...Di tempat Lain ......
Kota Daha adalah sebuah kota kecil yang terletak di kaki bukit yang dikenal dengan nama bukit Goblin, kota kecil itu nampak ramai dan cukup padat.
Seorang gadis berpakaian ala anak metal tengah asyik mengutak-atik sebuah mesin mobil sedan model jadul di sebuah bengkel mobil yang berada dipingiran Kota Daha, Gadis itu nampak sangat serius dalam pekerjaannya.
"Hari minggu bulan depan band idola lu bakal konser di gedung olah raga, lu mau nonton gak?" tanya seorang pemuda yang duduk di dalam mobil sedan itu.
"Oh, ya? Evil Grave?" tanya si gadis, ia berhenti sejenak dari aktifitasnya seperti sedang berpikir. "Boleh."
"Barangkali aku bisa ketemu Ale lagi di sana," pikir gadis itu dalam hati. "Alexi, bagaimana kabarmu? apa kamu merindukan aku juga?"
Senyum tipis terkembang di bibir gadis cantik itu, ada kerinduan yang terselip dalam relung hatinya, di matanya wajah tampan dan sosok Alexi bagai terus berlarian. "Aku bahkan tak tahu latar belakangnya, tapi mengapa aku sangat menyukainya?"
"Udah belom?!!" tanya pemuda yang sedang menunggu di dalam mobil setengah berteriak. Teriakan itu membuat gadis itu cukup terkejut sampai obeng besar yang tengah dipegangnya hampir saja terjatuh.
"Eh ya ya, bentar!" sahut si gadis, ia mengerjapkan matanya beberapa kali guna menghapus bayangan demi bayangan wajah Alexi yang tengah menghantuinya.
Setelah beberapa lama berlalu akhirnya selesai sudah perbaikan yang dilakukan oleh gadis cantik yang terlihat tomboy dan cuek itu.
"Coba lu starter Yi!" teriak gadis itu kepada rekannya.
"Okeeee!" sahut pemuda yang telah diaga sejak tadi
Pemuda itu melakukan perintah gadis cantik yang masih berada di depan kap mobil. Mesin mobil menyala dengan sempurna, gadis berbola mata besar hitam itu tersenyum puas.
"Yes, Yi Xie!" seru gadis cantik itu. "Gak sia-sia waktu satu setengah jam guee!"
"Kayaknya udah normal lagi nih, bisa gue coba?" tanya Yi Xie.
"Oke, bentar gue tutup dulu!" sahut sang gadis seraya membereskan peralatannya dan menutup kap mobil itu dengan trampil.
"Okay, jalan dah!" seru gadis cantik itu sambil menyingkir ke pinggiran, ia menyisihkan diri menjauhi mobil yang mulai bergerak perlahan.
Yi Xie melajukan mobil itu ke area yang lebih luas. "Wuih keren nih! gak nyangka Zike bisa ngatasin, lah tadi gue kebingungan setengah modyar," gumam Yi Xie sendirian.
Seorang pria berbadan gemuk menghampiri gadis cantik yang masih berdiri mengawasi kawannya itu.
"Bagus, kerja bagus Zike!" seru si pria gendut sambil berdecak kagum.
"Thanks, Boss!" sahut gadis cantik yang ternyata adalah Zike, Zike menoleh dan tersenyum.
"Melihat ketrampilan dan ketelatenanmu, aku sungguh kagum," ujar boss gendut. "Bagaimana kalau kamu kerja di sini saja?" tanya boss gendut. Ia melirik nakal ke arah Zike yang masih asyik memperhatikan Yi Xie.
"Zike! kau dengar tidak?" tanya boss gendut.
"Ohh maaf, maaf Boss ... saya tidak dengar tadi," sahut Zike.
"Aku menawarimu pekerjaan di sini, aku akan membayarmu dengan gaji yang cukup memadai, bagaimana?" tanya boss gendut.
Zike menoleh ke arah boss gendut. "Serius, Boss?"
"Ya serius dong! kau mau tak?" tanya boss gendut.
"Biar saya pikirkan, Boss," jawab Zike.
"Okay lah, kalo kamu bersedia, kamu bisa hubungi aku langsung," ujar boss gendut itu sambil masih menatap Zike bagai tak ingin berkedip.
