Naik Ranjang

Naik Ranjang

Alinda

POV Alinda

Nama ku Alinda Andalas umur ku 25 tahun sebagai penyatu kedua keluarga aku mendapat kan akses kedua keluarga itu dari kasih sayang dan harta .Suami ku Daren sibuk dengan pekerjaan nya aku maklum karna dia penerus harta warisan harus mengurus perusahaan nya satu yg tidak aku mengerti kenapa hampir 6 bulan pernikahan kami Daren tidak sama sekali menyentuh ku apa dia pria tidak normal aku tidak tau itu

Aku menyapa semua penghuni rumah ikut sarapan setelah semua pergi aku bersiap siap akan ke kantor baru saja akan menjalan kan mobil

"Morning nyonya Daren"ucap nya membuat aku kaget bukan main sampai aku mengerem mendadak

Bugh

"Awww kak"pekik nya karna kening nya kepentok

"Ya ampun Ananda aku kaget lho"ucap ku mengusap dada dasar adik ku ini kekanakan sekali dia

"Wah kak Alin keterlaluan"kesal nya berpindah duduk di samping ku

"Lagian ngapain sembunyi di mobil ku aku mau kerja"ujar ku

"Kak cuti aja yuk"ucap nya menaik turun kan alis nya aku tau maksud nya

"Ayo lah kak udah lama lho kakak ngak ke sana"ujar nya memelas

"Lama apa nya semalam aja kita ngak kesana tapi ya udah kita kesana"ucap ku semangat

"Meluncur"ucap nya antusias sama hal nya dengan ku kami saling menyayangi meski adik ku ini sering buat aku kesal bukan main.Setelah menempuh perjalanan 30 menit kami sampai tempat itu tertara papan bertulisan

Rumah sakit jiwa senyum kami mengembang setelah melalui proses kami menuju sebuah kamar yg luas serba putih 10 tahun ini kami ke sini secara diam diam

Cklek

Saat kami masuk semua nampak sepi dan hening langkah kami mendekati seorang cewek yg menyenderkan kepalanya di dinding pandangannya antara sendu dan kosong setiap aku menatap sosok itu aku selalu meneteskan air mata dia adalah kakak ku Amanda Andalas

"Kak"ucap ku lirih menyentuh bahu nya

"Aku bukan penyebab semua nya"lirih nya pelan membenamkan wajahnya di kedua lutut

"Kakak mau dengar ngak cerita ku hari ini"ucap Ananda semangat kakak ku bernama Amanda itu mengangguk pelan

"Hari ini aku berhasil tidak bertengkar dengan macan tutul aku hebat bukan"ucap Ananda bangga

"Macan tutul"ucap ku bingung dengan gerakan pelan kakak ku mengangkat tangan menyentuh puncak kepala Ananda lalu mengusap nya penuh kasih sayang aku sangat cemburu di buat nya

"Kakak mah pilih kasih"ambek ku membuat tangan satu nya terulur menyentuh pipi ku aku tersenyum tapi air mata ku menetes pilu

"Ngak boleh nangis udah besar kita kan kuat dan tangguh"ucap nya tersenyum menunduk aku tidak bisa menahan tangis aku rengkuh tubuh nya tangis ku pecah

"Kak Aman"ujar ku menangis sesegukan

"Kak Alin jangan kayak gini aku juga ikut nangis nih"ucap Ananda lalu ku singkir kan rambut yg menutupi wajah kakak ku lalu ku kecup kening nya

"Alin ngak sayang sama kakak"ucap nya pelan

"Sayang dong kak buktinya aku ngak nangis lagi"ucap ku tersenyum dia mengukir wajah ku serta senyum ku dan menarik pipi ku

"Alin menyembunyikan sesuatu"bisik nya pada ananda aku mendengar nya itu kadang kami bingung dengan kak Amanda yg gila ini dia sangat perasa dan peka terhadap sesuatu hanya dia yg mampu mengerti diri ku orang tua ku sibuk mengurus bisnis kak Amanda seperti orang tua tunggal untuk ku

"Kak tunggu sebentar aku mau ke toilet dulu"ucap Ananda lalu pergi ,kakak kembali menyentuh hati ku kepala nya seperti bergerak lalu dia mencubit pipi ku cukup kuat

"Alin bohong"ucap nya dengan tarikan nafas ku usap pipi halus nya

"Maafkan aku kak hiks hiks maaf"ucap ku berkali kali mengecupi pipi nya

"Aku salah aku jijik tapi aku bisa apa kak"ucap ku menangis tidak mampu menahan beban ini

"Alin ngak boleh jahat sama orang Alin juga ngak boleh bohong "ucap nya

"Aku aku hiks hiks maafkan aku"lirih ku lagi tidak mampu aku merasa sangat bersalah atas kejadian 10 tahun lalu terhadap kakak ku

"Kak Danur"ucap ku pelan

Brak

"Tidak tidak bukan aku membunuh nya itu bukan kesalahan ku tidak tidak dia yg jahat dia dia dia yg iblis"ucap nya mendorong ku dan mengamuk

"Aghh kamu jahat pergi aku benci kamu pergi Ananda"teriak nya bisa ku dengar derap langkah ku yakin itu Ananda

Brak

"Kak Aman"ucap Ananda langsung memeluk kak Amanda yg ketakutan aku tidak kuat melihat nya aku segera pergi aku sadar apa yg aku lakukan aku luap kan emosi ku dengan mencubit tangan ku aku telah menyakiti kakak ku aku menghancurkan semuanya aku pengecut

###

Pagi ini tidak ada yg beraktifitas karna hari libur semalam Daren terlalu capek hingga dia terlelap .Pagi ini aku hanya memakai baju santai

"Daren bangun olahraga yuk"ajak ku menyentuh rahang kokoh itu dia bangun mengecup bibir ku sekilas lalu ke kamar mandi

"Ngak mandi lagi"ucap ku terkekeh

"Ngak mandi juga masih ganteng kan"ucap nya tersenyum aku terkekeh geli emang masih ganteng tapi asem nya karna sepulang kerja dia tidak mandi saat kami turun tangga ada keributan dan

"Apa yg kak Alin lakukan hah"teriak Ananda murka dia hampir menampar ku jika tidak mengontrol emosi nya

"Hei tidak sopan banget terhadap kakak sendiri ini rumah bukan hutan yg seenaknya kamu berteriak"ucap Daren kesal

"Diam macan tutul "ucap Ananda tajam sekarang aku ngerti yg di bilang Ananda macan tutul itu suamiku ternyata kak Amanda mulai mengetahui sosok Daren.

"Ada apa Anan kenapa kamu marah"ucap ku santai

"Kakak keterlaluan soal kemarin Amanda sampai sakit itu pasti ada sesuatu yg kakak ucapkan jika ngak menyayangi bilang ngak usah merusak aku bisa sendiri menemani nya"ucap nya tajam Daren taunya Amanda itu sahabat kami jadi jika bicara kayak gini Daren tidak tau jika Amanda itu kakak kami

"Maaf aku ngak sengaja mengucapkan kata terlarang aku terlalu sedih meluapkan ke sedihan ku"ucap ku menyesal

"Mulai hari kakak ngak usah ketemu sama Amanda"tegas nya lalu berlalu tulang ku rasanya lemas tidak semangat ku semua ada pada kak Amanda tanpa sadar air mata ku menetes

"Anan ngak bisa kayak gitu kamu ngak berhak melarang ku"ucap ku mengejar

"Aku berhak kak karna kakak selalu menyakiti nya aku akan bawa dia pergi agar kakak ngak menyakiti nya lagi"geram nya marah

"Tidak Anan kakak mohon jangan lakukan itu hiks hiks maaf maaf tapi kakak mohon jangan lakukan "ucap ku bahkan mengengam tangan nya

"Kakak pikir aku ngak tau setiap keadaan Amanda memburuk itu selalu kakak yg perbuat keputusan ku udah bulat kak maaf aku pergi bersama Amanda"ucap nya mendorong ku

"Ananda jangan lakukan itu"raung ku menangis tapi Ananda sudah pergi berlalu

"Udah Alin adik kamu emang keras kepala"ucap Daren menenangkan

"Daren aku pergi sebentar jika kamu ingin lari sendiri aja"ucap ku mencium pipi Daren lalu berlalu sungguh aku tidak bisa kehilangan kak Amanda aku frustasi kehilangan arah aku menangis sejadi jadi nya aku pergi ke rumah sakit jiwa tapi nihil kak Amanda tidak ada aku frustasi aku berjalan ke jalan raya merentang kan tangan buat apa aku hidup semua sudah hancur aku kehilangan segala nya tidak ada kak Manda di hidup ku maka lebih baik aku mati saat mobil akan menabrak ku Ananda dengan cepat menarik ku

Plak

"Udah gila ya"teriak nya menamparku aku kembali menangis lalu berlutut

"Maafkan aku kembali kan kak Aman hiks hiks jangan pisahkan kami"ucap ku pilu Ananda menghembuskan nafas dengan kasar

"Ayo ikut aku"ucap nya berlalu aku segera mengikuti nya kembali ke tempat itu lagi tapi kamar nya berbeda ternyata Ananda hanya memidah kan nya aku bisa bernafas lega ku lihat kak Amanda terbaring dengan tangan di rantai kepala di perban Ananda menjelaskan jika kemarin itu kak Amanda ketakutan sampai dia berlari tidak sadar menabrak dinding kamar dia juga memukul mukul semua orang aku semakin merasa bersalah kenapa nasib tidak adil terhadap kami terutama pada kak Amanda aku masuk dengan pelan lalu ku kecup pipi kak Amanda dia sangat cantik hidung mancung kulit bersih putih nan halus dan kumis nya yg tipis menambah kecantikan serta kemanisan nya bagaimana tidak kak Amanda masuk di dalam rumah sakit jiwa saat umur nya hampir 15 tahun dan sudah 10 tahun kak Amanda tidak menginjak dunia luar karna ke trauma menjadi kan nya gila aku berharap suatu saat dia akan segera sembuh memang benar orang tua kami banyak uang tapi mereka membuang Amanda semenjak kejadian itu dia di buang pada saat dia lagi terpuruk dan jadi seperti itu kejiwaannya di terganggu

Setelah merasa kak Amanda aman aku pulang dengan kacau keluarga Damusa terdiri dari tuan dan nyonya Damusa anak pertama mereka Daren serta yg bungsu bernama Mia yg berusia 20 tahun keluarga mereka sama aja seperti keluarga ku yg hanya mementingkan kekayaan dan nama baik tapi berbeda dengan mami mertua ku dia sangat berbeda dia sangat baik tentu nya

"Dari mana kenapa kamu sangat kacau"ujar Daren cemas

"Kamu tau kan gimana Ananda dia itu sangat keras kepala "ujar ku memijit pangkal hidung ku

"Kamu itu jika memerlukan sesuatu bilang sama aku apa lagi hanya seorang Ananda dia tidak punya kekuasaan"ucap Daren cemas

"Nah ini nih kalian terlalu meremehkan Ananda dia emang hanya seorang Ananda tapi kecerdasan dan tekad nya begitu besar itu yg mampu membuat aku tidak bisa berkutik dia selalu menyerang kelemahan lawan nya"ucap ku emang benar Ananda tidak bisa di anggap remeh dan emang benar di banding aku dia lebih baik menjaga soal kak Amanda

"Iya udah mandi gih sana"ucap Daren mendorong ku ke kamar mandi Daren itu baik tapi dia susah di tebak aku tidak bisa memahami nya selama kami menikah dia sangat manis dan belum pernah membuat ku menangis cuman wajah nya yg kadang buat aku sebal dingin nya kelewat dan mulut nya kayak sambal balado pedas jika Ananda dan Daren bertemu rasanya aku pilih kabur mereka selalu bertengkar

"Nah ini kan enak lihat nya"ucap nya setelah aku selesai mandi dia mencium leher ku

"Alinda kamu ngak lagi selingkuh kan"ucap nya tiba tiba

Deg

Aku gugup luar biasa aku takut Daren mengetahui rahasia ku selama ini tidak aku harus tetap tenang

"Ngaco kamu ngomongnya"ucap ku memukul lengan nya

"Ya ini ada tanda merah di leher kamu"ucap nya menyentuh leher ku

"Ohh ini kemarin itu aku di cubit oleh Ananda karna membuat nya kesal"ucap ku tersenyum memang benar kami di kantor yg sama cuman Ananda sering bolos hanya sekedar untuk bermain main

"Ohh aku kira"ucap Daren menghirup aroma tubuh ku lalu ku berbalik menghadap nya

"Daren kenapa kamu belum ingin menyentuh ku"tanya ku serius dia hanya tersenyum

"Emang kamu pikir aku tahan dengan godaan mu aku hanya belum siap punya anak"ucap Daren mengecup leher ku aku tertawa geli dasar aneh

"Kan punya pil pencegah kehamilan Daren"ucap ku gemas

"Hati hati lho efek itu akan susah punya anak aku ngak mau itu terjadi"ucap Daren menoel hidung ku

"Kan ada Ananda jika aku ngak bisa hamil kamu tinggal nikah aja sama Ananda"goda ku

"Ighh amit amit mending aku nikah sama orang gila aja dari pada dia membuat ku akan gila"ucap Daren geli aku tertawa terbahak bahak segitu stress nya dia saat berhadapan dengan Ananda

"Aku hanya heran apa dia itu memiliki kepribadian ganda aneh banget"ucap Daren aku kembali bengong aku tarik tangannya menuju kasur aku gengam tangan nya

"Aku dan saudara ku yg lain berubah semenjak kejadian itu mungkin berdampak juga pada kepribadian Ananda"ucap ku dia memeluk ku hangat

"Iya aku mengerti maafkan aku mengingat kan mu kenangan pahit itu"ucap nya mengusap kepala ku aku damai di pelukan nya lalu tiba tiba dia membaringkan aku

"Aku punya cara lain biar kamu tidak bisa hamil keluar di luar"ucap nya aneh aku mulai panik gugup bagaimana jika Daren tau jika aku ngak perawan lagi bagaimana ini apa yg harus aku lakukan dia mencium ku penuh perasaan di kecup dada ku membuat ku tidak tahan

Hoek

Tiba tiba aku mual aku dorong dia dan berlari ke kamar mandi aku muntah dan aku teringat sesuatu jika aku apa aku hamil tidak bagaimana apa yg harus aku katakan jika aku hamil tapi belum di sentuh Daren aku menangis meratapi nasip ku

"Alinda kamu baik kan"tanya Daren aku mencuci wajah ku lalu keluar

"Aku lupa untuk sarapan seperti nya magh ku kambuh"ucap ku beralasan

"Ya udah kamu istirahat aku bawa kan makanan"ucap nya berlalu turun aku harus memeriksa apa benar aku hamil tidak ini tidak boleh terjadi apa yg harus aku lakukan kenapa hidup ku seperti ini

🌞🌞🌞

Mata ku terbelalak tidak percaya melihat tespek di tangan ku hasil nya positif tidak kenapa ini terjadi pada ku kenapa aku hamil anak pria bajin*** itu aku menangis sejadi jadi nya aku membersihkan tubuh ku hari ini aku tidak bekerja aku hanya memakai pakaian santai untuk bertemu kak Amanda sekarang aku hancur dan tidak punya tujuan arah kaki ku gontai menuju kamar kak Amanda saat masuk kak Amanda lagi makan es krim menguntai kan kaki nya di ranjang nya aku tersenyum sejenak hati ku tenang melihat itu aku mendekat berlutut di depan nya dia menunduk

"Kak"ucap ku tersenyum

"Aku tuh marah sama Alin tapi ngak boleh marah lama lama"ucap nya lucu kembali memakan eskrim

"Siapa yg bawain kakak eskrim "tanya ku duduk di samping nya

"Ananda"jawab nya

"Apa kamu mau"ucap nya tersenyum gemes ohh tidak kenapa dia manis seperti itu aku ngak bisa nolak aku ambil eskrim itu

"Alinda kan ngak boleh tuh ngak bagi jadi aku belum puas makan nya bagi dikit "ucap nya memelas aku tertawa lucu aku memberi kan padanya dan dia sangat senang senyum nya mengembang andai masalah itu tidak terjadi mungkin kami akan selalu sama sama seperti saat kami kecil dulu saling membantu dan bahu membahu

"Lihat ini aku bikin"ucap nya memberi gambaran aku mengeryit aku ambil dan tersenyum itu gambar kami bertiga

"Alinda sedih"ucap nya aku hanya tersenyum mengelap bekas eskrim di mulut nya merapikan rambutnya biar aku bisa menatap wajah teduh kakak ku yg terbaik ini

"Iya kak"ucap ku mulai menangis seperti biasa aku bercerita penderitaan ku tapi aku tidak menyebut kan baji**** Danur itu aku hanya mengatakan keluh kesah itu yg membuat ku tenang

