Thrisca sibuk di dapur membuatkan minuman untuk suaminya yang masih fokus bekerja.
Gadis itu mengetuk pintu pelan kamarnya dan masuk tanpa bersuara.
"Aku membuatkan minuman untukmu. Istirahatlah sebentar.."
Thrisca meletakkan minuman di meja Ron.
"Terimakasih."
Ron melirik ke arah Thrisca dan tersenyum tipis.
"Kau ingin makan sesuatu? Aku akan memasak makan malam."
"Tidak perlu. Kita makan di luar saja. Tunggu aku sebentar lagi," ujar Ron.
"Makan di luar? Ron akan mengajakku keluar dari rumah ini?"
Thrisca berteriak kegirangan dalam hati.
Gadis itu bergegas membuka lemari pakaian dengan girang. Ron memperhatikan istrinya yang tersenyum riang karena ajakannya.
"Sepertinya dia benar-benar membutuhkan liburan," gumam Ron pelan.
Tak berselang lama kemudian, Ron berjalan menghampiri Thrisca. Istri Ron itu duduk melamun di ranjang masih dengan pakaian yang ia kenakan sebelumnya.
"Kenapa belum bersiap?" tanya Ron heran.
"Itu.. aku harus berpenampilan bagaimana? Haruskah aku memakai sumpalan kain lagi?"
"Untuk apa kau memakainya lagi? Memangnya kau ingin menyamar untuk siapa?!"
"Entahlah. Aku hanya merasa aku sudah menipu seluruh dunia karena banyak orang yang hadir dalam acara pernikahan kita dulu,"
"Kau tidak seterkenal itu! Memang kau sempat masuk surat kabar dengan judul pangeran menikahi putri kodok. Tapi itu sudah beberapa bulan yang lalu. Mereka pasti sudah lupa." ujar Ron diselingi tawa mengejek saat menyebut salah satu artikel berita yang memuat berita buruk mengenai pernikahan mereka.
"Bagaimana denganmu? Kau akan muncul sebagai pria sehat atau pria lumpuh?"
"Apa maksudmu? Memangnya aku menipu siapa?" tanya Ron sinis.
"Kau.. hanya menipuku?"
Ron kembali mengingat bahwa ia berpura-pura lumpuh di depan semua orang hingga ia harus menyelesaikan pekerjaan dari rumah karena sandiwara lumpuhnya itu.
Jika ia tiba-tiba muncul sebagai Ron yang sehat dan ada rekan bisnis yang melihat, citra perusahaan Ron akan ikut terkena imbas karena seorang bos yang menipu banyak orang mengenai kondisinya untuk mendapatkan liburan dari pekerjaan.
"Benar juga. Aku juga menipu semua orang." ujar Ron dengan wajah depresi.
"Kalau begitu kita ke tempat sepi saja. Tempat yang tidak begitu terkenal. Di kota yang seluas ini, kita tidak akan bertemu orang yang kita kenal di setiap tempat bukan?" usul Ron dengan wajah berbinar.
"Aku.. boleh menunjukkan wajahku yang seperti ini? Tidak perlu memakai sumpalan kain?" tanya Thrisca meminta ijin dari suaminya.
"Itu terserah padamu. Lagipula kau sendiri yang membuat dirimu repot karena penampilan aneh itu!"
"Awalnya aku hanya ingin membuatmu menolakku. Ayahku juga tidak ada disini, jadi aku bisa melakukan apapun yang aku mau."
"Tanpa kau melakukan hal konyol itu, aku juga akan menolakmu!"
"Kau jujur sekali," ujar Thrisca dengan wajah datar.
"Cepat bersiap! Aku tunggu di mobil,"
Ron mengambil jaket dan turun terlebih dulu.
Sementara sang istri tengah sibuk mempersiapkan diri untuk muncul sebagai Thrisca gendut. Gadis itu memutuskan untuk mengenakan kembali baju tebal yang hampir membunuhnya itu.
Ron menghisap rokoknya di halaman rumah seraya menunggu istrinya keluar. Begitu gadis itu keluar, Ron terkejut bukan main melihat sosok langsing istrinya kembali berubah menjadi gadis besar nan lebar.
