Satya sang Penolong

Tanpa Irene ketahui, Aldo memberikan sesuatu pada air minum itu.

"Ini minumlah..!!" ucap Aldo

"Terima kasih..!" dan Irene pun meminumnya.

Entah mengapa tiba-tiba Irene mengantuk, mungkin karena karena dia yang kelelahan atau karena semilir angin persawahan, perlahan pandangannya mulai kabur.

Tak terasa Irene pun tertidur dengan lelapnya.

"Akhirnya bereaksi juga obat tidurnya..!! kini akan ku balas sakit hatiku..!! berani-beraninya menolakku. Kau tahu banyak para gadis yang ingin menjadi pacarku karena ketampananku. Tapi kau malah menolakku, itu membuatku ingin memilikimu dengan cara apapun...!!" gumam Aldo yang kemudian memposisikan tubuh Irene untuk berbaring.

"Sayang..! saatnya kunikmati tubuhmu..! walaupun hatimu bukan untukku biarlah tubuhmu yang jadi milikku lebih dulu...!!" ucap Aldo sambil membelai rambut dan wajah Irene perlahan-lahan.

Tangan Aldo mulai menjelajah ke leher dan menuju ke kancing baju kemeja seragam Irene.

Dibukanya satu persatu kancing kemeja irene itu,

Nafas Aldo mulai tak beraturan, ketika hendak mendaratkan bibirnya ke bibir Irene, tiba-tiba....

"Apa yang kau lakukan..!!" seru seseorang dari depan gubug.

Aldo pun menoleh, "Ka..kau..!!" seru Aldo sambil menelan salivanya.

"Drapp....!! drapp....!! drapp....!!"

Orang itu naik ke gubug dan mendaratkan dua bogem mentah ke pipi kanan dan perut Aldo.

"Bagh...!!"

"Bugh..!!"

"Tak kan kubiarkan kau merusaknya...!!" seru pemuda itu.

"Aku hanya membantunya untuk melupakanmu..!! aku mencintainya, maka dia akan jadi milikku..!!" seru Aldo sambil mengusap darah yang mengalir di sudut bibirnya.

"Mencintai..! cihh..!! tidak dengan memberinya obat tidur, terus kau mau merusaknya..!! itu bukan cinta..itu hanya nafsumu saja..!!" seru pemuda itu yang tak lain Satya.

Satya ternyata telah membuntuti irene sejak dari sekolah, karena dia tahu kalau Irene marah dan tanpa sengaja dia melihat irene membonceng di sepeda Aldo.

Satya tahu kalau Aldo itu terkenal playboy, jadi dia mengkhawatirkan Irene.

Satya juga mendengar suara teriakan Irene waktu di tengah sawah tadi.

Ada perasaan miris di hatinya dan dia mengejar sampai di gubug itu.

Dan kemudian menemukan Irene yang akan di kerjai Aldo.

Satya pun melepas jaketnya dan menutup ke bagian dada Irene yang terbuka.

Tiba-tiba Aldo melingkarkan tangannya ke leher Satya,

"Eghh...!"

Suara nafas Satya yang sempat terhenti.

Dengan sekuat tenaga, Satya menyodok perut Aldo dengan sikunya.

"Aghh...!!

Aldo mengerang kesakitan.

Satya pun menendang Aldo hingga dia jatuh tersungkur di parit sawah.

"Bluph...!!"

Kepala Aldo menyentuh lebih dulu masuk ke tanah sawah yang masih basah karena baru di aliri air.

Setelah mengetahui Aldo lari dengan wajah dan baju yang kena lumpur sawah, Satya segera menghampiriku yang masih tertidur.

"Tak mungkin aku menggendongmu, tanah di persawahan ini sangat basah. Bisa-bisa kita berdua malah akan jatuh...! lebih baik aku menunggumu sampai kamu bangun." kata Satya.

Timbul sifat usil mas Satya, dia memotret Irene yang tertidur.

"Lucu sekali sih kamu kalau tidur begini..!" gumam Satya.

"Iren..! maafkan mas ya yang tak membalas cinta kamu. Kamu tahu, mas juga mencintaimu. Jujur dari dalam mas kalau hati ini ingin memilihmu. Kamu gadis yang periang dan berprestasi...! kamu membuat hari-hari mas selalu berwarna...!!" gumam Satya sambil mengusap rambut Irene yang tertiup angin.

