Akhirnya Dayat sekeluarga pamit undur diri dari rumah Nadhira.
Ayah Nadhira dan Ibunya mengantarkan keluarga Ustadz sampai ke mobilnya.
"Assalamu'alaikum.'' ucap Dayat sembari menyalakan mobilnya.
" Waalaikum salam.'' jawab Ayah Nadhira dan Ibunya berbarengan.
Dayat melajukan mobilnya secara perlahan-lahan, sesampainya di jalan raya Dayat mulai menambah kecepatan mobilnya.
Hendri sibuk dengan Ponselnya, Dayat melirik Hendri adiknya yang sedang memainkan ponselnya.
Aedangkan sang Umi dan Abahnya mengobrol membahas tentang Nadhira.
"Abah, kita bakal nunggu Nadhira 1 tahun lagi dong?!'' ucap sang Umi memulai obrolannya.
"Ya begitulah Umi, tapi kalau lagi libur tinggal jemput saja ke Pondok Pesantren, atau suruh Dayat antar ke rumah Umi.'' ucap sang Abah yang langsung di komentarin oleh Dayat.
"Lha kok Dayat sich yang kena, Abah yang benar saja? Dayat sibuk kali, kalau sekolah formal libur Auto kegiatan di pondok pesantren di tambah Abah?'' ucap Dayat.
"Nich saja yang jemput Nadhira kalau liburan sekolah.'' ucapnya lagi sambil menunjuk ke arah Hendri sang adik.
Hendri yang di tunjuk sangat senang karena sejak tadi Hendri hanya menyimak obrolan mereka saja. tanpa berkomentar sama sekali.
''Beneran boleh nich, Hendri jemput Nadhira kalau sekolah sedang libur.'' tanyanya nggak percaya.
"Lho nggak budek kan dek? barusan aku ngomong apa sama Abah dan Umi.'' ucap Dayat ketus.
"Githu banget lho sich Bang? sama adek sendiri juga, Hendri kan cuma mau memastikan saja abangku sayang?!'' ucap Hendri menekan kata sayang.
"Nggak usah sayang sayang, ilfil aku jadinya.'' celetuk Dayat yang tetap fokus pada jalanan.
"Lagian Abang sich? nggak percaya sama Hendri.'' gerutunya yang langsung menyambar ponselnya kembali lalu bermain game.
Dayat hanya geleng-geleng kepalanya melihat tingkah sang adik yang masih kekanak-kanakan.
Dayat melihat sang Abah dan Uminya dari kaca spion, sang Umi masih tetap dengan posisinya dari tadi menghadap keluar melihat jalanan.
Dayat terus melajukan mobilnya sampai di kediaman sang istri.
Sesampainya di Pondok Pesantren jam sudah menunjukkan Angka 22:00.
Alvi yang mendengar ada suara mobil di luar langsung beranjak dari tempat tidur nya menuju ke teras rumahnya.
Alvy langsung mencium tangan sang mertua dan tangan suaminya, lalu bertanya pada Dayat sang suami.
"Kok sampai malam gini? terus gimana Bi keputusan Ayahnya Nadhira.'' tanyanya beruntun.
"Kita ke dalam dulu yuck.'' ajak Dayat tak menjawab pertanyaan istrinya.
Alvy mengangguk lalu mengikuti langkah sang suami masuk ke dalam dan duduk di sofa panjang. di sana sudah ada sang mertua, Abah dan Uminya Dayat.
"Uma kok belum tidur.'' tanya Dayat.
"Nggak bisa tidur Bi? badan Pegel-pegel jalan menuju ke rumah Foni bebatuan jadi nyampek ke sananya lama, Pulangnya juga lama nyampek di Pesantren.'' ucapnya berkeluh kesah pada sang suami.
"Anak-anak gimana pada seneng Jalan-jalan nya.'' tanya Dayat pada Alvy, karena sebelum berangkat ke rumah sakit Dayat sempat mendengar obrolan muridnya yang mengatakan bakalan Jalan-jalan sekalian ke kondangan.
"Senang apanya sich Bi? semuanya pada ngeluh karena jalanan yang di lewati kayak githu.'' ucap Alvy manyun.
"Lha, kok malah nanya Anak-anak sich Bi, Alvy kan mau nanya Nadhira di ijinkan apa nggak sama Bapaknya.'' tanya Alvy yang baru ingat.
" Iya di ijinkan sama Bapaknya, tapi masih harus nunggu 1 tahun lagi, karna Nadhira juga baru pindah ke sini? jadi Nadhira akan ada di sini sampai lulus MTS.'' ucap Dayat singkat.
"Ya nggak Apa-apa Nadhira di sini dulu, kan Umi sama Abah bisa nengok Nadhira ke sin.'' kata Alvy.
" Iya nggak apa-apa kok Al, titip Nadhira ya.'' kata sang Abah tiba-tiba.
"Iya Abah?'' ucap Dayat dan Alvy barengan.
"Jangan perlakukan Nadhira istimewa atau beda sama yang lain, perlakukan dia selayaknya Santri di sini.'' Imbuhnya.
"Iya Abah, Dayat ngerti kok.'' Ujar Dayat.
"Ya sudah besok Abah sama Umi balik.'' Ucap Abah Rahman.
"Kok buru-buru sich Abah, nggak mau nginap lagi githu.'' Tanya Alvy.
"Nggak ezt, kapan-kapan kesini lagi kok.'' ucap sang Umi pada Alvy
"Ya sudah Umi tidur dulu, kalian juga tidurlah sudah malam.'' kata sang Abah dan beranjak dari sofa yang di dudukinya.
Dayat dan Alvy hanya mengangguk dan melangkah pergi ke kamarnya.
...🌺🌺🌺🌺🌺...
2 Bulan kemudian Santriwati di undang untuk mengisi acara khitanan Anaknya Pak Ferdi.
Kebetulan rumah Pak Ferdi tidak jauh dengan rumah Eza.
Selama di perjalanan Nadhira dan kawan kawannya bersenda gurau saat berada di dalam mobil.
Nadhira tidak terlalu memikirkan jalanan sekitar, setelah mobil berhenti, Nadhira dan kawan kawannya mulai turun satu persatu dari mobil, Nadhira baru menyadarinya kalau dia bakalan tampil di dekat rumah Adi teman Herman sang kakak.
"Astaghfirullah, kita bakal tampil di sini ya.'' tanya Nadhira pada Yuli.
" Iya, emangnya kenapa Dhira.'' tanya Yuli balik.
"Nggak apa-apa sich? nanya doang.'' ucapnya tertawa.
"Och asem, kirain kenapa.'' kata Yuli dan Santi yang berbarengan.
Nadhira hanya nyengir kuda menanggapi omongan Yuli dan Santi.
Sampai akhirnya Selvi datang menghampiri mereka bertiga, Selvi langsung menepuk bahu kiri Yuli dan berkata.
"Ech kalian kok masih ada di sini sich, tuh di panggil neng Alvy di suruh masuk.'' ucapnya ketus.
"Nada bicaranya biasa aja neng? nggak usah ketus githu kali Sel, ini kita juga mau masuk kok.'' celetuk Yuli sambil mencubit pipi Selvi.
"Ya ayo cepetan, entar kena marah lagi sama Kyai.'' ucap Selvi lagi.
Selvi menggandeng tangan Nadhira untuk masuk ke dalam rumah Pak Ferdi yang punya hajatan.
tanpa sepengetahuan Nadhira ada orang yang memperhatikannya, dia adalah Eza dan kawan-kawannya.
Sedangkan Adi memilih menghampiri Nadhira yang sedang di gandeng sama Selvi.
"Hay? Dik Dhira.'' ucap Adi basa basi.
"Ech Mas Adi, hay juga.'' Ucap Nadhira ambigu.
"Tak kira siapa kamu Dik.'' ucap Adi.
"Kayak lupa ingatan saja, lupa sama Nadhira.'' ucap Nadhira manyun.
"Ya nggak gituu juga kali Dik? ya kamu sekarang beda saja gitu, apalagi bajunya sama semua sampai-sampai Mas pangling.'' ucap Adhi tersenyum.
Nadhira tersenyum pada Adi, sedangkan Eza makin penasaran sama cewek yang begitu akrab dengan Adi tetangganya.
"Sudah dulu ya Mas? kami harus masuk sebentar lagi acaranya mau di mulai.'' ucap Selvi.
"Ayo Ra cepat, nanti Kyai marah lho.'- ucap Selvi.
"Ya sudah Dhira masuk dulu Mas Adi?'' ucapnya sambil melangkah pergi menuju ke teman-temannya yang lain, mereka sudah bersiap-siap untuk tampil di atas panggung.
Nadhira yang ke bagian untuk sholawatan merasa senang karna tidak harus ikut javen yang kata Nadhira malu kalau tampil di depan orang-orang yang dia kenal.
👉👉👉
jangan lupa dukung Al-mayra kk?
maaf masih penulis amatir kk, masih banyak belajar dari kk yang lain.
dan jangan lupa like, komen dan vote nya.
makasih kk🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Yulia Yulia
🤦♀️🤦♀️🤦♀️bener2 dah semuanya da di sini
2021-12-23
2
💕Al-mahyra Lubis💕
makasih dah mampir kk🙏
2021-11-03
2
Sweet chicie💞
mampir kak,, yukk saling dukungan
2021-11-03
2