Pagi ini Jasmine dan Maya terburu-buru berangkat ke sekolah karena mereka harus mengikuti upacara di sekolah mereka. Bahkan Maya menyuruh sopir keluarganya untuk ngebut agar mereka bisa cepat sampai di sekolah. Untung saja pak sopir termasuk lihai dalam berkendara sehingga dengan mudah ia menyalip satu persatu mobil yang ada di depannya sehingga mereka dapat sampai di sekolah dalam waktu yang cukup singkat.
Setibanya di sekolah kedua gadis itu bergegas masuk menuju kelas mereka. Beruntung keduanya bisa kembali satu kelas di sekolah barunya. Setelah meletakkan tas mereka di meja keduanya pun ikut berbaris bersama siswa lain di lapangan. Sengaja keduanya berangkat pagi agar bisa memilih barisan yang mereka inginkan.
Selesai upacara para siswa kembali ke kelas mereka masing-masing begitu juga dengan Maya dan Jasmine. Namun baru saja mereka akan masuk ke dalam kelas sudah ada sekelompok siswi senior yang menghadang keduanya.
"Maaf kak, numpang lewat" kata Jamine.
Namun bukannya menyingkir mereka justru memojokkan keduanya ke arah tembok kelas.
"Maksud kakak apa?" tanya Maya yang tak terima jika dia dan Jasmine disudutkan.
"Bukan apa-apa hanya ga suka aja dengan kalian berdua" jawab Angel salah satu diantara mereka yang merupakan pimpinan geng mereka.
Jasmine langsung memegang tangan Maya yang sudah mulai tersulut emosinya.
"Sudah May... jangan diladeni" bisiknya pada sahabatnya itu.
Namun bukannya berhenti keempat senior itu malah berusaha untuk membully keduanya yang mereka anggap cupu dan tak mungkin berani untuk melawan mereka. Bahkan salah satu diantara mereka sengaja mendorong Jasmine hingga terbentur tembok.
"Jangan sok kecantikan ya!" ucap Angel sambil menunjuk wajah Jasmine.
"Maksud kakak apa?" tanya Jasmine tak mengerti kenapa Angel begitu membencinya.
"Alaaah kamu pikir aku ga tahu kalau kamu mencoba mendekati Rio"
"Maaf kak... kak Rio hanya membimbing saya dan teman pramuka lain dalam latihan kemarin" terang Jasmine masih dengan nada tenang.
"Gak usah ngelak kamu! Saya lihat sendiri kamu sengaja cari-cari perhatian sama Rio" timpal Cindy teman Angel yang terkenal tukang gosip.
Kali ini Jasmine tak terima dengan tuduhan Cindy.
"Kakak kalau ngomong jangan sembarangan ya... banyak saksi disana yang melihat kalau saya ga pernah melakukan itu" kata Jasmine.
"Iya dan lagi mulut ember kayak gitu dipercaya... atau jangan-jangan kak Cindy sendiri yang caper sama kak Rio" timpal Maya yang langsung membuat mata Cindy membola.
"Lagian ya kak... dimana-mana kalau naksir orang itu ikuti hobynya biar bisa tambah deket bukannya malah kirim orang lain yang bisa jadi penikung!" sambung Maya sambil menarik tangan Jasmine.
Lalu keduanya pun langsung merangsek keluar dari kepungan senior julid itu. Sedang Angel sudah menatap tajam pada Cindy setelah mendengar perkataan Maya.
"Jangan percaya sama anak cupu itu Ngel" cicit Cindy yang sudah ketakutan.
"Kita lihat saja nanti siapa yang jujur" ujar Angel sambil meninggalkan Cindy sendirian sambil diikuti temannya yang lain.
Sementara Cindy sudah mengepalkan tangannya yang sedari tadi tersembunyi dibalik tas selempangnya.
"Sepertinya dua anak itu ga bisa dianggap remeh" gumam Cindy.
Sementara Jasmine dan Maya sudah duduk manis di bangku mereka. Keduanya memang sengaja duduk berdampingan.
"Untung saja dulu kita ikut apa kata mama kamu agar ikut latihan karate ya Jess, coba kalau gak udah nangis duluan mungkin kita tadi" kata Maya.
"Iya May, tapi aku heran kenapa kak Angel bisa cemburu sama aku ya? Padahal perasaan aku ga dekat sama kak Rio..." ungkap Jasmine.
"Alaah palingan itu karangan si Cindy aja buat bikin kita jadi bahan bullyan kelompoknya" kata Maya geram.
Jasmine hanya mengangguk membenarkan kata Maya. Tiba-tiba ponsel Jasmine berdering, tertera nama tante Fira disana. Jasmine pun mengernyitkan dahinya.
"Tumben... kenapa pagi-pagi tante Fira telfon ya?" fikirnya.
Lalu segera ia mengangkat panggilan tersebut.
"Assalamualaikum tante... ada apa?" tanyanya.
"Waalaikum salam... gini Jess bisa gak nanti siang kamu ke butik?"
"Memangnya ada masalah apa tante?"
"Pokoknya nanti siang kamu ke butik aja ya... nanti tante jelaskan" ucap tante Fira kemudian mematikan telfon.
"Ada apa?" tanya Maya.
"Entahlah ... tante Fira menyuruhku ke butik siang ini. Tapi dari suaranya sepertinya tante Fira sedang ada masalah" terang Jasmine.
"Oke nanti aku temenin kamu kesana ya" kata Maya.
Jasmine pun mengangguk setuju. Tak lama guru kelas mereka pun masuk dan keduanya pun berkonsentrasi pada pelajaran mereka.
Sepulang sekolah seperti yang sudah dijanjikan Jasmine dan Maya langsung pergi ke butik tante Fira dengan diantar sopir. Sesampainya disana ternyata tante Fira sudah menunggu keduanya.
"Ada apa tante sepertinya ada yang penting sampai-sampai tante telfon saat aku di sekolah?" tanya Jasmine saat ketiganya sudah berada di ruangan tante Fira.
"Begini Jess, pagi tadi tante dapat kabar dari investor kemarin bahwa Pak Adam ingin agar kita membuat desain untuk seragam karyawan perusahaannya" jelas tante Fira.
"Pak Adam Dirut yang kemarin kemari tante?" tanya Jasmine.
"Iya... dan gawatnya beliau mau Jessica yang menangani proyek ini bukan orang lain" terang tante Fira.
"Aduh gimana tante ... Jasmine kan masih harus sekolah..." kata Jasmine.
"Tante juga tahu nak... tapi gimana lagi ga mungkinkan tante menolak keinginan investor yang baru saja kita dapatkan" kata tante Fira frustasi.
"Hemm kalau masalah mendesain mungkin masih bisa Jasmine lakuin Tan..." kata Jasmine setelah beberapa saat berfikir.
"Tapi kan sebelum itu aku harus ketemu mereka dulu membahas desain bagaimana yang mereka inginkan" lanjutnya.
"Iya tante tahu sayang, makanya kalau kau setuju menerima tawaran mereka itu tante akan mengusahakan agar pertemuan dengan mereka diadakan siang hari dan di hari jum'at" kata tante Fira.
"Memangnya kenapa harus hari jum'at tante?" tanya Maya.
"Bukankah jika hari itu kalian pulang lebih cepat dari hari biasa?" tanya tante Fira.
"Betul juga tante..." jawab Jasmine.
"Ya sudah kalau begitu Jasmine bersedia tante" sambung Jasmine.
"Oke kalau begitu nanti tante akan memberi tahu mereka. Dan jika sudah sepakat tentang waktunya tante akan segera mengabari kamu" kata tante Fira tersenyum lega.
"Oke tante..." jawab Jasmine juga tersenyum.
Kemudian Maya dan Jasmine pun pamit pulang agar tidak kesorean sampai di rumah.
"Jess apa kamu nanti tidak keteteran jika mengurus desain itu sambil sekolah?" tanya Maya saat keduanya sudah berada di dalam mobil menuju rumah Maya.
"Entahlah May... tapi aku akan berusaha agar semua yang aku lakukan berjalan lancar dan tidak mengganggu sekolahku" ucap Jasmine.
"Semoga mama kamu cepat sadar ya Jess... aku ga tega lihat kamu seperti ini terus mikirin mama kamu, sekolah dan sekarang pekerjaan yang seharusnya tidak kamu kerjakan di usiamu saat ini" kata Maya sambil memeluk sahabat karibnya itu.
"Makasih banget May kamu udah mau jadi sahabat aku dan selalu ada buat aku..." ucap Jasmine membalas pelukan Maya.
Saat makan malam kedua orang tua Maya yang sudah berada di rumah menanyakan kondisi terakhir mama Tika pada Jasmine karena belum sempat menjenguknya lagi di rumah sakit.
"Gimana kabar mama kamu Jess?" tanya tante Nura.
"Masih sama tante belum ada perubahan" kata Jasmine.
"Yang sabar ya nak..." kata om Rahman papa Maya.
"Oh ya tante... om... bolehkan kalau Jasmine besok pulang sekolah ke rumah sakit jenguk mama? Soalnya kata dokter kalau mama sering dijenguk insyaallah akan bisa membuat mama cepat sadar".
"Tentu saja sayang... semoga saja mama kamu cepat sadar ya nak" kata mama Nura.
"Maya boleh ikut Jasmine ya ma..." ijin Maya.
"Iya boleh..." jawab tante Nura dan om Rahman pun mengangguk setuju.
"Makasih ya ma... pa..." ucap Maya senang.
"Iya sama-sama sayang tapi kalian harus janji ga akan lupa belajar ya..." kata om Rahman.
"Oke bos" kata Maya sambil memberi hormat.
Kedua orang tuanya pun hanya menggelengkan kepala melihat tingkah putri semata wayang mereka itu. Malam itu Jasmine sejenak merasakan suasana kekeluargaan yang lama tidak ia rasakan secara lengkap sejak ayahnya tiada. Walau pun mamanya selalu ada namun ada kekosongan sosok ayah yang ia rindukan. Apalagi saat ini mamanya pun tidak ada disampingnya. Tak terasa air mata pun menetes di pipinya namun dengan cepat ia hapus agar Maya dan kedua orangtuanya tidak mengetahuinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments