Sejak ciuman semalam Daren meninggal kan Amanda Fiko yg mengantar Amanda pulang pagi ini Daren tidak kelihatan entah kemana dia Amanda tidak tau Daren sangat menakutkan saat marah Amanda takut itu
"Aduh Amanda kenapa bisa terluka begini sih"ucap mami Fera melihat sudut bibir Amanda serta bibir Amanda terluka
"Ngak apa apa mi hanya luka sedikit"ucap Amanda tersenyum
"Sini mami obatin ini bukan ulah Daren kan"ucap mami Fera mengeluarkan kotak obat
"Atau itu karna keganasan Daren yg tidak sabar mencium mu"ucap tuan Damusa dengan pokus membaca koran mereka tengah berada di ruang tamu
"Ngak kok pi"ucap Amanda tersenyum mami mulai menyentuh luka Amanda dengan kapas membuat rintihan Amanda terdengar
"Hei Daren dari mana kamu"ucap tuan Damusa menurun kan koran nya lalu berdiri
"Nginap di hotel"jawab Daren enteng
"Kamu"teriak tuan Damusa marah
"Kenapa seharusnya papi marah sama menantu papi yg menjatuhkan harga diri ku dia berdansa dengan pria lain di depan ku di tempat umum"kesal Daren melangkah pergi
"Udah pi emosi Daren masih tidak stabil biarkan saja"ucap mami Fera ,Amanda hanya diam saja apa mereka sangat menakut kan saat marah Amanda sangat takut
Amanda di telpon Ananda melalui mami Fera Ananda sangat kesal kenapa Amanda belum memakai ponsel nya jadi Ananda susah memberi kabar Ananda menyampaikan jika tuan Andalas sudah menyerah kan 50 persen saham pada Amanda tapi Amanda tidak mau tentu di paksa oleh Ananda
"Kakak ini bagaimana sih ayo ikut"paksa Ananda tidak tanggung Ananda menjemput sendiri Amanda di rumah Damusa
"Iya ikut saja Amanda "ucap mami Fera
"Ya udah deh tapi mami telpon Daren kasih tau aku pergi bersama Ananda aku ngak mau dia makin marah"ucap Amanda
"Iya nanti mami telpon"ucap mami ,Amanda segera pergi setelah ganti baju dan membawa tas nya
Ananda mengajak Amanda ke kantor penyerahan saham setelah selesai Amanda meminta pada Ananda untuk mengurus semua nya karna Amanda tidak ingin terlalu lama keluar rumah karna memang cuaca nya cukup panas jadi Amanda malas apa lagi masalah dengan Daren
"Kakak tunggu aku jawab telpon dulu"ucap Ananda berdiri di parkiran ada telpon dari infekstor jadi Ananda harus menjawab nya Amanda hanya melihat bangunan menjulang tinggi di depan perusahaan lalu tiba tiba Amanda melihat sinar laser di dada nya dan
Doar
Beruntung Amanda menunduk hingga tebakan itu mengenai mobil di depan nya melihat itu Ananda menoleh
"Ananda bersembunyi"teriak Amanda membuat Ananda ikut bersembunyi Amanda mengintip
.Doar
"Kak kakak tetap bertahan di sana"ucap Ananda mengambil ponsel nya menelpon keamanan serta polisi
"Ananda seperti nya mereka hanya mengincar aku terbukti mereka hanya menembak ke arah persembunyian ku kamu berlindung saja di dalam gedung"ucap Amanda
"Tidak kak aku ngak akan ninggalin kakak apa lagi dalam keadaan seperti ini"ucap Ananda ngotot Amanda berdiri
Doar
"Kakak"teriak Ananda melihat Amanda di tembak tapi melesat keadaan di parkiran jadi tegang ada yg mengabadikan dan menyiarkan secara live
"Ananda cari di mana arah tembakan ini biar kita bisa melawan"ucap Amanda bersembunyi di balik mobil
"Kak aku melihat 5 orang berpakaian hitam dan bertopeng bisa saja penembak nya ada di mana mana"ucap Ananda takut kakak nya kenapa napa
Nadia lagi bersantai mengotak antik ponselnya mumpung ada waktu luang Nadia tersenyum melihat berita penyerahan saham 50 persen atas nama Amanda lalu Nadia melotot melihat rekaman di gedung Andalas segera Nadia berlari
