BAB 11

"Kau ingin menyalahkan aku yang mengabaikanmu? Kau marah padaku karena aku tidak pernah pulang?" tanya Ron dengan lembut.

"Apa aku punya hak untuk itu? Tidak ada yang menginginkan pernikahan ini. Aku tidak pernah menuntutmu untuk memperlakukanku sebagai istri. Jadi jangan menuntutku untuk memperlakukanmu sebagai suami!"

Thrisca berkata dengan nada ketus.

"Kau marah? Akui saja! Kau kecewa aku mengabaikanmu selama ini kan? Kenapa sulit sekali bagimu untuk mengakui sesuatu?!"

"Kalau aku marah, apa yang akan kau lakukan?"

"Tentu saja meredakan amarahmu. Maafkan aku, Gendut. Aku akan lebih memperhatikanmu lagi mulai sekarang,"

"Berhentilah bersikap plin-plan! Kau ingin menceraikanku kan? Maka ceraikan saja!"

Thrisca menutup telepon dengan kasar. Raut wajah cerianya berubah seketika menjadi wajah masam yang memendam kesedihan.

Gadis itu berjalan sambil melamun hingga tidak sengaja menabrak seseorang.

"Kenapa aku selalu saja mencari masalah?!!" batin Thrisca geram.

Gadis itu memunguti belanjaan wanita yang ditabraknya dengan wajah lesu. Thrisca benar-benar takut akan dimaki dan dipermalukan lagi seperti tempo hari.

"Maaf, aku benar-benar tidak sengaja."

Thrisca meminta maaf sambil menutup mata.

"Han?"

Wanita yang ditabrak Thrisca itu berbicara pada Han.

"Nona Jane?"

Han menatap wanita itu dan menyapa sekenanya.

"Mereka saling kenal?" batin Thrisca.

"Kau bersamanya?" tanya wanita asing itu pada Han.

"Maaf sudah membuat belanjaanmu berantakan," ujar Han seraya menarik tangan Thrisca menjauh dari wanita itu.

"Itu kenalan Mas Han?" tanya Thrisca.

"Hanya orang asing. Tidak perlu dipikirkan," ujar Han dengan wajah masam.

"Siapa wanita yang bersama Han itu?" gumam wanita yang ditabrak oleh Thrisca tadi.

"Bagus juga bertemu Han disini.. sebentar lagi Ron pasti akan mencariku begitu dia tahu aku sudah kembali."

***

Han terus memasang tampang kusut setelah bertemu dengan wanita di minimarket tadi.

Sesampainya di rumah, Ron sudah menunggu kedatangan Han dan Thrisca dengan amarah memuncak.

"Sudah puas dengan kencan kalian hari ini?" sindir Ron.

"Kencan bukan hanya untuk pasangan bukan?" sanggah Thrisca.

Han berusaha menghindar dan segera membawa belanjaan Thrisca ke dalam.

"Kapan rumah ini akan menjadi milikku? Jika kau akan mengusirku, lebih baik kau katakan dari sekarang saja. Aku harus bersiap untuk mencari tempat tinggal baru." ujar Thrisca.

"Kau tidak akan kemanapun! Rumah ini akan selalu menjadi milikmu." ungkap Ron tanpa menoleh sedikitpun ke arah istrinya.

"Aku tidak tahu ada pria dewasa yang sangat labil sepertimu," ejek Thrisca.

"Bersiaplah sekarang! Kita akan menemui kakek."

"Bukankah seharusnya besok?"

"Kakek meminta hari ini. Aku tunggu disini,"

"Pakaian apa yang harus kukenakan?" tanya Thrisca.

"Benar juga! Kakek ada saat pernikahan kita. Aku juga masih berpura-pura lumpuh. Pakai baju tebalmu lagi! Aku harus mengambil kursi roda,"

Ron bergegas mencari kursi roda, sementara Thrisca sibuk dengan dandanan gemuknya.

"Mas Han, maaf sepertinya malam ini aku tidak bisa memasak untukmu. Ron mengajak pergi menemui kakek," ujar Thrisca pada Han.

"Tidak apa-apa, Nona. Bos sudah memberitahuku." jawab Han dengan senyuman manis.

