Sementara itu Jasmine dan Maya sudah sampai di rumah mama Tika. Keduanya pun langsung masuk ke kamar Jasmine di lantai dua.
"Sebenarnya apa yang terjadi Jess? Kenapa tiba-tiba mama kamu nyuruh aku jemput kamu?" tanya Maya sambil merebahkan tubuhnya di tempat tidur Jasmine.
"Aku juga ga tahu May, tadi mama tiba-tiba aja nyuruh aku pulang" jawab Jasmine.
"Apa ada orang yang mencurigaimu di sana?".
"Sepertinya tidak May, bahkan saat aku mau ke parkiran aku sempat berpapasan sama mbak Nana dan dia ga mengenaliku" sambung Jasmine.
"Bagus kalau mbak Nana ga mengenalimu... tapi aku masih penasaran Jess, sikap mama kamu seperti orang yang takut terjadi sesuatu sama kamu" kata Maya mengingat kata-kata mama Tika saat menyuruhnya menjemput Jasmine.
"Hemmm... aku juga May, soalnya mamaku juga sepertinya sangat mencemaskan sesuatu tapi aku ga tahu apa itu" ucap Jasmine.
"Mungkin besok aku akan tanyakan sama mama" sambungnya.
"Oh iya... apa kamu mau menginap disini May?".
"Iya... soalnya tadi aku alasan sama mamaku kalau tante Tika nyuruh aku nemenin kamu malam ini" terang Maya.
"Asyik.... udah lama ga tidur bareng kamu lagi" ucap Jasmine senang.
"Iya..." kata Maya setuju.
Keduanya pun kemudian tertidur setelah sebelumnya sedikit bercerita tentang sekolah mereka.
Di hotel tempat perayaan perusahaan pak Adam tampak jadi tidak bersemangat. Bahkan sebuah kejutan yang sengaja ia siapkan untuk seseorang pun ia batalkan. Mama Tika yang tahu penyebab perubahan sikap pak Adam pun merasa tak nyaman dan segera pamit untuk pulang. Begitu juga dengan tante Fira dan suaminya.
"Ra ... besok kita harus bicara" kata mama Tika saat mereka akan berpisah di parkiran.
"Baik" jawab tante Fira yang sudah tahu arah pembicaraan mereka nanti.
Sesampainya di rumah mama Tika langsung memgecek Jasmine dan Maya di kamarnya. Melihat kedua gadis itu tidur saling berpelukan membuat mama Tika mencelos.
"Bagaimana mungkin mama akan membiarkan pria itu tahu yang sebenarnya tentang kamu sayang. Kau masih sangat polos bahkan sikap seseorang yang jelas-jelas memberikan perhatian lebih padamu pun kau tak tahu" gumamnya dalam hati.
Mama Tika memang sangat mengenal putri dan sahabatnya itu, kedua gadis itu memang masih bertingkah layaknya seperti anak SD dibanding anak SMU seusia mereka. Tak pernah ia mendengar keduanya membahas masalah cowok seperti gadis seusia mereka lainnya. Keduanya benar-benar hanya tahu belajar di sekolah dan bermain sesudahnya tanpa ada rasa tertarik pada lawan jenisnya.
Setelah melihat keduanya tidur pulas mama Tika pun pergi ke kamarnya sendiri. Saat ia selesai membersihkan diri dan bersiap untuk tidur ia pun kembali berfikir untuk mencari cara agar putrinya tak lagi berperan sebagai Jessica. Namun hingga kantuk menyerangnya ia belum juga menemukan ide yang tepat.
"Ya Allah berilah jalan agar aku bisa menyelesaikan masalah ini" ucapnya dalam hati.
Dan akhirnya ia pun tertidur dengan hati yang masih tak tenang memikirkan putrinya. Sedangkan di tempat lain pak Adam sedang memeriksa cctv yang ada di depan toilet hotel. Ia ingin tahu kemana Jessica pergi setelah meninggalkan bu Tika didalam toilet. Sudah berkali-kali ia memeriksa ulang cctv tersebut namun yang ia lihat hanya saat Jessica dan bu Tika masuk ke dalam toilet tanpa pernah terlihat jika Jessica keluar dari tempat itu. Saat itu keadaan sepi sehingga tak mungkin ia melewatkannya. Setelah hampir menyerah tiba-tiba ia tertarik dengan sosok gadis berkacamata yang keluar sesaat sebelum bu Tika keluar dari toilet. Diundurkannya rekaman cctv tersebut hingga beberapa menit sebelum terlihat Jessica dan bu Tika masuk ke toilet. Namun gadis kacamata itu tak pernah masuk kedalam sana.
"Lalu bagaimana gadis itu bisa keluar dari dalam toilet?" pikir pak Adam.
Kemudian ia pun memeriksa cctv di tempat lain sekitar toilet tampak jika gadis itu sempat berpapasan dengan Nana.
Dengan segera ia memanggil Nana. Setelah berada dihadapannya ia pun menanyai gadis itu.
"Na ... semalam kau berpapasan dengan seorang gadis berkacamata di koridor?" tanyanya.
"Iya pak... tapi saya hanya berpapasan saja tanpa memperhatikan" ucap Nana.
"Tapi bisa saya pastikan jika gadis itu seperti anak usia 15 tahunan. Sesungguhnya saya juga agak heran jika gadis itu bisa ada di dalam hotel" sambungnya.
"Hemmm ya sudah kau boleh kembali ke ruanganmu"
"Baik pak"
Untuk beberapa saat pak Adam terdiam. Dia sedang berfikir keras tentang hubungan antara gadis kecil itu dengan Jessica.
"Jessica masuk ke dalam toilet tapi tidak pernah keluar lagi dari sana. Sedang gadis itu tak pernah masuk namun tiba-tiba ia bisa keluar dari dalam toilet..." gumamnya pelan.
"Aaarrggh..." teriaknya sambil mengusak kepalanya frustasi.
Bahkan Nana sekretarisnya pun terlonjak kaget mendengar teriakan dari bosnya dari dalam ruangannya.
"Kita pulang..." ucap pak Adam pada Nana setelah keluar dari dalam ruangannya.
Fikirannya yang buntu membuatnya ingin segera pulang dan merebahkan tubuhnya di atas kasur.
Sesampaimya di rumah ia pun berpapasan dengan ibunya.
"Kamu kenapa nak? Bukannya baru saja kau merayakan launcing seragam baru untuk perusahaan kamu?" tanyanya saat dilihatnya wajah putranya yang ditekuk.
"Iya ma..."
"Lalu kenapa kau seperti orang yang sedang frustasi?"
"Ga pa-pa ma... hanya ada masalah kecil saja tadi" kata Adam berusaha memberikan alasan.
"Ya sudah sana bersihkan diri kamu lalu istirahatlah..."
"Baik ma...."
Kemudian ia pun segera pergi ke kamarnya. Tapi walau pun setelah ia membersihkan diri dan berusaha untuk tidur namun rasa penasarannya membuatnya tak bisa memejamkan mata.
"Siapa kau gadis kecil? Apa hubunganmu dengan Jessica?" pertanyaan demi pertanyaan terus berputar di kepalanya yang membuatnya semakin bingung dan frustasi.
Hingga akhirnya ia tertidur dengan posisi yang tidak nyaman.
Pagi hari saat mama Tika selesai sholat subuh ia pun pergi ke kamar Jasmine untuk membangunkan kedua sahabat itu. Dan seperti biasa kedua anak gadis itu cukup susah untuk dibangunkan hingga akhirnya mama Tika harus mengeluarkan jurus pamungkasnya yaitu dengan menjewer telinga keduanya agar mau bangun. Setelah itu barulah keduanya bangun dan segera membersihkan diri kemudian sholat. Melihat tingkah keduanya yang bak kembar siam membuat mama Tika hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Kalian berdua memang benar-benar polos..." gumamnya dalam hati.
Saat sarapan mama Tika berpesan agar Jasmine pulang ke rumah Maya dulu karena mama Tika masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Sedang ia khawatir jika Jasmine sendirian di rumah. Jasmine pun mengangguk menuruti perintah mamanya. Setelah mengantarkan Jasmine dan Maya ke sekolah mama Tika pun langsung pergi ke butik tante Fira. Ketika memasuki kelasnya Jasmine dan Maya harus kembali berhadapan dengan senior juteknya. Walau keduanya sangat malas meladeni seniornya itu karena menurut mereka senior yang selalu mencari masalah dengan keduanya itu sungguh telah membuang waktu mereka yang berharga.
"Maksud kakak apa sih menganggu kami terus?" tanya Maya yang sudah mulai tersulut emosinya.
"Karena aku ga suka dengan kalian berdua. Gara-gara omongan kamu Angel jadi ga percaya lagi sama aku" terangnya.
"Loh itu kan bukan urusan kami. Kami cuma bilang fakta kalau kak Cindy yang caper sama kak Rio" balas Maya.
"Kamu..." ucap Cindy sambil menunjuk Maya dengan geram.
"Kakak jangan macam-macam ya..." kini Jasmine pun ikut membuka suara.
"Kalian berdua... awas nanti ya" ancam Cindy saat terdengar bel masuk kelas.
"Fiuh..." ucap Maya sambil menyeka keningnya yang sama sekali tak berkeringat.
Jasmine hanya tersenyum melihat tingkah konyol sahabatnya itu.
"Kak Cindy itu sepertinya dendam banget ya sama kita..." kata Maya saat keduanya sudah duduk di bangku kelas mereka.
"Hemm sepertinya iya... tapi kenapa?" tanya Jasmine.
Maya pun hanya menggedikkan bahunya tanda ia juga tak tahu alasannya senior mereka yang satu itu selalu mencari gara-gara pada keduanya.
"Ah sudahlah buat apa difikirkan..." ujar Jasmine dan mereka pun kembali berkonsentrasi pada pelajaran karena guru mereka sudah datang.
Sementara mama Tika yang sudah sampai di butik langsung menemui tante Fira di ruangannya.
"Gimana Fir, kamu sudah dapat ide?" tanyanya begitu bertemu tante Fira.
"Maaf Tik... aku masih belum mendapatkan ide yang tepat" jawabnya lesu.
"Tampaknya kita harus bekerja keras untuk mencari ide yang bagus..." kata mama Tika.
"Kau benar.... sekali lagi aku minta maaf ya Tik, gara-gara ide gilaku kita akhirnya terjebak dalam situasi yang sulit begini"
"Tak perlu minta maaf lagi Ra... semua memang sudah seharusnya terjadi karena ini takdir" ucap mama Tika berusaha membuat sahabatnya itu tidak terlalu merasa bersalah atas kekacauan yang sudah terjadi akibat ulahnya itu.
"Baiklah sekarang kita fokus pada klien dulu... masalah Jasmine nanti kita fikirkan bersama pelan-pelan" sambungnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments