GURU DAN MURID

"Tu Tuan Muda! benarkah ini Tuan Muda Alexi?" Kusuma Jaya ternganga.

"Ayah mengenalnya?" tanya Meilia, ia sangat heran dengan sikap ayahnya. Gadis itu menatap Alexi dan ayahnya secara bergantian.

"Tundukan wajahmu, jangan melihatnya langsung!" bisik Kusuma Jaya kepada anaknya.

"Ta tapi, siapa dia Ayah?!" Meilia semakin heran dan penasaran atas sikap ayahnya kepada Alexi.

"Sstt, diam! kau akan tahu nanti," sahut Kusuma Jaya.

"Kalian semua, beri hormat padanya!" perintah Kusuma Jaya kepada anak dan istrinya.

"Aku tidak mau, Ayah!" bisik Median dengan menahan emosinya.

"Median, lebih baik patuhi Ayah sekarang ini, daripada kita akan lebih celaka nantinya!" bisik Kusuma Jaya.

"Tapi Ayah!"

"Sudahlah Nak, tururti saja Ayahmu," kata ibu Meilia.

"Huh! memangnya siapa dia? berani sekali membuat Tuan Muda keluarga Kusuma Jaya ini menderita dan harus menanggung malu seperti ini!!" geram Median dalam hati.

Median Kusuma merasa sangat tidak suka atas sikap ayahnya yang bagai sengaja merendahkan dirinya sendiri kepada Alexi, ia ingin ayahnya membalaskan sakit hatinya atas perbuatan anak buah Alexi yang telah menghajarnya hingga babak belur, sakit di sekujur tubuhnya harus bisa ia balas. Namun, saat ini ia tak berdaya sama sekali bahkan sang ayah malah bersikap sebaliknya.

"Salam hormat, Tuan Muda!" seru Kusuma Jaya. Kusuma Jaya menyenggol siku Median sebagai isyarat agar Median dan yang lainnya mengikutinya.

"Salam, Tuan Muda!" seru istri Kusuma Jaya, Meilia dan Median secara bersamaan.

"Mhh." Alexi bergumam dengan nada datar.

"Apa kabar Paman?" tanya Alexi. "Paman masih mengenaliku?"

"Tentu saja! tentu Paman masih mengenali anda, Tuan Muda yang dulu pernah jadi momongan Paman ini." Kusuma Jaya merasa sangat bahagia. "Paman selalu dalam keadaan baik, seperti yang Tuan Muda lihat sekarang ini."

"Baguslah dan terima kasih, Paman. Hanya sayangnya, pertemuan kita ini dalam situasi yang sangat tidak menyenangkan sekali," ujar Alexi.

"Ampuni saya Tuan Muda, entah apa yang telah dilakukan oleh anak hamba yang bodoh itu, sehingga dia membuat Tuan Muda menjadi sangat marah dan tersinggung," kata Kusuma Jaya.

"Meilia anak saya, tidak pernah sedikitpun bercerita tentang Tuan Muda, andai saja saya tahu jika Tuan Muda selama ini menginap di penginapan saya yang sangat tak layak untuk Tuan Muda ini, tentu saya akan menyediakan tempat yang lebih baik dari penginapan ini," sambung Kusuma Jaya.

"Oh begitu?" tanya Alexi. "Kalau aku ingin tempat yang lebih bagus dari tempat ini, aku tak perlu bersusah payah mencari tempat seperti ini," ujar Alexi dengan nada dingin dan datar.

Alexi berdiri dan menghampiri Kusuma Jaya, Alexi meminta pria itu berdiri dan menyuruh salah seorang anak buahnya untuk melepaskan ikatan pada tubuh Kusuma Jaya dan keluarganya.

"Suruh mereka semua untuk bubar! aku tidak suka jadi tontonan seperti ini!" perintah Alexi kepada para anak buahnya.

Para pengawal Alexi segera membubarkan kerumunan tersebut.

"Exa, bawa mereka bertiga ke tempat lain, biar aku bicara dengan Paman ini," kata Alexi seraya menunjuk ke arah istri Kusuma Jaya, Meilia dan Median dengan gerakan. Alexa menganggukan kepalanya.

