BAB 13

Tok.. tok..

"Gendut," panggil Ron dari luar kamar tamu tempat Thrisca tidur.

Mendengar suara Ron yang mengganggu telinga, gadis itu memilih menutup telinganya dengan bantal.

"Thrisca.."

Ron terus memanggil istrinya dengan sebutan yang berbeda.

"Si gendut tidak mungkin mati kan?"

Ron mulai panik karena tidak mendengar jawaban dari sang istri.

"Sayang.."

Ron masih berusaha memanggil istrinya.

"Jijik! Jangan memanggilku seperti itu!" teriak Thrisca dari dalam kamar.

"Icha, buka pintunya!"

Ron mulai menggedor-gedor pintu setelah mendengar suara istrinya.

"Tidak ada yang namanya Icha disini!"

"Ayolah, Kakek tua itu memanggilmu dengan sebutan itu kan? Aku juga ingin memanggilmu dengan panggilan akrab."

"Panggil saja aku gendut,"

Thrisca membuka pintu kamar dan menampakkan batang hidungnya.

"Buka lebar-lebar pintunya!"

Ron mendorong pelan pintu yang hanya terbuka sedikit itu.

"Katakan saja disini, ada apa?"

Thrisca menahan pintu kamarnya kuat-kuat.

"Ayo ke rumah sakit. Cepat ganti bajumu," ajak Ron.

"Untuk apa?"

"Apa aku perlu menjawab pertanyaan bodoh seperti ini?!" ujar Ron jengkel.

"Aku baik-baik saja."

Thrisca bersiap kembali menutup pintu kamarnya. Sebelum pintu itu benar-benar tertutup, kaki Ron sudah siap mengganjal pintu kayu kamar itu.

"Sebaiknya kau menjaga jarak dariku!" ucap Thrisca dengan tatapan dingin yang menusuk.

"Kau marah karena aku menciummu?"

"Kau hanya asal mencium kan? Saat kau menciumku, apa kau merasakan sesuatu?! Kau pasti sudah mencium banyak wanita dan menjadikan hal itu sebagai sesuatu yang biasa, tapi aku tidak! Aku hanya ingin dicium oleh pria yang menyukaiku!"

Thrisca berbicara pada Ron dengan wajah menahan marah.

"Baiklah! Lain kali aku akan meminta ijin sebelum menciummu. Cepatlah bersiap untuk pergi ke rumah sakit,"

Ron mengalah dan mencoba untuk tidak memancing perdebatan.

Ron menunggu sang istri seraya bersandar di mobil berwarna hitam miliknya yang terparkir di halaman rumah. Thrisca keluar dengan mengenakan sweater oversize berwarna gelap dan rok pendek berwarna hitam.

Gadis itu nampak semakin imut dengan jepitan rambut kecil berbentuk bunga yang tertempel di rambutnya.

"Aku tidak menyangka aku bisa memiliki istri semanis ini.." puji Ron dalam hati.

"Lenganmu masih sakit?" tanya Ron seraya menyentuh lembut lengan istrinya.

Thrisca menyingkirkan tangan Ron dari tubuhnya dan berjalan sedikit menjauh dari suaminya itu.

"Aku sudah bilang aku akan meminta ijin dulu! Kau tidak perlu waspada seperti itu padaku! Aku ini suamimu, bukan orang lain!" gerutu pria berkaos tipis itu.

"Mana bisa aku mempercayai pria labil sepertimu?!" ejek Thrisca.

"Baiklah, terserah kau saja." ujar Ron tak peduli.

"Kau yang menyetir? Tidak memakai kursi roda?"

"Kenapa? Kau berharap bisa bertemu dengan Han? Kau pikir aku akan mengajak pria penggoda seperti Han itu?!"

"Aku hanya bertanya. Apa hubungannya dengan Mas Han?"

"Panggil dia Han!"

"Baiklah," jawab Thrisca malas.

***

Hari sudah gelap. Thrisca sudah selesai melakukan pemeriksaan di rumah sakit. Ron bahkan melakukan pemeriksaan menyeluruh pada istrinya itu.