Brak
"Daren"ucap Nadia nyelonong masuk tanpa permisi di ruangan Daren
"Kamu ini saya bos mu"kesal Daren
"Amanda Amanda"ucap Nadia menunjukkan rekaman singkat
"Fiko saya tunggu kamu di parkiran kumpulan keamanana dan anak buah sebanyak banyak nya"perintah Daren di telpon segera berlari
"Kak kita harus membuat rencana"ucap Ananda melihat kondisi di ponsel hasil live karyaman nya yg di dalam gedung yg sudah di kunci pintu demi keamanan
"Dimana keberadaan penembak itu"tanya Amanda
"Mereka seperti jam kan mengelilingi kita arah jam satu dua tiga empat dan lima"ucap Ananda menatap ponselnya
"Oke kita pergi ke arah jam sebelas setelah ada kesempatan kita tidak tau di mana orang sebenarnya"ucap Amanda bersiap
"Hallo setelah saya memberi kode buka sedikit celah pintu masuk kantor mengerti"ucap Ananda pada orang di kantor merasa sudah siap Ananda dan Amanda bersiap
"Lari"teriak Amanda berlari bersama Ananda
Dor dor dor
Ananda berhasil masuk tapi Amanda tertinggal karna dia masih berlindung tidak punya kesempatan mereka terus menembak nya
"Kakak"ucap Ananda menyadari kakak nya ketinggalan dia ingin keluar tapi karyaman menahan nya
"Aku harus bagaimana"ucap Amanda keamanan Ananda datang memberi kode pada Amanda tetap berlindung sedangkan mereka mencari arah penembak sesungguhnya
Dor dor dor
Tembakan beradu semua anak buah Ananda tumbang di tembak di tempat membuat Amanda ketakutan dia tidak bisa seperti ini yg ada akan banyak nyawa yg menghilang
"Siapa kalian mau apa"teriak Amanda pasrah
"Nyawa mu"teriak nya entah dari mana suara itu seperti Amanda mengenal nya
Daren yg memantau dengan anak buah nya memperhatikan sekitar tidak ada yg mencurigakan lalu di mana arah penembak nya Daren melihat Amanda mengintip dari celah
"Oke berhenti melenyapkan orang tidak bersalah aku menyerah apa mau kalian"teriang Amanda pasrah mengangkat tangan arah bidikikan mulai mengarah kepala Amanda
"Apa yg dia lakukan"ucap Daren cemas
"Bagus"ucap seseorang mulai menarik pelatuk nya dan
"Sial peluru nya habis"ucap nya menelpon anak buah di bawa
"Bunuh sekarang dia"perintah nya dan dia naik ke lantai atas
"Tuan ada helikopter pasti pelaku ada di gedung itu"ucap Fiko menunjuk helikopter
Saat Daren akan mengejar dia melihat Amanda di dekati pria bertumbuh besar dengan wajah menyeramkan
"Kejar pelaku nya dan kalian ikut aku"ucap Daren memerintah kan anak buah nya menyelamatkan Amanda tapi di sini Amanda berusaha meraih topeng mereka mengenali pelaku, Daren dengan keahlian dan anak buah nya dengan sekejap melumpuhkan mereka yg ingin mengincar Amanda semua di tumbang habis oleh Daren
"Daren hentikan"ucap Amanda menahan Daren lalu membuka topeng mereka
"Dia yg kemarin di rumah itu apa pelaku nya tuan D siapa sebenarnya tuan D"ucap Daren lalu anak buah nya mengawal Amanda
"Kakak tidak apa apa"ucap Ananda memeluk kakak nya
"Iya aku baik baik saja kamu ngak terluka kan"ucap Amanda cemas
"Ngak kak malahan aku khawatir sama kakak mereka kayak mau membunuh kakak"ucap Ananda
"Dia baik kan jadi lepaskan kami harus pergi biar kakak kamu selamat bisa saja penjahat nya kembali "ucap Daren menarik Amanda dengan pengawalan ketat
🚗🚗🚗
"Apa kamu yakin pelaku nya tuan D"ucap Amanda menatap Daren yg hanya bergumam
"Daren maafkan aku jangan mendiami aku saat aku bertanya hal serius sungguh aku aja ngak kenal sama pria itu semalam kenapa kamu membesar kan masalah nya"ucap Amanda dia benar penasaran
