Sebenarnyalah, Jessey Liu tak berani bertemu muka dengan Zike yang telah cukup membuatnya gelisah. Meskipun di awal perkenalan mereka, Jessey Liu sedikit kecewa dengan vokalis baru yang dibawa oleh Ye Kai. Bahkan, Jessey Liu sempat meremehkannya. Namun, lama-kelamaan Jessey Liu menerimanya karena Zike juga mulai menampakan skill-nya yang terbilang tidak umum untuk seorang vokalis wanita.
"Lu kenapa sih, Jess?" tanya Devil yang bernama lengkap Heldevi Deristan. Cowok gondrong si penggebuk drum itu mengernyitkan kedua alisnya karena heran atas sikap sang gitaris.
"Gak ada apa-apa," jawab Jessey Liu dengan nada suara datar.
"Tapi, tumben amat lu lagi banyak bikin kacau. Kalo ada masalah bilang kek!" Devil berkata sambil memutar-mutar Stick drumnya.
"Dih! Beruang kutub ini lagi kesambet apaan? Tumben amat bikin kacau gini," gumam Zike dalam hati.
"Udaaah, lanjut aja! Bawel amat sih lu!" Jessey Liu terlihat kesal. Kesal yang entah ditujukan kepada siapa.
"Lanjut, lanjuut! Tapi, kalo kacau mulu yaa mending gue balik aja dah. Capek gueee!" Ye Kai berseru. Dia juga tak kalah kesalnya. Pria itu juga heran atas sikap Jessey Liu.
"Yok lanjuuu!" tukas Zee yang masih menenteng bass gitarnya. Dia berjalan mondar-mandir sambil sesekali melirik ke arah Jessey Liu.
"Rasain lu! Jadi gelisah sendiri, kaan?" Zee berkata dalam hati sambil menahan tawa. "Makanya, jangan suka sok kepo ma hidup orang."
Tak lama kemudian, mereka kembali memulai lagi lagu yang tadi sempat kacau. Saat ini, mereka tengah menggarap sebuah lagu yang berjudul 'The Lord Of The Dark Valley' lagu milik mereka sendiri, lalu melanjutkan dengan meng-cover lagu dari band asal Taiwan.
"Lí tī káng pinn sio-sàng
Luī-gán leh khuànn guán ê tsûn-iánn
Tshiánn tán-thāi guá khái-suân tńg-lâ
Kè-siok lán bī-uân ê bāaaang!"
Zike melantunkan lagu berirama Black Metal itu dengan nada tertinggi yang dia bisa. Namun, karena ada kesalahan pada pengaturan keluar masuknya napas, membuat Zike terpaksa berhenti dengan sedikit terengah-engah.
"Maaf! Maaf!" kata Zike sambil memegangi dada dan merasakan tenggorokannya sedikit nyeri. Akibat minum es bloom kah?
"Kau ini! Kalau caramu begitu, kau bisa kehabisan napas saat nada sedang berada di titik tertinggi. Itu bukan saja akan membuat kacau tapi juga sangat berbahaya bagimu!" teriak Ye Kai sedikit memarahi muridnya.
Ye Kai berjalan ke arah gadis itu sambil membawa segelas air mineral, lalu memberikanya pada sang murid. Zike menerima gelas dari tangan sang guru dan meminumnya secara perlahan. "Xie-xie, Shifu!"
"Mmhh," jawab Ye Kai datar.
Zike mulai mengatur jalan napas yang menjadi kacau akibat keteledorannya sendiri. Jessey Liu secara diam-diam melirik gadis itu dan hanya bisa menarik napas sambil menggeleng-gelengkan kepala. Meskipun dia sangat ingin membantunya, tetapi dia masih tak kuasa untuk berhadapan dengan Zike.
"Maaf, semuanya! Mari kita coba lagi," seru Zike sembari memegang dan mengaktifkan lagi microphone-nya.
"Okay! Ingat jangan salah lagi!" sahut Ye Kai. Pria itu kembali meletakan jemarinya yang memakai kuku palsu untuk memetik senar gu zheng.
Mereka kembali memulai lagu yang terpenggal. Kali ini, mereka semua terlihat lebih serius dalam memainkan nada-nada bertempo cepat itu. Mereka tak ingin lagi melakukan kesalahan yang sama.
