Sementara itu seorang gadis sedang berada di sebuah ruangan dengan tangan dan kaki yang terikat dikursi. Wajahnya sudah memucat saat tiba-tiba terdengar suara langkah seseorang memasuki ruangan.
"Hem... punya nyali secuil tapi sudah berani berbuat kriminal..." terdengar suara tegas dan dingin.
"Aa... apa maksud tuan?" tanya gadis itu terbata dengan wajah yang semakin ketakutan.
"Kau masih pura-pura hah!!" teriak seorang pria dengan wajah sangar.
"Kamu fikir bisa lolos begitu saja dengan perbuatanmu siang tadi?"
Gadis itu menggigit bibirnya dengan perasaan panik.
"Sial... ternyata ada yang melindungi dua gadis cupu itu" batinnya. "Kenapa diam? sudah ingat dengan kesalahanmu?" kata orang itu lagi. "Ma... maafkan saya..." kata gadis itu yang ternyata Cindy.
"Ck... mudah sekali kau minta maaf... kau fikir dengan permintaan maafmu akan membuatmu lolos dari hukuman? tidak semudah itu nona... kau harus diberi pelajaran agar tak lagi mengganggu orang lain..." ucap pria itu sambil tersenyum sinis.
Cindy yang mendengar itu semakin bertambah ketakutan.
"Maafkan saya.... saya mohon maafkan saya... saya janji tidak akan mengganggu mereka lagi..." ucapnya dengan air mata yang bercucuran.
Tapi tampaknya pria itu tak mau bergeming. Seketika terdengar teriakan Cindy dari dalam ruangan itu. Entah apa yang dilakukan pria itu pada Cindy hanya mereka berdua yang tahu.
Tak lama pria itu pun keluar dan menghubungi seseorang.
"Bagaimana?" tanya seseorang disebrang.
"Beres bos... gadis itu tidak akan lagi berani macam-macam pada siapapun" jawab pria itu.
"Bagus... setelah itu bereskan jangan ada bukti yang tersisa"
"Baik bos..." jawab pria itu.
Sementara di sebrang sana seorang pria tengah menatap layar ponselnya sambil tersenyum.
"Tak akan aku biarkan orang membullymu..." ucapnya sambil mengusap foto Jasmine dilayar ponselnya.
Dialah Adam yang sudah menduga jika preman yang mengganggu Jasmine dan Maya sebenarnya suruhan seseorang. Dan benar saja setelah anak buahnya membuntuti kedua preman itu mereka langsung tahu jika dalangnya adalah Cindy senior di sekolah Jasmine.
Setelah menghubungi atasannya pria sangar itu pun kembali menghampiri Cindy yang tengah pingsan. Sebenarnya dia hanya syok saat pria sangar itu menakutinya dengan mengeluarkan berbagai macam peralatan untuk penyiksaan didepan gadis itu. Dengan cepat pria itu langsung menggendong tubuh Cindy dan meletakkannya di jok belakang mobil lalu mengantarkannya ke rumah gadis itu dengan menyamar sebagai taxi online. Untung saja keluarga Cindy tidak curiga saat pria suruhan Adam itu mengatakan jika Cindy tertidur didalam taxi dan mereka pun langsung membopong tubuh gadis itu ke dalam rumah. Selesai melakukan tugasnya pria itu langsung menuju tempat sepi untuk mengganti plat mobilnya untuk menghilangkan jejak.
Di dalam kamarnya Cindy baru saja tersadar dan kaget saat menyadari jika ia sudah berada di dalam kamarnya sendiri. Baru saja ia ingin bangkit dari tempat tidurnya tiba-tiba saja ponselnya berdering dan ada nomor baru disana. Baru saja Cindy mengangkat panggilan tersebut langsung terdengar suara pria yang menyekapnya.
"Ingat aku selalu mengawasimu... jika kau melakukan kesalahan lagi maka bisa kau pastikan jika kau tidak akan pulang lagi dalam keadaan selamat... mengerti!!"
