Sesampainya di gerbang sekolah tampak Maya sudah berdiri menunggunya. Setelah pamit pada mamanya Jasmine pun langsung turun dari mobil dan mengampiri sahabatnya itu.
"Kemarin gimana Jess? apa semua baik-baik saja?" tanya Maya yang khawatir karena Jasmine yang harus pulang cepat karena telfon dari mamanya.
"Ga pa-pa... semua baik-baik saja" kata Jasmine sambil tersenyum kecil.
"Kau tahu ternyata mamanya pak Adam ingin memesan gaun rancanganku" ujar Jasmine bangga.
"Bahkan pak Adam juga memesan pakaian padaku..." lanjutnya sambil tersenyum cerah.
Ada rona merah dipipi gadis itu saat mengucapkannya. Maya yang melihat itu tersenyum jahil.
"Nah... ini baru berita baru..." ucapnya sambil terkekeh.
"Maksudnya?" tanya Jasmine tak mengerti.
"Hemm... kasih tahu ga ya..." kata Maya semakin menggoda sahabatnya itu.
"Apaa?" tanya Jasmine gemas.
"Ehemm.." Maya pura-pura terbatuk.
"May..." ucap Jasmine.
"Iya... iya... gini deh kalau punya temen yang cuma pinter di pelajaran..." kata Maya.
"May..." sergah Jasmine.
"Jess kamu tuh lugu banget sih... masa kamu ga ngerasa kalo udah mulai ada rasa sama pak Adam..." terang Maya sambil terkekeh melihat ekspresi Jasmine saat mendengar ucapannya.
"Apa sih May... pak Adam itu kan udah dewasa sedang aku masih bocah ingusan mana ada rasa..." ucap Jasmine meyakinkan Maya, namun entah kenapa hatinya sakit saat mengucapkannya.
"Ya ga pa-pa Jess... cinta itu ga memandang usia..." kata Maya sok bijak.
"Buktinya di novel-novel itu banyak yang bikin cerita cewek 17 tahun sama CEO 30 tahun dan yang paling hot ceweknya 17 eh sukanya sama kakek-kakek..." sambung Maya.
Jasmine pun langsung mencubit perut sahabatnya itu.
"Auw ...sakit Jess..." ucap Maya sambil mengelus perutnya yang perih.
"Makanya kalo ngomong yang bener... yang kamu buat contoh itu cuma karangan halu..." ujar Jasmine dengan wajah ditekuk.
"Lagi pula sejak kapan kamu suka baca novel kayak gituan?" tanya Jasmine.
Maya hanya tersenyum sambil menggaruk rambutnya yang tak terasa gatal. Keduanya pun melanjutkan langkahnya menuju ke kelas. Tak ada kejadian yang berarti hari ini di sekolah karena senior si pembuat onar ternyata sedang mendapatkan skorsing. Saat keduanya hendak pulang ke rumah tiba-tiba saja mama Tika memberi kabar bahwa dia tidak dapat menjemput Jasmine karena ada keperluan mendadak sehingga akhirnya Jasmine pun nebeng dengan Maya. Itu artinya mereka bisa jalan bareng sebentar sebelum pulang ke rumah.
Keduanya pun memutuskan untuk jalan-jalan sejenak di mall sekaligus makan siang di restoran langganan mereka yang ada di mall tersebut. Saat keduanya tengah asik berkeliling karena sebenarnya keduanya bukan penghobi belanja dan hanya suka melihat-lihat saja, mereka tak menyadari jika ada yang menatap keduanya dengan geram.
"Awas saja kalian sebentar lagi kalian akan mendapatkan balasannya..." gumamnya sambil tersenyum licik.
Setelah lelah berkeliling keduanya pun segera menuju restoran langganan mereka untuk mengisi perut yang sudah mulai keroncongan. Keduanya pun menikmati makan siang mereka sambil sesekali bercengkrama.