"Apalagi dia sangat cantik, trampil dan masih muda, tentunya akan menambah daya tarik tersendiri bagi bengkelku ini, syukur-syukur kalau dia mau jadi istri mudaku," gumam boss gendut dalam hati.
"Mmh, baiklah Boss!" sahut Zike. Ia tampak tak curiga sama sekali, Zike berjalan ke arah keran air untuk membersihkan tangannya dari kotoran dan cairan pelumas mesin mobil yang ia perbaiki.
Yi Xie kembali dari uji coba mobil sedan yang baru saja selesai diperbaiki, ia memarkirkan mobil itu di tempatnya semula. Pemuda itupun segera membersihkan tangannya.
"Bagaimana Yi?" tanya boss gendut.
"Done, Boss! sudah gak ada masalah lagi," jawab Yi Xie puas. Ia menyerahkan kunci mobil kepada boss gendut.
Tanpa banyak bersuara Yi Xie segera membereskan keadaan bengkel itu dengan dibantu oleh beberapa temannya, setelah selesai dengan pekerjaannya, pemuda itupun berpamitan.
"Oke Boss, karena hari sudah sore, jadi kami pamitan," ujar Yi Xie.
"Ayo Zike!"
"Boss, kami pamit," ujar Zike sopan.
"Terima kasih atas bantuanmu." boss gendut lalu mengeluarkan dompetnya, ia menarik beberapa lembar uang kertas dan menyerahkannya kepada Zike.
"Terimalah! ini sebagai ganti rugi atas waktumu yang tesita di sini," ujar boss gendut.
"Tak usah Boss, saya hanya membantu Yi Xie, Boss tak perlu repot-repot." Zike menolaknya. Yi Xie menyenggol lengan Zike dengan lengannya.
"Terima aja!" ucap Yi Xie. Zike menggelengkan kepalanya.
"Kalau begitu, biar aku yang ambil," ujar Yi Xie.
"Thanks, Boss!" Yi Xie menyambar uang itu dari tangan bossnya. "Yuk, kita pergi!"
"Yi Yi!" seru Zike, ia merasa tak enak kepada boss gendut yang masih melongo atas ulah Yi Xie.
"Dasar bocah!" dengus si boss gendut sambil berkacak pinggang dan menggelengkan kepalanya beberapa kali.
"Sorry Boss, Zike gak bakal mau nerima, jadi biar saya yang ambil sebagai bonus," teriak Yi Xie sambil melambaikan uang kertas yang dipegangnya ke arah si boss gendut.
"Dasar bocah itu, pandai benar memanfaatkan situasi." sungut boss gendut. pria itu memandangi kepergian Zike dan Yi Xie sampai menghilang.
"Yi Yi! gue gak enak tauu!" sungut Zike.
"Udaaah, jangan dipikirkan!" Yi Xie menarik lengan Zike dan mengajak gadis itu meninggalkan bengkel tempat ia bekerja setiap harinya.
Mereka berjalan menyusuri jalanan beraspal yang masih ramai oleh para pengendara berlalu lalang.
"Kita langsung pulang atau mau nongkrong-nongkrong dulu?" tanya Yi Xie.
"Kita cari makan dulu aja, gue udah laper beud nih," rengek Zike.
"Okeee, kita cari makanan yang enak." Yi Xie menyeret lengan Zike dan mengajak gadis itu berlari-lari kecil di sepanjang trotoar jalan, mereka menuju ke sebuah rumah makan yang biasa mereka singgahi.
Tak berapa lama mereka sambai di depan sebuah rumah makan yang tidak terlalu besar namun cukup ramai, keduanya mencari tempat duduk di dekat jendela.
Keduanya duduk berseberangan. "Lu mau pesen apa?" tanya Yi Xie sambil membuka buku menu yang tersedia di atas meja.
"Apa aja, seterah ku deh," ujar Zike.
"Okee." Yi Xie segera memanggil seorang pelayan setelah menentukan makanan yang ingin dipesannya.
"Lu betulan gak ingin pulang?" tanya Yi Xie, ia sengaja membuka pembicaraan sambil menunggu makanan datang.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Xiao Se
Kasihannya Zike ini ditindas gitu
2022-07-10
1