"Kau mau makan sesuatu?" tawar Ron pada istrinya.

"Aku bisa memasak sendiri nanti," tolak Thrisca.

"Kenapa kau semakin ketus padaku? Kau masih marah padaku?"

"Tidak!"

"Lihat, kau masih marah! Kau marah tentang apa? Tentang aku yang tidak memperlakukanmu sebagai istri, atau mengenai aku yang menciummu tadi?"

"Sudah kubilang aku tidak marah!"

Thrisca berjalan cepat meninggalkan suaminya.

"Gendut, kau masih berharap padaku kan? Kau masih menyimpan perasaan untukku kan? Akui saja kalau kau ingin mendapatkan balasan dariku!"

"Ron, kau terlalu percaya diri!"

"Aku tidak akan mengejekmu atau menyalahkanmu. Kau istriku, tentu saja tidak ada yang akan melarangmu untuk mencintai suamimu sendiri."

"Tuan, aku hanya sedikit menaruh hati padamu. Itu hanya perasaan tertarik yang sangat kecil. Dan aku sudah bilang, meskipun aku menyimpanmu di hatiku, aku sudah tidak ingin bersamamu!"

Thrisca mulai merendam amarahnya perlahan.

"Aku Ingin mencobanya bersamamu, kenapa kau tidak memberiku kesempatan sedikitpun?"

"Apa kau akan melakukan hal ini jika Thrisca gendut berambut aneh itu adalah penampilan asliku?"

Thrisca menatap suaminya lurus-lurus.

"Apa?"

"Kau tidak pernah mengunjungiku karena kau tahu istrimu adalah wanita gemuk yang sangat tidak menarik kan? Tapi saat kau tahu semua itu hanyalah penampilan palsu, kau dengan mudahnya berkata ingin mengejarku? Aku tidak sudi hidup bersama dengan pria yang hanya menilai seseorang dari penampilan luar seperti dirimu!"

Thrisca berkata dengan suara rendah yang menusuk.

"Kau belum mengenalku, kenapa kau menuduhku seperti itu?"

"Itu bukan tuduhan. Kau sudah melakukannya! Siapa yang mau hidup bersama pria brengsek sepertimu? Kau bisa berkata kau akan mengejarku sekarang, tapi kau juga akan dengan mudahnya berpaling saat kau melihat wanita yang lebih menarik dariku!"

Ron mencerna dengan baik setiap kata yang diucapkan oleh istrinya.

"Jadi, kau tidak ingin bersamaku karena takut aku akan meninggalkanmu? Takut aku akan mudah berpaling darimu?" tanya Ron dengan mata berbinar.

"Aku tidak ingin membicarakan hal ini lagi,"

Thrisca berjalan menjauh dari suaminya, namun Ron langsung mengejar dan menarik tangan istrinya itu.

Pria itu mendekap erat sang istri di lorong rumah sakit yang sepi dari pengunjung.

"Aku sudah bilang jangan sentuh aku!"

Thrisca mencoba mendorong tubuh suaminya, namun ia tidak dapat meregangkan pelukan Ron sedikitpun.

"Sebentar saja. Aku hanya ingin memeluk istriku sebentar saja,"

Ron menenggelamkan kepalanya dalam-dalam.

Seorang wanita berjalan perlahan ke arah Ron dan Thrisca berpelukan. Ron langsung menyembunyikan wajahnya begitu ia melihat rupa wanita yang akan berjalan melewatinya itu.

Ron mulai berkeringat dingin saat langkah wanita itu semakin mendekat. Wanita itu tidak lain ialah wanita bernama Lilian. Wanita yang sangat dirindukan oleh Ron. Wanita yang sangat dicintai oleh suami Thrisca itu.

"Kenapa wanita itu bisa berada di sini?!" batin Ron panik.

"Lian tidak akan melihatku kan? Tidak mungkin Lian menyadari keberadaanku. Yang dia tahu sekarang, Ron hanyalah pria lumpuh!" batin Ron mencoba menenangkan diri.

