Bab 16 Perdebatan Nadhira dengan sang Ibu

Dikala Nadhira dan sang Ibu berdebat, di saat itu pula Hendri membuka pintu kamar rawat Nadhira, Hendri yang bersama Dayat dan Alvy masuk ke kamar rawat Nadhira sembari mengucapkan salam.

"Assalamu'alaikum.'' ucap mereka bertiga.

" Waalaikum salam.'' jawab Herman dan Ibunya.

"Gimana keadaannya sekarang.''tanya Alvy.

"Alhamdulillah sudah baikan neng?'' ucap Nadhira sambil benerin jilbabnya yang Awut-awutan.

" Alhamdulillah kalau begitu?!''

"Iya neng.'' ucap Nadhira melihat Hendri yang terus-terusan memandanginya.

"Gimana keadaannya dek?'' tanya Hendri.

"Alhamdulillah kak, sudah membaik.'' ucap Nadhira

"kak Hendri ke sini nya kapan "tanya Nadhira.

"Dari tadi, tapi ada di ruang rawat Uminya kak Alvy.'' kata Hendri.

Nadhira hanya ber och ria.

"Gini neng kalau ndok Nadhira sudah boleh pulang dari rumah sakit sini, mau saya bawa pulang ke rumah, entar kalau dah bener-bener sembuh baru balik ke Pondok Pesantren lagi.'' tutur Ibunya Nadhira.

"Ya sudah kalau githu Bu, Alvy nurut saja, lagian kalau ada di Pesantren nggak ada yang jagain Nadhira, semua temannya kalau pagi sekolah formal, pulangnya langsung kegiatan yang ada di Pondok Pesantren.'' ucap Alvy.

"Tuch dengerin apa kata nengnya.'' ucap sang Ibu pada Nadhira.

Nadhira hanya menanggapi nya dengan senyuman manisnya🤭🤭.

Hendri tersenyum dan berkata.

" Kamu harus jaga kesehatan dek? jangan biasakan memakan makanan yang asem-asem, kalau masih memakannya entar kayak gini lagi gimana, kan kasian Ibunya jadi khawatir.''

Nadhira mengangguk dan menjawab "Iya kak, makasih ya.'' tersenyum.

"Ya sudah, semoga cepat sembuh ya dek.'' ucap Hendri.

"Oia,Umi sebentar lagi mau pulang, jadi kamu harus segera sembuh ya, biar kamu direpotkan lagi sama Marsya.'' kata Alvy bercanda.

"Marsya tadi sempat nangis juga di Pesantren karena Alvy bilang kamu di rawat dan nginap di rumah sakit ini, katanya suruh cepat bawa pulang kak Dhiya githu bilangnya.''

Semua yang ada di ruangan tersebut pada tertawa, sampai pintu kamar rawat terbuka dan muncullah sesosok laki-laki tua, laki-laki tua tersebut adalah Abahnya Hendri.

Lalu sang Abah menghampiri dan langsung memeluk Nadhira, Nadhira yang kaget hanya terdiam menerima pelukan dari Abahnya Dayat dan Hendri.

Lalu akhirnya Dayat menghampiri sang Abah, dan melepaskan pelukan sang Abah dari Nadhira dan berkata.

"Sudahla Abah, ingat Nadhira bukan Nada kita Abah.'' memeluk sang Abah yang lagi menangis.

" Tapi bagi Abah Nadhira adalah anak Abah juga Dayat, Abah khawatir liat Nadhira yang kayak gini.'' ucapnya dengan tangisannya.

"Abah, Nadhira nggak apa-apa kok, Nadhira sudah sembuh, jadi Abah jangan khawatir lagi ya.'' kata Nadhira lembut.

Sang Abah memandangi wajah Nadhira yang sudah tidak pucat lagi.

"Emang benar aku terlalu khawatir sama Nadhira, waktu aku dengar Nadhira juga dirawat dirumah sakit ini, kenapa Perasaanku menjadi campur aduk kayak gini, aku hanya ingin merasakan kebahagiaan Nadhira dan juga ingin merawat Nadhira sebagai anakku, sebagaimana dulu aku merawat Nada.'' batinnya

"Kamu harus jaga kesehatan habis ini, kalau kamu nggak jaga kesehatanmu lagi dan kejadian hari ini terulang, Abah bawa kamu kerumah Abah.'' ucap sang Abah.

"Abah kok githu sich.'' ucap Dayat.

"Iya, biar Abah dan Umi saja yang merawat Nadhira di rumah dan bersekolah di sana.'' Ucapnya.

"Abah, Nadhira juga punya orang tua Abah, jangan asal bawa githu saja.'' celetuk Hendri.

"Abah akan meminta pada Ayah dan Ibunya Nadhira, Abah akan menjadikan anak angkat Abah.'' Ucapnya.

Ibu Nadhira hanya tolah toleh karna nggak ngerti yang di ucapkan Abahnya Hendri dan Dayat.

"Ibu misalkan Nadhira di bawa ke Surabaya sama Abah, dan Nadhira sekolah di sana apa Ibu mengijinkan.'' tanya Dayat.

"Maksudnya apa ya Ustadz, Ibu tidak mengerti.'' jawabnya.

"Ibu? sebenarnya Nadhira mirip dengan Almarhum Adik saya Nada, dan Abah ingin sekali merawat Nadhira bukan karna Nadhira mirip sama adik saya bukan begitu Bu, tapi Abah hanya ingin menyekolahkan dan ingin merawat Nadhira.'' ucap Dayat panjang lebar.

Ibu dan Herman sang kakak hanya terdiam mendengarkan setiap perkataan sang Ustadz.

"Ibu terserah sama anaknya saja Ustadz, kalau Nadhira mau tinggal di sana ya nggak apa-apa.'' ucapnya.

Nadhira kaget mendengar perkataan sang Ibu, yang memperbolehkan dirinya ikut ke Surabaya.

Nadhira tidak memungkiri rasa senangnya yang bakalan tinggal di Surabaya.

"Ya sudah terima kasih kalau Ibu mengijinkan Nadhira untuk tinggal bersama keluarga saya Bu?

jadi kita tinggal minta ijin sama Bapak saja.'' ucap sang Abah senang sambil menghapus air matanya.

...🌺🌺🌺🌺🌺...

Sedangkan di Pondok Pesantren Hidayatullah, semua santri senang karena kepulangan sang Ibu nyai.

semua santri HIDAYATULLAH menyambut kepulangan sang Nyai dari rumah sakit.

Yusro memapah sang Umi menuju ke kamarnya, semuanya senang melihat sang Umi sudah sehat.

setelah sang Uminya(Nyai)istirahat di kamarnya, Yusro langsung berpamitan untuk keluar.

Semua Santri lebih memilih memanggil Umi ketimbang Ibu Nyai.

Sedangkan Hendri hanya memainkan ponselnya. lalu tiba-tiba Dayat muncul dan berkata. "ayo ikut Abang.''

"Kemana sich Bang? Hendri lagi sibuk nich.'' Ucapnya.

"Sibuk main game.'' celetuk Dayat.

Alvi yang melihat sang suami dan adik iparnya hanya tersenyum.

"Mereka dari dulu tidak pernah berubah, mereka selalu berdebat hanya masalah sepele saja.'' gumam Alvy.

"Ya sudah ayo ikut kakak saja kalau gituu.'' ucap Alvy menghampiri Dayat dan Hendri.

"Mau di ajak kemana Yang.'' tanya Dayat.

"Ke Pondok Pesantren Putri liat kegiatan hari ini di sana.'' ucap Alvy pada sang suami.

"Jangan anech-anech dech yang.''