"Naah gituu! Akhirnya jadi juga kaaan?" seru William Chen dari belakang keyboard sambil bertepuk tangan tanda puas. Mereka berhasil membawakan lagu berirama black metal itu dengan mulus.
"Siip! Gitu tuuuh, kalo latihan pikiran musti clear. Jangan mikirin hal-hal yang enggak-enggak. Apalagi hal yang udah gak bakal kesampaian," kata Zee terdengar seperti sebuah sindiran untuk seseorang.
Jessey Liu tak menggubris sindiran Zee. Pria muda itu hanya menyibak rambutnya yang panjang dan menyisipkan sebagian ekor poni yang menjuntai ke belakang telinganya. Wajahnya terlihat murung tanpa adanya kecerian sedikit pun.
"Kalian semua, lanjutkanlah!" kata Jessey Liu dengan nada datar dan dingin sembari meletakkan gitarnya dan melangkah pergi dari ruangan itu. Jessey Liu berjalan keluar dari base camp dan menuju ke mobilnya yang terparkir di garasi base camp.
Ye Kai yang melihat gelagat tak biasa dari sahabatnya itu segera berjalan mengikutinya dan bertanya, "Mau ke mana kamu?"
"Pulang," jawab Jessey Liu singkat.
"Ada hal pentingkah di rumah?" Ye Kai bertanya sambil memasukan kedua tangan ke dalam kantong celananya.
"Mmhh. Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengan mamaku," jawab Jessey Liu yang telah berada di belakang kemudi mobilnya. Ye Kai sudah paham akan sikap Jessey Liu yang demikian itu pastilah ada hal yang sedang mengganggu pikirannya.
"Baik, berhati-hatilah! Oh ya, apa kamu akan menginap di sana atau nanti kembali ke sini?" tanya Ye Kai untuk memastikan.
"Sepertinya, aku akan tidur di rumah. Kasihan mama, kalau aku pulang hanya sebentar." Jessey Liu menjawab sambil memandang ke arah Ye Kai.
"Okaylah. Bye, Jessey!" Ye Kai berseru seraya melambaikan tangannya.
"Bye!" Jessey Liu membalas lambaian tangan Ye Kai.
Jessey Liu melajukan mobilnya menuju rumah pribadinya yang tak begitu jauh dari base camp Danger Death. Sementara Ye Kai hanya menatap sisa asap tipis yang bergumpalan di udara untuk kemudian menghilang tersapu angin malam.
"Aneh! Kenapa sih dia?" tanya Ye Kai bergumam sendirian sembari berjalan kembali ke dalam base camp yang masih ramai oleh celotehan anak-anak bandnya. Sekarang mereka beralih bermain bola sodok alias bilyar.
Sementara itu, Jessey Liu melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi agar segera sampai di rumahnya yang berjarak tak sebegitu jauh dari base camp Danger Death. Perasaan gelisah masih menghantui pikiran lelaki muda itu. Dia terus memikirkan syarat kedua dari Zike. Kali ini, dia bukan hanya ingin bertemu sang ibu, tapi juga ingin mengutarakan niat untuk meminang gadis itu secepat mungkin. Tapi, tentu saja Jessey Liu harus rela berkorban untuk merubah keyakinannya.
Jessey Liu akhirnya sampai di depan sebuah rumah besar dan megah. Beberapa penjaga langsung menyambutnya dengan sikap hormat. Jessey Liu segera memarkirkan mobilnya di garasi dan segera masuk ke dalam rumah. Dia bergegas mencari seseorang.
"Mboook, Mboook!" Jessey Liu berjalan ke dapur guna mencari Mbok Jah pengasuhnya. Begitu sampai di dapur Jessey Liu celingukan karena tak mendapati orang yang dicarinya. "Mungkin beliau sudah tidur. Tapi, ini kan baru jam delapan lebih?"
"Kebetulan, mumpung gak ada si Mbok." Jessey Liu membuka kulkas dan mengambil sekotak susu UHT ukuran besar dan untuk dibawa ke dalam kamarnya.
"Kamu pulang sayang?" Suara lembut seorang wanita mengagetkan Jessey Liu yang sedang menaiki anak tangga. Jessey Liu menoleh sambil menyembunyikan susu kotaknya.
"Eh Mamaaa! Iya, Maa. Jessey pulang karena kangen sama Mama," jawab Jessey Liu dengan nada manja sambil tersenyum. Hanya kepada beberapa orang saja dia mau menampakan senyum dan tawanya.
"Kangen mama apa sama mbokmu?" tanya Jennie Liu sambil bersedekap.
"Ya sama Mama dan si mbok jugalah," seru Jessey Liu sambil berusaha menyembunyikan kotak susunya.
"Tapi, tadi kamu manggil mbokmu duluan sebelum mama." Rupanya Jennie Liu merasa cemburu juga.
"Kan tadi, Jessey pikir Mama sudah tidur. Jadi Jessey takut mengganggu Mama," kata Jessey Liu ingin membuat sang ibu agar tak merasa terabaikan.
"Yang beneer?" Jennie Liu ingin memastikan.
"Bener lah, Maa!"
"Eh, apa itu?" Jennie Liu curiga dengan posisi tangan anaknya yang seperti sedang menyembunyikan sesuatu.
"Bukan apa-apa kok Maa!"
"Boleh Mama lihat?" tanya Jennie Liu.
"Cuma kotak susu kok, Maa!" sahut Jessey Liu.
"Tapi, kenapa diumpetin gitu?" tanya Jennie Liu dengan curiga.
"Eh, gak pa-pa." Jessey Liu cengengesan.
"Sini mama liat!"Jennie Liu berjalan mendekat sambil mengulurkan tangannya meminta kotak susu itu.
"Mamaaa!" Jessey Liu merengut tak berdaya saat ibunya mengambil paksa kotak susu itu dari tangannya.
"Dingiiin!" pekik Jennie Liu.
"Eeh, heheh." Jessey Liu cengengesan sambil menggaruk kepalanya yang sedang tidak gatal.
"Gawat! Baru aja lolos dari si mbok eh malah kepergok mama," sungutnya dalam hati.
"Pantesan aja kamu sembunyikan! Dasar bandel!" Jennie Liu terlihat sangat kesal dan ingin marah.
"Mamaaa ... Jessey sudah sembuh kok!" Jessey Liu merengek.
"Tidak bisa! Pokoknya anak mama tidak boleh minum atau makan apa pun yang dingin-dingin seperti ini!" Jennie Liu menegaskan.
"Maaaaaa! Maaf!" Jessey Liu memeluk ibunya dari belakang.
"Eh, Maa ... hmm, bisa bicara sebentar?" tanya Jessey Liu berbisik di telinga ibunya.
"Ada apa?" Sang ibu sedikit curiga dengan sikap anaknya.
"Kita bicara di sana aja Ma!" Jessey Liu mengajak ibunya menuju ke ruang keluarga. Mereka berdua duduk di atas sofa panjang dan empuk.
Jessey Liu merebahkan kepalanya di atas pangkuan ibunya. "Maaa ...."
"Mmhh, ada apa?" tanya Jennie Liu sambil meletakan kotak susu tadi di atas meja.
"Jessey boleh curhat?" tanya Jessey Liu.
"Boleh, curhat aja!"
"Maaa, Jessey kan sudah dewasa. Mmhh, boleh tidak kalau .... "
Jessey Liu berhenti karena sedikit ragu dan merasa malu. Dia sungguh tidak tahu bagaimana cara memulai bicara dengan sang ibu mengenai keinginannya untuk meminang Zike.
"Bilang yang jelas dong, Sayaang!" Jennie Liu penasaran. Dibelainya dengan lembut rambut Jessey Liu yang hitam dan panjang.
"Jessey ... Jessey pengen nikah," ujar Jessey Liu dengan wajah bersemu merah. Rasanya dia ingin lari saja dari tempat itu karena malu.
"Menikah! Serius ini?" Jennie Liu sangat terkejut sampai matanya terbelalak lebar.
...Bersambung...
Kenalin ya, salah satu MC kita Berlian Jessey Liu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Tang Lian
Gila cakepnya 😭😭😭❤️❤️❤️
2022-08-21
0
Tang Lian
Ada Chthonic 😭😭😭😭
2022-08-21
1
Tang Lian
ini lagu kesukaan gua jg kok bisa ada disini ya 😭😭
2022-08-21
0