Alexa dan Agni segera membawa para tawanan itu pergi dengan diikuti juga oleh para pengawalnya, tinggalah kini hanya ada Alexi, Kusuma Jaya dan Segara.

"Paman, duduklah bersamaku di sini!" pinta Alexi.

"Apakah ... Apakah itu pantas, Tuan Muda?" tanya Kusuma Jaya ragu.

"Apanya yang tidak pantas Paman? bukankah aku ini juga muridmu?" tanya Alexi.

"Itu ... Itu sudah sangat lama," ujar Kusuma Jaya.

"Jadi, Paman telah melupakan aku?" Alexi sedikit kecewa.

"Tidak, Tidak pernah! sedikitpun Paman tidak pernah melupakan anda, anda masihlah Tuan Muda yang sangat saya hormati." Kusuma Jaya menjawab dengan sedikit kebingungan.

"Kalau begitu, kemarilah Paman!" seru Alexi.

"Baiklah, Tuan Muda." Kusuma Jaya menganggukan kepala, pria itu berjalan dengan sangat perlahan duduk di kursi yang berseberangan dengan tempat duduk Alexi.

"Segara, kau duduklah! Percayalah, dia tidak akan menyakitiku," kata Alexi.

Segara nampak ragu. "Segara, jangan khawatir." Alexi meyakinkan. Akhirnya Segara menuruti perintah Alexi, namun pria muda itu tetap siaga dengan mata yang masih terus mengawasi kedua orang tersebut.

Kusuma Jaya kini bisa melihat dengan jelas wajah anak muda yang sudah lima tahun ini tidak dilihatnya.

...FB on ......

"Alexi, ini adalah murid Kakek yang bernama Kusuma Jaya, panggilah dia Paman!" kata Ki Surya Praja.

"Baiklah, Kek." Alexi yang saat itu baru berusia sepuluh tahun itu menganggukan kepalanya.

"Jaya, mulai saat ini kau kutugaskan untuk mengajari cucu kesayanganku ini berolah senjata, aku terlalu sibuk dengan urusan Sekteku, jadi aku percayakan Alexi kecil kesayangnku ini padamu sementara waktu," ucap Ki Surya Praja.

"Baiklah, Guru!" ujar Kusuma Jaya. "Tuan kecil, mari!"

"Jangan panggil aku Tuan Kecil!" teriak Alexi kecil.

"Kakek, aku tak mau dipanggil Tuan Kecil," rengek Alexi kepada kakeknya yang masih menggandeng tangannya.

"Lalu, cucu kakek yang menggemaskan ini ingin dipanggil apa?" tanya Ki Surya Praja.

"Panggil aku Tuan Muda!" jawab Alexi seraya mengerucutkan mulutnya.

"Baiklah, cucu Kakek yang baik." Ki Surya Praja terkekeh sambil membelai kepala cucunya.

"Baiklah, Tuan Muda," sahut Kusuma Jaya sambil tersenyum.

"Pergilah berlatih memanah atau senjata apa saja yang kau sukai bersama Paman Jaya, satu minggu kemudian, Kakek akan lihat hasilnya," ujar Ki Surya Praja.

"Mmhh, baik Kek!" sahut Alexi.

"Ajari dia dengan baik, Jaya!" perintah Ki Surya Praja.

"Baiklah, Guru!" Kusuma Jaya menghormat. "Mari, Tuan Muda!"

Kusuma Jaya mengulurkan tangannya, Alexi menerima uluran tangan itu. Kusuma Jaya menggandeng tangan kecil Tuan Mudanya dengan hati bangga, karena ia dipercaya mengajari anak yang sangat diistimewakan oleh Sekte Sanca Perak itu.

...FB off ......

"Silahkan Paman, ini adalah teh persembahan dari muridmu." Alexi memberikan secangkir teh hangat dengan kedua tangannya dengan hormat.

"Terima Kasih, Tuan Muda." Kusuma Jaya menerima cangkir teh itu dengan perasaan bahagia sekaligus sedih.

"Tuan Muda sudah terlihat dewasa dan sangat tampan sekarang," ujarnya lirih. "Paman hampir saja tidak mengenali Tuan Muda."

"Tentu saja, itu sudah lima tahun sejak Paman pergi dari perguruan," sahut Alexi. "Paman bahkan tak pernah lagi datang ke Sanca Perak sejak saat itu.

"Tuan Muda, saya hanyalah orang yang cacat sekarang ini." Kusuma Jaya berucap dengan suara lirih, ada kesedihan yang terlukis di nada bicaranya.

"Ayah memang sangat ketelaluan sekali! Ayah telah menghancurkan semua ilmu dan  kultivasi Paman!" geram Alexi. Alexi nampaknya cukup menghormati pria ini, pria yang pernah mengajarinya bermain berbagai macam olah senjata.

"Tuan Muda. Saya sangat berterima kasih atas perlindungan Tuan Muda hari itu," kata Kusuma Jaya. "Jika tidak ada Tuan Muda, mungkin saya sudah menjadi tanah sekarang ini."

"Jangan ungkit lagi hal itu Paman. Aku minta maaf atas apa yang telah Ayahku lakukan pada Paman." Alexi mendesah.

Kusuma Jaya dan Alexi terdiam kenangan demi kenangan kembali muncul dalam ingatannya.

"Sudahlah Tuan Muda, Paman telah melupakannya," ucap Kusuma Jaya.

"Oh begitukah? pantas saja, Paman bahkan tak menanyakan bagaimana keadaan Kakek." Alexi memainkan cangkir teh yang ada digenggamannya.

"Sejujurnya, Paman juga ingin menanyakan tentang beliau. Tuan Muda ... apakah Guru baik-baik saja?"

"Saat aku pergi, Kakek dalam keadaan sehat. Kalau sekarang, jujur aku tidak tahu tentang keadaannya, Paman." Alexi berkata dengan nada sedih. Bagaimanapun ada kerinduan di hatinya kepada orang yang sangat menyayanginya itu.

"Oh, begitu." Kusuma Jaya tertunduk.

"Tidak menyangka, kita akhirnya bertemu lagi di sini dengan sebuah masalah yang membuat kita berhadapan seperti musuh," ujar Alexi.

"Maafkan atas kesalahan Meilia anak saya, Tuan Muda!"

"Aku cukup terkejut, gadis yang mengejarku sepanjang waktu ternyata adalah puterimu, Paman," kata Alexi.

"Maafkan atas kelancangan anak saya, Tuan Muda." Kusuma Jaya berucap sambil menunduk. "Anak saya memang keterlaluan sekali, dia sungguh tak layak untuk Anda!"

"Bukan masalah layak dan tidak layak bagiku, andai saja aku menyukainya, apakah Paman akan menyetujuinya?" tanya Alexi.

Kusuma Jaya terdiam, ia sungguh tak berani menjawab. "Andai saja kau menyukai anakku, tapi itu hanyalah kata andai saja," gumam Kusuma Jaya dalam hati.

"Paman tak menjawab, itu artinya akulah yang tak layak untuk anakmu," ujar Alexi sambil menyeruput teh hangatnya secara perlahan.

"Tuan Muda jangan salah paham!" seru Kusuma Jaya.

"Sudahlah, Paman! kita bahas hal yang lain saja." Alexi ingin mengalihkan pembicaraan.

"Paman, aku suka sekali dengan tempat ini, makanya aku akan membeli penginapan ini berserta semua cabangnya, bagaimana Paman ... Apakah Paman bersedia menjualnya kepadaku?" tanya Alexi serius.

Kusuma Jaya terkejut atas keinginan Alexi, ia tahu jika Akexi menginginkan sesuatu dia akan menggunakan berbagai cara untuk mendapatkannya.

"Tuan Muda, bukan saya keberatan dengan keinginan Tuan Muda, akan tetapi mengapa harus semuanya anda beli? jika Tuan Muda menginginkannya maka Penginapan ini akan saya berikan sebagai hadiah kepada Tuan Muda,"

"Tuan Muda, kesalahan apakah yang telah saya perbuat? sehingga kami harus menanggung hukuman yang sangat berat seperti ini?" tanya Kusuma Jaya dengan nada lirih.