"Kau sudah bisa tersenyum? Wajah masammu tadi benar-benar seram,"

"Maaf, Nona. Suasana hatiku sedang buruk. Maaf jika aku bersikap tidak sopan."

"Tidak masalah.."

Thrisca ikut tersenyum manis pada Han.

Tak berselang lama, Ron muncul dan segera menarik Thrisca masuk ke dalam mobil. Han mengantar pasangan suami-istri itu ke salah satu hotel mewah tempat mereka akan bertemu dengan Tuan Besar Hasan.

"Dorong aku!"

Perintah Ron pada Thrisca.

Han mengikuti dari belakang dan menunggu di meja yang berbeda.

"Icha.."

Tuan Hasan tersenyum menyapa cucu menantunya itu. Sementara Ron memasang raut wajah kesal pada kakek tua menyebalkan itu.

"Tuan Besar, apa kabar?"

Thrisca menundukkan kepala dan menyapa kakek Ron dengan hormat.

"Lama tidak bertemu, kenapa masih memanggil Tuan Besar? Panggil aku kakek."

"Tentu, Kakek."

Thrisca duduk di samping Ron dan menatap kakek Ron penuh senyum.

"Apa bocah ini menyulitkanmu? Dorong saja kursi rodanya dari atap jika dia membuatmu kesal." ujar Tuan Hasan sambil tertawa.

"Tentu, Kakek. Aku benar-benar ingin mendorong kursi roda pria ini ke jurang," gurau Thrisca.

"Kalian berkumpul disini hanya untuk menindasku?!" protes Ron.

"Aku tidak punya urusan denganmu! Aku hanya ingin bertemu cucu menantuku." ujar Tuan Hasan sinis.

"Kau semakin kurusan. Apa Ron tidak memberimu makan?"

Tuan Hasan menatap sumpalan kain Thrisca sambil tersenyum tipis.

"Kurus apanya? Pakai kacamatamu kakek tua! Badan selebar ini mana mungkin kekurangan makanan?!" ujar Ron kesal melihat Thrisca yang berpenampilan gendut dengan sumpalan kain.

"Apa bocah ini sering mengejekmu? Ejek saja balik. Dia hanya pria cacat yang bermulut besar!"

Telinga Ron semakin panas mendengar perkataan kakeknya sendiri.

Thrisca tidak bisa berhenti tersenyum mendengar hinaan demi hinaan dilontarkan oleh kakeknya sendiri untuk Ron. Ron melirik ke arah istrinya dan ikut tersenyum tipis saat melihat tawa kecil istrinya.

Sementara di meja yang lain, Han tengah sibuk mengangkat telepon dari seorang wanita.

"Jadi itu istri Ron? Aku tidak tahu setelah kecelakaan, seleranya berubah menjadi buruk." ejek wanita itu melalui telepon.

"Kau salah! Selera Bos selalu bagus, kecuali kau!"

Han menjawab wanita itu dengan ketus.

"Sayang sekali pria tampan itu lumpuh. Sebagai wanita normal, tentu aku lebih memilih pria sehat sepertimu.."

"Jane, kau benar-benar murahan!"

"Katakan pada Bosmu, Lilian sudah kembali dari pengobatan. Pria itu pasti merindukan kekasih lamanya,"

"Ron sudah mempunyai istri! Jangan usik kehidupan bosku lagi!" ujar Han.

Pria itu menutup telepon dengan kasar dan mengamati meja bosnya dari kejauhan.

"Lilian sudah kembali.. Kenapa waktunya pas sekali? Apa Bos benar-benar akan menceraikan Nona Thrisca untuk Lilian?" gumam Han pada dirinya sendiri.

Dari kejauhan, dua orang wanita muda berjalan memasuki restoran dan hendak memilih meja.

Salah satu wanita itu adalah wanita muda yang baru saja menelepon Han, bernama Jane. Dan wanita yang satu lagi, adalah wanita yang baru saja menjadi bahan perbincangan Jane dan Han. Wanita bernama Lilian.

"Apa itu benar Ron?"

Lilian menatap pria yang dicintainya dari jauh.

"Benar. Ron mengalaminya kecelakaan enam bulan yang lalu." terang Jane.

"Dia benar-benar lumpuh?" tanya Lilian seraya menatap Ron dengan tatapan tak tega.

