Tidak terasa dua hari berlalu.
Pasangan pengantin baru akan segera meninggalkan hotel.
Semua barang sudah siap .
Pelayan hotel membantu tamunya membawakan barang ke lobi Hotel.
Asisten Tony sudah menunggu di lobi.
"Selamat pagi ,tuan ."
"Selamat pagi nyonya ."sapa Tony .
"Pagi,asisten Tony." Dara menampilkan senyum yang sangat indah.
"Ton,bawa barang-barang ku ke mobil."perintah Arthur.
"Siap tuan.." sekilas Tony melirik Dara,nampak Dara terlihat lesu dan terlihat ada lingkaran hitam di mata nonanya.
"Ada apa dengan nyonya?"
"Apakah mereka melakukan hubungan suami istri??"Tony bertanya dalam diam.
"Apakah mereka begadang semalaman tidak tidur?"
"Nona kelihatan mengantuk sekali ?"
Setelah semua barang di masukkan ke bagasi mobil.
Mobil pun melaju meninggalkan hotel.
Di sepanjang perjalanan tuan dan nyonya nya hanya diam seribu bahasa
Yang satu sibuk dengan gawai nya dan yang satu sedang asyik dengan pikiran nya sendiri.
***30 menit berlalu**
Mobil berhenti tepat di pekarangan rumah sederhana namun terlihat elegan.
Dengan cat berwarna putih susu dipadukan dengan jendela kaca yang besar dan ditambah taman yang tertata rapih.
Menambah kesan yang mewah.
Mereka turun dari mobil,di sambut oleh beberapa pelayan.
Para pelayan pun dengan tanggap membawakan barang majikannya.
Dara merasa kagum melihat rumah yang akan di tempati nya.
Bagaimana tidak,Ini adalah pertama kalinya Dara akan tinggal di rumah semewah ini.
Masih dengan mode kagumnya,tak terasa bibirnya terbuka sedikit.
Melihat itu , tangan Arthur mengunci bibir seksi Dara supaya menutup mulutnya.
Tentu saja sang empunya kaget dan memanyunkan bibirnya.
Melihat itu Tony tersenyum,baru kali ini Tuan muda mau bersentuhan dengan wanita.
Tony tau betul,tuan mudanya sangat anti dengan wanita.
Arthur menyuruh Bi Sum pelayan paling senior mengantarkan nyonya nya ke kamar utama.
Meskipun pernikahannya hanya pura-pura,Arthur tidak mau sampai ada yang curiga termasuk para pelayan.
Sebisa mungkin Arthur menciptakan misi dengan epik nya.
Arthur dan asistennya masih di luar rumah.
Sejurus Arthur memandang rumah tepat di depannya.
Rumah yang akan menjadi incarannya.
Rumah di mana di tinggali orang - orang yang sangat Arthur benci.
" Ini adalah awal kehancuran mu!" Arthur tersenyum devil.
Visual rumah (rang yang sangat di benci Arthur)
************************************************
Seorang pelayan separuh baya mengantarkan Dara ke kamar utama.
Letaknya di lantai dua rumah itu.
Kamarnya sangat besar,bahkan tiga kali lipat kamar Dara sendiri.
Ada sebuah kamar ganti yang terhubung dengan kamar mandi.Kamar mandi nya juga sangat mewah.
Bathtub yang sangat besar,mungkin cukup untuk dua orang pikir Dara.
Meja rias yang sangat mewah,namun hanya perlengkapan pria saja yang ada di situ.
"Huft,jangan berharap lebih Dara."Dara mengingatkan dirinya.
"Silahkan nyonya,Ini kamar utama."kata pelayan.
"Jangan panggil nyonya !"
"Panggil Dara saja!" suruh Dara
"Ah..nyonya,masa panggil Dara saja , saya ga berani nyonya."
"Takut di marahi tuan."
"Tapi umur saya lebih muda ,bi ."
"Ga pantes di panggil nyonya."
Mendengar perkataan nyonya nya,bibi tersenyum geli.
"Ya sudah , bibi panggil Nona saja gimana?"
"Ehm,boleh...boleh.." Dara nampak berpikir.
"Nama bibi siapa?" tanya Dara.
"Panggil bi Sum,nyo.....nona maksudnya." Bibi dan Dara terkekeh geli.
Meskipun baru bertemu,Tapi Dara cepat akrab dengan para pelayan di rumah.
Dara tidak membeda - bedakan dirinya dengan para pelayan.
Sehingga membuat para pelayan merasa nyaman dan senang dengan nona mudanya tersebut.
