Lagu yang sepertinya menjadi lagu wajib Irene.
Jadikan aku yang kedua dari Astrid Sartiasari.
...🎶Jika dia cintaimu...
...Melebihi cintaku padamu...
...Aku pasti rela...
...Untuk melepasmu...
...Walaupun ku tahu ku kan terluka...
...Jikalau semua berbeda...
...Kau bukanlah orang yang ku puja...
...Tetapi hatiku...
...Telah memilihmu...
...Walau kau tak mungkin tinggalkanya...
...Jadikan aku yang kedua...
...Buatlah diriku bahagia...
...Walaupun kau...
...Tak kan pernah...
...Ku miliki selamanya...
...Jika dia cintaimu...
...Melebihi cintaku padamu...
...Aku pasti rela...
...Untuk melepasmu...
...Walaupun ku tahu ku kan terluka...
...Jikalau semua berbeda...
...Kau bukan orang yang ku puja...
...Tetapi hatiku...
...Telah memilihmu...
...Walau kau tak mungkin tinggalkannya...
...Jadikan aku yang kedua...
...Buatlah diriku bahagia...
...Walaupun kau...
...Tak kan pernah...
...Ku miliki selamanya...
...Jadikan aku yang kedua...
...Buatlah diriku bahagia...
...Walaupun kau...
...Tak akan pernah...
...Ku miliki selamanya...
...Jadikan aku yang kedua...
...Buatlah diriku bahagia...
...Walaupun kau...
...Tak kan pernah...
...Ku miliki selamanya...
...Jadikanlah aku yang kedua...
...Buatlah diriku bahagia...
...Walaupun kau...
...Tak kan pernah...
...Ku miliki selamanya...
...Jadikan aku kedua...
...Buatlah diriku bahagia...
...Walaupun kau...
...Tak kan pernah...
...Ku miliki selamanya...
...Jadikan aku yang kedua...
...Dan buat ku bahagia bahagia...
...selamanya...
...Jadikan aku kedua...
...Buatlah diriku bahagia...
...Walaupun kau...
...Tak kan pernah...
...Ku miliki selamanya...
...Yang kedua...
...Yang kedua🎶...
Dan Irene pun terlelap dalam mimpinya.
Flashback off 📆
Peringatan tiga hari meninggalnya Wahyudi diakhiri dengan bacaan Yassin dan Tahlil serta doa bersama.
"Alhamdulillah ya yang datang banyak, dan banyak yang support kamu nduk..!!" kata Rena.
(Nduk/sinduk ; Panggilan kesayangan untuk anak/adik perempuan)
"Nggih Bue (ya Bu)..!!" sahut ku sambil memunguti gelas-gelas kosong.
"Sudah nduk, kamu istirahat sana, kasihan bayi kamu .!!" kata Rena yang mengambil gelas-gelas yang tadi Iren kumpulkan.
"Nggih Bue ( ya Bu).." kata Irene yang kemudian bangkit dari duduk simpuhnya.
(Duduk timpuh/simpuh ; posisi duduk di alas tungkai dengan kaki menghadap ke bawah dan telapak kaki menghadap ke atas).
Terlihat Satya dan sopirnya ikut berberes-beres.
"Mas Satya, kamu kok kelihatan kurus sekali. Ingin sekali aku menggodamu seperti dulu, Tapi...!" kataku dalam hati, ada perasaan canggung.
Entah karena lama tak bertemu atau status mereka yang masing-masing sudah pernah menikah.
Setelah selesai berberes-beres, mereka saling bercengkrama dan seperti membuat kelompok antara wanita dan laki-laki.
Irene melihat mas Satya, asyik ngobrol dengan pak RT dan warga lain dan dia menangkap sesuatu yang aneh.
"Bue..! apa Iren nggak salah lihat, mas Satya merokok..? bukankan dia anti rokok?" bisik Irene pada Ibunya.
"Ya mungkin karena tuntutan pergaulan atau pekerjaan, yang membuat Satya jadi perokok mungkin?" jawab Rena.
Beberapa menit kemudian beberapa warga yang berpamitan pulang dan ada yang tertidur di atas tikar.
Sopir Satya pun terlihat sudah terlelap dalam tidurnya, sedangkan Satya sibuk mengotak-atik ponselnya di tangan kanannya sedangkan tangan kirinya memegang sebatang rokok yang menyala.
"Mas, sejak kapan merokoknya..?" tanya Irene sambil menghidangkan teh manis pada Satya.
Saat mendengar dan melihat Irene Satya langsung mematikan rokoknya.
"Hanya formalitas saja kok..!!" kata Satya yang menurut Irene, Satya sedang berbohong.
"Ohw..!!" Irene pura-pura paham.
"Jangan ulangi lagi ya mas..?" pinta Irene sambil tersenyum.
"Besuk pagi aku balik ke kota "J", kamu hati-hati ya..! lusa aku akan menjemputmu...!" kata Satya.
"Mas juga hati-hati. Oya kenapa mas tidak segera istirahat? besok kan mau pulang..?" tanya Irene yang khawatir.
