Hari sudah sore ketika mama Tika mengajak Jasmine untuk pulang. Mereka pun menaiki mobil untuk pulang. Di jalan keduanya sangat bersemangat membahas klien baru butik tempat mama Tika bekerja.
"Ma ... emang kalau klien ini memakai rancangan mama nanti butik tante Fika akan lebih terkenal?".
"Tentu saja sayang... secara Thania itu model yang sedang naik daun jadi setiap ia memakai sesuatu pasti banyak orang yang melihat dan sering kali menirunya..." terang Mama Tia.
"Wah... asyik nih..." kata Jasmine.
"Emang kenapa? kok kamu ikutan semangat gitu?"
"He...he.. he... kan kalo mama dapet bonus aku juga ikut kecipratan..." ucap Jasmine sambil menunjukkan mimik menggemaskan.
Mama Tika yang melihat tingkah putrinya itu hanya tersenyum. Walau hidup mereka cukup namun tak bisa mama Tika pungkiri jika tak semua keinginan dapat mereka penuhi. Mereka tetap harus berhemat demi terjaminnya masa depan pendidikan Jasmine.
Mama Tika memang sudah berjanji sejak kehilangan suaminya untuk mempersiapkan pendidikan yang terbaik bagi putri semata wayangnya itu, karena sejak ada suaminya pun mereka telah sepakat bahwa putri mereka harus bisa memperoleh pendidikan tinggi. Beruntung karena otak yang dimiliki Jasmine berada diatas rata-rata sehingga sering kali ia mendapat bea siswa.
"Ma...".
"Ya sayang...?"
"Kapan-kapan kita ke makam papa ya? Jasmine kagen..." ucapnya tiba-tiba.
"Iya sayang... nanti kalau mama libur kita kesana..." kata mama Tika sambil mengelus kepala putrinya itu dengan tangan kirinya, sedang tangan kanannya tetap memegang kemudi.
Sesampainya di rumah seperti biasa mereka langsung membersihkan diri. Setelah makan malam keduanya pun kembali ke kamar masing-masing. Jasmine yang harus belajar dan mama Tika yang harus mulai mendesain untuk klien barunya. Pukul 9 malam mama Tika keluar dari kamarnya untuk memeriksa Jasmine.
"Udah selesai belajarnya?" tanyanya pada Jasmine saat masuk ke kamar putrinya itu.
"Dikit lagi Ma..."
"Ya udah ... tapi jangan sampai kemaleman ya..." ujarnya lembut.
"Jangan lupa sholat... setelah itu langsung tidur." sambungnya.
"Ya ... Ma..." jawab Jasmine sambil tersenyum.
"Mama juga jangan kemaleman tidurnya..."
" Iya...". Lalu mama Tika pun kembali ke kamarnya.
Setelah dirasa cukup Jasmine pun mulai membereskan buku-bukunya setelah itu ia pun bersiap untuk sholat. Selesai sholat ia pun mulai merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur. Tak lama ia pun langsung tertidur. Entah jam berapa saat ia terbangun karena bermimpi buruk. Dalam mimpinya ia melihat mamanya berjalan bergandengan tangan dengan papanya dan tak menghiraukan panggilannya untuk ikut dengan mereka.
"Ya... Allah apa arti mimpi ku ini? semoga tidak ada kejadian buruk yang akan menimpa keluarga kami..." batin Jasmine masih dengan dada yang berdebar kencang.
Karena sudah terlanjut bangun ia pun melaksanakan sholat malam. Dalam do'anya Jasmine kembali memohon agar keluarganya dilindungi dari segala marabahaya. Keesokan harinya saat bertemu dengan Maya di sekolah, Jasmine pun menceritakan mimpinya pada sahabatnya itu.
"Kalau menurutku sih, lebih baik kamu jangan terlalu memikirkan mimpimu itu... karena mungkin saja itu hanya bunga tidur" kata Maya bijak.
"Ya mungkin kau benar May..." sahut Jasmine sambil menghela nafas kasar.
"Oya... kamu jadikan belajar bareng aku?" tanya Maya mengalihkan perhatian sahabatnya itu agar tidak berlarut dalam sedih.
"Iya... tentu saja... apa sih yang gak buat kamu..." jawab Jasmine mulai mengembangkan senyumnya.
"Oke kalau begitu bagaimana kalau mulai nanti siang aja sepulang sekolah? kan ujian udah tinggal beberapa hari lagi..." kata Maya.