"Seperti yang kau lihat. Pria itu sedang duduk di kursi roda."

"Lalu wanita itu?" tanya Lilian seraya menunjuk Thrisca.

"Tidak usah pedulikan! Wanita itu tidak penting! Kau tidak perlu khawatir, Ron dipaksa menikah oleh kakeknya. Wanita itu tidak akan menjadi penghambat bagimu. Lihat saja tubuh gempalnya itu," ejek Jane.

"Jane, Ron bukan pria seperti itu. Menjadi penghambat atau tidak, status wanita itu lebih tinggi dariku. Dia sudah menjadi istri Ron, sedangkan aku masih menjadi wanita asing."

Jane dan Lilian duduk tidak jauh dari meja Ron. Han terus mengamati meja Ron serta meja Jane dengan gusar. Han sudah tidak bisa lagi mencegah pertemuan antara Ron dengan Lilian.

Ron yang tengah duduk di meja makan dengan bosan, mengedarkan pandangan ke sekeliling restoran. Pria itu tanpa sengaja mendapatkan pemandangan yang tak terduga.

Lilian yang tengah menatap meja Ron, bertemu pandang dengan sang penghuni meja. Ron dan Lilian saling memandang dari jauh tanpa berkedip.

"Ron! Apa yang kau lakukan?! Kau sedang melihat hantu?!"

Tuan Hasan memukul kepala cucunya dengan tongkat untuk menyadarkan pria yang sedari tadi mengabaikannya itu.

"Bunuh saja aku dengan tongkatmu itu!!" Ron berkata dengan suara rendah nan menyeramkan.

Tuan Hasan menoleh ke arah tempat Ron melirik. Lilian langsung menyembunyikan wajahnya begitu kakek Ron melihat ke arahnya.

"Kau sedang menatap wanita-wanita itu?!! Kau tengah duduk bersama dengan istrimu disini, tapi kau berani mencuri pandang ke arah wanita lain?!" omel kakek Ron seraya menyodok perut cucunya dengan tongkat.

"Pak tua!! Kau benar-benar ingin menyiksaku?!"

Thrisca melirik ke arah meja yang dipandangi oleh Ron. Dilihatnya sosok wanita yang begitu familiar.

"Bukankah itu.. wanita yang aku temui di minimarket tadi?" batin gadis itu.

Thrisca memperhatikan Jane dari jauh.

"Han mengenal wanita itu. Wanita itu pasti ada hubungannya dengan Ron," pikiran Thrisca melayang kemana-mana.

Raut wajah gadis itu langsung berubah menjadi murung.

Ron melirik ke arah istrinya untuk melihat wajah cemberut gadis itu.

"Dasar gadis merepotkan! Kau juga tidak rela aku melihat wanita lain kan? Berani sekali mendekati pria kere seperti Han?! Memangnya Han pantas menjadi sainganku?!" batin Ron bersorak penuh kemenangan saat ia melihat wajah kusut istrinya.

Ron diam-diam meraih tangan Thrisca dan menggenggam erat tangan istrinya itu. Thrisca menatap suaminya dengan mata membulat lebar.

Hari ini sebenarnya Ron berencana membuat Thrisca menandatangani surat perceraian antara mereka di depan kakeknya. Namun begitu melihat wajah istrinya itu, Ron tidak mengingat lagi hal-hal yang berkaitan dengan perceraian.

Bahkan kehadiran Lilian justru membuat Ron semakin yakin untuk mempertahankan istrinya. Ron tidak ingin lagi dipermainkan oleh wanita yang sangat dicintainya itu. Meskipun Ron masih sangat merindukan Lilian, keinginan untuk bisa kembali bersama dengan kekasihnya itu sudah lama pupus.

***

Ron turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah Thrisca. Pria itu menarik tangan istrinya menuju kamar utama.

"Aku bisa tidur di kamar tamu," tolak Thrisca.

"Bukankah kau kesal karena aku terus mengabaikanmu? Aku minta maaf, gendut. Mulai sekarang aku akan tinggal disini bersamamu," ujar Ron seraya mengusap tangan istrinya.

"Kenapa kau harus tinggal disini?"