"Mas pernah mengingatkanmu untuk sholat lima waktu dan mengajarimu mengaji, tapi kamu malah sibuk membuatku marah. Seperti kamu senang sekali ya bikin aku selalu marah padamu...!!" kata Satya.

"Iren..! walaupun sekarang kita tak berjodoh, semoga kita berjodoh di kehidupan nanti...! Aku mencintaimu Iren, biarlah aku akan menjagamu sebagai kakak. Agar aku selalu bisa dekat denganmu...!! Semoga kelak kamu mendapat jodoh yang lebih baik dari mas Satyamu ini...!!" ucap Satya dan dia pun duduk bersandar dan menengadahkan kepalanya menatap atap gubug dengan mata berkaca-kaca dan tak terasa butiran kristal bening pun menetes di sudut mata Satya.

Dia di posisi dilema. Antara Fatimah dan Irene.

Untuk menghilangkan kejenuhannya menunggui Irene bangun, Satya pun sibuk dengan ponselnya.

Tak terasa matahari sudah condong kebarat, dan menandakan hari beranjak petang.

Irene membuka kedua matanya pelan-pelan, di lihatnya Satya tidur di sampingnya dengan posisi bersandar di tiang gubug

Irene melihat jaket Satya menyelimutinya, ketika Irene membukanya ternyata kancing bajunya terbuka.

Dan waktu Irene coba mengancingkannya kembali, terdapat dua kancing yang terlepas.

Segera Irene pakai jaket Satya secara terbalik. Bagian depan jaket Irene posisikan di belakang.

Melihat Satya yang belum bangun bukannya membangunkannya, Irene malah menyandarkan kepalanya di bahu Satya.

Ada perasaan nyaman yang Irene rasakan saat ini.

"Sudah bangun bukannya membangunkanku malah tidur lagi, mau kita bermalam disini..!" seru Satya yang tiba-tiba, dan membuat irene langsung bangun karena terkejut.

"Ih..mas Satya, aku kan lagi senang-senangnya bersandar..! malah di kagetin..!!" ucap irene sambil mengerucutkan bibirnya.

"Gemes nih lihat bibir yang bisa di kuncir gini...!!" ucap Satya sambil mencubit bibir Irene.

"Mas Satya ih...!! jarinya habis pegang apa sih..bau tau...!!" goda irene sambil mengusap-usap bibirnya.

"Oiya lupa..!! tadi siang makan siangku pakai sambal terasi, jadi pakai tangan makannya. maaf belum cuci tangan..!! he..he..!!" balas goda Satya sambil terkekeh.

"Aaaagh ...! mas Satya nich....Jorok..!!" seru irene dengan manja. Karena Irene suka sekali bermanja-manja dengan Satya.

"Sudah...!! ayo kita pulang..!!" seru Satya yang sudah turun dari gubug.

"Mas....!!" panggil Irene.

"Kenapa lagi..?" tanya Satya.

"Gendong..!!" jawab Irene dengan manja.

"Hadeuh..! aku nungguin kamu tidur sedari tadi karena nggak mau gendhong kamu, eh bangun-bangun malah minta gendong..! ayo jalan sendiri..! kamu yang di depan, mas di belakang...!!" ucap Satya sedikit kesal.

"Karena mas Satya orang yang Iren cintai, Iren nurut deh..!!" balas Irene sambil tersenyum.

Dan Satya pun hanya mengeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Irene.

Mereka pun berjalan menyusuri persawahan dan menuju ke tempat dimana sepeda motor Satya terparkir.

Irene memeluk erat tubuh Satya, saat di bonceng Satya dengan sepeda motor sportnya.

Inilah moment yang Irene sukai saat bersama Satya, pemuda yang irene cintai.

...~¥~...

...Bantu dukung novel JADIKAN AKU YANG KEDUA dengan memberi Like/ komen/ fav/ rate5/ gift maupun Vote-nya ya.....

...Mampir juga di novelku sebelumnya ya.....

...*GADIS TIGA KARAKTER...

...*CINTA UNTUK YULIA...

...*SI OYEN PACARKU BUKAN MANUSIA...

...*HITAM BUKAN HITAM HIDUPNYA...

...Terima kasih....

...Bersambung...