"Oke aku maafin tapi kamu harus mencium pipi ku dulu "ucap Daren menunjuk pipinya
"Dia benar sih mesum jika aku ngak lakukan rasa penasaran ini membunuh ku"gumam Amanda
"Baik baik lah"ucap Amanda mendekat kan bibir nya mengecup pipi Daren membuat Daren terkekeh melihat pipi Amanda memerah
"Jangan mengejek ku kamu sangat menyebal kan"ucap Amanda kesal
"Jadi pelaku kemarin aku yakin itu tuan D dan tempat itu hanya Alinda dan tuan D yg tau dan salah satu mereka adalah orang kemarin yg berarti anak buah tuan D pertanyaan kenapa dia ingin membunuh mu apa hubungan nya dengan mu padahal kamu saja baru keluar dari dunia sunyi jadi aku rasa ngak ada musuh"ucap Daren bertanya tanya lalu ponselnya berdering dari Fiko segera Daren mengangkat nya setelah selesai dia putus kan sambungan telpon nya
"Siapa"tanya Amanda
"Fiko asisten ku dia bilang seseorang tengah naik helikopter aku yakin dia tuan D dan saat Fiko melihat di pendaratan helikopter nya meledak tanpa tersisa berserta pilot nya tuan D ini sangat licik"ucap Daren menjelaskan
"Siapa tuan D ini apa hubungan nya dengan ku"gumam Amanda berfikir keras
Bersyukur Amanda selamat dari incaran itu kini Daren menambah keamanan di Museum nya lebih ketat dari sebelum nya dia tidak ingin kejadian itu terulang kembali apa lagi pada orang tua nya
🌙🌙🌙
"Amanda ini ponsel mu"ucap Daren memberi kan ponsel Amanda serta kartu debit atm dan fasilitas lain nya
"Ya terimakasih"ucap Amanda mengambil dan menyimpan di dompet nya lalu Amanda melihat ponselnya
"Daren kenapa hanya ada nama my hubby"tanya Amanda heran
"Itu nomor ku hanya nomor ku "ucap Daren penuh penekanan
"Apa kamu juga menyimpan nomor ku coba aku mau lihat siapa nama ku di kontak mu"ucap Amanda lalu menelpon Daren hingga terlihat lah di layar ponsel Daren tertara sih manja
"Apa Daren ini tidak adil kenapa nama ku sih manja aku akan ganti juga nama mu dengan sih mesum"ucap Amansa protes
"Ehh ngak ngak kamu memang manja selalu harus di lindungi"ucap Daren merebut ponsel Amanda
"Ya setidaknya kamu kasih nama aku my wife"ucap Amanda protes merebut ponselnya
"Ehh jika aku bilang engak ya engak aku ini suami kamu dan kamu sih manja"ucap Daren mereka saling mempertahankan ponsel satu sama lain sampai
Brak
"Tuh kan jatuh"ucap Daren kesal
"Ya ampun Daren ponsel nya bahkan aku belum sempat memakai nya"ucap Amanda mengambil ponselnya yg sudah pecah
"Itu semua karna keras kepala mu "ucap Daren mengomel
"Apa kamu sangat menyebalkan Daren udah tau itu karna kamu yg ingin mengambil ponselku malah nyalahin aku"kesal Amanda menarik selimut setelah menyimpan ponsel nya yg sudah retak Amanda sangat kesal
"Ehh berbagi selimut nya aku juga mau dingin nih"ucap Daren menarik selimut nya tapi Amanda mempertahankan nya dia sudah telanjur kesal pada Daren
"Dasar sih Manja"kesal Daren keluar dari kamar dan Amanda hanya mencibir tidak memperdulikan Daren karna sudah mengantuk
Cklek
"Enakan dia tidur"gumam Daren kembali masuk ke kamar ikut berbaring
Cup.
"Selamat tidur"ucap Daren mengecup kening Amanda yg membelakangi nya Daren menyelimuti Amanda lalu diri nya ikut memejamkan mata tapi Amanda malah berbalik memeluk Daren berusaha mencari kenyamanan di dekapan Daren
"Bukan aku sih mesum tapi dia lihat saja dia nempel kayak peranko"ucap Daren tersenyum dan memeluk Amanda
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments