*Bab 12

Saat Laila ingin menampar Zia, dengan cepat tangan Zia menahan tangan Laila. Lalu, Zia melempar tangan Laila dengan keras. Sangking kerasnya Zia melempar tangan Laila, bukan hanya tangan yang terlempar, tapi Laila juga ikut terdorong jatuh.

"Agh." Laila berteriak keras karena perutnya menabrak sanding meja.

Ziana kaget bukan kepalang saat ia melihat Laila kesakitan. Bukan hanya itu, rasa kaget Zia semakin bertambah saat ia melihat darah segera mengalir perlahan dari kaki Laila.

"Agh, sakit!" Laila berteriak keras sambil memegang perutnya.

"Kamu kenapa?" tanya Zia panik, sambil menyentuh pundak Laila.

"Pergi!" Laila menepis tangan Zia dengan cepat. Saat itu, ia melihat ke bawah, Laila sangat kaget ketika ia melihat darah.

"Tidak. Mas Rama tolong aku, mas," kata Laila sambil berusaha mengambil ponsel yang berada di atas meja tersebut.

Laila menghubungi Rama dengan cepat. Kebetulan, Rama sedang mengutak-atik ponsel di kamar rumahnya. Ketika melihat panggilan masuk dari Laila, Rama dengan cepat mengangkat panggilan tersebut.

"Halo, La."

"Mas, to--tolong aku. Aduh, perut aku sakit, mas. Tolong selamatkan anak kita .... "

Setelah kata-kata itu ia ucapkan, Laila terduduk di lantai. Ia tidak sadarkan diri lagi sekarang. Melihat Laila pingsan, Zia dengan cepat menghampiri Laila. Ia berusaha membangunkan Laila, namun tidak berhasil.

Dalam kepanikan itu, Zia tidak kehilangan akal. Ia dengan cepat menghubungi Restu untuk membantunya membawa Laila ke rumah sakit.

Tanpa banyak bertanya, Restu menyetujui apa yang Zia katakan. Namun sayang, Restu kalah cepat dari Rama. Rama sampai duluan di rumah Laila.

"Laila!" Rama berteriak keras sambil berlari menuju rumah.

Saat sampai di depan pintu, mata Rama terbelalak ketika melihat Laila yang terbaring di pangkuan Zia dengan kaki berdarah. Ia hampir tidak percaya dengan apa yang ada dihadapannya. Namun, itulah kenyataan yang sedang ia hadapi.

"Zi--Ziana." Rama memanggil Zia dengan perasaan kaget dan panik.

"Kamu, kamu apakan Laila?" tanya Rama lagi.

"Jangan tanyakan hal itu dulu mas. Sekarang, yang harus kamu lakukan adalah, bawa dia ke rumah sakit."

Mendengarkan apa yang Zia katakan, Rama dengan cepat menghampiri Laila, lalu menggendong Laila untuk ia bawa ke rumah sakit. Namun, sebelum ia meninggalkan rumah Laila, Rama sempat menatap tajam mata Zia.

"Kamu ikut aku!" kata Rama dengan nada marah.

"Tidak, mas. Aku akan nyusul dengan Restu."

"Aku bilang, kamu ikut aku, Zia!" Rama membentak Zia dengan nada keras.

Zia tidak punya pilihan lain selain mendengarkan apa yang Rama katakan. Selain rasa bersalah, ia juga tidak ingin berdebat dengan Rama saat ini. Karena kondisinya tidak memungkinkan untuk mereka bertengkar.

Zia mengikuti langkah Rama menuju mobil. Lalu, mereka meninggalkan rumah menuju rumah sakit.

_____

"Apa! Tidak! Ini tidak mungkin, Mas! Katakan padaku apa yang dokter itu bilang tidak benar, mas. Anak kita pasti baik-baik saja, kan Mas? Aku tidak keguguran, kan Mas?" Laila menangis sambil menatap Rama.

"Mas, ayo katakan padaku kalau anak kita baik-baik aja!" kata Laila lagi sambil memegang erat tangan Rama.

"La, kamu harus ikhlas dengan apa yang baru saja kita hadapi. Aku yakin, kamu pasti kuat."

"Tidak," ucap Laila sambil menggelengkan kepalanya.

"Kamu bohong, Mas! Kalian semua bohong!" Laila berteriak keras sambil menangis. Rama berusaha menenangkan Laila dengan menarik Laila ke dalam pelukannya.

Saat itulah, Zia muncul. Ia berjalan pelan masuk ke dalam ruangan tersebut. Saat melihat Zia, amarah Laila mendidih. Ia menatap tajam ke arah Zia, kemudian melepas pelukan Rama.

"Pembunuh! Kamu pembunuh! Untuk apa kamu datang ke sini, pembunuh!"

Laila berteriak histeris sambil berusaha bangun dari duduknya di atas ranjang. Ia ingin menerkam Zia untuk membalaskan rasa sakit hati yang ia rasakan saat ini. Namun, semua itu terhalang oleh tangan kekar yang Rama miliki. Tangan kekar itu sangat sigap menahan tubuh Laila agar tidak beranjak dari ranjang tersebut.

"Mas, apa yang kamu lakukan, hah! Lepaskan aku sekarang. Aku ingin membunuh dia karena telah membunuh anakku!" kata Laila sambil berontak.

"Suster tolong, Sus." Rama berteriak memanggil suster untuk membantunya menenangkan Laila.

Mendengar teriakan itu, seorang suster datang dengan cepat ke kamar Laila. Ia menyuntikkan obat penenang ada Laila. Obat itu bekerja dengan baik sehingga Laila melemah dengan cepat.

"Pembunuh," ucap Laila sebelum ia pingsan.

"Mas, saya minta tolong, jangan sampai ibu Laila kembali berontak seperti ini lagi nantinya. Jika itu terjadi, kondisi ibu Laila akan semakin memburuk dan akan sulit untuk dia sembuh seperti semula," kata suster tersebut memperingati Rama akan keadaan Laila.

"Baik, Sus. Saya akan ingat apa yang suster katakan. Saya akan jaga istri saya dengan baik supaya tidak akan berontak lagi."

"Baiklah kalau gitu, saya permisi dulu," kata suster tersebut sambil beranjak meninggalkan Rama.

"Ya, Sus."

Setelah suster tersebut meninggalkan ruang rawat inap Laila, Rama menatap Zia dengan tatapan tajam. Ia berjalan mendekati Zia yang berdiri tegak tak jauh dari pintu masuk kamar tersebut.

"Mas."

"Zia, aku tidak tahu apa yang ada dalam hatimu sehingga kamu tega berbuat seperti ini padaku dan Laila."

"Mas ...."

"Aku tahu kamu marah dan kecewa padaku, Zi. Tapi aku tidak menyangka, kamu sejahat ini. Kamu tega mencelakai Laila sehingga dia kehilangan anaknya. Anak itu tidak bersalah, Zia. Yang salah aku dan Laila, kenapa kamu begitu kejam, hah!" Rama bicara dengan nada tinggi sambil membentak Zia.

Terpopuler

Comments

Erlinda

Erlinda

inilah yg aq benci kenapa kok Zia jadi bodoh padahal dia seorang CEO seharus nya dia ga perlu turun tangan datang kerumah Laila cukup dgn bukti yg dia lihat dia bisa menghajar suami nya sekarang justru dia yg dipojok kan oleh Rama. hadeeeeh.

2023-01-05

0

Ibelmizzel

Ibelmizzel

emang zia
tau klu istrimu hamil,naik darah aku.

2022-08-19

0

ar💞

ar💞

udah sih tinggalin aja laki durjana kaya gitu zia itu kan cantik , kaya dan cerdas ngapain bertahan sama rama bodoh bgt 🙄😑

2021-11-17

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!