Selesai makan keduanya pun memutuskan untuk langsung pulang. Namun saat menuju mobil yang di tempat parkir tiba-tiba saja ada dua orang preman yang menghadang mereka.
"Halo nona cantik... mau diantar pulang?" kata salah satu diantara kedua preman itu sambil tersenyum licik. Jasmine dan Maya pun langsung saling berpegangan tangan saling menguatkan agar tak terlalu takut berhadapan dengan dua orang preman tersebut.
"Kalian mau apa?" tanya Maya dengan berani.
"He...he... cuma mau main-main sebentar sama kalian..." jawab preman yang satunya lagi sambil menyeringai.
"Kalian jangan macam-macam ya!!" teriak Jasmine tetap menggenggam tangan Maya erat.
Keringat dingin keduanya pun mulai menetes. Memang keduanya sudah berlatih beladiri namun melihat perawakan kedua preman yang menghadang mereka tak urung membuat keduanya ketar-ketir. Melihat kedua gadis itu yang terlihat mulai ketakutan kedua preman itu pun mulai mendekati keduanya dengan seringai jahat menghiasi wajah mereka.
Walau merasa takut namun karena merasa terdesak kedua gadis itu pun memilih untuk melawan. Setidaknya dengan bekal ilmu beladiri yang sudah mereka dapatkan mereka akan melakukan perlawanan walau kemungkinan besar keduanya akan tetap kalah. Tanpa saling bicara keduanya seperti memiliki telepati langsung melepas genggaman tangan mereka dan memasang kuda-kuda.
"Wah...wah... sepertinya dua bocah ini ingin melawan kita...." kata salah satu preman sambil tertawa.
Temannya pun ikut tertawa melihat dua gadis dengan tampang culun berusaha untuk melawan mereka. Keduanya pun segera hendak menyerang kedua gadis itu tapi tiba-tiba dari arah samping seseorang sudah memukul salah satu preman yang kemudian berlanjut dengan preman yang lainnya. Kedua gadis yang tadi sempat ancang-ancang pun terkejut dan hanya bisa menonton perkelahian antara dua preman tersebut dengan pria yang baru saja datang itu.
Perkelahian yang terjadi tak berlangsung lama karena kedua preman itu langsung lari setelah babak belur dihajar oleh orang tersebut. Setelah kedua preman itu pergi pria itu pun menghampiri kedua gadis yang masih melongo karena menyaksikan kejadian tadi.
"Kalian tidak apa-apa? tanya pria tersebut pada keduanya.
Maya dan Jasmine mengerjapkan matanya. Keduanya terpaku karena ternyata yang menyelamatkan mereka adalah pak Adam.
"Ti...tidak... kami tidak apa-apa..." jawab keduanya serempak.
"Apa kalian kembar?" tanya pak Adam sambil terkekeh melihat kekompakan kedua gadis itu.
"Iya"
"Tidak" ucap keduanya kembali bersamaan.
Pak Adam pun semakin tertawa geli dengan tingkah keduanya.
"Maksudnya kami tidak kembar tapi kami lahir di hari yang sama dan waktu yang hampir sama..." terang Maya.
"Tapi tempatnya berbeda..." imbuh Jasmine.
Melihat kedua gadis itu yang berusaha menjelaskan tentang kelahiran mereka membuat pak Adam semakin yakin jika kedua gadis itu sungguh-sungguh polos dibanding teman sebaya mereka. Lihat saja hanya dengan satu pertanyaan saja keduanya langsung berusaha memberikan jawaban yang sejelas-jelasnya.
"Kalian mau diantar pulang?" tanya pak Adam.
"Tidak terima kasih pak..." jawab Jasmine cepat.
"Kami diantar oleh sopir..." sambung Maya.
"Bisa kita kenalan?" tanya pak Adam.
"Saya Maya... dan ini sahabat saya Jasmine" kata Maya.