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

siip thor, mantap ceritanya

2022-10-14

0

Aris Pujiono

Aris Pujiono

bikin senyum2 sendiri

2022-01-20

1

Via🔥💰

Via🔥💰

aihh manisnya.. meski cintanya ga bisa tergapai.. sabar ya..

2021-10-26

1

lihat semua
Episodes
1 Kabar Duka
2 Masih Berduka
3 Awal Jumpa dengan Wahyudi
4 Sepulang dari pemakaman
5 Flashback Masa SMA
6 Satya sang Penolong
7 Satya yang dilema
8 Setelah peringatan Tiga Hari
9 Satya Sampai Rumah
10 Restu Fatimah
11 Ungkapan hati Irene
12 Persiapan Menuju Kota
13 Dari Hati ke Hati
14 Dari Hati ke Hati ll
15 Irene Ingin Kerja
16 Khilaf
17 Ngidam
18 Aldo lagi... Aldo lagi
19 Wahyu Arkatama Sanjaya
20 Malam Pertama,Puasa lagi..?
21 Syukuran
22 Satu Atap Dua Cinta
23 Fatimah check Up
24 Cinta Terlarang Sobri
25 Cinta Terlarang Sobri ll
26 Melawan Sobri
27 Isbat Nikah Satya dan Irene
28 Liburan Berempat
29 Tragedi di teras atas Ruko
30 Selamat jalan Mama
31 Selamat jalan ibu
32 Wahyuda Menggoda Irene
33 Belajar Mengaji
34 Belajar Mengaji ll
35 Kondisi Fatimah
36 Irene Kecelakaan
37 Irene Tak Bisa Melihat
38 Irene Tak Bisa Melihat ll
39 Tipu Muslihat Falan
40 Nenek lampir dan kakek Gerandong
41 Saran Dari Fatimah
42 Kedatangan Dokter Andre
43 Kedatangan Dokter Andre
44 Kemelut di Rumah Kakek Toro
45 Janji Irene
46 Kembali Berduka
47 Irene bisa Melihat Kembali
48 Habiskan malam di kamar
49 Menagih janji
50 Rencana Satya dan Irene
51 Bubur Jagung dan Buah Markisa
52 Lagu Favorit
53 Mengungkap Tabir Rahasia
54 Mengungkap Tabir Rahasia ll
55 Buah Dari Kesabaran
56 Pengumuman
57 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Kabar Duka
2
Masih Berduka
3
Awal Jumpa dengan Wahyudi
4
Sepulang dari pemakaman
5
Flashback Masa SMA
6
Satya sang Penolong
7
Satya yang dilema
8
Setelah peringatan Tiga Hari
9
Satya Sampai Rumah
10
Restu Fatimah
11
Ungkapan hati Irene
12
Persiapan Menuju Kota
13
Dari Hati ke Hati
14
Dari Hati ke Hati ll
15
Irene Ingin Kerja
16
Khilaf
17
Ngidam
18
Aldo lagi... Aldo lagi
19
Wahyu Arkatama Sanjaya
20
Malam Pertama,Puasa lagi..?
21
Syukuran
22
Satu Atap Dua Cinta
23
Fatimah check Up
24
Cinta Terlarang Sobri
25
Cinta Terlarang Sobri ll
26
Melawan Sobri
27
Isbat Nikah Satya dan Irene
28
Liburan Berempat
29
Tragedi di teras atas Ruko
30
Selamat jalan Mama
31
Selamat jalan ibu
32
Wahyuda Menggoda Irene
33
Belajar Mengaji
34
Belajar Mengaji ll
35
Kondisi Fatimah
36
Irene Kecelakaan
37
Irene Tak Bisa Melihat
38
Irene Tak Bisa Melihat ll
39
Tipu Muslihat Falan
40
Nenek lampir dan kakek Gerandong
41
Saran Dari Fatimah
42
Kedatangan Dokter Andre
43
Kedatangan Dokter Andre
44
Kemelut di Rumah Kakek Toro
45
Janji Irene
46
Kembali Berduka
47
Irene bisa Melihat Kembali
48
Habiskan malam di kamar
49
Menagih janji
50
Rencana Satya dan Irene
51
Bubur Jagung dan Buah Markisa
52
Lagu Favorit
53
Mengungkap Tabir Rahasia
54
Mengungkap Tabir Rahasia ll
55
Buah Dari Kesabaran
56
Pengumuman
57
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!