Thrisca berlari tidak jauh dari rumah karena ia takut tersesat. Gadis itu terus melirik ke arah rumah suaminya.
"Sampai kapan aku harus terus berdiri di sini?!"
Kaki Thrisca mulai pegal menunggu mobil suaminya keluar dari rumahnya.
Thrisca berlari pelan menuju gerbang dan berbicara dengan Pak Kian.
"Nyonya! Nyonya kemana saja? Untung nyonya tidak pergi jauh."
Pak Kian nampak begitu lega melihat Thrisca yang menampakkan batang hidungnya.
"Tuan belum pergi?" tanya Thrisca dengan wajah memelas.
"Tuan menunggu nyonya kembali. Bagaimana kalau mencoba masuk pelan-pelan. Tuan pasti berada di kamar." saran Pak Kian.
"Bagaimana dengan asisten itu?!"
"Kalau begitu nyonya pakai selimut saja. Bilang saja nyonya tercebur atau terpeleset di kamar mandi luar. Jadi nyonya bisa masuk dengan bertutupkan kain." Pak Kian makin bersemangat mengeluarkan ide-ide gila untuk Thrisca.
"Baiklah. Tidak ada salahnya dicoba. Tuan tidak akan memenjarakanku hanya karena aku mengubah penampilan, kan?"
Thrisca masih cemas memikirkan ia akan dituduh melakukan penipuan.
"Nyonya tidak melakukan itu untuk merugikan Tuan." Pak Kian mencoba menenangkan Thrisca.
Pria paruh baya itu berlari menuju kamarnya untuk mengambilkan selimut. Tak lupa gadis itu menciprat-cipratkan air ke tubuhnya untuk membuat sandiwara itu nampak nyata.
Thrisca berjalan perlahan masuk ke dalam rumah. Gadis itu membungkus rapi tubuhnya dan hanya menampakkan matanya. Begitu memasuki rumah, gadis itu tidak menemui siapapun di ruang tamu.
"Masih aman.." ujar Thrisca lega.
Namun baru beberapa langkah ia berjalan menuju kamar, Han muncul secara tiba-tiba hingga membuat Thrisca berteriak kaget.
Sama seperti Thrisca, Han juga tak kalah terkejut melihat gadis yang terbalut selimut tanpa terlihat wajahnya.
"T-thrisca.. ini Thrisca, Mas Han."
Thrisca segera menunjukkan cincin di jarinya sambil terus menutup wajahnya dengan rapat.
"N-nona.. kenapa berpenampilan seperti ini?" tanya Han seraya mengerutkan keningnya.
"Bajuku basah. Aku harus cepat-cepat berganti pakaian,"
Thrisca berlari kencang menuju kamarnya.
Thrisca segera masuk dan menutup pintu rapat-rapat tanpa melihat dulu ke dalam kamarnya. Gadis itu segera melepas selimutnya dan berjalan menuju lemari.
Namun tubuhnya membeku seketika saat melihat ada tubuh manusia yang terlentang di ranjang tempatnya tidur. Bak melihat penampakan mengerikan. Thrisca tak berani bergerak sedikitpun. Sementara sosok yang terlentang di ranjang itu tidak lain ialah suaminya sendiri, Ron Diez.
Ron sengaja tidak memasuki kamarnya sendiri karena mengira istrinya sudah menempati kamar tersebut. Pria itu pun memutuskan untuk berbaring di kamar tamu.
Sedangkan Thrisca sendiri merasa tidak pantas menempati kamar suaminya yang luas dengan ranjang besar. Karena itu sejak kedatangannya ke rumah itu, ia memilih untuk menempati kamar tamu.
"Kenapa makhluk ini ada disini?!" batin Thrisca menjerit.
Gadis itu ingin cepat-cepat melarikan diri namun terasa ada lem yang menahan kakinya. Ketakutan telah membuatnya hilang tenaga hingga ia tidak sanggup lagi kabur dari Ron.
Ron yang sedari tadi memejamkan mata, mendengar dengan jelas ada yang membuka pintu kamarnya. Namun karena tidak ada suara lagi, pria itu menjadi penasaran dan membuka matanya.
Melihat Ron yang mulai bergerak, Thrisca segera mengambil selimut kembali. Gadis itu meringkuk di lantai dengan selimut yang menutupinya.
Ron bangun dan berteriak kencang saat melihat gundukan besar tertutup kain terdampar di dalam kamarnya.
Ahhhhh!!
"Apa-apaan ini?! Sejak kapan rumah ini berhantu?!!"
Ron melempari bantal dengan kencang ke arah Thrisca hingga membuat gadis itu ikut berteriak.
"Siapa kau?!! Keluar!!" bentak Ron seraya berdiri di pojokan kamar.
"I-ini.. ini Thrisca!"
Gadis itu berteriak dari dalam selimut.
"Thrisca siapa? Aku tidak kenal makhluk bernama Thrisca! Aku tidak punya hewan peliharaan yang bisa berbicara!"
Gadis itu membuka selimutnya sedikit dan memperlihatkan matanya pada Ron serta cincin di jarinya.
"Ini Thrisca.." ujar gadis itu dengan cengiran kuda.
Saat membuka selimut, Thrisca melihat dengan jelas Ron berdiri dengan tegap di pojokan kamarnya. Gadis itu cukup terkejut dengan pemandangan aneh yang dilihatnya.
"Pria itu?! Bukankah pria itu lumpuh?!" batin Thrisca keheranan.
Ron ikut terkejut melihat Thrisca muncul dari balik selimut. Pria itu langsung berpura-pura terjatuh saat melihat Thrisca menangkap basah dirinya.
"Tuan!"
Thrisca membuka selimutnya dan hampir berlari menghampiri Ron yang terjatuh. Namun saat ia melihat penampilannya tanpa sumpalan kain ini, Thrisca segera menyelimuti tubuhnya kembali dengan cepat.
Ron yang tengah berpura-pura kesakitan, melihat dengan sekilas penampilan wanita yang tertutup selimut itu. Jelas itu bukan penampilan istri yang ia kenal.
Wanita cantik yang muncul sekejap dari dalam selimut itu, bukanlah Thrisca yang selama ini ia lihat.
"Apa ini? Apa kami.. saling menipu satu sama lain?"
Ron dan Thrisca berbicara dalam hati seraya saling menatap.
"Ron tidak lumpuh! Dia hanya berpura-pura! Aku yakin pria itu hanya ingin membuatku menolak menikah dengannya!" batin Thrisca penuh keyakinan.
"Si gendut.. bukan! Gadis yang ada di halaman tadi.. adalah si gendut yang sebenarnya?! Penampilan yang ia tunjukkan padaku, hanyalah kedok?!"
Ron juga asyik dengan pikirannya sendiri mengenai Thrisca.
"Akan aku panggilkan Mas Han,"
Thrisca membuka pintu masih dengan balutan selimut di tubuhnya.
Begitu Han datang, masalah terselesaikan. Ron menunggu Thrisca di ruang tamu, sementara Thrisca dapat bersiap dengan kemunculannya sebagai Thrisca gendut.
Gadis itu menundukkan kepalanya dalam-dalam. Ia cukup gugup Ron akan mengetahui penampilan palsu yang ia tampilkan selama ini. Sama halnya dengan sang istri, Ron pun cukup gugup Thrisca akan mengetahui sandiwara lumpuhnya selama ini.
Karena Ron dan Thrisca saling diam, Han yang berbicara memecah keheningan untuk mewakili Ron.
"Besok, Tuan Besar akan pulang. Mohon Nona menemani Tuan Muda menjemput Tuan Besar di bandara."
"Menjemput apa? Bukankah.. bukankah aku dan Tuan, sudah bercerai?" tanya Thrisca.
"Surat itu belum diberlakukan ke pengadilan. Tuan Besar juga belum mengetahui masalah ini. Jadi mohon kerjasamanya, Nona."
"Besok jam tujuh pagi. Setelah ini aku akan memberitahu kakek kalau kita sudah berpisah. Anggap saja besok adalah pertemuan perpisahan kita,"
"Baik."
Thrisca menjawab dengan setenang mungkin.
***
Begitu sampai di rumahnya yang lain, Ron bergegas mengumpulkan rekaman CCTV di rumah yang ditinggali oleh Thrisca.
Memang tidak terdapat banyak CCTV di rumah itu. Ia hanya memasang satu di halaman, satu di ruang tamu dan satu di belakang rumah.
Namun hal itu cukup untuk melihat pergerakan Thrisca dan mengetahui sosok sebenarnya dari istri yang telah dinikahinya selama enam bulan.
Ron menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar monitor untuk mengamati istrinya. Baru membuka satu file acak saja, Ron sudah mendapatkan kejutan tak terduga.
Thrisca yang ia lihat selama ini ternyata hanya penampilan palsu yang dibuat-buat. Ron dapat melihat dengan jelas sosok Thrisca cantik yang tengah berlalu-lalang di ruang tamu rumahnya untuk membersihkan rumah.
Sementara itu ia selalu mendapatkan Thrisca gendut saat gadis itu mengambil belanjaan yang dibelikan oleh tukang kebun rumahnya.
"Apa-apaan ini?! Gadis kecil itu menipuku?!"
Ron menatap sinis layar yang terpampang di hadapannya.
Ron langsung beralih pada rekaman CCTV hari ini. Pria itu mengawasi gerak-gerik Thrisca dari jauh meskipun ia hanya dapat melihat sosok Thrisca saat gadis itu melenggang ke ruang tamu.
"Awas saja kau bocah kecil! Aku akan membalasmu karena telah berani membodohiku!" ujar Ron dengan tatapan dingin.
Sementara Thrisca tengah duduk dengan tatapan kosong di ruang tamu. Gadis itu mengambil camilan dan minuman, kemudian mengajak Pak Iman serta Pak Kian masuk berbincang dengannya.
"Maaf merepotkan nyonya,"
Pak Iman masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang tamu bersama Thrisca.
"Jangan panggil nyonya! Pak Iman sendiri yang bilang kalau Thrisca anak Pak Iman kan?"
"Maaf nyonya. Bentakan Tuan membuat saya tidak berpikir jernih,"
Pak Iman nampak merasa bersalah atas kelancangannya pada Thrisca.
"Jangan begitu. Thrisca benar-benar senang Pak Kian dan Pak Iman mau membela Thrisca."
"Itu bukan masalah besar. Nyonya tidak mau mempertimbangkan lagi masalah perceraian? Nyonya dan Tuan tinggal terpisah dan jarang bertemu. Bagaimana cinta akan tumbuh kalau Tuan dan Nyonya tidak berusaha mengenal satu sama lain?" ujar Pak Kian.
"Kami memang tidak berniat membangun rumah tangga bersama. Aku berusaha keras membuat pihak pria yang menolakku. Dan Tuan, sepertinya juga melakukan hal yang sama. Untuk apa kami terus mempertahankan sesuatu yang tidak ada?"
"Apa rencana nyonya selanjutnya? Nyonya masih muda. Cobalah untuk membuka hati dan membangun rumah tangga yang sebenarnya." ujar Pak Iman bak menasehati putrinya sendiri.
"Tentu. Aku akan berusaha mencari pria baik di luar sana yang mau menerima janda."
"Janda apa? Itu hanya status. Faktanya nyonya masih muda dan cantik. Masih segar dan menawan. Pasti banyak pria baik di luar sana yang akan mengantri untuk memiliki nyonya," puji Pak Kian.
"Benarkah? Aku tidak pernah merasa secantik itu. Masalahnya aku hanya anak rumahan yang tidak pandai bergaul. Bagaimana aku bisa menemukan suami?" ujar Thrisca dengan senyum kecut.
"Nyonya, saya memiliki putra yang sudah dewasa. Bagaimana kalau menjadi menantu? Saya akan senang memiliki menantu yang cantik dan baik seperti nyonya." gurau Pak Iman.
Thrisca hanya tertawa mendengar ocehan pria paruh baya itu. Ketiga penghuni rumah itu nampak berbincang dengan sukacita di dalam rumah Ron. Sementara mereka tidak menyadari ada sepasang mata berwajah kesal yang tengah mengamati gerak-gerik mereka dari kejauhan.
"Beraninya orang-orang itu bersekongkol untuk membodohiku?!!"
Ron menatap tajam ke arah layar.
***
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Ryoka2
Ahahah, suaminya sendiri dipanggil makhluk😭
2022-03-14
0
Adzalea01
Yah, ketahuan deh penyamarannya sama Ron..
2021-12-28
1
MAY.s
Waaah....makin kesini ceritanya makin bikin penasaran😍
Semangat buat otor...
Salam dari Love Of Aurora🤗🤗🤗
2021-12-27
1