"Hem... saya Adam" ucap pak Adam berlagak seolah baru mengenal keduanya.
Kedua gadis itu pun mengangguk.
"Terima kasih pak sudah menolong kami tadi..." ucap Jasmine.
"Sama-sama..." kata pak Adam memandang Jasmine tak berkedip.
"Eum... pak kami permisi dulu" kata Jasmine.
Pak Adam pun mengangguk, kemudian kedua gadis itu pun berlalu.
Sesampainya di dalam mobil kedua gadis itu baru bisa bernafas lega.
"Untung ada pak Adam ya May... kalau tidak...". " Iya ...aku juga ga bisa bayangin kalo beneran harus melawan dua preman itu..." ujar Maya.
"Eh tapi kok bisa ada preman disitu ya... perasaan baru kali ini aku liat ada preman padahal kan ada security...." kata Jasmine.
"Eumm... kayaknya ada yang nyuruh mereka deh Jess... tapi siapa?" Jasmine pun mengangguk setuju.
Saat mobil yang ditumpangi keduanya melewati pintu keluar mall tiba-tiba Maya melihat kedua preman tadi sedang bicara dengan seseorang.
"Jess lihat! bukankah itu preman yang tadi?"
"Iya May ... dan itu siapa yang lagi bicara sama mereka?" ujar Jasmine penasaran.
"Pak tolong agak ke pelan jalannya..." kata Maya pada pak sopir.
Pak sopir pun langsung memelankan laju mobil dan saat itulah orang yang bicara pada dua preman itu menoleh.
"Hah bukankah itu kak Cindy?" tanya Maya.
"Iya ... apa mungkin dia..."
"Mungkin saja Jess... secara selama ini dia yang selalu cari gara-gara sama kita..."
"Tapi kenapa dia begitu dendam sama kita May?".
"Mungkin karena kemarin dia gagal jadiin kamu kambing hitam Jess" kata Maya.
"Apa lagi saat itu aku malah bilang pada kak Angel kalau kak Cindy sendiri yang mencoba mendekati kak Rio" sambung Maya.
"Mungkin karena itulah dia dendam sama kita" lanjutnya.
Jasmine pun mengangguk membenarkan semua perkataan Maya.
"Lalu kita harus bagaimana May? kak Cindy udah mulai main kasar, tapi kita belum punya bukti yang bisa membuat kak Cindy dihukum"
"Entahlah Jess aku juga bingung..."
"Kenapa kita harus ketemu orang seperti kak Cindy ya May?"
Maya pun hanya menggelengkan kepalanya. Sesampainya di depan rumahnya, Jasmine pun langsung pamit pada Maya.
"Aku masuk dulu ya May..." ucapnya.
"Iya... hati-hati ya jangan sembarangan buka pintu Jess, aku takut jika mereka mendatangi rumah kamu..." kata Maya mengingatkan.
"Iya... kamu juga hati-hati ya..." ujar Jasmine, lalu ia pun segera masuk kedalam rumahnya dan segera mengunci pintu.
Sedang Maya memperhatikan Jasmine sampai gadis itu masuk kedalam rumah sebelum ia menyuruh sopirnya menjalankan mobilnya.
"Apa aku bilang sama papa dan mama saja ya... aku takut jika kak Cindy tambah nekat..." batin Maya.
Sementara Jasmine tak seperti biasanya kini ia merasa takut sendirian di rumah dan mulai merasa was-was akibat kejadian tadi. Kini ia tahu jika ada orang yang bisa berbuat nekat untuk menyakitinya.
"Mama ... cepatlah pulang ... Jasmine takut sendirian di rumah..." gumamnya dan memilih untuk berdiam di kamar sambil menunggu mamanya pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Aini 'Bunda Airin'
Semangat ya, Thor 😀. Yg ne dah diboom like n dimasukin ke daftar favorit ♥️ juga 😅
2022-03-01
2