Pagi -pagi Ananda sudah siap dia memakai kemeja setengah lengan berwarna putih corak bunga dan rok di bawah lutut berwarna hitam sebenarnya Ananda ada meeting penting tapi dia harus mengurus kakak nya dulu mau sampai kapan kakak nya akan seperti ini tidak ada yg peduli hanya dia yg peduli pada kakak nya jadi Ananda harus berjuang keras
"Pagi"sapa Ananda ramah
"Ehh Ananda udah sampai mau siapin sarapan buat Amanda"ucap mami Fera tersenyum
"Iya tan"ucap Ananda mengambil roti lalu mengoles selai nya dia betuk juga bentuk senyuman
"Tan aku harus membiasakan kakak berkeliaran di rumah mau sampai kapan kakak mengurung diri terus"ucap Ananda mengetuk kan jari nya di meja seolah berfikir
"Ide bagus itu tapi kita harus mengawasi apa perlu kita panggil psikiater"ucap mami Fera memberi saran
"Ngak ada psikiater sebaik aku tan"ucap Ananda membuat mami Fera tertawa
"Kayak nya kamu posensif banget terhadap kakak mu"tawa mami Fera
"Udah ahh tante nyebelin"ucap Ananda berlalu membawa napan setelah membuka pintu Ananda masuk
"Selamat pagi kakak ku"sapa Ananda
"Udah kak jangan di sudut itu terus mari duduk sini sarapan dulu"ucap Ananda tersenyum Amanda mendekat lalu duduk Ananda hanya tersenyum melihat rambut Amanda yg masih basah dengan telaten Ananda mengambil handuk kecil
"Makan lah kak"ucap Ananda,Amanda melipat kaki nya lalu makan dengan tenang
"Kak "ucap Ananda ragu mengosok rambut Amanda
"Ananda gimana aku mau makan jika kepala aku kamu goyang goyang"ucap Amanda dan Ananda hanya menyegir
"Maaf kakak makan lah dulu"ucap Ananda tersenyum mengeluarkan ponsel nya lalu mengambil gambar secara diam diam
"Udah kak"tanya Ananda
"Udah"ucap Amanda meletak kan napan di atas meja tidak jauh dari kasur Ananda menyisir rambut Amanda dengan pelan
"Kak kita jalan yuk "ucap Ananda.
"Ngak mau"ucap Amanda cepat
"Mau aja"ucap Ananda menyelipkan rambut Amanda di telinga lalu menarik dengan paksa
"Ngak mau Ananda"tolak Amanda
"Ayo kak kita keluar kamar"ucap Ananda
Daren yg lagi menuju meja makan otomatis melihat Amanda yg penampilan nya memakai baju kaos berwarna krim dan celana panjang berwarna putih apa lagi rambutnya di selip di telinga dia sangat cantik membuat Daren mengangga
Brak
"Aww kak"pekik Mia dan mami cekikikan
"Aduh Daren segitu nya melihat Amanda hati hati lho"ucap mami Fera tertawa emang dia juga terpesona semua mata tertuju pada Amanda
"Terpesona sama orang gila"ucap Mia menggoda
"Siapa juga yg terpesona"ucap Daren membantah karna dia menabrak kursi yg Mia duduki
"Ayo kak lihat lah tempat ini"ucap Ananda menunjukkan tempat nya Amanda mendongak menatap semua mata tertuju pada nya dari keluarga Damusa pembantu serta pelayan
"Anak tidak tau diri anak sialan kenapa kamu membunuh pewaris keluarga ini hah"
"Amanda aku menyesal telah melahirkan mu kamu membunuh anak laki- laki ku kamu seperti iblis kamu bi*dap*"
"Aghhh tidak"teriak Amanda menarik rambut nya
"Kak"ucap Ananda menenang kan
"Tidak aghhh aku ngak mau tidak pergi"teriak Amanda menarik rambut nya
Bruk
"Amanda"teriak mami Fera berlari mendekati Amanda yg pingsan Ananda panik
"Kak bangun kak kakak kenapa"ucap Ananda panik menepuk wajah Amanda
"Daren angkat Amanda bawa ke kamar"ucap mami Fera mengeluarkan ponsel nya Daren segera mengendong Amanda membawa ke kamar
"Tidak tan aku punya dokter yg dapat di percaya"ucap Ananda mengeluarkan ponsel menelpon seseorang
"Amanda sayang"ucap mami Fera cemas dan Ananda sudah keluar menunggu dokter tidak lama dokter datang dia seorang pria tatapan nya tertuju pada Amanda yg terbaring di sentuh nya rambut Amanda sangat aneh
"Aku akan suntikan penenang"ucap nya mengeluarkan suntikan lalu mengarah kan pada bahu Amanda sebelum itu tangannya menyentuh leher Amanda
"Tunggu dokter Saraf"ucap seseorang membuat semua menoleh
"Dokter Hani"ucap Ananda
"Ananda apa yg kamu fikirkan memanggil dokter Saraf"ucap nya
"Emang kenapa"ucap Ananda bingung
"Sebaiknya dokter pergi"ucap nya
"Apa hak kamu "ucap nya aneh
"Aku dokter pribadi Amanda yg di tunjuk secara langsung Amanda tanggung jawab ku"ucap nya tajam penuh peringatan dokter Saraf segera pergi
"Tidak"teriak Amanda kembali mengamuk
"Pegang"perintah nya Daren memegang tangan Amanda dan mami memegangi kaki
"Lepaskan aku pergi tidak"teriak Amanda
"Amanda tenang oke tenang lihat di sini ada Ananda tenang di samping mu suami mu di depan mu mami mu di sini aku Amanda"ucap nya mengusap ngusap kepala Amanda membuat Amanda sedikit tenang
"Lepas kan"perintah nya
"Kenapa"tanya nya duduk
"Hiks hiks aku ngak mau di sini Ananda jahat membawa aku ke sini aku mau pulang aku benci Ananda"ucap Amanda terisak
"Siapa bilang Ananda jahat justru dia sangat baik membawa kamu ke sini"ucap nya
"Aku takut dokter Hani di sini aku takut aku ngak suka tinggal di sini aku mau pulang"ucap Amanda menarik narik baju wanita itu
"Rumah itu tempat orang yg kita sayang tempat ketenangan kenyamanan dan kebahagiaan dan tempat kamu di sini kamu harus tinggal bersama orang yg kamu sayang"jelas nya
"Pokoknya aku ngak mau tinggal di sini "ucap Amanda ngotot
"Baik jika kamu pulang kamu tau kan Ananda bekerja kasihan dia harus kesana kemari jika di sini enak dekat pada mu jadi dia ngak akan capek oke ayo kita pulang"ucap nya menarik tangan Amanda
"Ighh dokter Hani tega"ucap Amanda menatap Ananda sedih
"Ya aku mau tinggal di sini"ucap nya lagi dengan menunduk
"Nih aku punya permen"ucap dokter itu mengeluarkan sesuatu
"Aku ngak suka permen aku suka eskrim"ucap Amanda
"Pemberian itu harus di terima tega benar menolak nya"ucap nya sedih dengan cepat Amanda mengambil dan memakan nya
"Pintar"ucap nya tersenyum
"Ini vitamin yg harus di berikan pagi dan malam"ucap nya pada Ananda
"Ohh ya dokter Hani aku ingin bertanya kenapa kamu melarang dokter Saraf menangani kakak dan tau dari mana soal pernikahan kakak"ucap Ananda curiga
"Soal pernikahan aku tau di trabilitas aku mendengar percakapan kamu sama nyonya Damusa"ucap nya
"Aku ngak tau permasalahan kalian tapi aku yg akan menangani kakak mu aku akan mengirimkan obat"ucap nya lagi
"Dan soal dokter Saraf jangan lagi memanggil nya"ucap nya mengingat
Flashback
Saat Alinda dan Ananda memilih dokter yg menangani Amanda mereka memilih dokter Saraf jadi dokter Saraf menangani Amanda setelah 3 bulan memeriksa Amanda dokter Saraf sangat aneh
"Kamu cantik banget Amanda"ucap dokter Saraf menghirup aroma rambut Amanda
"Kamu harus aku miliki sayang "ucap nya mengusap ngusap wajah Amanda.
"Dokter mau ngapain"tanya Amanda
"Ngak apa apa"ucap nya mengecup pipi Amanda
"Dokter ngak boleh cium cium "ucap Amanda tidak suka
"Kenapa kamu milik ku sayang"ucap nya kalah kabut membaringkan Amanda
"Kamu harus aku miliki kamu cantik banget"ucap dokter Saraf men***** rambut Amanda serta wajah
"Aghh lepas kan aku"teriak Amanda
"Sstt diam sayang"ucap dokter Saraf dia ingin melecehkan Amanda dia mulai menaiki tubuh Amanda yg sudah menangis dan berteriak di kecup nya dada Amanda
"Tidak tidak pergi"lirih Amanda gemetar saat dokter Saraf ingin melepaskan celananya Alinda datang bersama dokter Hani
"Apa yg kamu lakukan"teriak Alinda murka menampar dokter Saraf
"Aku menyukai nya aku ingin memiliki nya"ujar dokter Saraf
"Pergi mulai saat ini kamu saya pecat dan dokter Hani yg akan mengganti kan mu"tegas Alinda
Flashback and
"Semenjak saat itu Amanda jadi memburuk jika aku menyimpulkan yg di alami nya pelecehan serta pemerk******"ucap dokter Hani
"Tapi dok itu sangat jauh karna kakak ku seperti ini semenjak dia mendorong kakak ku tidak ada sangkut paut dengan itu semua"ucap Ananda
"Aku ngak tau itu tapi jangan lagi memanggil dokter Saraf dia sangat berbahaya dia sangat terobsesi pada kecantikan Amanda meski Amanda seperti ini"ucap nya
"Baik lah maafkan aku"ucap Ananda menyesal
"Tapi apa yg terjadi tadi aku tidak sengaja bertemu dokter Saraf dan mendengar nama Amanda jadi aku mengikutinya dan benar apa yg aku bayangkan terjadi"ucap nya
"Sebenarnya aku ingin kak Amanda membiasakan diri di rumah ini tidak hanya mengurung diri aku ingin kak Aman sembuh"ucap Ananda menatap kakak nya sendu
"Ananda itu semua tidak muda kamu harus pelan pelan satu lagi jangan memaksa nya bukan kah kakak kamu selama 10 tahun ini berdiam diri di satu ruangan jadi tidak muda dan kamu harus jauh kan dia dari keramain kamu tau kan itu tidak baik untuk kakak mu"ucap nya
"Iya aku tau itu dok tapi masalah nya aku akan segera di kirim kan oleh orang tua ku keluar negri siapa yg akan mengurus nya jika dia seperti ini dengan mami aja dia masih ada rada rada takut"ucap Ananda
"Boleh aku memberi saran"ucap Daren ikut bicara
"Apa"ucap Ananda serius
"Bukan kah Amanda hanya ingin berdiam diri dalam satu ruangan"ucap Daren
"Iya benar itu"ucap dokter Hani
"Bagaimana jika kita bilang jika rumah ini ruangan nya dan dia ngak boleh keluar"ucap Daren
"Aku punya ide"ucap Ananda tersenyum
"Ide apa"ucap mami Fera penasaran
"Aku akan ajak kak Amanda sesuai yg macan tutul katakan tapi harus sepi dan tidak ada orang dan mengenai penghuni rumah aku akan kenal kan satu satu biar kak Aman terbiasa dan tidak takut "ucap Ananda
"Ide bagus itu tapi jika Amanda tidak suka segera turuti apa yg dia minta biar tidak berpengaruh pada ketakutan nya"ucap dokter
"Baik lah setelah aku meeting aku akan balik lagi kesini memulai rencana"ucap Ananda
"Baik jika begitu aku permisi jika ada apa apa telpon aku"ucap dokter lalu permisi pergi
"Ohh ya Daren soal ini kamu harus ikut lebih dekat pada Amanda bukan kah Amanda pernah bilang ada yg Alinda rahasia kan tapi hanya pada mu dia akan cerita"ucap mami Fera mengingat
"Aduh mami kerjaan aku aja numpuk masak harus bantuin hal seperti ini"ucap Daren malas
"Ikuti Daren kita harus tau apa yg terjadi 10 tahun lalu"ucap mami Fera
"Baik lah aku akan ikut jika ada waktu luang"ucap Daren dia tidak bisa membantah maminya apa lagi dia sangat menyayangi mami nya jadi dia harus membantu perempuan gila yg tidak lain istri nya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments