Balada ANAK METAL
Base Camp DANGER DEATH.
Kota Wu Shang bagian utara. Pada suatu sore, terlihat seseorang sedang duduk dengan santai sambil memainkan sebuah gitar akustik. Bulan Berlin, itulah lagu berirama slow rock yang tengah dinyanyikan oleh pria muda berwajah oriental nan tampan bernama Jessey Liu. Dia adalah gitaris utama dari sebuah grup musik beraliran Symphonic Black Metal.
Dari balik sisi dinding yang lain. Dua orang gadis cantik berpakaian ala anak metal tampak sedang asyik berbincang-bincang sembari menikmati makanan dan minuman ringan sebagai teman bersantai di sore yang cerah itu. Mereka memang sedang beristirahat setelah beraktifitas sebagai anggota dari sebuah band musik yang bernama Danger Death.
"Eh, lu dengerin tuh!" Zee berseru di sela pembicaraan yang tadi sedang mereka bincangkan.
"Dengerin apaan?" Zike bertanya sambil celingukan.
"Si boss lagi galau." Megan Zee lalu terkikik sembari menutup mulutnya.
"Bisa galau juga dia? Kenapa emangnya?" Zike merasa heran kali ini. Setahu dia, Jessey Liu adalah seorang cowok yang sangat menyebalkan. Jangankan untuk bercanda, bahkan hampir tidak pernah tersenyum kepada siapa pun. Sikap Jessey Liu begitu dingin, kaku dan cuek.
Zee balik bertanya, "Jadi, lu kagak tau emangnya?"
"Kagak. Gue kan gak akrab sama dia. Ketemu papasan aja, dia buang muka!" Zike menggerutu dengan nada sebal.
"Jadiiiii, lu pengen tahu gak?" Sepertinya, Megan Zee sengaja memancing keingintahuan kawannya.
"Mmh, bolehlah!" Zike menyahut sambil menyesap minumannya.
"Jadiiii ... dulu si boss waktu SMP kan pernah naksir ma cewek. Tapi dia gak berani ngungkapin rasa sukanya itu. Akhirnya yaa, tuh cewek dihalalin deh sama orang lain."
"Eh, serius ada cerita begitu?" Zike merasa sedikit heran. Dalam hati dia sungguh penasaran dengan gadis yang disukai oleh si gunung es itu.
"Iya lah! Masa gue berkata bohong?" Megan Zee merasa sedikit kesal.
"Waahh, beruntung banget tuh cewek."
Jessey Liu mengakhiri lagunya. Dia tak ingin terus larut dalam kesedihan. Pria muda itu bangkit dan segera beranjak sambil menenteng gitarnya untuk kembali ke kamar yang ada di base camp itu. Jessey Liu tiba-tiba berhenti, saat melihat Zee dan Zike sedang berada di taman itu. Jessey Liu berdiri di balik dinding memperhatikan Zike yang sudah lama dia sukai secara diam-diam. Senyum tipis mengembang di bibir pria muda itu.
"Makanya, sampe sekarang dia gak mau pacaran."
"Ooh, gitu?" Zike manggut-manggut.
"Trus, kalo lu sendiri?" bertanya Megan Zee membuat Zike hampir saja tersedak oleh es bloom yang sedang disesapnya. "Ati-ati napa sih? Sampe kesedak gitu!"
"Gue? Kok jadi gue sih?" Zike merasa heran.
"Yaa, elu. Gue nanya ke elu, kan?" Zee sengaja bertanya tentang isi hati Zike. Ini adalah misi yang diberikan oleh seseorang kepadanya untuk mengorek keterangan tentang sahabatnya ini.
"Gue ... juga gak mau pacaran!" Zike menjawab sambil memasukan siomay ke dalam mulutnya.
Diam-diam Jessey Liu tersenyum mendengar perkataan Zike. Dia merasa ada peluang baginya untuk mendekati gadis itu. Perkataan Zike menandakan, kalau dia sedang tidak memiliki seorang kekasih. Hatinya kini terasa berbunga-bunga.
"Lu kagak ngiri apa sama gue dan Willy?" bertanya Zee sambil menyesap es bloom-nya. Megan Zee dan William Chen adalah pasangan yang belum lama menikah.
"Ngapain gue musti ngiri? Lagian, umur gue kan baru enam belas tahun juga," jawab Zike dengan santai.
"Iya sih. Tapi, mmhh ... kalo misal udah waktunya. Lu pengen dapetin cowok yang kek apa?" tanya Megan Zee dengan harapan Zike akan berterus terang tentang tipe pria idamannya. Secara diam-diam pula Zee memasang ponsel di bawah meja untuk merekam perkataan Zike.