"Aku masih banyak kerjaan, sebentar lagi selesai..!" kata Satya yang kemudian meminum teh manis yang Irene bawakan tadi.
"Ohw, Iren tidur dulu ya mas..! kalau ada apa-apa bangunkan Iren ya mas..! Iren tidur sama bue..!" kata Irene.
"Iya, sebentar lagi kerjaan mas juga sudah selesai...!" kata Satya sambil tersenyum.
Irene ikut tersenyum dan bangkit dari duduknya, melangkahkan kakinya menuju kamarnya di mana Rena sudah tertidur pulas.
"Oiya, aku mau ambil air putih dulu biasanya aku kehausan kalau tengah malam...!" batin Irene yang haus setiap tengah malam merupakan kebiasaannya saat ini.
Saat Irene keluar dari kamar, di lihat Satya masih berkutat dengan ponselnya dan juga setia dengan rokoknya.
"Hm...hm...hmm..!!" Irene berdehem.
Satya menyembunyikan batang rokoknya.
"Katanya tidur?" tanya Satya sambil mengusap wajahnya yang tetap ganteng namun sedikit pucat.
"Mau ambil minum dulu mas, kebiasaan tiap malam haus...! he..he..!" ucap Irene sambil tersenyum.
Satya hanya tersenyum dan mengangguk, kemudian kembali menatap ponselnya.
Setelah mengambil segelas air putih, pun kembali ke kamar.
"Mas Satya, cepat tidur...!!" seru Irene sebelum menutup pintu kamarnya.
"Iya..!!" jawab Satya tanpa menoleh sedikitpun.
Irene pun menghela nafas panjang.
"Sepertinya banyak beban yang kau tanggung ya mas? maaf jika aku menambah bebanmu..!" kata Irene dalam hati saat menutup pintu kamarnya..
Pukul 02.30 dini hari.
Irene kehausan, air minumnya telah habis.
Segera dia keluar kamar untuk mengambil air minum.
Dia melihat Satya sudah tertidur hanya beralaskan tikar.
Irene tak tega membangunkannya. Dia mengambil selimut dalam lemari dan kemudian menyelimutkan pada Satya.
Sejenak Irene memandangi wajah Satya saat tidur.
"Orang yang dulu selalu ada untukku, kenapa kini keadaanmu seperti ini..?" kata Irene dalam hati.
Irene pun segera mengambil air minum dan juga sekalian wudlu.
Irene menunaikan sholat malam, memohon petunjuk pada sang Pencipta. Apakah yang aku lakukan ini benar atau salah. Dan memohon agar di berikan jalan yang terbaik.
Pukul 05.00
Setelah sholat Subuh, Irene melihat Satya belum bangun.
Tiba-tiba Irene mendengar Satya mengigau.
"Maafkan aku...maafkan aku...! Jangan pergi...!!" racau Satya.
"Mas..mas Satya...!!" panggil Irene sambil menggoyang pelan bahu Satya.
"Jangan pergi ...Jangan pergi Iren....!!" racau Satya yang kemudian terbangun dan memeluk Iren.
Jantung Iren pun mulai tak beraturan.
"Mas Satya, aku tidak pergi. Bisakah kamu lepas pelukanmu?" pinta Irene.
Satya pun tersadar dan kemudian melepaskan pelukannya.
"Ohw..maaf..!!" kata Satya. yang sedikit memerah wajahnya.
"Sholat Subuh dulu mas..!!" kata Irene.
"Iya..!!" jawab Satya sambil mengusap wajahnya.
Dia pun ke sumur untuk berwudlu dan kemudian menjalankan Sholat Subuh.
Pukul 07.00
Selesai Sarapan, Satya dan sopirnya pun berpamitan untuk balik ke kota "J"
"Hati-hati di jalan ya mas..!!" pesan Irene sambil melambaikan tangannya.
"Iya, Assalamu'alaikum semuanya..!!" pamit Satya.
"Wa'Alaikumsalam.."" balas Irene dan Rena.
Mereka menatap kepergian Satya sampai mobil itu hilang dari pandangan mata.
"Kalau kita pindah ke kota "J", rumah ini biar di tempati bulikmu Yati, kasiahan dia ngontrak terus...! mana anaknya masih kecil-kecil...!"Kata Rena saat masuk ke rumah
"Nggih bue (iya Bu)..! semoga kita betah disana..!!" kata Iren dan di balas usapan di rambut Iren oleh Rena.
...~¥~...
...Bantu dukung novel JADIKAN AKU YANG KEDUA dengan memberi Like/ komen/ fav/ rate5/ gift maupun Vote-nya ya.....
...Mampir juga di novelku sebelumnya ya.....
...*GADIS TIGA KARAKTER...
...*CINTA UNTUK YULIA...
...*SI OYEN PACARKU BUKAN MANUSIA...
...*HITAM BUKAN HITAM HIDUPNYA...
...Terima kasih....
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Putri Minwa
ceritanya asik lhoh say
2022-10-31
0
Aris Pujiono
kota jaksrta
2022-01-21
1
Senjaku❣️
Suka banget sama ceritanya, semangat thor😉
2022-01-01
2