB 157
158
BAB 158
159
BAB 159
160
BAB 160
161
BAB 161
162
BAB 162
163
BAB 163
164
BAB 164
165
BAB 165
166
BAB 166
167
BAB 167
168
BAB 168

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!