"Kau tidak salah Paman, tapi anakmu itu telah berani mengatakan jika dia menyukaiku. Bahkan dia telah mengusir seseorang yang sangat aku sukai, itu membuatku tidak suka dan sangat marah!" kata Alexi.

"Tuan Muda, penginapan ini adalah usaha paman satu-satunya, Paman merintisnya sedari awal." Kusuma Jaya nampak keberatan.

"Paman, aku hanya ingin membelinya bukan merampasnya dan Paman bisa membuka usaha lainnya. Aku masih menghormatimu sebagai orang yang penting dalam hatiku, maka sedari awal aku melihat Paman, aku tak jadi mengusir Paman seperti yang telah dilakukan anakmu kepada wanitaku," sahut Alexi.

"Tuan Muda, mohon beri waktu pada Paman untuk berpikir." Kusuma Jaya memohon.

"Sudahlah Paman, jangan ribut lagi di depanku. Aku tetap dengan keinginanku, sekarang Paman kembalilah! satu minggu kemudian orangku akan datang untuk melakukan transaksi denganmu," ujar Alexi.

"Aku lelah Paman, aku ingin istirahat!" Alexi bangkit dari duduknya. "Paman bisa pulang ke rumahmu sekarang juga, bawa serta mereka!"

"Tapi, Tuan Muda!" seru Kusuma Jaya.

"Segara!" panggil Alexi kepada Segara. Alexi tak memedulikan lagi teriakan Kusuma Jaya, ia bergegas berjalan diikuti oleh Segara.

Kusuma Jaya menemui keluarganya yang ditempatkan di ruangan lain dengan wajah lesu, pria setengah tua itu sangat menyesalkan atas tindakan Meilia yang bertindak tanpa sepengetahuannya.

"Bagaimana, apa yang terjadi?" tanya ibu Meilia.

Kusuma Jaya menggelengkan kepalanya, ia duduk di sebuah kursi yang ada di ruang tamunya.

"Maafkan aku, aku terpaksa menjual semua tempat usaha kita kepada Tuan Muda," jawabnya lirih.

"Ayah!" seru Median dengan sangat terkejut. Kusuma Jaya mengangkat tangannya kepada Median sebagai isyarat.

Median tertunduk dengan wajah memerah menahan kegeraman yang teramat sangat, Meilia pun tak kalah terkejutnya.

"Beruntung Tuan Muda masih memberikan keringanan kepada kita semua, kita masih diperbolehkan untuk tetap tinggal di rumah kita." Kusuma Jaya mendesah.

"Apa yang membuat Ayah bersikap begitu kepada Alexi? siapa dia sebenarnya?" tanya Meilia dalam hati.

"Tuan Muda menarik perkataan tentang pengusiran keluarga kita, karena Tuan Muda masih menghargai Ayah," ujar Kusuma Jaya.

"Kalian dengarlah, kita harus bersyukur dan sangat berterima kasih kepada Tuan Muda," kata ibu Meilia.

"Meilia, apa yang telah kamu lakukan padanya?" tanya Kusuma Jaya pada anak gadisnya.

Meila tertunduk tak berani menatap pada ayahnya. "Ayah, aku menyukai Tuan Muda dan juga telah mengusir gadis yang disukainya."

"Jadi ... Meiliaa!!" seru Kusuma Jaya. "Kau benar-benar melakukannya?!"

"A Ayah, Ayah ... maafkan aku!" Meilia ketakutan melihat kemarahan di wajah ayahnya.

"Mengapa kau tidak pernah mengatakan kepada Ayahmu ini kalau Tuan Muda ada di sini?!" bentak Kusuma Jaya.

"Ayah, aku tidak tahu siapa dia," bisik Meilia.

"Meski kau tidak tahu siapa dia, tapi seharusnya kau tidak bertindak semaumu dengan mengusir gadis yang disukai oleh Tuan Muda!" bentak Kusuma Jaya.

"Tapi aku sangat mencintainya Ayaaah!" pekik Meilia.

"Itulah kelancanganmu, berani mencintai seorang Tuan Muda pewaris satu-satunya dari Sekte Sanca Perak!!" Kusuma Jaya kembali berkata dengan penuh emosi.

"Tuan Muda Sekte Sanca Perak?!" seru Median, Meilia dan ibunya hampir bebarengan. Mereka tak mengira jika Alexi adalah seorang tuan muda dari sekte yang sangat terkenal tanpa ampun itu.

"Benar, maka dari itu, kita harus bersikap dan berlaku baik kepadanya," jawab Kusuma Jaya.

"Segeralah kau minta maaf padanya dan katakan di mana gadis itu padanya!" perintah Kusuma Jaya.

"Aku tak tahu Zike ada di mana!" seru Meilia.

"Sudahlah jangan terus mendesaknya, Meilia sudah berkata berkali-kali kalau dia tidak tahu tentang keberadaan gadis itu." istri Kusuma Jaya berusaha menengahi.

"Ayah! ia bahkan telah memukuliku sampai babak belur begini dan Ayah masih membelanya?!" Median protes.

"Median, masih untung mereka tidak membunuhmu, jika sampai hal itu terjadi aku bahkan tak bisa membelamu!" bentak Kusuma Jaya.

"Ayah! memangnya siapa dia? sampai Ayah begitu membelanya?" tanya Median penasaran.

"Sudah, jangan ribut di sini, Tuan Muda sudah mengijinkan kita pulang! itu adalah hal yang harus sangat kita syukuri," ujar Kusuma Jaya.

Akhirnya mereka sekeluarga pulang dengan di antar oleh anak buah Alexi, meski dalam hati Median dan Meilia masih tak puas atas sikap ayah mereka kepada Alexi.

...Bersambung ......

Terpopuler

Comments

Rembulan Telaga Sunyi

Rembulan Telaga Sunyi

kok mirip judul novel sebelah ya?