"Kenapa kau memakai baju itu lagi? Kau tidak takut aku mengerjaimu lagi?!"
"Tidak peduli bagaimanapun penampilanku, aku tetap jelek bukan? Aku ingin seperti ini saja."
"Jangan salahkan aku kalau kau kembali sesak nafas dan hampir mati! Kau sendiri yang mencari masalah,"
"Tenang saja. Aku tidak akan menghantuimu saat aku mati nanti,"
Thrisca membuka pintu mobil dengan susah payah.
Ron menyetir sendiri mobilnya dan sengaja menyisihkan waktu untuk berdua dengan Thrisca. Namun gadis tak pengertian itu malah membuatnya kesal dengan kembali berpenampilan aneh.
Ron sengaja menyetir pelan untuk membawa Thrisca melihat-lihat kota. Gadis itu nampak antusias melihat jendela dan memandangi jalan yang mereka lewati.
"Kau belum pernah ke kota ini?" tanya Ron membuka perbincangan.
"Belum. Aku tidak pernah pergi kemanapun. Setiap hari hanya di rumah menunggu ayahku pulang."
"Tidak pernah kemanapun?"
Ron nampak melongo mendengar perkataan istrinya.
"Aku hanya gadis rumahan. Gadis kikuk yang tidak pandai bergaul," ujar Thrisca merendah.
"Apa bagusnya keluar rumah? Seorang gadis memang sebaiknya tidak menghabiskan waktu terlalu banyak di luar rumah. Dunia luar terlalu berbahaya untuk gadis polos sepertimu." ungkap Ron.
Ron menghentikan mobilnya di sebuah restoran keluarga kecil yang agak jauh dari pusat kota. Pria itu berjalan cepat meninggalkan istrinya yang masih tertinggal di belakang.
Thrisca yang kesulitan berjalan, tidak sengaja menabrak seorang wanita seksi yang tengah membawa gelas minuman. Minuman tersebut tumpah ke baju wanita itu dan membuat Thrisca sukses diomeli dan dipermalukan.
"Apa kau buta? Jangan menghalangi jalan!" Omel wanita yang Thrisca tabrak itu.
"Maaf, aku tidak sengaja. Aku akan bantu bersihkan,"
Thrisca mengambil sapu tangan di tasnya dan mengusap-usap pakaian wanita itu.
"Singkirkan tanganmu dariku, dasar gendut! Kau semakin merusak penampilanku!"
Wanita itu terus membentak Thrisca dengan kasar.
Keributan kecil itu menjadi pusat perhatian dalam sekejap. Semua orang menatap Thrisca dengan wajah meremehkan dan tawa mengejek.
Sementara Ron yang sudah mendapatkan meja, hanya duduk melihat istrinya dimaki-maki oleh orang lain.
"Dia sendiri yang mencari masalah," gumam Ron dengan ekspresi datar.
"Aku benar-benar tidak sengaja. Aku akan mengganti minumanmu,"
Thrisca terus menundukkan wajahnya seraya meminta maaf.
"Daripada kau menghabiskan uangmu untuk membelikanku minuman, lebih baik kau kumpulkan uangmu untuk mengurangi lemak di perutmu itu! Badan lebarmu sudah menghalangi jalanku!" maki wanita itu.
Thrisca benar-benar sakit hati mendengarkan ucapan orang asing itu. Ia sudah berusaha meminta maaf, namun hanya makian dan hinaan yang ia dapatkan.
"Minuman apa yang kau pesan? Akan aku ganti sekarang!"
Thrisca berusaha untuk tidak menghiraukan ejekan dari wanita itu.
"Kau punya uang? Kalau begitu pesankan aku sepuluh gelas yang sama! Dan juga carikan aku gaun yang sama!" ujar wanita itu dengan angkuh.
"Baik. Aku akan memesankan minuman yang sama!"
"Cih! Dasar si gendut, sombong sekali!" gumam wanita itu.
Thrisca mendengar dengan jelas perkataan wanita kasar itu.
"Aku sudah meminta maaf, bisakah kau terima permintaan maaf seseorang dengan baik?!"
Thrisca mulai berteriak di restoran kecil itu.
Semua mata kembali menatap Thrisca dengan tatapan tidak suka dan mengganggu.