"Me...mengerti..." ucap Cindy dengan tubuh bergetar karena takut. Setelah mendengar jawaban Cindy, orang itu pun langsung memutuskan sambungan telepon.
Cindy mendengus kesal... kini ia tak mungkin lagi bisa menganggu Maya atau pun Jasmine. Jika ia nekat maka tak bisa dibayangkan resiko yang akan ditanggungnya nanti. Cindy sungguh ngeri jika membayangkan apabila orang tadi benar-benar menyiksanya.
"Sepertinya aku memang harus melepaskan kedua gadis culun itu..." gumamnya masih dengan perasaan dongkol namun ia tak berdaya akibat ancaman pria sangar tadi.
Di rumah Maya sedang bimbang apakah ia akan menceritakan kejadian tadi siang kepada kedua orangtuanya. Sementara ia dan Jasmine tak memiliki bukti yang kuat. Tiba-tiba ponselnya berdering. Ternyata Jasmine lah yang sedang menghubunginya.
"Iya ...ada apa Jess?"
"Lebih baik kita rahasiakan saja kejadian tadi siang May" ucap Jasmine.
"Aku tidak ingin membuat orangtua kita jadi khawatir" sambungnya.
"Baiklah Jess, aku pikir itu juga keputusan yang terbaik" kata Maya menetujui usul Jasmine.
"Tapi kalau kak Cindy kembali mengganggu kita... aku akan laporkan pada mama papa biar mereka yang mengurusnya" ucap Maya, ia tahu pasti kedua orangtuanya tak akan tinggal diam jika ada yang mencoba meyakiti putri mereka.
Mereka pun mengganti topik obrolan mereka agar tak lagi memikirkan masalah yang berhubungan dengan Cindy.
Keesokan harinya saat Jasmine dan Maya berada di sekolah keduanya merasa heran pasalnya saat berpapasan dengan Cindy, gadis itu sepertinya berusaha untuk menghindari mereka.
"Eh ... Jess sepertinya ada yang aneh dengan kak Cindy..." bisik Maya.
"Iya... sepertinya dia ketakutan gitu..." timpal Jasmine.
Walau begitu keduanya tak mau ambil pusing yang terpenting bagi keduanya Cindy tak lagi mengganggu mereka. Setelah jam sekolah selesai keduanya pun memutuskan untuk mampir ke butik tante Fira sekaligus mencaritahu apakah pesanan pak Adam dan ibunya sudah selesai. Sesampainya di butik terlihat jika disana sedang ramai pengunjung sehingga keduanya langsung berinisiatif untuk membantu melayani. Dara pun sangat senang dengan bantuan keduanya. Setelah selesai melayani semua pembeli ketiganya pun beristirahat di sofa yang sengaja disediakan di butik.
"Memang setiap hari selalu ramai seperti ini ya mbak?" tanya Maya sambil memijit kakinya pelan.
"Ga tiap hari sih... tapi memang akhir-akhir ini butik tambah ramai sejak bekerja sama dengan perusahaan pak Adam" jelas Dara.
"Kenapa tante Fira ga nambah karyawan mbak?" tanya Jasmine.
"Entahlah... mbak juga ga tahu, tapi sepertinya bu Fira dan bu Tika masih sibuk dengan pesanan dari pak Adam dan ibunya..." jelas Dara sambil merapikan beberapa pakaian yang tadi dilihat oleh pelanggan dan tidak dibeli.
"Jadi mama sama tante Fira ada di mana mbak? kok dari tadi ga kelihatan?" tanya Jasmine.
"Tadi mereka keluar katanya mau memeriksa pesanan di tempat penjahit kita" jawab Dara.
"Apa masih lama mbak?" tanya Jasmine lagi.
"Ga tahu... tapi sepertinya sebentar lagi mereka juga akan datang"
"O...." Jasmine pun mengangguk dan merentangkan tubuhnya untuk menghilangkan pegal.
Saat ketiganya sedang mengobrol tiba-tiba pintu butik terbuka pertanda ada pelanggan yang datang. Dengan sigap Dara langsung ke depan pintu untuk menyambut.
"Selamat siang.... selamat datang di butik kami..." ucapnya dengan ramah.
"Terima kasih..." ucap seorang pria yang baru masuk.
"Bisa saya bertemu dengan asisten bu Tika?" tanyanya.
Dara pun terkejut karena ternyata yang datang itu pak Adam.
"Maaf dia sedang keluar bersama bu Tika juga bu Fira..." kata Dara menutupi kegugupannya.
"Jika bapak mau silahkan menunggu sebentar...mungkin mereka sedang dalam perjalanan kemari" sambung Dara.
"Baiklah...akan saya tunggu" ucap pak Adam sambil duduk di salah satu kursi yang ada.
"Bapak ingin minum apa?" tanya Dara agar bisa masuk ke dalam ruang pantry tanpa dicurigai.
"Apa saja yang penting dingin" kata pak Adam.
"Baik ... silahkan tunggu sebentar" ujar Dara.
Lalu ia pun segera ke ruang pantry dan menemui Jasmine dan Maya yang sedang berada disana.
"Jess di depan ada pak Adam dia cari Jessica..." kata Dara setengah berbisik agar tak terdengar dari luar.
"Lalu mbak bilang apa?" tanya Jasmine.
"Aku bilang kalau Jessica masih keluar dengan bu Tika dan bu Fira"
"Kalau gitu kamu telfon mama kamu Jess... katakan kalau pak Adam kemari mencari Jessica" usul Maya.
Jasmine pun mengangguk dan langsung menghubungi mamanya sedang Dara segera membuatkan minuman agar pak Adam tidak curiga. Begitu panggilannya dijawab oleh mamanya Jasmine pun langsung menceritakan semuanya. Mama Tika yang kaget dengan apa yang diceritakan Jasmine pun langsung menyusun rencana dan menerangkannya pada putrinya itu. Jasmine pun mengiyakan semua perintah mamanya.
Dara yang sudah selesai menyiapkan minuman langsung mengantarkannya ke tempat pak Adam duduk untuk sekedar mengalihkan perhatian. Sementara itu Jasmine langsung bersiap menjadi Jessica dengan dibantu Maya. Setelah selesai Jasmine langsung keluar lewat pintu belakang butik melewati jalan memutar dan menunggu mamanya dan tante Fira di ujung jalan. Tak lama tampak mobil tante Fira berhenti di depan Jasmine. Begitu mobil berhenti Jasmine pun langsung masuk ke bagian belakang mobil. Sedang mamanya dan tante Fira berada di depan. Kemudian mereka pun segera menuju ke butik.
"Apakah pak Adam curiga sayang?" tanya mama Tika setelah Jasmine duduk dan tante Fira mulai melajukan mobilnya.
"Tidak ma... sebab tadi dia ga sempat lihat aku dan Maya karena kami ada di ruang pantry" kata Jasmine.
"Baguslah... " ucap mama Tika lega begitu pula tante Fira yang juga mengangguk setuju.
Tak berapa lama mobil yang mereka tumpangi sampai di depan butik. Ketiganya pun langsung turun dan masuk ke dalam butik. Pak Adam yang melihat ketiganya pun langsung berdiri dan menyambut mereka.
"Selamat siang pak Adam ... maaf anda menunggu lama" ucap tante Fira basa-basi.
Pak Adam hanya tersenyum.
"Tidak apa-apa..." katanya sambil memandang Jasmine.
"Ada perlu apa bapak ingin bertemu dengan Jessica?" tanya mama Tika.
"Bukan saya tapi ibu saya... jadi kalau tidak beratan saya ingin mengajak Jessica bertemu dengan ibu saya" kata pak Adam yang membuat ketiganya saling pandang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
💗vanilla💗🎶
modusss adam
2023-12-09
1