"Yang kek apa ya?" Zike terlihat berpikir. "Yang jelas, ya yang baik dong!"
"Yang jelas, yang gak kayak Ale!" geram Zike dalam hati hingga tanpa sadar gadis itu meregam gelas plastik tempat es bloom-nya dengan kuat. Gelas itu pun penyok seketika.
"Pokoknya, yang jelas gue gak mau pacaran! Kalo ada yang mau serius sama gue ... ya tinggal lamar and langsung nikah. Ntar pacarannya kalo dah halal aja!" Zike berkata seolah tanpa beban, meski sebenarnya hati gadis itu merasa hancur dan sakit atas ulah Alexi.
"Cuma gitu doang? Gak ada syarat lainnya?" Zee semakin merasa penasaran.
"Ya ada siiih."
"Apaan?" Zee gigih untuk mendapatkan apa yang diinginkan oleh seseorang itu.
"Pertama ... dia harus bisa jadi pemimpin buat gue," jawab Zike. Gadis itu tetap berusaha bersikap santai. Dia tak ingin memperlihatkan kekecewaan hatinya di hadapan Zee sahabatnya.
Zee manggut-manggut dan kembali bertanya, "Kedua?"
"Mmhh ... dia harus sekeyakinan sama gue. Karena gue gak mau nikah beda keyakinan." Zike menjawab dengan nada pasti.
Jessey Liu harus menelan salivanya dengan kesusahan saat mendengar hal kedua ini. Dia tercekat bagai tak bisa bergerak. Jessey Liu berpikir, ini adalah hal yang paling berat baginya. Bisakah dirinya melakukan hal yang kedua ini?
"Ketiga?"
"Yaaa ... yang sayang sama gue lah!" Zike menyahut sambil memandangi jari-jemarinya sendiri.
"Lu gak kepengen yang ganteng, macho, kaya raya atau setidaknya yang udah mandiri bisa cari duit sendiri gitu?" tanya Zee. Diam-diam matanya melirik ke arah kaca yang di mana Jessey Liu berada.
Jessey Liu pun hanya menganggukan kepalanya kepada Zee dan gadis itu mengacungkan salah satu ibu jarinya kepada Jessey Liu tanpa sepengetahuan Zike.
"Mmhh ... itu buat bonus aja, gue gak berharap lebih. Asal laki gue nurut, rajin ibadah, setia, sadar kewajiban kasih nafkah lahir batin, trus bisa mendidik anak istri dengan baik dan terutama dia gak ninggalin gue seenaknya."
"Trus, kalo ada yang tiba-tiba lamar lu dan pas lu gak suka. Apa mau lu trima juga? Padahal lu gak ada feel sama sekali gitu ke dianya." Zee yang merasa aneh dengan perkataan Zike.
"Pokoknya, yang duluan lamar yang gue trima asal memenuhi syarat tadi itu," jawab Zike. Gadis itu berkata seolah sedang berputus asa dalam nada bicaranya.
Jessey Liu yang mendengarkan dari balik dinding itu pun tertegun. Dia memang menyukai Zike, akan tetapi dia tak pernah berani mengungkapkan. Jessey Liu pun memutuskan untuk pergi dari tempatnya berada karena sudah mendapatkan apa yang dia inginkan. Pria muda itu juga merasa sangat tidak baik jika terus-terusan menguping pembicaraan orang lain.
"Tapi, kenapa sih lu bisa kepikiran gitu? Jangan-jangan lu trauma ya?" bertanya Megan Zee dengan rasa penasaran.
"Mmhh, gue pernah ditinggal sama pacar gue, pas gue udah lagi sayang-sayangnya sama dia. Dia ninggalin gue gak ngasih tau apa-apa. Bahkan ada rumor katanya dia udah sama cewek lain." Zike menjawab dengan nada sedih. Terbayang wajah Alexi Nata Praja pacarnya, yang baru resmi pacaran belum genap satu tahun, tapi kini Alexi tak ada kabarnya sama sekali.
Alexi Nata Praja adalah seorang tuan muda dari Sekte Sanca Perak. Sebuah perguruan seni bela diri yang tak kalah besar dari Sekte Elang Emas milik keluarga Liu. Sanca Perak juga terkenal akan kehebatannya dalam olah racun dan penawarnya, selain memiliki banyak metode ilmu-ilmu beracun yang mematikan.
"Oohh gitu. Hmm ... pantesan aja nada lu kek putus asa gitu. Gue doain, smoga lu bakal dapetin gantinya yang jauh lebih baik dari pacar lu itu." Zee berkata dengan hati merasa iba.
"Aamiin!" ucap Zike lirih.
"Eh, siapa sih pacar lu itu?" tanya Zee yang mengejutkan Zike.