"Kau yang bersalah, kau juga yang berteriak?! Apa semua orang gendut sama menyebalkannya denganmu?!"
Wanita itu ikut meninggikan suaranya.
"Apa yang salah dengan gadis gendut sepertiku? Apa badan gemuk akan membuatku masuk neraka?!"
"Kau dan mulutmu itu benar-benar menyebalkan!"
Wanita itu mulai mendorong badan Thrisca hingga badan kecil gadis itu terhuyung dan terantuk meja.
Melihat istrinya didorong-dorong oleh orang lain, Ron segera menghampiri Thrisca dan wanita yang tengah bertengkar dengan istrinya itu.
"Bisakah kau tidak mendorong-dorong temanku?!"
Ron merangkul Thrisca dan menghentikan aksi kasar wanita yang mendorong istrinya.
Wanita itu berhenti merundung Thrisca dan beralih menatap suami Thrisca dengan tatapan terpesona.
"M-maaf, aku tidak bermaksud mendorong temanmu. Aku hanya kesal dia sudah menabrakku dan mengotori bajuku, tapi dia malah meneriakiku," ujar wanita itu seolah menjadi korban.
"Maaf sudah mengacaukan makan malammu. Kau pindah tempat lain saja, aku akan menyelesaikan sendiri masalahku." bisik Thrisca pada suaminya.
"Menyelesaikan apa? Membiarkan orang asing ini mendorongmu?! Heh, gendut! Hanya aku yang boleh meneriakimu, hanya aku yang boleh mengerjaimu, dan hanya aku yang boleh memakimu!"
Suara Ron terdengar jelas oleh wanita yang ditabrak oleh Thrisca. Ron melirik ke arah wanita di hadapannya dengan tatapan sinis. Pria itu mengeluarkan dompet dan melemparkan segepok uang ke wajah wanita yang memaki istrinya itu.
"Ini untuk sepuluh gelas minuman yang kau inginkan!"
Ron menghamburkan uang itu ke lantai dengan angkuh.
"Dan ini, untuk mengganti pakaian murahmu itu!"
Ron kembali melempar uang ke lantai dan menarik tangan istrinya keluar dari restoran.
Ron mengemudi dengan kecepatan tinggi. Pria itu benar-benar kesal istrinya dipermalukan di tempat umum dan diejek oleh semua orang.
"Turunkan aku! Aku pulang sendiri saja!"
Thrisca merasa tidak nyaman melihat wajah masam Ron.
"Kau tahu rumahku? Kau tahu jalan ini? Kau bisa pulang sendiri?!" bentak Ron dengan wajah garang.
"Maaf sudah membuatmu malu. Kau tidak perlu mengajakku keluar lagi."
Thrisca menundukkan wajahnya.
"Kenapa? Kau takut pada gadis gila itu tadi? Kau bisa menampar wajahnya jika kau mau, kenapa harus menahan diri? Kau istriku, kau bisa melakukan apapun yang kau mau! Kau pikir suamimu ini seseorang yang bisa diinjak-injak dengan mudah?! Lain kali, injak mereka sebelum mereka menggigitmu!"
"Aku bukan orang yang bar-bar sepertimu," ujar Thrisca lirih.
"Jadi makan tidak? Kau ingin makan apa?" tanya Ron menyudahi omelannya.
"Makan di rumah saja. Aku akan memasak,"
Ron menghela nafas dan membanting setir mobilnya menuju ke arah rumahnya.
"Sekali-sekali makan makanan buatan istri juga tidak buruk," gumam Ron pada dirinya sendiri.
Wajah Thrisca berubah menjadi merah merona begitu mendengar kata istri keluar dari mulut Ron. Sejak tadi pria itu terus memanggilnya istri hingga membuat Thrisca malu sekaligus senang.
***
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Sari Aja
Assalamualaikum, Aku sudah boom like ya, jangan lupa mampir keceritaku. Dia Untukku Dan Di jodohkan mama.
Like, komen dan Vote sangat di butuhkan. Terimah Kasih 🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏
.
2022-01-13
1
🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒
tp d hadapan org km d anggap teman lohh
2021-12-23
2
auliasiamatir
gendut itu sexi loh...
2021-12-17
1