"Pertanyaan macam apa itu? Ini rumahku dan aku suamimu! Kau butuh penjelasan seperti apa lagi?" Ujar Ron jengkel.

"Tuan, kita langsung ke intinya saja. Kau akan menceraikanku kan?"

"Kenapa kau terus mendesak perceraian padaku?!"

"Aku tidak mendesakmu, aku hanya menanyakan kejelasan atas keputusanmu! Tempo hari kau bilang akan menceraikanku, tapi pagi harinya kau bilang tidak akan menceraikanku. Namun hari berikutnya kau kembali mengungkit perceraian di depanku, sekarang kau tiba-tiba tidak ingin membahasnya lagi?!! Siapa sebenarnya yang aneh disini?!"

"Aku hanya bingung! Aku tengah mempertimbangkan segalanya."

"Apa yang perlu dipertimbangkan?! Tidak terjadi apapun di antara kita. Kita tidak memiliki hubungan apapun!"

Thrisca makin kesal melihat tingkah suami labilnya itu.

"Gendut, bagaimana kalau aku tidak ingin menceraikanmu?" tanya Ron dengan wajah serius.

"Kau hanya tidak ingin menceraikanku untuk saat ini. Minggu depan pasti kau sudah berubah pikiran lagi!"

"Kalau aku bilang, aku tidak ingin bercerai darimu sampai kapanpun?"

"Mana mungkin hal itu terjadi," ujar Thrisca meremehkan.

Ron mulai jengkel melihat tanggapan tak serius dari istrinya. Pria itu mencengkeram pundak istrinya yang masih tersumpal kain.

"Bagaimana kalau aku bersungguh-sungguh?"

Ron menatap tajam ke arah Thrisca. Jantung gadis itu mulai berdegup kencang tak karuan mendapat tatapan tajam dari suaminya.

***

Bersambung

Terpopuler

Comments

Ufuk Timur

Ufuk Timur

haduhhhh deg deg an aku, ,aku kira yang ditabrak Han pacarnya Han, ,slamet ternyata bukannn🤣🤣🤣🤣

2022-01-03

1

auliasiamatir

auliasiamatir

kuch kuch hotahai RON... kkkkkkk

2021-12-17

1

Emma The@

Emma The@

Benci jadi cinta,itu yang terjadi pada Ron...

2021-11-23

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
121 BAB 121
122 BAB 122
123 BAB 123
124 BAB 124
125 BAB 125
126 BAB 126
127 BAB 127
128 BAB 128
129 BAB 129
130 BAB 130
131 BAB 131
132 BAB 132
133 BAB 133
134 BAB 134
135 BAB 135
136 BAB 136
137 BAB 137
138 BAB 138
139 BAB 139
140 BAB 140
141 BAB 141
142 BAB 142
143 BAB 143
144 BAB 144
145 BAB 145
146 BAB 146
147 BAB 147
148 BAB 148
149 BAB 149
150 BAB 150
151 BAB 151
152 BAB 152
153 BAB 153
154 BAB 154
155 BAB 155
156 BAB 156
157 BAB 157
158 BAB 158
159 BAB 159
160 BAB 160
161 BAB 161
162 BAB 162
163 BAB 163
164 BAB 164
165 BAB 165
166 BAB 166
167 BAB 167
168 BAB 168
Episodes

Updated 168 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120
121
BAB 121
122
BAB 122
123
BAB 123
124
BAB 124
125
BAB 125
126
BAB 126
127
BAB 127
128
BAB 128
129
BAB 129
130
BAB 130
131
BAB 131
132
BAB 132
133
BAB 133
134
BAB 134
135
BAB 135
136
BAB 136
137
BAB 137
138
BAB 138
139
BAB 139
140
BAB 140
141
BAB 141
142
BAB 142
143
BAB 143
144
BAB 144
145
BAB 145
146
BAB 146
147
BAB 147
148
BAB 148
149
BAB 149
150
BAB 150
151
BAB 151
152
BAB 152
153
BAB 153
154
BAB 154
155
BAB 155
156
BAB 156
157
BAB 157
158
BAB 158
159
BAB 159
160
BAB 160
161
BAB 161
162
BAB 162
163
BAB 163
164
BAB 164
165
BAB 165
166
BAB 166
167
BAB 167
168
BAB 168

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!