Setelah acara pengajian selesai, seperti biasa semua ber beres-beres.
Termasuk Satya yang ikut berberes-beres.
"Nak Satya, apa benar besok kamu akan memboyong Nak Iren dan ibunyanya ke kota?" tanya ketua RT saat mereka ngobrol sama keluarga Irene.
"Iya pak, kalau disana kan saya bisa memperhatikan keadaannya secara langsung. Soalnya kantor saya disana. Saya kalau keluar kota kan kalau ada hal yang penting saja...!!" jawab Satya yang duduk berhadapan dengan pak RT
"Oh begitu, kami minta tolong jaga Iren dan simboknya baik-baik ya..! bila ada sesuatu kabari kami...!" pesan pak RT.
"Baik pak..!" jawab Satya sambil menganggukkan kepalanya.
Setelah semuanya pulang, dan sebagian keluarga Iren yang sudah tidur bersama-sama beralaskan tikar dan termasuk juga Sobri.
Sedangkan Satya masih berkutat dengan laptopnya.
Melihat air minumnya habis, Satya bermaksud mengambil air minum di dapur.
Saat melewati depan kamar Irene, Satya mengetahui kalau Irene belum tidur.
"Belum tidur...?" tanya Satya.
"Eh mas Satya..! belum mas..!! masih berkemas-kemas..!" jawab Irene sambil melakban beberapa kardus.
"Foto-foto ini kamu bawa juga nggak apa-apa..!!" kata Satya.
"Boleh mas..?" tanya Iren menyakitkannya lagi.
"Iya boleh..!" jawab Satya sambil menganggukkan kepalanya.
"Makasih mas..!!" jawab irene sambil tersenyum.
Irene melihat Satya membawa gelas.
Mas Satya mau ambil minum ya? Iren ambilkan ya..!" tanya Iren yang langsung di ambilnya gelas dari tangan Satya.
Tanpa sengaja tangannya memegang tangan Satya.
"Ma..maaf..!" kata Irene sambil menundukkan kepala dan berlalu menuju dapur.
"Kenapa denganku..! aku kan dulu sebelumnya sudah sering bertemu dengan mas Satya, kenapa seperti baru pertama bertemu..! apa mas Satya tahu kalau pipiku sedang memerah?" kata Irene dalam hati.
Irene segera mengambilkan minuman untuk Satya di dapur.
Sedangkan Satya terdiam, dalam hatinya pun bergejolak.
"Apa ini, rasanya seperti saat bertemu dengan Fatimah dulu...! padahal aku dan Iren kan sering bertemu. Benar aku juga sayang sama Iren, itu aku tepis karena aku kira sayang sekedar seperti kakak dengan adiknya..! Benar kalau seorang suami boleh berpoligami, tapi aku nggak bermaksud melukai kedua-duanya...!!" batin Satya yang kemudian kembali menuju laptopnya.
Iren pun menaruh air minum Satya di samping laptopnya.
"Mas Satya buat apa sih? " tanya Irene sambil melirik ke laptop Satya.
"Ini buat referensi rapat besok..!! Oiya besok kita ke kotanya lebih pagi ya..! Jam satu siang aku ada meeting bersama pemegang saham. Jadi harus datang lebih awal..!!" pinta Satya.
"Iya mas Saya nurut aja..!" jawab Irene sambil menatap Satya yang berkutat dengan laptopnya.
"Saya tidur dulu ya mas..!" lanjut Irene yang kemudian berdiri dari duduknya.
"Iya..!" jawab Satya sambil menyeruput teh manis yang Irene buat tadi.
Irene melangkah pergi ke kamarnya.
Jam sudah menunjukkan waktu pukul 04.00.
Suara kumandang Adzan Subuh terdengar di mana-mana.
Irene bangun dan hendak mengambil Wudlu di sumur.
Satya sudah tertidur pulas di samping laptopnya.
"Siapa sangka mas Satya putra tunggal Tuan Sanjaya, pengusaha ekspor impor mebel dan yang punya perusahaan sendiri di bidang perkayuan itu mau tidur hanya beralaskan tikar" gumam Irene dalam hati.
Yang kemudian Irene mempercepat langkah kakinya menuju ke sumur untuk mengambil Wudlu.
Setelah sholat Subuh,Irene pun membangunkan Satya, untuk Sholat Subuh.
Pagi hari pukul 07.00
Selesai sarapan dan berpamitan pada semua keluarga, Irene, Rena, Satya dan Sobri segera masuk ke mobil Satya.
Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang ke kota B.
Irene duduk dibelakang bersama ibunya dan Satya di depan di samping Sobri.
"Mas, maaf ngrepotin..! Aku mau rujak yang baru kita lewati tadi...!!" pinta Irene saat melihat gerobak penjual rujak serut yang baru saja mereka lewati.
"Oh rujak tadi ya...!! Sobri tolong mundur sebentar ya..!!" perintah Satya yang sambil melihat ke belakang.
"Semuanya mau rujak...!" seru Satya yang menawari semuanya.
"Buat yang ngidam saja, soalnya saya nggak suka pedas Nak..!" kata Rena.
"Sobri..?" tanya Satya pada sopirnya.
"Tidak pak..! nanti kelamaan nunggunya. Kita kan harus sampai rumah sebelum makan siang..!" kata Sobri yang melihat jam tangannya.
"Pak rujak serut satu ya..!!" pesan Yusuf pada penjual rujak itu.
"Baik pak..!" jawab penjual rujak itu dan kemudian membuatkan pesanan Irene.
"Maaf aku jadi penghambat perjalanan ini..!" kata Irene tak enak hati.
"Nggak apa-apa, dari pada anak kita ngeces nantinya...! mending di turutin aja..!!" jawab Satya dan mereka pun tersenyum.
"Mas Satya bisa aja..!!"
Setelah rujaknya selesai di buat dan Satya membayarnya, dan mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju kota "B".
...~¥~...
Mohon maaf bila Author belum sempat feedback dukungan kalian semua.
Author ikut lomba Update Tim dan 4 novel On going Author di ajukan semua.
Jadi Author harus Update 4 novel sekaligus.
In syaa Allah Author sempatin balas..🙏💗
...Bantu dukung novel JADIKAN AKU YANG KEDUA dengan memberi Like/ komen/ fav/ rate5/ gift maupun Vote-nya ya.....
...Mampir juga di novelku sebelumnya ya.....
...*GADIS TIGA KARAKTER...
...*CINTA UNTUK YULIA...
...*SI OYEN PACARKU BUKAN MANUSIA...
...*HITAM BUKAN HITAM HIDUPNYA...
...Terima kasih....
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Enay Yulyati
thor ko yusuf bkannya satya
2023-07-26
1
Putri Minwa
kk mampir thor
2022-11-04
0
Aris Pujiono
like kak
2022-01-23
0