Di depan pintu kamar,sepasang mata melihat dan mendengar ,Dara dan bi Sum sedang bercerita dan bersenda gurau.
Karena tidak mau mengganggu,Arthur memutuskan pergi ke ruang kerja.
Sudah tiga hari Arthur tidak membuka laptopnya,dia mencoba membuka laptopnya memeriksa email yang masuk.
Begitu banyak email yang masuk , Arthur pun membalas satu persatu email yang masuk.
Sehingga tanpa terasa jam menunjukkan waktu Makan Siang.
Sekertaris Tony yang masih setia , menemani tuannya.
Mengingatkan tuannya untuk makan siang dulu.
Dara yang sudah selesai bersih-bersih , merasa lapar di perutnya.
Dara pun keluar kamar dan menuju dapur.
Di sana terlihat ada beberapa pelayan yang sedang sibuk menyiapkan makan siang.
Ada sebagian masakan yang sudah tertata rapi di meja makan.
Ada pula yang masih di olah pelayan.
Melihat kerjasama antar tim,membuat Dara takjub dan terus memperhatikannya.
"Sebentar lagi makan siang siap nona!" salah satu pelayan bernama Lusi mengagetkan lamunan Dara.
"Astaga , kau mengagetkan ku saja."jantung Dara hampir copot.
"Maaf ,saya tidak bermaksud nyonya..."Lusi merasa tidak enak.
"Jangan panggil aku nyonya !"
"Panggil saja aku seperti bi Sum memanggilku !" perintah Dara.
"Ehm , siapa nama kamu???"Tanya Dara.
Jika di taksir usia lusi sama dengannya.
"Lusi , nyonya." Jawab lusi.
"Lusi,berapa usiamu?"
" 21 tahun nyonya."
"Karena usia kita cuma selisih satu tahun,jadi saya ga tua-tua amat."
"Jangan panggil saya nyonya !"
"Baiklah,nyo....." melirik bi Sum.
"Nona." mereka yang ada di dapur pun tertawa.
"Lusi , apa kau tau di mana suamiku?" Mata Dara tak berhenti mencari suaminya.
"Sepertinya tuan di ruang kerja bersama asisten Tony,nona."
"Apa perlu saya panggilkan,nona?"
"Ah,tidak usah biar aku saja." Dara tersenyum terpaksa.
"Lusi,dimana ruang kerjanya?"
"Lurus ke depan,belok kiri."
"Ruangan pertama , itu ruang kerja tuan."
Dara pun memutuskan mengajak suaminya makan siang.
Tok..tok..tok..
Belum di buka juga,sambil masih mengetuk pandangan Dara menelisik tiap sudut ruangan merasa kagum dengan interiornya.
Tok..tok...tok
Pintu di buka...
"SHITT..!!"
Tanpa sengaja tangan Dara mengetok kepala Arthur.
Jelas yang punya kepala menatap tajam ke arahnya.
"Tidak ,bisakah kau melakukan hal yang benar?"
"Ups,maaf saya tidak sengaja tuan."
Dara menundukkan kepalanya,habis mata pria itu hampir keluar.
"Saya hanya ingin mengajak makan siang saja."
"Makanannya sudah siap di meja makan tuan."sekali-kali manik itu melirik Arthur.
"Hemm."Arthur menjawab singkat.
Tony yang sedari tadi menyaksikan , hanya tersenyum saja.
Mau ketawa ikut salah...
Tetapi melihat Dara seperti itu,semakin manis saja.
"Baiklah ,tuan ."
"Saya akan langsung ke kantor saja,karena masih banyak pekerjaan yang harus di selesaikan." pamit Tony.
"Asisten Tony , kenapa tidak ikut sekalian makan siang di sini?" tawar Dara.
"Yang bosnya aku atau kamu?" Arthur menatap tajam,tidak suka .
Karena hanya Arthur yang berkuasa,dia hanya istri pura-pura jadi tidak berhak.
"Ish,aku hanya menawarkan saja."
"Apa salah?"
"Lagian juga,pelayan masak banyak?"Dara mengerucutkan bibirnya.
Melihat perdebatan ke duanya,Tony hanya geleng - geleng kepala.
"Baiklah saya pamit tuan."
"Okey Ton,hati - hati."
.....................................................................................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Mamad Cici
lanjut tor
2022-02-15
0
Mia
arthur... awas aj ntar jg temehek mehek
2022-01-28
0
Lovesekebon
Hm ..Arthur🤔
2022-01-23
0