"Oke..."
Sepulang sekolah Jasmine langsung ikut dengan Maya ke rumahnya untuk belajar bersama. Tadi saat istirahat siang di sekolah Jasmine sudah menelfon mamanya untuk minta ijin. Sudah menjadi kebiasaan jika Jasmine berada di rumah Maya ujung-ujungnya ia akan di minta menginap oleh Maya. Namun kali ini Jasmine kekeuh tetap ingin pulang, entah kenapa ia tidak ingin lama jauh dari mamanya.
"Ya udah kamu diantar pak sopir ya..." kata Maya pasrah.
"Iya... makasih ya..."
"Aku yang seharusnya bilang begitu... makasih udah bantuin aku belajar..." kata Maya sambil mengantar sahabatnya itu ke mobil.
Saat mobil mulai berangkat mereka pun saling melambaikan tangan. Sampai di rumah Jasmine langsung membersihkan dirinya dan menunggu mamanya pulang sambil menonton televisi. Tak lama orang yang di tunggunya pun pulang.
"Assalamualaikum...."
"Waalaikumsalam.... mama udah pulang?" sambut Jasmine.
"Iya sayang ... tadi di butik ramai sekali..." ucapnya sambil duduk disebelah putrinya itu.
"Mama mau teh hangat?"
"Boleh sayang... tapi mama mandi dulu ya ... rasanya udah lengket banget" kata mama Tika lalu berdiri dan melangkah ke kamarnya sedang Jasmine pergi ke dapur untuk membuatkan teh.
Sore itu mereka menghabiskan waktu dengan saling bercerita tentang kegiatan mereka seharian. Saat malam sebelum tidur mama Tika meminta putrinya untuk memberikan masukan ide tentang gaun yang ingin ia buat. Memang Jasmine memiliki bakat merancang seperti mamanya, dan sudah sering ia berkolaborasi dengan mamanya itu. Jika keduanya sudah bekerjasama maka keduanya sampai lupa waktu. Hingga saat keduanya tersadar ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Untung sebelum mereka mengerjakan rancangannya keduanya sudah melaksanakan sholat terlebih dahulu. Sehingga setelahnya mereka langsung bisa beristirahat.
Pagi hari saat akan berangkat sekolah mama Tika menanyakan tentang ujian nasionalnya.
"Jadi kapan ujian akan dilaksanakan nak?"
"Senin besok ma..."
"Kalau begitu untuk sementara kamu ga usah bantuin mama di butik dulu ya... fokus sama ujianmu..."
"Baik ma..." jawab Jasmine.
Sesampainya di sekolah tampak Maya sudah menunggunya di gerbang. Setelah berpamitan dengan mamanya ia pun menghampiri Maya.
"Tumben say nungguin di gerbang?" tanyanya.
"Soalnya hari ini kan pembagian nomor urut ujian... jadi aku nungguin kamu, moga aja kita dapat satu ruangan..." kata Maya penuh harap.
"Kalau begitu kita masuk sekarang aja..." ajak Jasmine.
"Oke.." jawab Maya sambil menggandeng Jasmine.
Dan setelah menerima nomor urut ujian Maya sangat senang lantaran harapannya terkabul.
"Yey... kita satu ruangan Jess..." serunya saat memeriksa nomor urutnya.
"Iya... kalau begini kita bisa pulang bareng terus...." jawab Jasmine.
Karena hari ini sudah pembagian nomor ujian maka sekolah di pulangkan cepat. Dan karena hari belum terlalu siang Jasmine mengajak Maya untuk ke tempat mamanya bekerja. Lalu keduanya pun pergi kesana dengan diantar sopir keluarga Maya.
"Lho.. kok udah pulang?" tanya mama Tika saat melihat putrinya dan Maya datang ke butik.
"Hari ini pulang cepat ma... soalnya tadi udah pembagian nomor ujian..." terang Jasmine pada mamanya.
"O... mama kira kalian bolos..."
"Ga mungkin tante... kan kami anak baik..." balas Maya sambil menampilkan wajah imutnya.
"Iya-iya ... tante percaya..." kata mama Tika sambil tersenyum.
Dan mereka pun menghabiskan siang itu di butik. Saat sore hari mama Tika mengantarkan Maya ke rumahnya terlebih dahulu sebelum ia dan Jasmine pulang ke rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments