...Di pelataran penginapan Cheng Feng ......
Sekelompok orang berpakaian serba hitam dengan atribut sebuah perguruan bela diri turun dari beberapa mobil mewah, penampilan mereka terlihat sangat elegan dan gagah. Mereka serempak berhamburan ke segela arah seperti sedang mencari sesuatu, beberapa orang yang berada di tempat itu nampak sedikit ketakutan melihat kedatangan mereka.
Seorang gadis berkaca mata, bertopi serta bermasker berwarna serba hitam keluar dari kursi belakang mobil sport mewah berwarna hitam mengkilat. Gadis itu mengenakan jaket kulit hitam mengkilap dan celana pendek setengah paha dengan bahan serta warna yang serupa, kaki jenjangnya yang berkulit mulus, putih bercahaya memakai sepasang sepatu boots hitam hampir setinggi lututnya.
"Nona Alexa, lihatlah!" seru salah seorang pengawal gadis itu. Si pengawal nampak tengah memperhatikan dengan seksama sebuah motor sport berwarna hitam merah yang sangat ia kenali.
Alexa menoleh ke arah seruan pengawalnya yang berada di sebuah area parkir tertutup di sebelah samping kiri bangunan penginapan Cheng Feng, tempat itu adalah area parkir yang sengaja disiapkan secara khusus oleh pihak pengelola penginapan bagi orang-orang yang menginap di sana.
Gadis muda itu berjalan seraya membuka kacamata hitamnya, ia mendekati pengawalnya yang tengah memeriksa sebuah motor gede yang terlihat jarang dirawat.
"Tak salah lagi! ini motor Kak Ale!!" seru Alexa. Alexa menyentuh bagian-bagian motor itu dengan mata meneliti, ada sebuah sticker yang sangat ia kenali.
"Nona, mungkinkah Tuan Muda selama ini bersembunyi di sini?" tanya Segara yang baru tiba di tempat itu.
"Bisa jadi begitu, pantas saja kita mencarinya ke sana-sini tak pernah ketemu," sungut Alexa.
"Nona, kita akan masuk ke dalam?" tanya Segara.
"Mmhh, suruh yang lain berjaga-jaga di sini, ingat! jangan sampai Kakak melarikan diri lagi!" kata Alexa. Segara segera memerintahkan para anak buahnya untuk berjaga-jaga di segala penjuru. Sedangkan segara sendiri berjalan mengikuti Alexa.
...Di dalam penginapan ......
Sudah hampir satu minggu Alexi selalu menunggu kedatangan Zike, ia bahkan telah menanyakan hampir ke semua pelayan yang berkerja di sana, namun tak ada satupun dari mereka yang tahu akan keberadaan Zike, gadis itu bagai hilang ditelan bumi.
Alexi dengan gelisah menatapi layar ponselnya, ia berusaha melakukan panggilan ke nomor Zike dan juga mengirim banyak sekali pesan. Tapi, tak ada satupun panggilan dan pesan-pesannya yang dibalas, Alexi benar-benar frustrasi memikirkan gadis itu.
"Mengapa Zike tak membalas pesanku? apa dia marah setelah kejadian saat itu?" Akexi bertanya dalam hati.
"Zikeee, kau di mana? sebentar lagi aku harus pergi dari penginapan ini, aku ingin bertemu denganmu!" Alexi berjalan mondar-mandir di lobby penginapan.
Alexi tak peduli dengan tatapan orang-orang yang ada di sekitarnya, beberapa dari mereka sudah mengenalnya, para pelayan wanitapun sering mencuri pandang kepada Alexi yang memang berwajah tampan nan cantik.
"Alee!" panggil seorang gadis cantik berkepang dua, matanya berbinar saat melihat pemuda tampan pujaan hatinya.
"Meilia," gumam Alexi. Alexi menatap gadis itu dengan sorot mata malas.
"Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Meilia, gadis itu bertingkah genit-genit ceria untuk menarik perhatian Alexi.
"Aku sedang mencari sinyal, di dalam kamarku sinyalnya buruk sekali." Alexi sengaja berbohong, ia tak ingin Meilia mencurigainya.
"Oohh." Meilia manggut-manggut.
"Eh, bagaimana kalau kita ke duduk di sana?" ajak Meilia. "Atau kita berjalan-jalan ke suatu tempat?"
Alexi berpura-pura tak mendengar ajakan gadis itu, ia masih sibuk dengan ponselnya.
"Alexi! kenapa sih kamu selalu mengabaikanku?!!" tanya Meilia sambil mendekati pemuda pujaannya.