"Anech-aneh, kenapa sich Bang? kak Alvy kan hanya ngajak Hendri ke Pondok Pesantren Putri saja.'' ucap Hendri.

" Abi tenang saja, Alvy sudah bilang kalau Hendri akan masuk ke sana, jadi nggak bakalan ada yang anech-anech dech.'' ucap Alvy tersenyum.

Hendri di ajak keliling Ponpes (pondok pesantren) Putri, melihat semua Santriwati yang lagi kegiatan, tak lupa Dayat menggendong Marsya juga mengikuti sang adik dan istrinya dari belakang.

Ada yang lagi sekolah Diniyah, mengaji dan belajar Nari javen.

"Rame banget di sini ya kak?'' ucap Hendri.

"Ya begitulah setiap harinya dek.'' kata Alvy.

Tiba-tiba Marsya minta di turunin dari gendongan sang Abi.

Marsya langsung berlari menghampiri Feni yang melatih javen tersebut. dan Marsya ikut-ikutan nari javen, semua yang ada di sana pada tertawa melihat tingkah Marsya yang sangat menggemaskan.

Marsya sangat aktif walau dia baru menginjak usia 2 tahun. setiap hari Marsya selalu bikin kehebohan kehebohan yang tak terduga.

"Marsya ayo balik ke rumah.'' ajak sang Abi.

" Masha masih mau di cini cama kak peni.'' ucap Marsya cadel.

"Ya sudah Uma sama Abi balik ya, Marsya nggak boleh gangguin kakak yang lagi latihan.'' ucap Dayat.

" Masha ndak ganggu kok Abi, Abi balik aja sama Uma, Om Endi juga balik gih.'' usirnya.

Semua Santri menahan tawanya karena Marsya mengusir sang Abi dan Umanya secara halus.

"Ya sudah Om ke dalam dulu ya, ingat Marsya nggak boleh nakal.'' ucap Hendri mencubit pipi chuby Marsya.

" Iya Om Endi awel banget.''

"Bukan awel Sya, tapi bawel.'' Hendri membenarkan kata-kata Mariya

Huch...! Marsya menghentakkan kakinya karena kesal pada Hendri.

Hendri langsung ngacir meninggalkan Pondok Pesantren Putri.

Marsya yang melihat Hendri kabur tertawa terbahak-bahak.

"Neng Marsya mau ikutan nari bareng kita-kita.'' tanya selvy.

"Iya, Masha mau ikutan nali baleng kakak.'' jawanya

"Ayo ke sini.'' ajak Feni menuntun tangan mungil Marsya.

"Ayo semua kita mulai dari awal lagi ya.'' kata Feni pada Santri yang ikutan javen.

"Siap kak?!'' teriak Semuanya.

Feni menyalakan sound sistem dan flas distnya, mereka langsung mulai tariannya.

Mereka latihan javen karena ada Santri disana yang mau nikah, dan mengundangnya untuk mengisi acara di nikahannya besok lusa.

jangan lupa dukung Al-mayra kk,

kalau ada salah kata mohon maaaf masih pemula

jangan lupa like dan Komen'nya kk

makasih🙏🙏

Terpopuler

Comments

Yulia Yulia

Yulia Yulia

semua nya ada di sini Se namanya 🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️