"Bisakah kau lepaskan aku sekarang? Banyak orang berlalu lalang disini.." bisik Thrisca pada suaminya.

"Oh, tentu."

Ron segera melepas pelukannya begitu Lilian berjalan menjauh.

Ron dan Thrisca saling diam di dalam mobil selama perjalanan pulang. Kedua insan itu tenggelam dalam pikirannya masing-masing dan saling mengabaikan.

Begitu sampai di rumah, Thrisca langsung masuk ke dalam kamar tanpa mengucapkan apapun pada Ron.

"Gendut, makan dulu lalu minum obatmu."

Ron mengetuk pintu kamar Thrisca seraya membawa piring makanan.

"Aku akan meminumnya nanti.." jawab Thrisca lirih.

"Gendut, apa yang harus aku lakukan agar kau mau berbicara denganku? Aku lelah berdebat denganmu.."

Ron berbicara dengan wajah memelas.

Setelah melihat Lilian beberapa kali, pria itu tak lagi memiliki tenaga untuk berteriak, memaki dan memancing perdebatan.

Mendengar suara Ron yang begitu lirih dan tak bersemangat, Thrisca pun luluh dan menyudahi kemarahannya. Gadis itu mencoba menghilangkan segala bentuk perasaan yang ia simpan untuk suaminya itu.

Lagi-lagi pasangan suami-istri itu menikmati waktunya masing-masing dalam diam. Meskipun mereka berdua duduk bersama di satu meja, namun pikiran mereka sudah berlarian kemana-mana.

"Kau akan terus diam seperti ini?!" protes Ron pada istrinya.

"Bukankah kau juga diam saja sejak tadi?"

"Malam ini tidur di kamarku.."

"Tidak perlu--"

"Aku tidak akan menerima penolakan! Bagaimana kalau kau kesakitan di tengah malam?! Aku bisa memijat punggungmu. Kau juga tidak bisa mengoleskan salep ke punggungmu sendiri bukan?"

"Aku.. aku bisa mencobanya."

"Kau bahkan tidak bisa melihat lukanya, bagaimana kau bisa mengoleskan salep di tempat yang benar?!"

Ron masih memaksa istrinya untuk tidur bersamanya.

"Untuk apa kau melakukan semua ini? Hanya untuk menghilangkan rasa bersalahmu kan? Baiklah, Tuan Ron. Aku sudah memaafkanmu. Aku tidak akan mempermasalahkan kau yang mendorongku hingga terluka. Kau juga sudah mengobatiku dengan baik. Aku sangat berterimakasih atas perhatianmu."

"Malam ini tetap tidur denganku! Kalau kau tidak mau tidur di kamarku, aku yang akan menghampirimu di kamar tamu."

Sudah lelah berdebat dengan suaminya, Thrisca lebih memilih untuk diam. Begitu acara makan sudah selesai, gadis itu berniat berlari kencang menuju kamarnya dan mengunci ruangan itu rapat-rapat. Namun sayang, luka memar di punggungnya membuat gadis itu tidak bisa bergerak lincah seperti biasanya.

Thrisca berjalan pelan dengan merintih kesakitan.

"Gendut, kenapa? Mana yang sakit?"

Ron berlari menghampiri istrinya yang menahan sakit.

"Tulangku rasanya ingin rontok," ujar Thrisca seraya mengusap punggungnya sendiri.

Ron dengan sigap menggendong istrinya itu dan membawa gadis itu ke kamar utama. Thrisca tidak lagi memiliki tenaga untuk memberontak saat suaminya itu mengangkat tubuh mungilnya.

"Lepas bajumu. Aku bantu oleskan salep,"

Ron mengambil obat istrinya dan segera membantu istri sakitnya itu mengoleskan obat.

"Kau tidak akan melakukan.. sesuatu.. yang aneh kan?" tanya Thrisca dengan nada curiga.

"Melakukan hal aneh apa? Mau pakai obatnya tidak?!"

Ron mulai kesal dengan tatapan curiga dari sang istri.

"Tidak ada yang bisa menjamin kau tidak akan menyentuhku!"

"Kau milikku! Aku bisa melakukan apapun padamu! Punya hak apa kau melarangku melakukan ini itu?!"

"Ron! Jangan keterlaluan!"

Thrisca yang bersuara lemas sejak tadi, mulai berteriak kembali.

"Baiklah, aku hanya bercanda. Mana mungkin aku berbuat macam-macam saat kau sedang terbaring kesakitan seperti ini?! Kau pikir aku pria serendah itu?!"

Ron segera membantu istrinya melepas sweater yang menempel pada tubuh istrinya itu.

Pria itu mengoleskan obat dengan usapan yang lembut dan teliti. Sementara Thrisca sibuk menyembunyikan wajah tersipunya agar tidak terlihat oleh suaminya.

"Sudah selesai. Sini pakai lagi bajumu,"

Ron membantu memakaikan baju istrinya dengan sabar. Pria itu berusaha keras menahan diri dan membuang jauh-jauh pikiran kotor yang sejak tadi terngiang di kepalanya.

"Istirahatlah.."

Ron menyelimuti tubuh istrinya dan mengusap kepala gadis itu dengan lembut.

Tak membutuhkan waktu lama, Thrisca yang kelelahan langsung tertidur pulas dalam sekejap.

Ron duduk di ranjang kamarnya seraya menatap sang istri yang tidur dengan nyenyak.

"Haruskah aku mencoba bersamanya? Lagipula si gendut sudah menjadi istriku. Dan Lilian.. hanyalah wanita asing."

Pria itu mendekat ke wajah istrinya dan mengecup bibir gadis manis yang terbaring di ranjangnya itu.

Ron merebahkan diri disamping Thrisca dan memeluk istri cantiknya itu sambil perlahan memejamkan mata.

***

Bersambung

Terpopuler

Comments

Ufuk Timur

Ufuk Timur

pas Ron manggil Istrinya Gendut kok otakku traveling ke Mahongjun di Soul Land yaaa🤣🤣🤣

2022-01-03

1

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

ada apa dgn Han dan janni

2021-12-23

1

Pangeran Matahari

Pangeran Matahari

maksa ye...

2021-11-19

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
121 BAB 121
122 BAB 122
123 BAB 123
124 BAB 124
125 BAB 125
126 BAB 126
127 BAB 127
128 BAB 128
129 BAB 129
130 BAB 130
131 BAB 131
132 BAB 132
133 BAB 133
134 BAB 134
135 BAB 135
136 BAB 136
137 BAB 137
138 BAB 138
139 BAB 139
140 BAB 140
141 BAB 141
142 BAB 142
143 BAB 143
144 BAB 144
145 BAB 145
146 BAB 146
147 BAB 147
148 BAB 148
149 BAB 149
150 BAB 150
151 BAB 151
152 BAB 152
153 BAB 153
154 BAB 154
155 BAB 155
156 BAB 156
157 BAB 157
158 BAB 158
159 BAB 159
160 BAB 160
161 BAB 161
162 BAB 162
163 BAB 163
164 BAB 164
165 BAB 165
166 BAB 166
167 BAB 167
168 BAB 168
Episodes

Updated 168 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120
121
BAB 121
122
BAB 122
123
BAB 123
124
BAB 124
125
BAB 125
126
BAB 126
127
BAB 127
128
BAB 128
129
BAB 129
130
BAB 130
131
BAB 131
132
BAB 132
133
BAB 133
134
BAB 134
135
BAB 135
136
BAB 136
137
BAB 137
138
BAB 138
139
BAB 139
140
BAB 140
141
BAB 141
142
BAB 142
143
BAB 143
144
BAB 144
145
BAB 145
146
BAB 146
147
BAB 147
148
BAB 148
149
BAB 149
150
BAB 150
151
BAB 151
152
BAB 152
153
BAB 153
154
BAB 154
155
BAB 155
156
BAB 156
157
BAB 157
158
BAB 158
159
BAB 159
160
BAB 160
161
BAB 161
162
BAB 162
163
BAB 163
164
BAB 164
165
BAB 165
166
BAB 166
167
BAB 167
168
BAB 168

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!