2022-03-13

0

Yukity

Yukity

mampir bawa boom like
semangaat🆙😍

2022-01-14

1

lihat semua
Episodes
1 GALAU ( PROLOG )
2 PENGEN NIKAH (Revisi 2)
3 KELABU (Revisi 3 )
4 KONSER MUSIK (Revisi)
5 TEMAN? (Revisi)
6 SI CERIA DAN YANG KESEPIAN (Revisi)
7 MENCARI ALEXI (Revisi)
8 Pengumuman
9 WO XIHUAN NI (Revisi)
10 ICH LIEBE DICH (Revisi)
11 Tā Shì Wǒ De! (DIA MILIKKU Revisi)
12 PERTEMUAN SI KEMBAR
13 IMPIAN SEDERHANA
14 SILVER PYTHON 'MARTIAL SOUL' (revisi)
15 TERNYATA TUAN MUDA
16 GURU DAN MURID
17 MONTIR CANTIK
18 FIRST LOVE (Revisi)
19 LUKISAN DAUN MAPLE (Revisi)
20 KEMBALIPUN TAK ADA GUNANYA
21 BERHATI BATU
22 CALON VOKALIS BARU
23 CUCU KESAYANGAN
24 MIMPI MUSIM SEMI
25 BERLATIH
26 PIL KULTIVASI
27 MERAGUKAN
28 BANDOT BOTAK
29 MENCARI INFORMASI
30 RUMAH KOSONG
31 BAYANGAN HANTU
32 RUMOR HANTU
33 LUKISAN BERDARAH
34 MAPLE BERDARAH
35 SYAIR DI BALIK LUKISAN
36 DEMI KEHORMATAN
37 PERKELAHIAN
38 CAKAR ELANG BESI
39 CURIGA
40 KEDATANGAN IBU
41 KEKAKUAN
42 MAWAR JINGGA
43 DASAR PEMIMPI
44 PENCURI TIMUN
45 KERAGUAN
46 DEMI ALEXI
47 CEWEK KAMPUNGAN
48 MIMPI BURUK
49 PERTENGKARAN
50 COBA SEKALI LAGI
51 TAMU MISTERIUS
52 KABAR BURUK
53 PENYERGAPAN
54 HARIMAU PUTIH
55 TERJEBAK
56 SENYUM PEMBUNUH
57 MALAM BERDARAH
58 HEAVEN AND HELL
59 RAPUNZEL DARI TIONGKOK
60 NOMOR ASING
61 PANGGILAN SAYANG
62 SYARAT?
63 KEMBALI
64 NAMA UNTUK BAYI
65 BASAH
66 INGIN CANTIK
67 MURID BARU
68 RENCANA PERTARUHAN
69 RENCANA PENGHANCURAN
70 ANAK HARIMAU HILANG
71 PENCARIAN
72 CINDERELLA GENDUT
73 ANABUL
74 PENASARAN
75 TYGRA
76 SEPERTI PENCURI
77 MENANGKAP PENCURI
78 MENANGKAP PENCURI 2
79 MENANGKAP PENCURI 3
80 MENGAMBIL TYGRA
81 MEMINTA MAAF
82 TUDUHAN TANPA KEBENARAN
83 HUKUMAN
84 GADIS MENGERIKAN
85 MEMIKIRKAN HADIAH
86 PUNGGUK MERINDUKAN BULAN
87 KEMBALI KE SEKTE
88 MENCINTAI PRIA ASING
89 BIARKAN MENGALIR
90 SEPERTI NENEK
91 INGIN SEPERTI MEREKA
92 SEMAKIN CANTIK
93 DARAH SIAPA?
94 KESEDIHAN
95 SEDERHANA DAN MEMIKAT
96 INGIN LEPAS
97 NAMA DALAM LUKISAN
98 SIASAT JAHAT
99 OBSESI
100 PERJALANAN
101 PENGGANGGU
102 TERANCAM
103 TENTANG WANITA
104 KEJUTAN
105 SIAPA MEREKA?
106 LALAT VS KUMBANG
107 KUMBANG DAN LALAT
108 INSIDEN
109 PERTIKAIAN
110 TERPANA
111 SI BODOH
112 BURON
113 HADIAH ANEH
114 ME TIME GAGAL
115 RINDU DENDAM
116 SEPAKAT
117 KETAKUTAN
118 TAPAK RACUN AKAR HITAM
119 BERANGKAT
120 KAMAR 999
121 KECURIGAAN KOSONG
122 SIKSAAN
123 ALEXI & ALEXA
124 MARAH
125 KESAL
126 MARAH
127 PEWARIS?
128 PERJANJIAN
129 TAKUT JARUM
130 RACUN YANG UNIK
131 BEREAKSI
132 SEPERTI AYAM GORENG
133 KAKAK PELIT
134 TERPUKAU
135 MATA MENGERIKAN
136 PERTEMUAN
137 PERBINCANGAN KECIL
138 TERTOHOK
139 ALEXA KECEWA
140 MENGALAHKAN DONG XI
141 JING XUAN
142 PERMAINAN 1
143 PERMAINAN 2
144 SAMPAH SEKTE
145 KE MANA YI XIE?
146 MENJADI REKAN
147 RENCANA PINDAH
148 KEINDAHAN BULAN
149 MASA LALU KELAM
150 MASA LALU KELAM 2
151 MASA YANG MENAKUTKAN
152 ALEXI HILANG
Episodes

Updated 152 Episodes

1
GALAU ( PROLOG )
2
PENGEN NIKAH (Revisi 2)
3
KELABU (Revisi 3 )
4
KONSER MUSIK (Revisi)
5
TEMAN? (Revisi)
6
SI CERIA DAN YANG KESEPIAN (Revisi)
7
MENCARI ALEXI (Revisi)
8
Pengumuman
9
WO XIHUAN NI (Revisi)
10
ICH LIEBE DICH (Revisi)
11
Tā Shì Wǒ De! (DIA MILIKKU Revisi)
12
PERTEMUAN SI KEMBAR
13
IMPIAN SEDERHANA
14
SILVER PYTHON 'MARTIAL SOUL' (revisi)
15
TERNYATA TUAN MUDA
16
GURU DAN MURID
17
MONTIR CANTIK
18
FIRST LOVE (Revisi)
19
LUKISAN DAUN MAPLE (Revisi)
20
KEMBALIPUN TAK ADA GUNANYA
21
BERHATI BATU
22
CALON VOKALIS BARU
23
CUCU KESAYANGAN
24
MIMPI MUSIM SEMI
25
BERLATIH
26
PIL KULTIVASI
27
MERAGUKAN
28
BANDOT BOTAK
29
MENCARI INFORMASI
30
RUMAH KOSONG
31
BAYANGAN HANTU
32
RUMOR HANTU
33
LUKISAN BERDARAH
34
MAPLE BERDARAH
35
SYAIR DI BALIK LUKISAN
36
DEMI KEHORMATAN
37
PERKELAHIAN
38
CAKAR ELANG BESI
39
CURIGA
40
KEDATANGAN IBU
41
KEKAKUAN
42
MAWAR JINGGA
43
DASAR PEMIMPI
44
PENCURI TIMUN
45
KERAGUAN
46
DEMI ALEXI
47
CEWEK KAMPUNGAN
48
MIMPI BURUK
49
PERTENGKARAN
50
COBA SEKALI LAGI
51
TAMU MISTERIUS
52
KABAR BURUK
53
PENYERGAPAN
54
HARIMAU PUTIH
55
TERJEBAK
56
SENYUM PEMBUNUH
57
MALAM BERDARAH
58
HEAVEN AND HELL
59
RAPUNZEL DARI TIONGKOK
60
NOMOR ASING
61
PANGGILAN SAYANG
62
SYARAT?
63
KEMBALI
64
NAMA UNTUK BAYI
65
BASAH
66
INGIN CANTIK
67
MURID BARU
68
RENCANA PERTARUHAN
69
RENCANA PENGHANCURAN
70
ANAK HARIMAU HILANG
71
PENCARIAN
72
CINDERELLA GENDUT
73
ANABUL
74
PENASARAN
75
TYGRA
76
SEPERTI PENCURI
77
MENANGKAP PENCURI
78
MENANGKAP PENCURI 2
79
MENANGKAP PENCURI 3
80
MENGAMBIL TYGRA
81
MEMINTA MAAF
82
TUDUHAN TANPA KEBENARAN
83
HUKUMAN
84
GADIS MENGERIKAN
85
MEMIKIRKAN HADIAH
86
PUNGGUK MERINDUKAN BULAN
87
KEMBALI KE SEKTE
88
MENCINTAI PRIA ASING
89
BIARKAN MENGALIR
90
SEPERTI NENEK
91
INGIN SEPERTI MEREKA
92
SEMAKIN CANTIK
93
DARAH SIAPA?
94
KESEDIHAN
95
SEDERHANA DAN MEMIKAT
96
INGIN LEPAS
97
NAMA DALAM LUKISAN
98
SIASAT JAHAT
99
OBSESI
100
PERJALANAN
101
PENGGANGGU
102
TERANCAM
103
TENTANG WANITA
104
KEJUTAN
105
SIAPA MEREKA?
106
LALAT VS KUMBANG
107
KUMBANG DAN LALAT
108
INSIDEN
109
PERTIKAIAN
110
TERPANA
111
SI BODOH
112
BURON
113
HADIAH ANEH
114
ME TIME GAGAL
115
RINDU DENDAM
116
SEPAKAT
117
KETAKUTAN
118
TAPAK RACUN AKAR HITAM
119
BERANGKAT
120
KAMAR 999
121
KECURIGAAN KOSONG
122
SIKSAAN
123
ALEXI & ALEXA
124
MARAH
125
KESAL
126
MARAH
127
PEWARIS?
128
PERJANJIAN
129
TAKUT JARUM
130
RACUN YANG UNIK
131
BEREAKSI
132
SEPERTI AYAM GORENG
133
KAKAK PELIT
134
TERPUKAU
135
MATA MENGERIKAN
136
PERTEMUAN
137
PERBINCANGAN KECIL
138
TERTOHOK
139
ALEXA KECEWA
140
MENGALAHKAN DONG XI
141
JING XUAN
142
PERMAINAN 1
143
PERMAINAN 2
144
SAMPAH SEKTE
145
KE MANA YI XIE?
146
MENJADI REKAN
147
RENCANA PINDAH
148
KEINDAHAN BULAN
149
MASA LALU KELAM
150
MASA LALU KELAM 2
151
MASA YANG MENAKUTKAN
152
ALEXI HILANG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!