2021-12-23

2

lina

lina

semangat ✍️ tor

2021-10-28

2

lihat semua
Episodes
1 bab 1 Pertemuan Eza Ferdiansyah dan Nadhira Al-mahyra
2 bab 2 Pindah sekolah
3 bab 3 Keceriaan Eza Ferdiansyah
4 bab 4 Keberangkatan Nadhira ke Ponpes
5 Bab 5 Bertemu Hendri
6 Bab 6 Di ajak ke Surabaya
7 Bab 7 Pertanyaan pertanyaan Hendri
8 Bab 8 Kangen Nadhira
9 Bab 9 Kepulangan Umi Dayat
10 Bab 10 Kangen Nadhira
11 bab 11 Rencana balik ke Pesantren.
12 Bab 12 Kekhawatiran Alvy
13 Bab 13 Perdebatan Zila dan Marsya
14 Bab 14 Nadhira sakit
15 Bab 15 Masuk rumah sakit
16 Bab 16 Perdebatan Nadhira dengan sang Ibu
17 Bab 17 Batalnya pertemuan Adhi dan Herman
18 Bab 18 Ijin merawat Nadhira
19 Bab 19 Undangan manggung
20 Bab 20 Ceramah Kyai Ahsan
21 Bab 21 Suara merdu Nadhira
22 Bab 22 Melepas Rindu
23 Bab 23 Diki sang Playboy
24 Bab 24 Main di Pantai
25 Bab 25 Keisengan Adhi
26 Bab 26 Gara-gara Rumput seabrek
27 Bab 27 Pergi ke Taman Kota
28 Bab 28 Pertemuan Rara dan Nadhira
29 Bab 29 Balik ke Pondok Pesantren
30 Bab 30 Liburan ke Surabaya
31 Bab 31 Pertandingan Basket
32 Bab 32 Kecemburuan Eza Ferdiansyah
33 Bab 33 Kemenangan Eza dan kawan kawan.
34 Bab 34 Perdebatan Marvel dan Eza
35 Bab 35 Perjalanan kerumah Hendriyansyah
36 Bab 36 Obrolan kecil antara Eza dan Abah Rahman.
37 Bab 37 Pegi ke studio musik dan tari
38 Bab 38 Di paksa nge-dance
39 Bab 39 Balik ke ponpes (pondok pesantren)
40 Bab 40 Kerja keras semua Tim
41 Bab 41 Nadhira Cs
42 Bab 42 Pamor Nadhira Cs
43 Bab 43 Membahas Nadhira Cs
44 Bab 44 Perjalanan pulang Nadhira
45 Bab 45 Acara Ulang Tahun Nadhira
46 Bab 46 Kajian Kitab Kuning
47 Bab 47 Kesedihan Asrama kenanga
48 Bab 48
49 Bab 49 Mos (masa orientasi sekolah)
50 Bab 50 Gisela teman baru Nadhira
51 Bab 51 500 Tanda tangan
52 Bab 52 Akhirnya selesai
53 Bab 53 Incaran Maya
54 Bab 54 Tamparan
55 Bab 55 Penyesalan Maya
56 Bab 56 Karyawan Baru
57 Bab 57 Acara Lamaran
58 Bab 58 Lamaran Herman dan Rara
59 Bab 59 Acara saweran lamaran
60 Bab 60 Pertemuan tak terduga
61 Bab 61 Obrolan Pak Arifin dan Pak Santo
62 Bab 62 Silaturahim
63 Bab 63 Candaan Nadhira
64 Bab 64 Rencana perjodohan Eza Ferdiansyah
65 Bab 65 Artis Komplek
66 Bab 66 Grub Artis komplek
67 Bab 67 Kemenangan Artis komplek
68 Bab 68 Kebahagiaan Hera
69 Bab 69 Hera yang nyebelin
70 Bab 70 Mungkin sudah takdir
71 Bab 71 Pangeran berkuda putih
72 Bab 72 Teka teki inisial N
73 Bab 73 Tukar cincin
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76.S2. Kedatangan Eza ke pondok pesantren
77 Bab 77.S2. Menunggu kedatangan Nadhira
78 Bab 78.S2. menghafal nadhom Aqidatul awam
79 Bab 79. S2 Pujian Eza
80 Bab 80.S2. Kebaikan Nadhira
Episodes

Updated 80 Episodes

1
bab 1 Pertemuan Eza Ferdiansyah dan Nadhira Al-mahyra
2
bab 2 Pindah sekolah
3
bab 3 Keceriaan Eza Ferdiansyah
4
bab 4 Keberangkatan Nadhira ke Ponpes
5
Bab 5 Bertemu Hendri
6
Bab 6 Di ajak ke Surabaya
7
Bab 7 Pertanyaan pertanyaan Hendri
8
Bab 8 Kangen Nadhira
9
Bab 9 Kepulangan Umi Dayat
10
Bab 10 Kangen Nadhira
11
bab 11 Rencana balik ke Pesantren.
12
Bab 12 Kekhawatiran Alvy
13
Bab 13 Perdebatan Zila dan Marsya
14
Bab 14 Nadhira sakit
15
Bab 15 Masuk rumah sakit
16
Bab 16 Perdebatan Nadhira dengan sang Ibu
17
Bab 17 Batalnya pertemuan Adhi dan Herman
18
Bab 18 Ijin merawat Nadhira
19
Bab 19 Undangan manggung
20
Bab 20 Ceramah Kyai Ahsan
21
Bab 21 Suara merdu Nadhira
22
Bab 22 Melepas Rindu
23
Bab 23 Diki sang Playboy
24
Bab 24 Main di Pantai
25
Bab 25 Keisengan Adhi
26
Bab 26 Gara-gara Rumput seabrek
27
Bab 27 Pergi ke Taman Kota
28
Bab 28 Pertemuan Rara dan Nadhira
29
Bab 29 Balik ke Pondok Pesantren
30
Bab 30 Liburan ke Surabaya
31
Bab 31 Pertandingan Basket
32
Bab 32 Kecemburuan Eza Ferdiansyah
33
Bab 33 Kemenangan Eza dan kawan kawan.
34
Bab 34 Perdebatan Marvel dan Eza
35
Bab 35 Perjalanan kerumah Hendriyansyah
36
Bab 36 Obrolan kecil antara Eza dan Abah Rahman.
37
Bab 37 Pegi ke studio musik dan tari
38
Bab 38 Di paksa nge-dance
39
Bab 39 Balik ke ponpes (pondok pesantren)
40
Bab 40 Kerja keras semua Tim
41
Bab 41 Nadhira Cs
42
Bab 42 Pamor Nadhira Cs
43
Bab 43 Membahas Nadhira Cs
44
Bab 44 Perjalanan pulang Nadhira
45
Bab 45 Acara Ulang Tahun Nadhira
46
Bab 46 Kajian Kitab Kuning
47
Bab 47 Kesedihan Asrama kenanga
48
Bab 48
49
Bab 49 Mos (masa orientasi sekolah)
50
Bab 50 Gisela teman baru Nadhira
51
Bab 51 500 Tanda tangan
52
Bab 52 Akhirnya selesai
53
Bab 53 Incaran Maya
54
Bab 54 Tamparan
55
Bab 55 Penyesalan Maya
56
Bab 56 Karyawan Baru
57
Bab 57 Acara Lamaran
58
Bab 58 Lamaran Herman dan Rara
59
Bab 59 Acara saweran lamaran
60
Bab 60 Pertemuan tak terduga
61
Bab 61 Obrolan Pak Arifin dan Pak Santo
62
Bab 62 Silaturahim
63
Bab 63 Candaan Nadhira
64
Bab 64 Rencana perjodohan Eza Ferdiansyah
65
Bab 65 Artis Komplek
66
Bab 66 Grub Artis komplek
67
Bab 67 Kemenangan Artis komplek
68
Bab 68 Kebahagiaan Hera
69
Bab 69 Hera yang nyebelin
70
Bab 70 Mungkin sudah takdir
71
Bab 71 Pangeran berkuda putih
72
Bab 72 Teka teki inisial N
73
Bab 73 Tukar cincin
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76.S2. Kedatangan Eza ke pondok pesantren
77
Bab 77.S2. Menunggu kedatangan Nadhira
78
Bab 78.S2. menghafal nadhom Aqidatul awam
79
Bab 79. S2 Pujian Eza
80
Bab 80.S2. Kebaikan Nadhira

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!