Jasmine menaiki taxi online menuju mall yang terdekat. Untung saja weekday jadi mall dalam keadaan lengang. Dengan cepat ia pun masuk ke dalam untuk membeli baju sekaligus merubah dirinya menjadi Jessica. Tak pernah di sadarinya jika sejak keluar dari sekolah tadi ada yang mengikutinya. Dan saat memasuki mall salah satu diantaranya mengikutinya masuk. Bahkan saat ia masuk ke dalam toilet wanita tersebut pun mengikutinya. Saat Jasmine masuk ke salah satu bilik ia pun meletakkan sebuah kamera kecil di dekat wastafel. Kemudian ia pun masuk ke salah satu bilik pura-pura buang hajat dan tak lama langsung keluar.
Jasmine yang sudah mengganti pakaiannya di dalam bilik lalu keluar dan mulai memakai make up di depan kaca wastafel. Dibukanya kacamata yang selama ini ia gunakan lalu mulai merias wajahnya sendiri sesuai yang telah diajarkan tante Fira.
"Untung dulu tante Fira sudah pernah mengajariku" batin Jasmine sambil mengoleskan bedak pada wajahnya tak lupa ia juga mengenakan soft lens yang selalu ia bawa.
Dipandanginya hasil karya pertamanya itu.
"Hemmm... sepertinya cukup bagus... coba aku bandingkan dengan milik tante..." gumamnya sambil membuka ponselnya dan mencari di galeri foto saat ia dulu di make over tante Fira.
Lalu di bandingkannya dengan pantulan wajahnya di cermin dan ia pun puas dengan hasil kerjanya yang tak kalah dengan tante Fira. Jasmine pun tersenyum puas lalu dengan cepat ia keluar dari toilet itu. Begitu Jasmine keluar dari dalam toilet wanita yang tadi sempat keluar segera kembali ke dalam dan mengambil kembali kamera yang tadi ia tinggalkan lalu bergegas kembali ke tempat rekannya yang sudah menunggu.
Sementara Jasmine yang sudah sampai di depan mall segera memesan taxi online. Tak berapa lama taxi itu pun datang dan Jasmine langsung menaikinya. Kedua orang itu pun kembali mengikutinya. Tak butuh waktu lama Jasmine pun sampai di depan butik. Setelah membayar taxi ia pun segera masuk ke dalam. Alangkah terkejutnya Jasmine saat melihat pak Adam juga sudah ada di dalam. Begitu juga dengan pak Adam yang tak menyangka jika Jessica benar datang. Di perhatikannya gadis yang ada di depannya itu. Benar gadis itu tampak seperti gadis berusia 20 tahun namun saat ia menatap kebawah terlihat jika gadis itu menggunakan sepatu kets. Tampaknya karena terburu-buru gadis itu lupa untuk menganti sepatunya. Pak Adam dan ibunya saling pandang namun segera mama Sinta membuka pembicaraan agar tak ada yang curiga jika ia dan putranya telah mengetahui sandiwara Jasmine.
"Jessica perkenalkan ini ibu dari pak Adam. Beliau ingin bertemu denganmu.." kata mama Tika berusaha bersikap normal.
"Selamat siang Bu..." ucap Jasmine menjabat tangan mama Sinta.
"Siang... begini bisakah kau juga membuatkanku sebuah gaun?" tanya mama Sinta.
"Eum... bisa..." kata Jasmine setelah mendapat kode dari mamanya.
"Baiklah ... bisakah kita bicara di tempat yang lebih santai?" tanya mama Sinta.
"Kebetulan saya juga ingin makan siang" sambungnya.
Jasmine memandang mama Tika dan tante Fira meminta pendapat. Tak disangka keduanya kompak menganggukkan kepalanya. Dengan patuh Jasmine pun mengiyakan ajakan mama Sinta. Sedang mama Sinta dan Adam yang melihat Jasmine begitu patuh pada mama dan tantenya itu tersenyum.
"Dasar bocah..." batin Adam.
Tak lama ketiganya pun sudah berada di sebuah restoran langganan mama Sinta.
"Kita makan siang dulu saja ya..." kata mama Sinta.
Lalu mereka pun segera memesan makanan. Sambil menunggu pesanan datang mama Sinta berusaha untuk mengenal Jasmine walau gadis itu sedang bersandiwara mama Sinta tahu jika gadis itu hanya mengganti nama dan umur saja dan bukan sifat juga kepribadiannya.
"Kamu sangat suka desain Jess?"
"Iya Bu...." jawab Jasmine sopan.
"Hemm.... kalau bisa jangan panggil saya Bu... panggil saja mama seperti Adam memanggil saya..." ucap mama Sinta.
Jasmine melongo tak menyangka jika diminta memanggil mama.
"Tapi..."
"Tidak ada tapi-tapian... soalnya walau artinya sama saya lebih suka mama karena terdengar lebih santai..." ucap mama Sinta.
Jasmine pun hanya bisa mengangguk. Sementara Adam sedari tadi hanya memperhatikan keduanya.
"Memang benar kata mama... walau kau berdandan seperti wanita dewasa tapi kau tak bisa merubah sifatmu yang masih anak-anak..." batin Adam.
"Ya Tuhan... kenapa aku bisa jatuh cinta pada anak-anak sih...." jeritnya dalam hati.
"Bapak kenapa?" tanya Jasmine tiba-tiba.
"Eh kok kamu panggil bapak sih?" potong mama Sinta.
"Kan kamu panggil saya mama... jadi jangan panggil Adam dengan panggilan bapak dong dia kan anak saya..." sambungnya sambil terkekeh.
"Eum... jadi saya panggil apa?" tanya Jasmine polos.
"Panggil kakak... atau ..."
"Panggil kakak juga boleh..." kata mama Sinta.
"Tapi kalau di tempat kerja saya tidak enak...." ucap Jasmine.
"Ya sudah kalau ditempat kerja kau boleh memanggilnya pak..." kata mama Sinta mengalah.
Saat itulah pesanan mereka datang lalu mereka pun segera menyantap hidangan yang ada.
Selesai makan mereka pun melanjutkan obrolan mereka.
"Jadi mama ingin gaun yang seperti apa?" tanya Jasmine.
"Sebenarnya mama ga terlalu rewel tentang mode jadi terserah kamu saja yang terpenting cocok dengan mama..." ucap mama Sinta.
Jasmine pun hanya mengangguk dan mulai mencorat coret sketsa pada buku khusus yang selalu ia bawa. Mama Sinta dan Adam hanya memperhatikan saat tangan gadis itu dengan lincah menggoreskan pensil diatas kertas. Tak berapa lama ia pun menunjukkan hasil karyanya pada mama Sinta dan Adam.
"Bagaimana ma... apa mama suka?" tanyanya.
"Hemmm.... mama suka" jawab mama Sinta cepat setelah mengamati hasil karya Jasmine.
Bahkan Adam pun terkejut betapa cepatnya gadis itu membuat desain baju yang sangat indah untuk mamanya.
"Apa kau juga mendesain untuk laki-laki?" tanya Adam tiba-tiba.
Jasmine langsung menoleh.
"Eummm sebenarnya aku belum pernah merancang pakaian pria karena selama ini pelanggan butik kebanyakan wanita... tapi akan aku coba... " kata Jasmine.
"Kakak ingin yang seperti apa?" tanyanya.
"Sama seperti mama..." ucap Adam.
Dan tanpa membuang waktu Jasmine pun kembali membuat sketsa pada bukunya. Adam memandang kagum pada gadis yang ada disampingnya itu.
"Walau usiamu masih sangat muda tapi ketrampilan dan kepandaianmu sungguh mengagumkan..." batinnya.
Tak lama Jasmine pun kembali menunjukkan hasil karyanya.
"Apa kakak suka?" tanyanya pada Adam.
"Ya... suka... sangat suka" jawab Adam yang memandang kagum pada Jasmine.
Mama Sinta yang melihat Adam yang sedari tadi tak melepaskan padangannya dari Jasmine.
"Baiklah ... nanti aku akan ke butik agar bisa segera dijahit..." kata Jasmine sambil memasukkan peralatannya ke dalam tas selempangnya.
"Kamu sudah mau pulang?" tanya mama Sinta dengan nada kecewa.
"Eum ... iya ma... ga enak sama pemilik butik..." kata Jasmine memberi alasan.
"Hemm ya sudah tapi kamu diantar sama Adam saja ya..." ucap mama Sinta.
"Tapi apa tidak merepotkan?" ujar Jasmine mencoba menolak tawaran mama Sinta.
"Tidak ... lagi pula setelah ini saya juga akan bertemu klien dan tempatnya searah dengan butik" kata Adam.
"Lalu mama?" tanya Jasmine masih berusaha untuk menolak.
"Sebentar lagi sopir mama akan menjemput... jadi kamu sama Adam saja".
Akhirnya Jasmine pun menurut dan mengikuti Adam masuk ke dalam mobilnya.
"Kamu sekolah di mana?" tanya Adam sambil mengemudikan mobil.
"Di SMU ... ups" dengan cepat Jasmine menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya.
"Mm... maksud saya ...saya hanya lulusan SMU kak.." ucapnya.
Adam pun hanya tersenyum tipis.
"Apa kau tidak ingin melanjutkan kuliah?" kata Adam mengikuti sandiwara Jasmine.
"Ingin sih... tapi saya belum ada biaya..." ucap gadis itu berusaha memberikan alasan yang masuk akal. Adam pun kembali tersenyum.
Terlihat jika Jasmine mulai tidak merasa nyaman. Adam yang melihat itu pun berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Jadi apa lagi yang kau sukai selain merancang?" tanyanya.
"Aku suka membaca... juga menonton drakor" ucap Jasmine dengan ceria.
Tampak sekali sifat kekanakannya.
"Benarkah?" tanya Adam.
"Hemm..." jawab Jasmine sambil mengangguk tegas.
Adam pun hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Kita sudah sampai..." kata Adam saat mereka sudah berada didepan butik.
Jasmine pun melepas sabuk pengamannya.
"Terima kasih kak... nanti akan aku beri kabar jika bajunya sudah selesai..." kata Jasmine sebelum ia turun dari mobil.
"Tunggu...." ucap Adam.
"Ada apa?"
"Bagaimana kau bisa menghubungiku jika kau saja tak tahu nomorku..."
"Oh iya..." ujar Jasmine sambil menepuk jidatnya pelan.
"Sini..." kata Adam sambil menadahkan tangannya.
"Apa?" tanya Jasmine tak mengerti.
"Hp kamu..."
"O...ini" ujar Jasmine sambil menyerahkan ponselnya.
Dengan cepat Adam pun menghubungi nomor ponselnya sendiri dengan ponsel Jasmine. Tak lama ponsel milik Adam pun berdering tanda jika sudah tersambung. Lalu dikembalikannya ponsel Jasmine.
"Nomor terakhir yang dihubungi itu nomorku jadi kau simpan ya" ucapnya sambil menyerahkan ponsel Jasmine.
Gadis itu pun mengangguk setuju. Lalu ia pun keluar dari dalam mobil.
Setelah gadis itu terlihat memasuki butik barulah Adam melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu. Sedang Jasmine begitu masuk ke dalam butik langsung diberondong pertanyaan oleh mamanya dan juga tante Fira. Tampak sekali jika keduanya sangat mengkhawatirkan Jasmine.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Fitri ainin Ainin
bocah,kau sendiri jatuh cinta kpada bocah /Smile/
2024-05-14
1
Chauli Maulidiah
wkwkwkw.. polos sekali sih km jess, udh dijebak sama camer msh aja gak ngeh.. emang dasar bocil.. 😆
2022-03-06
1