Naik Ranjang
POV Alinda
Nama ku Alinda Andalas umur ku 25 tahun sebagai penyatu kedua keluarga aku mendapat kan akses kedua keluarga itu dari kasih sayang dan harta .Suami ku Daren sibuk dengan pekerjaan nya aku maklum karna dia penerus harta warisan harus mengurus perusahaan nya satu yg tidak aku mengerti kenapa hampir 6 bulan pernikahan kami Daren tidak sama sekali menyentuh ku apa dia pria tidak normal aku tidak tau itu
Aku menyapa semua penghuni rumah ikut sarapan setelah semua pergi aku bersiap siap akan ke kantor baru saja akan menjalan kan mobil
"Morning nyonya Daren"ucap nya membuat aku kaget bukan main sampai aku mengerem mendadak
Bugh
"Awww kak"pekik nya karna kening nya kepentok
"Ya ampun Ananda aku kaget lho"ucap ku mengusap dada dasar adik ku ini kekanakan sekali dia
"Wah kak Alin keterlaluan"kesal nya berpindah duduk di samping ku
"Lagian ngapain sembunyi di mobil ku aku mau kerja"ujar ku
"Kak cuti aja yuk"ucap nya menaik turun kan alis nya aku tau maksud nya
"Ayo lah kak udah lama lho kakak ngak ke sana"ujar nya memelas
"Lama apa nya semalam aja kita ngak kesana tapi ya udah kita kesana"ucap ku semangat
"Meluncur"ucap nya antusias sama hal nya dengan ku kami saling menyayangi meski adik ku ini sering buat aku kesal bukan main.Setelah menempuh perjalanan 30 menit kami sampai tempat itu tertara papan bertulisan
Rumah sakit jiwa senyum kami mengembang setelah melalui proses kami menuju sebuah kamar yg luas serba putih 10 tahun ini kami ke sini secara diam diam
Cklek
Saat kami masuk semua nampak sepi dan hening langkah kami mendekati seorang cewek yg menyenderkan kepalanya di dinding pandangannya antara sendu dan kosong setiap aku menatap sosok itu aku selalu meneteskan air mata dia adalah kakak ku Amanda Andalas
"Kak"ucap ku lirih menyentuh bahu nya
"Aku bukan penyebab semua nya"lirih nya pelan membenamkan wajahnya di kedua lutut
"Kakak mau dengar ngak cerita ku hari ini"ucap Ananda semangat kakak ku bernama Amanda itu mengangguk pelan
"Hari ini aku berhasil tidak bertengkar dengan macan tutul aku hebat bukan"ucap Ananda bangga
"Macan tutul"ucap ku bingung dengan gerakan pelan kakak ku mengangkat tangan menyentuh puncak kepala Ananda lalu mengusap nya penuh kasih sayang aku sangat cemburu di buat nya
"Kakak mah pilih kasih"ambek ku membuat tangan satu nya terulur menyentuh pipi ku aku tersenyum tapi air mata ku menetes pilu
"Ngak boleh nangis udah besar kita kan kuat dan tangguh"ucap nya tersenyum menunduk aku tidak bisa menahan tangis aku rengkuh tubuh nya tangis ku pecah
"Kak Aman"ujar ku menangis sesegukan
"Kak Alin jangan kayak gini aku juga ikut nangis nih"ucap Ananda lalu ku singkir kan rambut yg menutupi wajah kakak ku lalu ku kecup kening nya
"Alin ngak sayang sama kakak"ucap nya pelan
"Sayang dong kak buktinya aku ngak nangis lagi"ucap ku tersenyum dia mengukir wajah ku serta senyum ku dan menarik pipi ku
"Alin menyembunyikan sesuatu"bisik nya pada ananda aku mendengar nya itu kadang kami bingung dengan kak Amanda yg gila ini dia sangat perasa dan peka terhadap sesuatu hanya dia yg mampu mengerti diri ku orang tua ku sibuk mengurus bisnis kak Amanda seperti orang tua tunggal untuk ku
"Kak tunggu sebentar aku mau ke toilet dulu"ucap Ananda lalu pergi ,kakak kembali menyentuh hati ku kepala nya seperti bergerak lalu dia mencubit pipi ku cukup kuat
"Alin bohong"ucap nya dengan tarikan nafas ku usap pipi halus nya
"Maafkan aku kak hiks hiks maaf"ucap ku berkali kali mengecupi pipi nya
"Aku salah aku jijik tapi aku bisa apa kak"ucap ku menangis tidak mampu menahan beban ini
"Alin ngak boleh jahat sama orang Alin juga ngak boleh bohong "ucap nya
"Aku aku hiks hiks maafkan aku"lirih ku lagi tidak mampu aku merasa sangat bersalah atas kejadian 10 tahun lalu terhadap kakak ku
"Kak Danur"ucap ku pelan
Brak
"Tidak tidak bukan aku membunuh nya itu bukan kesalahan ku tidak tidak dia yg jahat dia dia dia yg iblis"ucap nya mendorong ku dan mengamuk
"Aghh kamu jahat pergi aku benci kamu pergi Ananda"teriak nya bisa ku dengar derap langkah ku yakin itu Ananda
Brak
"Kak Aman"ucap Ananda langsung memeluk kak Amanda yg ketakutan aku tidak kuat melihat nya aku segera pergi aku sadar apa yg aku lakukan aku luap kan emosi ku dengan mencubit tangan ku aku telah menyakiti kakak ku aku menghancurkan semuanya aku pengecut
###
Pagi ini tidak ada yg beraktifitas karna hari libur semalam Daren terlalu capek hingga dia terlelap .Pagi ini aku hanya memakai baju santai
"Daren bangun olahraga yuk"ajak ku menyentuh rahang kokoh itu dia bangun mengecup bibir ku sekilas lalu ke kamar mandi
"Ngak mandi lagi"ucap ku terkekeh
"Ngak mandi juga masih ganteng kan"ucap nya tersenyum aku terkekeh geli emang masih ganteng tapi asem nya karna sepulang kerja dia tidak mandi saat kami turun tangga ada keributan dan
"Apa yg kak Alin lakukan hah"teriak Ananda murka dia hampir menampar ku jika tidak mengontrol emosi nya
"Hei tidak sopan banget terhadap kakak sendiri ini rumah bukan hutan yg seenaknya kamu berteriak"ucap Daren kesal
"Diam macan tutul "ucap Ananda tajam sekarang aku ngerti yg di bilang Ananda macan tutul itu suamiku ternyata kak Amanda mulai mengetahui sosok Daren.
"Ada apa Anan kenapa kamu marah"ucap ku santai
"Kakak keterlaluan soal kemarin Amanda sampai sakit itu pasti ada sesuatu yg kakak ucapkan jika ngak menyayangi bilang ngak usah merusak aku bisa sendiri menemani nya"ucap nya tajam Daren taunya Amanda itu sahabat kami jadi jika bicara kayak gini Daren tidak tau jika Amanda itu kakak kami
"Maaf aku ngak sengaja mengucapkan kata terlarang aku terlalu sedih meluapkan ke sedihan ku"ucap ku menyesal
"Mulai hari kakak ngak usah ketemu sama Amanda"tegas nya lalu berlalu tulang ku rasanya lemas tidak semangat ku semua ada pada kak Amanda tanpa sadar air mata ku menetes
"Anan ngak bisa kayak gitu kamu ngak berhak melarang ku"ucap ku mengejar
"Aku berhak kak karna kakak selalu menyakiti nya aku akan bawa dia pergi agar kakak ngak menyakiti nya lagi"geram nya marah
"Tidak Anan kakak mohon jangan lakukan itu hiks hiks maaf maaf tapi kakak mohon jangan lakukan "ucap ku bahkan mengengam tangan nya
"Kakak pikir aku ngak tau setiap keadaan Amanda memburuk itu selalu kakak yg perbuat keputusan ku udah bulat kak maaf aku pergi bersama Amanda"ucap nya mendorong ku
"Ananda jangan lakukan itu"raung ku menangis tapi Ananda sudah pergi berlalu
"Udah Alin adik kamu emang keras kepala"ucap Daren menenangkan
"Daren aku pergi sebentar jika kamu ingin lari sendiri aja"ucap ku mencium pipi Daren lalu berlalu sungguh aku tidak bisa kehilangan kak Amanda aku frustasi kehilangan arah aku menangis sejadi jadi nya aku pergi ke rumah sakit jiwa tapi nihil kak Amanda tidak ada aku frustasi aku berjalan ke jalan raya merentang kan tangan buat apa aku hidup semua sudah hancur aku kehilangan segala nya tidak ada kak Manda di hidup ku maka lebih baik aku mati saat mobil akan menabrak ku Ananda dengan cepat menarik ku
Plak
"Udah gila ya"teriak nya menamparku aku kembali menangis lalu berlutut
"Maafkan aku kembali kan kak Aman hiks hiks jangan pisahkan kami"ucap ku pilu Ananda menghembuskan nafas dengan kasar
"Ayo ikut aku"ucap nya berlalu aku segera mengikuti nya kembali ke tempat itu lagi tapi kamar nya berbeda ternyata Ananda hanya memidah kan nya aku bisa bernafas lega ku lihat kak Amanda terbaring dengan tangan di rantai kepala di perban Ananda menjelaskan jika kemarin itu kak Amanda ketakutan sampai dia berlari tidak sadar menabrak dinding kamar dia juga memukul mukul semua orang aku semakin merasa bersalah kenapa nasib tidak adil terhadap kami terutama pada kak Amanda aku masuk dengan pelan lalu ku kecup pipi kak Amanda dia sangat cantik hidung mancung kulit bersih putih nan halus dan kumis nya yg tipis menambah kecantikan serta kemanisan nya bagaimana tidak kak Amanda masuk di dalam rumah sakit jiwa saat umur nya hampir 15 tahun dan sudah 10 tahun kak Amanda tidak menginjak dunia luar karna ke trauma menjadi kan nya gila aku berharap suatu saat dia akan segera sembuh memang benar orang tua kami banyak uang tapi mereka membuang Amanda semenjak kejadian itu dia di buang pada saat dia lagi terpuruk dan jadi seperti itu kejiwaannya di terganggu
Setelah merasa kak Amanda aman aku pulang dengan kacau keluarga Damusa terdiri dari tuan dan nyonya Damusa anak pertama mereka Daren serta yg bungsu bernama Mia yg berusia 20 tahun keluarga mereka sama aja seperti keluarga ku yg hanya mementingkan kekayaan dan nama baik tapi berbeda dengan mami mertua ku dia sangat berbeda dia sangat baik tentu nya
"Dari mana kenapa kamu sangat kacau"ujar Daren cemas
"Kamu tau kan gimana Ananda dia itu sangat keras kepala "ujar ku memijit pangkal hidung ku
"Kamu itu jika memerlukan sesuatu bilang sama aku apa lagi hanya seorang Ananda dia tidak punya kekuasaan"ucap Daren cemas
"Nah ini nih kalian terlalu meremehkan Ananda dia emang hanya seorang Ananda tapi kecerdasan dan tekad nya begitu besar itu yg mampu membuat aku tidak bisa berkutik dia selalu menyerang kelemahan lawan nya"ucap ku emang benar Ananda tidak bisa di anggap remeh dan emang benar di banding aku dia lebih baik menjaga soal kak Amanda
"Iya udah mandi gih sana"ucap Daren mendorong ku ke kamar mandi Daren itu baik tapi dia susah di tebak aku tidak bisa memahami nya selama kami menikah dia sangat manis dan belum pernah membuat ku menangis cuman wajah nya yg kadang buat aku sebal dingin nya kelewat dan mulut nya kayak sambal balado pedas jika Ananda dan Daren bertemu rasanya aku pilih kabur mereka selalu bertengkar
"Nah ini kan enak lihat nya"ucap nya setelah aku selesai mandi dia mencium leher ku
"Alinda kamu ngak lagi selingkuh kan"ucap nya tiba tiba
Deg
Aku gugup luar biasa aku takut Daren mengetahui rahasia ku selama ini tidak aku harus tetap tenang
"Ngaco kamu ngomongnya"ucap ku memukul lengan nya
"Ya ini ada tanda merah di leher kamu"ucap nya menyentuh leher ku
"Ohh ini kemarin itu aku di cubit oleh Ananda karna membuat nya kesal"ucap ku tersenyum memang benar kami di kantor yg sama cuman Ananda sering bolos hanya sekedar untuk bermain main
"Ohh aku kira"ucap Daren menghirup aroma tubuh ku lalu ku berbalik menghadap nya
"Daren kenapa kamu belum ingin menyentuh ku"tanya ku serius dia hanya tersenyum
"Emang kamu pikir aku tahan dengan godaan mu aku hanya belum siap punya anak"ucap Daren mengecup leher ku aku tertawa geli dasar aneh
"Kan punya pil pencegah kehamilan Daren"ucap ku gemas
"Hati hati lho efek itu akan susah punya anak aku ngak mau itu terjadi"ucap Daren menoel hidung ku
"Kan ada Ananda jika aku ngak bisa hamil kamu tinggal nikah aja sama Ananda"goda ku
"Ighh amit amit mending aku nikah sama orang gila aja dari pada dia membuat ku akan gila"ucap Daren geli aku tertawa terbahak bahak segitu stress nya dia saat berhadapan dengan Ananda
"Aku hanya heran apa dia itu memiliki kepribadian ganda aneh banget"ucap Daren aku kembali bengong aku tarik tangannya menuju kasur aku gengam tangan nya
"Aku dan saudara ku yg lain berubah semenjak kejadian itu mungkin berdampak juga pada kepribadian Ananda"ucap ku dia memeluk ku hangat
"Iya aku mengerti maafkan aku mengingat kan mu kenangan pahit itu"ucap nya mengusap kepala ku aku damai di pelukan nya lalu tiba tiba dia membaringkan aku
"Aku punya cara lain biar kamu tidak bisa hamil keluar di luar"ucap nya aneh aku mulai panik gugup bagaimana jika Daren tau jika aku ngak perawan lagi bagaimana ini apa yg harus aku lakukan dia mencium ku penuh perasaan di kecup dada ku membuat ku tidak tahan
Hoek
Tiba tiba aku mual aku dorong dia dan berlari ke kamar mandi aku muntah dan aku teringat sesuatu jika aku apa aku hamil tidak bagaimana apa yg harus aku katakan jika aku hamil tapi belum di sentuh Daren aku menangis meratapi nasip ku
"Alinda kamu baik kan"tanya Daren aku mencuci wajah ku lalu keluar
"Aku lupa untuk sarapan seperti nya magh ku kambuh"ucap ku beralasan
"Ya udah kamu istirahat aku bawa kan makanan"ucap nya berlalu turun aku harus memeriksa apa benar aku hamil tidak ini tidak boleh terjadi apa yg harus aku lakukan kenapa hidup ku seperti ini
🌞🌞🌞
Mata ku terbelalak tidak percaya melihat tespek di tangan ku hasil nya positif tidak kenapa ini terjadi pada ku kenapa aku hamil anak pria bajin*** itu aku menangis sejadi jadi nya aku membersihkan tubuh ku hari ini aku tidak bekerja aku hanya memakai pakaian santai untuk bertemu kak Amanda sekarang aku hancur dan tidak punya tujuan arah kaki ku gontai menuju kamar kak Amanda saat masuk kak Amanda lagi makan es krim menguntai kan kaki nya di ranjang nya aku tersenyum sejenak hati ku tenang melihat itu aku mendekat berlutut di depan nya dia menunduk
"Kak"ucap ku tersenyum
"Aku tuh marah sama Alin tapi ngak boleh marah lama lama"ucap nya lucu kembali memakan eskrim
"Siapa yg bawain kakak eskrim "tanya ku duduk di samping nya
"Ananda"jawab nya
"Apa kamu mau"ucap nya tersenyum gemes ohh tidak kenapa dia manis seperti itu aku ngak bisa nolak aku ambil eskrim itu
"Alinda kan ngak boleh tuh ngak bagi jadi aku belum puas makan nya bagi dikit "ucap nya memelas aku tertawa lucu aku memberi kan padanya dan dia sangat senang senyum nya mengembang andai masalah itu tidak terjadi mungkin kami akan selalu sama sama seperti saat kami kecil dulu saling membantu dan bahu membahu
"Lihat ini aku bikin"ucap nya memberi gambaran aku mengeryit aku ambil dan tersenyum itu gambar kami bertiga
"Alinda sedih"ucap nya aku hanya tersenyum mengelap bekas eskrim di mulut nya merapikan rambutnya biar aku bisa menatap wajah teduh kakak ku yg terbaik ini
"Iya kak"ucap ku mulai menangis seperti biasa aku bercerita penderitaan ku tapi aku tidak menyebut kan baji**** Danur itu aku hanya mengatakan keluh kesah itu yg membuat ku tenang
"Alinda jahat terus nanti jika macan tutul menangis gimana kan kasihan"ucapnya menarik telinga ku aku tertawa kecil mendengar nya menyebutkan Daren macan tutul sepertinya Ananda bicara hal tidak tidak tentang Daren
"Tapi kak macan tutul itu suami aku tapi di satu sisi aku ngak bisa apa apa aku pengecut dan hina hamil bersama pria lain"ucap ku tertawa pahit
"Minta maaf aja sama macan tutul dia akan maafin kamu"ucap nya menunduk aku terdiam sesaat
"Kak aku mau tidur bersama kakak malam ini boleh ya"ucap ku setelah menikah aku jarang sekali tidur bersama kak Amanda kami sering tidur bersama
"Benar kah"ucap nya antusias
"Karna masih lama malam kita buat cerita yuk kak"ajak ku kak Amanda beranjak semangat dia membuka kasur mengambil buku dan pena aku mulai menulis dan dia mulai menggambar aku sangat senang saat bersama kak Amanda
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
RI Rery Prm
6yvZzzWvz2vvvv6vvvvvvv5v6v6vvwvzVvwvvz5vvVvvv6vvvvvvvzvvvvvvvvVvzwzvzzzz2zvV, zvvzVZvv, vvVvvvvvvz5vvwvz5wvvcws,zvv6tvvvv5vvvvvgvvvv Zc vvvvv6vVv6yvvzvvzVv vvvvvvvvtvzxvvvvvvVvv yvvv
2021-11-23
2