"Siapa kamu?" tanya Melinda pada sosok yang kini telah di depannya.
Gadis belia itu memberanikan dirinya untuk keluar, dia tak ingin membangunkan ibunya dan membuat ibunya khawatir.
Wanita paruh baya itu tak menjawab, dia malah menyingkap salah satu lengan bajunya.
Samar-samar Melinda melihat sesuatu, tanda kutukan. Tanda yang sama persis. Tanda lahir yang ada di salah satu lengan, yang dibilang ibunya tanda kutukan. Wanita itu juga memilikinya.
Saking tak percayanya Melinda sampai menghampiri tempat berdirinya wanita itu. Dia meraih tangan wanita itu dan menyamakan tanda yang berada di tangannya.
Letak, bentuk dan polanya sama persis. Melinda mendongak, untuk melihat wajah siapakah yang berada di depannya.
"Tenanglah, aku manusia sepertimu!" kata wanita paruh baya, yang adalah Arinda.
"Bagaimana anda bisa punya tato itu?" tanya Melinda sopan.
Gadis itu tau saat ini dia sedang bicara pada seorang wanita yang lebih tua darinya.
"Ini adalah tanda kutukan!" kata Arinda.
"Aku dan kamu adalah tumbal yang akan dipersembahkan untuk menghentikan Hujan Teluh!" kata Arinda.
Melinda memencoba memahami apa yang dibicarakan wanita paruh baya di depannya.
"Kau akan dibawa ke sebuah rumah gubuk di tengah hutan. Di sana kau akan dipaksa untuk melayani tiga lelaki yang dipilih oleh kakekmu!" kata Arinda.
"Melayani, maksutmu?" tanya Melinda bingung.
"Mereka akan menyetubuhimu sampai kau hamil!" ujar Arinda.
Seketika Melinda langsung kaget dan bingung. Apa orang ini nggak bohong padanya, kenapa hal kriminal itu dilakukan untuk ritual.
"Turuti saja!" kata Arinda.
"Aku lebih baik kabur dari sini, kau pikir aku ini gadis kecil yang bloon!" ujar Melinda.
Siapa yang mau menjalani ritual menjijikan itu, dia sama sekali tak peduli dengan hal lain. Jika pun benar dia harus mati, gadis remaja itu ingin mati dengan cara yang lebih manusiawi.
Ada banyak cara untuk mati, kenapa dia harus mati untuk tumbal.
"Aku yang akan mengantikanmu!" kata Arinda dengan nada yang amat yakin.
"Maksut anda?" tanya Melinda bingung.
"Saat malam aku akan datang ke gubuk itu, aku akan mengantikanmu!" ujar Arina.
"Kenapa kau ingin berkorban demi aku?" tanya Melinda.
"Karena aku akan menghukum iblis itu!" ujar Arinda.
"Bagaimana caranya?" tanya Melinda.
"Saat salah satu dari kita hamil anak dari tiga pria pilihan itu, tanda kutukan ini akan menghilang dan berkumpul di lengan si pemilik bayi!
"Saat itu si pemilik bayi baru bisa ditumbalkan!" ujar Arinda.
Melinda masih bingung, tapi dia berusaha mengerti dengan perkataan Arinda.
"Saat tanda kutukan ini sudah berkumpul di lenganku, aku akan pergi ke sungai di hulu Desa.
"Aku akan bunuh diri di sana. Dan jiwaku akan dimakan oleh siluman buaya yang menunggu sungai itu!" jelas Arinda.
"Apa kau yakin aku akan bebas, jika melakukan semua idemu itu?" tanya Melinda.
"Aku jamin kau akan bebas, aku harus pergi dari sini sekarang.
"Jaga dirimu baik-baik!" nasehat Arinda.
Sosok wanita paruh baya itu pergi dari halaman rumah Melinda dengan kepulan asap putih yang aneh. Hingga membuat mata Melinda perih, tapi Melinda merasa ada seseorang yang memukul bahunya dari belakang.
Tubuh gadis muda itu tersentak dan matanya terbuka.
Melinda mendapati dirinya masih berada di dalam kamarnya. Dia segera melihat ke sekelilingnya, tubuh ibunya yang duduk di dekatnya segera dia peluk.
Melinda bisa melihat derap napas ibunya yang melaju tanpa aturan. Ibunya pasti amat khawatir padanya.
"Apa kau mimpi buruk Mel?" tanya bundanya.
"Iya Buk, aku mimpi bertemu seseorang!" kata Melinda.
"Orangnya seperti apa Mel?" tanya Adrian.
Melinda segera bangun dari pelukan bundanya, dia melihat manik mata omnya itu. Melinda yakin ada sesuatu yang aneh di keluarga ini, apa lagi wanita yang menemui Melinda semalam menyebut tentang Kakek Melinda.
"Iyaaa orangnya tua dan berjengot!" kata Melinda berbohong.
Gadis remaja itu amat curiga pada omnya, kenapa pandangannya omnya itu tampak aneh. Tak seperti om yang memandang keponakannya, tapi seperti pandangan pria terhadap kekasihnya.
Melinda yakin betul wanita yang muncul dimimpinya itu pasti sebuah tanda. Tanda agar Melinda tak menyerahkan hatinya pada siapa pun. Karena Melinda juga merasa, tak ada seorang pun yang dia bisa percaya di dunia ini.
"Apa orang tua itu mengatakan sesuatu?" tanya Adrian pada Melinda.
"Aku tak tau orang tua itu ngomong apa, dia hanya komat-kamit nggak jelas!" kata Melinda.
Gadis itu masih saja berbohong pada bunda dan omnya. Dia tak mau jika akhirnya dirinya akan menjadi tumbal.
"Begitu yaaa!" ujar Adrian.
Melinda hanya mengangguk pelan dan kembali memeluk bundanya yang masih duduk di samping anak gadisnya itu.
.
.
.
.
"Melin bicara begitu Yan?" tanya seseorang di balik panggilan teleponnya.
"Iya Pak, padahal aku yakin sekali. Semalam aku merasakan kehadiran iblis itu di sini!" ujar Adrian.
"Apa Melin bohong, tidak mungkin iblis itu susah-susah masuk ke dalam mimpi Melin.
"Tapi tak mengatakan apa pun, itu aneh!" ujar bapak Adrian.
"Bapak benar.
"Bagaimana jika iblis itu mengatakan tentang syarat ritual yang pertama Pak?
"Melin pasti akan mencoba untuk kabur!" kata Adrian.
"Jaga dia, jangan sampai dia kabur!" ujar suara pria tua di balik ponsel Adrian.
Adrian menutup panggilan ponselnya dan menyapu wajahnya dengan salah satu telapak tangannya. Lelaki itu tampak gundah gulana, wajahnya yang maskulin itu seketika melunak dan sedih.
"Apa kata bapak Yan?" tanya Lastri.
Wanita itu baru saja menenangkan Melinda putrinya hingga tertidur.
"Kemungkinan besar, iblis itu datang dan menghasut Melinda, Mbak!" ujar Adrian.
"Harusnya kita langsung membawanya ke gubuk itu!" ujar Lastri.
"Mbakkk," Adrian ingin mengatakan sesuatau tapi dia urungkan.
"Kenapa? Apa kau ragu lagi?!
"Bantulah Melinda sekali ini saja Adrian, bagaimana pun dia keponakanmu.
"Kau harus tega, kau harus bisa!!!" nasehat Lastri.
Adrian terdiam, ruang tamu rumah itu seketika hening sejenak.
"Lupakan jika dia keponakanmu setiap kau mendapat giliran.
"Anggap dia kekasihmu!" ujar Lastri.
Adrian hanya menunduk sedih, dia takut tak bisa melakukan hal keji itu. Karena Adrian adalah salah satu pria terpilih yang harus menanam benihnya di rahim Melinda sebagai syarat ritual.
Bagaimana mungkin seorang paman mampu berbuat sekeji itu pada keponakan kandungnya sendiri. Kenapa dia harus melakukan itu, kenapa bukan orang lain saja.
Ritual ini adalah ritual memutus tali kutukan, iblis yang menempati jiwa Melinda adalah iblis yang haus akan n.afsu birahi.
Iblis itu adalah titisan dari dewi ular yang suka bermain dengan banyak lelaki.
Tapi setiap dia hamil, iblis itu akan kehilangan kekuatannya dan pada saat itu barulah bisa melepaskan jiwa iblis itu dari tubuh sang pemilik.
Sebenarnya pemerkosaan Arinda waktu itu bukanlah sebuah kejahatan. Arinda menjalani ritual ini untuk melepas jiwa iblisnya.
Tapi semua itu gagal karena ulah Jatmiko yang memergoki Arinda digilir oleh para tetua desa. Karena tak faham dan merasa dia bisa mengilir Arinda juga, lelaki itu selalu pergi ke pondok saat siang hari dan menyetubuhi Arinda yang semakin melemah karena pengaruh jiwa iblisnya sudah mulai hilang.
Tapi saat ritual terakhir, semua baru mulai terungkap. Bahwa ada pria lain yang mencemari ritual suci itu.
___________BERSAMBUNG_____________
JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, DAN LIKE ❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Ning Hari Mulyana
Ritual macam apa begitu?! memangnya ada ritual speti itu??!! Bikin emosi aja nich !!
2022-03-06
0
Deri Ap
Asoyyy...ritualnya ngegilir gadis perawan
2021-11-25
0