"Alinda jahat terus nanti jika macan tutul menangis gimana kan kasihan"ucapnya menarik telinga ku aku tertawa kecil mendengar nya menyebutkan Daren macan tutul sepertinya Ananda bicara hal tidak tidak tentang Daren

"Tapi kak macan tutul itu suami aku tapi di satu sisi aku ngak bisa apa apa aku pengecut dan hina hamil bersama pria lain"ucap ku tertawa pahit

"Minta maaf aja sama macan tutul dia akan maafin kamu"ucap nya menunduk aku terdiam sesaat

"Kak aku mau tidur bersama kakak malam ini boleh ya"ucap ku setelah menikah aku jarang sekali tidur bersama kak Amanda kami sering tidur bersama

"Benar kah"ucap nya antusias

"Karna masih lama malam kita buat cerita yuk kak"ajak ku kak Amanda beranjak semangat dia membuka kasur mengambil buku dan pena aku mulai menulis dan dia mulai menggambar aku sangat senang saat bersama kak Amanda

Terpopuler

Comments

RI Rery Prm

RI Rery Prm

6yvZzzWvz2vvvv6vvvvvvv5v6v6vvwvzVvwvvz5vvVvvv6vvvvvvvzvvvvvvvvVvzwzvzzzz2zvV, zvvzVZvv, vvVvvvvvvz5vvwvz5wvvcws,zvv6tvvvv5vvvvvgvvvv Zc vvvvv6vVv6yvvzvvzVv vvvvvvvvtvzxvvvvvvVvv yvvv

2021-11-23

2

lihat semua
Episodes
1 Alinda
2 Bunuh diri
3 Keputusan
4 Part 4
5 Membiasakan
6 Ketakutan Amanda
7 Makin membaik
8 Pesona Amanda
9 Tidak ingin bicara
10 Ada harapan bisa normal kembali
11 Part 11
12 Mengamuk
13 Kebenaran
14 Sadar
15 Mengungkap semua nya
16 Menikah ulang
17 Resepsi
18 Part 18
19 Pergi ke pesta
20 Di incar
21 Tuan D sebenarnya
22 Sakit
23 Bersitatap dengan Danur
24 Mantan
25 Kagum
26 Part 26
27 Melepaskan atau menerima
28 Ciuman yg lembut
29 Perang saudara
30 Malam pertama yg gagal
31 Part 31
32 Rencana Vina
33 Part 33
34 Cemburu
35 Part 35
36 Menghabiskan waktu bersama
37 Part 37
38 Rencana yg berhasil
39 Ulang tahun
40 Kejutan
41 Pagi yg indah
42 Aku mencintai mu
43 Part 43
44 Amnesia
45 Part 45
46 Part 46
47 Hamil
48 Part 48
49 Di tabrak
50 Sadar
51 Part 51
52 Malam kedua
53 Mau di pisah kan orang tua
54 Mau di pisah kan orang tua
55 Part 55
56 Part 56
57 Merasakan menjadi seorang ibu
58 Menghadapi sang pelakor
59 Marah pada adik
60 Part 60
61 Hamil kembali
62 Anniversary
63 Tidak tau balas budi
64 Part 64
65 Melahirkan
66 Part 66
67 POV Ikbal
68 Part 68
69 LDR
70 Kehilangan anak
71 Kacau
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Penguat ku
76 Di hukum
77 Part 77
78 Saling memaafkan
79 Rencana licik
80 Jebakan yg gagal
81 Part 81
82 Menyelidiki
83 Di penjara
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Menua bersama ku
88 Part 88
89 Anak mereka sudah dewasa
90 Anak dan ayah sama saja
91 Bukan anak orang tua nya
92 Jebakan
93 Membalas
94 Part 94
95 Tidak main main
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Anya yg mesum
101 Tidak bisa menahan amara
102 Part 102
103 Part 103
104 Mulai tumbuh cinta
105 Part 105
106 Part 106
107 Honeymoon
108 Part 108
109 Part 109
110 Berbuat ulah
111 Akhir hidup Danur
112 Part 112
113 Marahan
114 Part 114
115 Part 115
116 Minta pisah
117 Sakit
118 Batal berpisah
119 Hamil
120 Ambika hilang
121 Menemukan Ambika
122 Part 122
123 Part 123
124 Part 124
125 Part 125
126 Part 126
127 Part 127
128 Part 128
129 Part 129
130 Part 130
131 Part 131
132 Ingin di bunuh
133 Part 133
134 Part 134
135 Part 135
136 Part 136
137 Part 137
138 Part 138
139 Part 139
140 Part 140
141 Menegang kan
142 Part 142
143 Part 143
144 Part 144
145 Part 145
146 Part 146
147 Part 147
148 Part 148
149 Part 149
150 Part 150
151 Part 151
152 Part 152
153 Part 153
154 Part 154
155 Part 155
156 Part 156
157 Part 157
158 Part 158
159 Part 159
160 Part 160
161 Part 161
162 Part 162
163 Part 163
164 Part 164
165 Part 165
166 Part 166
167 Part 167
168 Part 168
169 Part 169
170 Part 170
171 Part 171
172 Selesai
Episodes

Updated 172 Episodes

1
Alinda
2
Bunuh diri
3
Keputusan
4
Part 4
5
Membiasakan
6
Ketakutan Amanda
7
Makin membaik
8
Pesona Amanda
9
Tidak ingin bicara
10
Ada harapan bisa normal kembali
11
Part 11
12
Mengamuk
13
Kebenaran
14
Sadar
15
Mengungkap semua nya
16
Menikah ulang
17
Resepsi
18
Part 18
19
Pergi ke pesta
20
Di incar
21
Tuan D sebenarnya
22
Sakit
23
Bersitatap dengan Danur
24
Mantan
25
Kagum
26
Part 26
27
Melepaskan atau menerima
28
Ciuman yg lembut
29
Perang saudara
30
Malam pertama yg gagal
31
Part 31
32
Rencana Vina
33
Part 33
34
Cemburu
35
Part 35
36
Menghabiskan waktu bersama
37
Part 37
38
Rencana yg berhasil
39
Ulang tahun
40
Kejutan
41
Pagi yg indah
42
Aku mencintai mu
43
Part 43
44
Amnesia
45
Part 45
46
Part 46
47
Hamil
48
Part 48
49
Di tabrak
50
Sadar
51
Part 51
52
Malam kedua
53
Mau di pisah kan orang tua
54
Mau di pisah kan orang tua
55
Part 55
56
Part 56
57
Merasakan menjadi seorang ibu
58
Menghadapi sang pelakor
59
Marah pada adik
60
Part 60
61
Hamil kembali
62
Anniversary
63
Tidak tau balas budi
64
Part 64
65
Melahirkan
66
Part 66
67
POV Ikbal
68
Part 68
69
LDR
70
Kehilangan anak
71
Kacau
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Penguat ku
76
Di hukum
77
Part 77
78
Saling memaafkan
79
Rencana licik
80
Jebakan yg gagal
81
Part 81
82
Menyelidiki
83
Di penjara
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Menua bersama ku
88
Part 88
89
Anak mereka sudah dewasa
90
Anak dan ayah sama saja
91
Bukan anak orang tua nya
92
Jebakan
93
Membalas
94
Part 94
95
Tidak main main
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Anya yg mesum
101
Tidak bisa menahan amara
102
Part 102
103
Part 103
104
Mulai tumbuh cinta
105
Part 105
106
Part 106
107
Honeymoon
108
Part 108
109
Part 109
110
Berbuat ulah
111
Akhir hidup Danur
112
Part 112
113
Marahan
114
Part 114
115
Part 115
116
Minta pisah
117
Sakit
118
Batal berpisah
119
Hamil
120
Ambika hilang
121
Menemukan Ambika
122
Part 122
123
Part 123
124
Part 124
125
Part 125
126
Part 126
127
Part 127
128
Part 128
129
Part 129
130
Part 130
131
Part 131
132
Ingin di bunuh
133
Part 133
134
Part 134
135
Part 135
136
Part 136
137
Part 137
138
Part 138
139
Part 139
140
Part 140
141
Menegang kan
142
Part 142
143
Part 143
144
Part 144
145
Part 145
146
Part 146
147
Part 147
148
Part 148
149
Part 149
150
Part 150
151
Part 151
152
Part 152
153
Part 153
154
Part 154
155
Part 155
156
Part 156
157
Part 157
158
Part 158
159
Part 159
160
Part 160
161
Part 161
162
Part 162
163
Part 163
164
Part 164
165
Part 165
166
Part 166
167
Part 167
168
Part 168
169
Part 169
170
Part 170
171
Part 171
172
Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!