Ruang rawat inap ini tengah dipenuhi canda tawa. Haira telah sadar sepenuhnya dan kondisinya berangsur pulih. Kedua orang tuanya dan adiknya, Mirna sedang mengobrol dengannya saat Dirga mengetuk pintu dan masuk ke dalam.
"Eh, Nak Dirga, ayo ke sini," sahut Pak Broto.
Dirga menghampiri mereka.
"Lihatlah, Haira sudah pulih, beberapa hari lagi dokter akan mengijinkannya pulang," ucap Pak Broto lagi.
"Syukurlah kalau begitu," ujar Dirga.
Senyum merekah dari bibir Haira, suaminya masih berada di sisinya. Bagaimanapun Dirga adalah alasannya untuk bertahan.
"Dir ... aku mau disuapin sama kamu." Haira berkata pada Dirga.
"Tolong ya, Nak Dirga," timpal Bu Broto.
Dirga hanya mengangguk lalu menerima piring makanan dari tangan Bu Broto.
"Kami keluar dulu, ya. Nak Dirga tolong temani Haira dulu," ucap Pak Broto lagi.
Dirga kembali mengangguk. Pak Broto bersama istri dan putri bungsunya, Mirna pun beranjak keluar dari ruangan.
Dirga pun mulai menyuapi makanan itu ke mulut Haira. Haira menyambutnya dengan membuka mulutnya.
Hingga beberapa suapan, Haira berujar pada Dirga, "Makasih ya, Dir."
Dirga menghembuskan nafas lalu mengangguk.
"Aku sayang kamu, Dirga." Perkataan Haira kali ini membuat Dirga menatapnya.
"Habiskan makananmu, Ra," balas Dirga sambil kembali mengarahkan sendok ke mulut Haira.
Haira kembali menyambutnya. Dirga terus menyuapi Haira hingga makanan di piring itu habis.
"Sekarang istirahatlah," ucap Dirga.
"Tapi kamu tetap di sini kan?" tanya Haira.
Dirga mengangguk, "Iya."
Haira tersenyum lalu mulai merebahkan tubuhnya yang tadi duduk bersandar.
"Dir, genggamlah tanganku supaya aku tahu bila kamu masih di sini," desis Haira.
Dirga tak mampu menolak. Dilakukannya seperti keinginan Haira itu. Menggenggam tangannya hingga Haira benar-benar terlelap.
***
"Kondisi Nona Haira sudah benar-benar membaik. Semua hasil tes bagus jadi hari ini sudah boleh pulang," ucap Pria berjas putih itu pada Pak Broto sembari menyerahkan hasil pemeriksaan terakhir Haira.
"Syukurlah, terima kasih, Dok," balas Pak Broto.
Saat menyampaikan hal itu pada istri dan anak-anaknya, mereka menyambutnya dengan gembira. Bu Broto dan Mirna segera mengemasi barang-barang.
Sepanjang perjalanan, Haira terus menggenggam tangan Dirga. Seolah takut akan berpisah. Entah mengapa, saat ini dia merasakan gejolak. Haira merasa bahagia atas keberhasilan operasinya, tapi juga sedih bila akhirnya Dirga harus kembali meninggalkannya.
Membayangkan hal itu, Haira semakin mengeratkan genggaman tangannya.
Kini mereka telah sampai di rumah. Pak Broto yang mengemudi segera memarkirkan mobilnya. Mereka pun turun dan beranjak masuk ke dalam rumah.
"Nak Dirga, sekarang bawalah Haira beristirahat di kamarnya," ucap Bu Broto pada Dirga.
Dirga pun menuntun Haira masuk ke kamarnya. Perlahan Haira mengitari isi kamar itu. Setelah beberapa waktu dirawat di rumah sakit, rasa rindu pun dirasakannya untuk segera menempati kembali kamar tidur miliknya itu.
Haira menghampiri lemari pakaian, sesaat dibukanya pintu lemari itu. Haira tersenyum sembari menyisir pakaian yang tertata rapi dengan jemarinya.
Sejurus kemudian ia menghampiri meja riasnya. Dibukanya setiap laci yang ada di meja itu, memeriksa berbagai peralatan kecantikannya.
Kini Haira menyusuri tempat tidurnya. Seprai merah jambu yang mengalasi ranjang itu menambah kerinduan pada peraduannya.
Haira naik ke atas ranjangnya, menyingkap selimut yang menutupi.
Seketika Haira terkejut, sebuah kartu undangan berwarna merah teronggok di situ.
"Undangan milik siapa ini?" gumam Haira.
Rasa penasaran membuatnya perlahan membuka undangan itu.
Raut wajah Haira merona. Namanya dan Dirga tercantum di undangan itu sebagai pemilik acara.
Ya, itu adalah undangan resepsi pernikahan mereka yang akan diselenggarakan di salah satu hotel berbintang di kota Jakarta, akhir pekan ini.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Mela Rosmela
dirga sudah kaya wayang aja, yg di mainkan sepasang dalang broto..
2020-07-25
0