"Ale, aku menyukaimu," seru Meilia, ia tak peduli dengan mata orang-orang yang menatapnya dengan pandangan aneh.
"Sudahlah Mei, jangan bicara yang tidak-tidak, mereka melihat kita," ujar Alexi seraya bergeser mejauhi Meilia.
"Aku tak peduli!" seru Meilia lagi. "Pokoknya aku menyukaimu!"
"Bosan!" sungut Akexi dalam hati sambil memalingkan wajahnya.
Alexi sangat terkejut saat dirinya merasakan sebuah pelukan datang menerjang dari arah belakang punggungnya, ia mengira Meilia yang nekad melakukannya, hatinya geram bukan main.
"Andaikan saja ini Zike, aku akan sangat bahagia, tapi ini adalah orang lain dan aku tak suka!" seru Alexi dalam hati.
"Lepaskan! jangan sentuh aku sembarangan!!" bentak Alexi dengan perasaan meluap marah. Alexi mencengkeram dengan kasar kedua tangan yang saat ini memeluk pinggangnya dengan erat, ia berniat melepaskan tangan itu dengan sekali sentak, namun ia dikejutkan pula oleh sebuah isak tangis dari orang yang memeluknya.
"Akhirnya aku menemukanmuu!!" pekik seorang gadis.
Semua orang serentak menoleh ke arah suara pekikan itu, mata cantik Alexi terbelalak lebar, ia merasa bagai hendak membeku di tempatnya berdiri, Alexi sangat mengenali suara itu.
Mata Meilia juga melotot dengan sangat lebar menyaksikan adegan yang membuat hatinya seketika berkobar panas, ia tak terima melihat Alexi tengah dipeluk oleh seorang gadis yang tak nampak wajahnya. Alexi sendiri segera membalikan badannya dan menatap gadis bermasker hitam itu, dengan cepat Alexi membuka masker scuba yang melekat di wajah gadis itu.
Hati Alexi terenyuh melihat deraian air mata yang berinaian di kedua pipi gadis itu, Alexi langsung meraih kepala gadis itu dan dibenamkan di dadanya, ia memang sudah lama merasa sangat rindu kepada gadis cantik yang memiliki wajah nyaris sama dengan wajahnya.
"Exa!" Alexi berbisik seraya membelai lembut rambut Alexa.
"Exa sayang, maafkan Kakak!" kata Alexi.
"Kakak jahaat! Kakak meninggalkan aku sendirian tanpa kabar sama sekali. Kalau Kakak ingin pergi, mengapa tidak mengajak serta aku?!" ratap Alexa di dada kakak kembarnya.
"Sudah, sudaah! bukankah kau sudah menemukan Kakak sekarang." Alexi berusaha menghibur adiknya.
Alexi mengusap-ngusap bahu dan punggung Alexa yang dengan segenap rasa sayangnya, hal itu membuat perasaan Meilia semakin panas membara.
"Zike sudah aku singkirkan! tapi mengapa harus ada gadis lain yang menyukainya?! bahkan mereka berani berpelukan di depan umum!!" geram Meilia dalam hati.
Alexa dan Alexi berpelukan cukup lama akibat rasa rindu yang telah menggunung selama hampir satu bulan lamanya, selama ini mereka memang jarang berpisah dan selalu bersama dalam segala hal. Meilia dan beberapa gadis pelayan yang menyukai Alexi menjadi sangat terpukul.
Meilia mengepalkan tangannya kuat-kuat, wajahnya memerah dengan rahang mengatup kuat, giginya terdengar bergemerutuk akibat menahan amarah yang luar biasa.
"Jadi ini yang membuat dia selalu menolakku?" geram Meilia dalam hati.
"Kak Ale, mengapa kau lari dari rumah begitu lama?" tanya Alexa sembari mengangkat wajahnya dari dada sang kakak.
"Aku, aku ...." Alexi kebingungan.
"Kita bicara di kamarku saja, di sini banyak orang yang melihat kita dengan aneh," bisik Alexi seraya melirik ke kanan dan kirinya.
Alexa segera melepaskan pelukannya seraya mengangguk, Alexa hanya menurut saja saat Alexi menggandeng tangannya dan menyeretnya berjalan menuju ke arah tangga.
Baru beberapa langkah mereka berjalan, terdengar suara langkah berlari disertai sebuah serangan pukulan datang dari arah samping yang ditujukan ke arah kepala Alexa, namun sebelum pukulan serampangan itu sampai mengenai kepala Alexa, seseorang telah terlebih dahulu menyambar tangan si pemukul.
"Berani-beraninya hendak menyentuh dan menyelakai Nona kami!!" bentak sebuah suara yang sangat dikenali oleh Alexi. Serentak kedua saudara kembar itu menoleh.
"Meilia?!" Alexi terkejut saat melihat Segara tengah mencekal tangan Meilia. Sorot mata Segara bagai hendak membunuh gadis itu.
"Tuan Muda, biar kuberi pelajaran wanita brengs*k ini!" seru Segara dengan marah.
"Segara, lepaskan dia!" perintah Alexi.
"Tapi, Tuan Muda, dia hampir memukul Nona!" Segara tak terima.
"Lepaskan dia dulu Segara!" perintah Alexi lagi.
"Huh!" Segara bersungut kesal.
Dengan keras Segara menyentakan pegangannya hingga membuat gadis cantik itu terdorong dan jatuh terduduk, Meilia mengaduh kesakitan dan merasa sangat malu karena semua orang langsung menatapnya.
Meilia menatap tajam kepada Alexi yang masih menggenggam tangan Alexa, hatinya sangat cemburu dan marah.
"Alexi! jadi selama ini kau menolakku, apakah karena wanita jal*ng itu?!" tanya Meilia sengit.
"Lancang!" bentak salah seorang pengawal wanita yang terlihat sangat menakutkan.
Pengawal wanita itu tak segan-segan menghadiahi beberapa buah tamparan keras di wajah Meilia, Meilia terpekik dan menangis sambil memegangi pipi dan bibirnya yang pecah serta mengalirkan berdarah.
"Kau!" Meilia menatap ke arah orang yang menamparnya.
"Itulah yang pantas kau terima akibat lidah lidah kurang ajarmu!!" bentak Agni salah seorang pengawal wanita milik Alexa.
"Kalian tidak tahu siapa aku! kalian akan menyesal!" umpat Meilia sambil menangis.
"Dan kau Alexi, ternyata kau tak lebih dari seorang playboy murahan yang tak tahu malu!!" seru Meilia yang seperti kesetanan. Para pelayan penginapan segera menolong Meilia.
Mendengar hal itu, amarah Segara kembali memuncak, Segara mendekati Meilia lalu mencengkeram tengkuk gadis itu hingga tubuhnya terangkat dan berdiri.
"Tuan Muda, biar kuhabisi saja dia!!" geram Segara.
Alexi menggelengkan kepalanya. "Tenanglah Segara, turunkan dia," pinta Alexi.
"Tapi dia telah menghina Tuan Muda!" Segara tak terima. Lagi-lagi Alexi menggelengkan kepala dan memberi isyarat agar Segara melepaskan gasis itu, Segara dengan geram melemparkan tubuh gadis itu ke arah para pelayan penginapan. Tubuh Meilia terlempar dan jatuh di antara para pelayan yang masih sangat tegang.
Para pelayan segera menolong gadis itu.
"Nona Meilia, Nona tenanglah!" bisik Ah Liong salah satu Pelayan penginapan yang memang sangat dekat dengan Alexi, Zike dan Meilia.
"Ah Liong, aku tidak terima atas perlakuan mereka, minta atasanmu untuk mengusir mereka semua, termasuk dia!!" tunjuk Meilia ke arah Alexi.
"Nona, saat ini Tuan Johan sedang tidak ada di sini, kami tak bisa berbuat apa-apa. Lihatlah ! jumlah mereka cukup banyak," ujar Ah Liong.
"Aku tetap ingin mereka semua pergi dari siniii!!" teriak Meilia.
"Tanpa harus diusirpun, kami memang akan membawa Tuan Muda kami kembali!!" kata Segara sengit.
"Dan kami bisa saja meratakan tempat ini sekarang juga!!" teriak Agni tak kalah sengit.
"Tuan Muda?!" Ah Liong terkejut. "Jadi, kau adalah seorang Tuan Muda?" Ah Liong bertanya kepada Alexi.
Alexi tak menjawab pertanyaan Ah Liong, ia hanya menganggukan kepalanya lirih. Sementara Meilia masih tak percaya, ia mengusap darah yang mengalir dari bibirnya dengan punggung tangannya seraya bangkit dari duduknya.
"Memangnya kenapa kalau dia adalah seorang Tuan Muda?" tanya Meilia dengan sinis. "Banyak Tuan Muda dari keluarga kaya raya yang datang dan pergi dari sini, tak ada satupun yang istimewa, huh!!"
"Alexi, kuberitahukan padamu suatu hal!" Meilia berkacak pinggang, ia mendekati Alexi dan Alexa.
Mereka bertiga kini berdiri berhadapan, sejenak Meilia agak terkejut saat melihat wajah Alexa yang sangat cantik melebihi kecantikannya, garis wajah, mata dan bibirnya hampir menyerupai dengan wajah Alexi. Alexi dalam bentuk seorang gadis tepatnya!
"Apa yang ingin kau katakan, Mei?" tanya Alexi datar.
"Aku hanya ingin membuka identitasku padamu, bahwa aku adalah anak tunggal dari pemilik Penginapan Cheng Feng beserta dua belas cabangnya yang ada di kota Wu Shang ini. Aku bisa dan berhak mengusir siapa saja yang aku inginkan," ujar Meilia dengan angkuh.
"Tak masalah, kami semua memang akan pergi dari sini secepatnya." Alexi menyahut.
"Ale! kau benar-benar tak takut padaku dan tak menginginkanku?" tanya Meilia yang berharap perkataannya akan membuat Alexi merasa terkejut dan kagum padanya.
"Mengapa aku harus takut padamu, memangnya kau siapa? semua kekayaanmu itu tak ada artinya bagiku, aku sungguh tak menginginkanmu!" jawab Alexi masih dengan nada datar.
"Alexiiiiiii!! kau keterlaluaaan!!" teriak Meilia.
"Siapa diaa?!! siapa gadis yang telah membutakan matamu ini, Alexi!" tanya Meilia sambil menunjuk ke arah Alexa dengan sangat marah dan penasaran.
"Siapa aku, kau tak perlu tahu," jawab Alexa ketus. Alexa memeluk pinggang Alexi dan itu membuat Meilia semakin cemburu.
"Meilia, Sang Tuan Puteri pemilik penginapan yang terhormat, kami punya hal yang lebih penting yang harus kami selesaikan, kami tak bisa terus meladeni ocehanmu yang tak berguna sama sekali!" ujar Alexi tak kesal.
"Sombong sekali kau Alexi! kalau saja aku tahu akan terjadi hal seperti ini, mungkin aku tak akan mengusir Zike dari sini, agar dia juga merasakan sakitnya melihat pria yang kita cintai memilih orang lain!" Meilia berkata bagai tanpa sadar.
Alexi terperanjat mendengar pengakuan Meilia, kata-kata itu bagai petir di siang hari yang menyambarnya tanpa ampun, dengan sigap dilepaskannya pelukan Alexa dan segara saja pemuda tampan itu meraih kerah baju Meilia, mata Alexi yang biasanya terlihat sangat cantik itu kini terbelalak menakutkan.
"Meiliaaa!! jadi ternyata kau yang membuatku kehilangan dia?!!" suara Alexi terdengar menggelegar, rupanya suara itu sedikit dilambari dengan tenaga dalam tingkat rendah yang dimiliki Alexi.
Meilia terkejut dan menjadi ketakutan, tubuhnya gemetaran dengan keringat dingin mulai membasahi di sekujur tubuhnya. Baru kali ini dirinya melihat Alexi yang lain dari biasanya.
"Katakan! di mana dia sekaraaang?!!" tanya Alexi seraya mengguncang cengkeramannya. Meilia hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan sangat ketakutan.
"Kak Ale, tenanglah!" Alexa meraih tangan Alexi. "Turukan tanganmu, biar aku yang bicara," ujar Alexa lembut.
"Kak Ale, dia sangat ketakutan sekarang. Kak, tolong turuti aku ... okay?!" bujuk Alexa.
Alexa memejamkan matanya sambil menarik nafasnya beberapa kali, ia mulai mengendurkan cengkeramannya, untuk kemudian melepaskanya. Meilia sedikit lega sekarang, ia mulai mengutuki kebodohannya sendiri.
"Nona, kuharap kau jawab dengan jujur apa yang ditanyakan olehnya," pinta Alexa seraya mengelilingi Meilia. Alexa berusaha bersikap tenang dan lembut.
"Alexi, aku memang sengaja mengusirnya, karena aku tak tahan melihatmu selalu menguntitnya setiap hari." Meilia berkata jujur. Ia menangis sambil menangkupkan kedua telapak tangannya ke mulut dan hidungnya, gadis itu sesenggukan.
"Kau!!" Alexi menunjuk ke wajah Meilia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Tang Lian
gak tau malu! 😡
2022-08-27
1
El_Tien
ayo lanjut semangat nya
2022-05-06
1
Gembelnya NT
InsyaAllah Thor ..
2021-12-19
1