"Ada deh, gue males sebut namanya," jawab Zike. Dia memang tak ingin menceritakan tentang kisah asmaranya dengan Alexi.
"Ooohh ... ya udah. Gak penting juga buat gue tahu tentang cowok yang ngeselin kek gitu. Lupain aja dia!" kata Megan Zee.
Zike mengangguk. Namun, bagaimanapun juga dia tidak bisa dengan mudah melupakan Alexi yang merupakan cinta pertamanya itu.
Jessey Liu tiba di kamar dan segera meletakan gitarnya di sudut ruangan. Pria muda itu lalu duduk sisi jendela sembari menatap ke layar laptop yang baru saja dia aktifkan. Jessey Liu kembali teringat percakapan Zike dan Zee. Entah mengapa hatinya menjadi gelisah dan takut kejadian beberapa tahun yang lalu akan terulang kembali.
"Jadi, itu syaratnya?" gumam Jessey Liu dalam hati. Kedua telapak tangannya saling bertautan di depan bibirnya, sedangkan tatap matanya kosong tanpa titik tujuan.
"Apakah aku harus melakukannya secepat mungkin? Langsung mengungkap perasaanku padanya dan lalu ... melamarnya?" Jessey Liu menggigit bibir bawahnya sambil terus berpikir serius.
"Melamarnya? Menikahinya dan ... hidup dengannya?" Sebuah senyum disertai bayangan sebuah pesta pernikahan berlarian di pelupuk matanya. "Indahnya!"
"Tapi, bagaimana dengan syarat yang kedua? Apakah aku juga harus pindah keyakinan hanya demi mendapatkannya?" tanya Jessey Liu dalam hati dengan rasa sangat bimbang.
Sejak saat itulah, pikiran Jessey Liu menjadi kacau dan gelisah. Dia bahkan kerap lalai dan melakukan kesalahan yang kadang tak dia sadari. Hingga hal itu pun terbawa juga saat latihan bersama grup band musiknya.
Band Musik milik Jesssy Liu adalah Danger Death dengan formasi terbaru saat ini.
- Jessey Liu Lead Guitar
- Ye Kai Lead Erhu, Gu Zheng, Gu Qin dan Flutte
- Zike Lead Vocal (menggantikan Leonard)
- Megan Zee Lead Bass Guitar
- William Chen Lead Keyboard
- Heldevi Deristan (Devil) Lead Drum
...Danger Death adalah band beraliran Symphonic Brutal Black Metal yang di manageri oleh Jeremy Bierk....
Pada saat mereka sedang latihan pun, pikiran Jessey Liu menjadi tidak fokus dan beberapa kali dirinya melakukan kesalahan. Hal itu membuat teman-temannya menjadi heran dan kebingungan.
Danger Death menghentikan lagu yang mainkan. Jessey Liu melangkah ke sebuah meja untuk melepaskan dahaganya dengan satu gelas air mineral. Pria muda itu kembali ke tempat effect gitarnya berada tanpa memedulikan Zike sama sekali. Hingga membuat gadis itu mengira kalau Jessey Liu masih tak menyukai keberadaannya di Danger Death.
"Beruang kutub ini, bikin gue gak betah aja! Lama-lama gue bisa hengkang dari band ini gegara sikapnya yang selalu dingin banget ke gue," bisik batin Zike.
"Zain, bagaimana cara memulainya? Aku sungguh sangat ingin mendekatimu dan menyatakan perasaanku. Tapi aku selalu saja merasa beku di hadapanmu. Zain, maafkan aku jika selalu bersikap dingin padamu. Aku sungguh tak tahu harus memulainya dari sudut mana, agar aku bisa mendapatkanmu." Jessey Liu membatin.
...Bersambung .......
Jessey Liu - Thor jangan kelamaan bikin gue galaunya yak? 😬
Author - Iya iyaaa, bawel! Tunggu dikit napa? 🙄
Jessey Liu - Gak mau! Ntar di duluin sama Alexi lagi! 😑
Author - Lah kan Zike udah dirancang buat jodohnya elu Jeess! Tinggal sabar aja napa sih? 😒
Jessey Liu - Asyiik, lu baik banget deh Thor! Oke Thor, gue bakal sabar nungguin scene itu deh 😍
Author - Dasaaaar! 🙄🙄
Dalam hati Author bilang, "Lu kagak tau apa? Kalo gue juga suka sama elu Jeees!"
(Seneng kan, ya? Gelud sama Jessey 😅😅)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
💞 Adhel 💞
aku mampir kak, ini aydhan...🤝🤗🤭
2023-06-22
1
💞 Adhel 💞
aku mampir kak, ini aydhan
2023-06-22
0
Tang Lian
Gelud sama karakter🤣🤣🤣
2022-08-21
1