Bab 15 Masuk rumah sakit

Sesampainya di rumah Herman langsung mencari Ibunya.

"Ibu! Ibu! Ibu!!'' teriak Herman karena tidak menemukan Ibu di rumah-nya.

" Ibu kemana sich? jam segini sudah nggak ada di rumah.'' gerutu-nya.

Herman memutuskan mencari sang Ibu di kebun, sesampainya di kebun Herman langsung menghampiri sang Ibu dan berkata.

"Ibu ayo ikut Herman sekarang.'' Ajak Herman memegang tangan ibunya.

"Mau kemana Her?'' tanya ibunya pelan.

"Ayo ezt, pulang dulu ganti baju, habis itu ikut Herman, cepetan Bu?'- kata Herman di kala melihat sang Ibu belum beranjak dari tempat-nya.

"Ada apa sich Herman? kok gupuh kayak gitu.'' tanyanya penasaran.

Herman yang melihat sang Ibu belum beranjak juga, akhirnya Herman memegang tangan sang Ibu, menuntun-nya untuk pulang,

Herman yang begitu khawatir sama sang adik, meng gerutu di perjalanan menuju ke rumahnya.

"Sebenarnya ada apa sih Herman, kok perasaan Ibu jadi nggak enak gini sich.'' tanya Bu Susi lagi.

"Ayo ezt Bu cepetan jalan-nya, biar cepat nyampek di rumah habis itu mandi, ganti baju dan langsung ikut Herman saja.'' ucap Herman mempercepat jalan-nya.

Sang Ibu hanya menuruti perkata'an Herman, dan mempercepat Jalan-nya juga.

Sesampainya di rumah, sang Ayah sudah ada di rumah-nya, sang Ayah baru pulang dari sawah.

melihat Herman ada di rumah sang Ayah lalu bertanya.

"Lho bukannya tadi sudah berangkat kerja ya Herman.'' tanya Pak Arifin.

" Herman ijin Pak, ada kepentingan mendadak.'' ucap Herman melirik sang Ibu yang masih berdiri di dekat sang Ayah.

"Ayo Bu cepetan.'' ucap Herman pada Ibunya.

Lalu sang Ibu beranjak ke kamar mandi, setelah melihat Ibunya sudah masuk kamar mandi.

barulah Herman berbisik pada sang Ayah.

"Herman sama Ibu mau ke rumah sakit Pak, tapi Ibu belum aq kasih tau mau ke mana.'' ucap Herman memberi tahu ayahnya.

"Emang siapa yang sakit, kok nggak di kasih tau sama ibunya.'' Tanya bingung.

Shuuutt.....!!!

Herman menutup mulutnya dengan jarinya.

"Jangan keras-keras ayah? nanti Ibu dengar bagaimana , yang sakit itu Adik, Nadhira masuk ke rumah sakit tadi neng Alvy telfon Herman. jadi Herman minta ijin sama pak Mandor untuk pulang.'' ucap Herman pada Ayahnya.

"Ayah ikut juga nggak?'' tanya Pak Arifin.

" Nggak usah dulu lah yah biar Herman sama Ibu yang ke sana sekarang.'' jawabnya mencegah sang Ayah ikut serta.

"Ya sudah lah kalau githu hati-hati di jalan.'' pesan Pak Arifin pada anaknya.

"Ayo berangkat sekarang.'' tutur sang Ibu.

"Yo ezt lah yah, Herman berangkat dulu ya.'' pamitnya pada sang Ayah.

"Yo ezt hati-hati.'' jawab Pak Arifin yang biasa di panggil Arif.

..." Assalamu'alaikum.'' Ucap Herman dan Ibu nya. ...

" Waalaikum salam.'' jawab sang Ayah.

...🌺🌺🌺🌺🌺...

Selama di perjalanan, Herman tidak berbicara sepatah katapun sampai akhirnya sang Ibu yang memulai obrolannya.

" Sebenarnya kita mau kemana sich Herman?'' tanya-nya yang emang sudah hafal jalan.

"Sebentar lagi Ibu bakalan tau kok.'' jawab Herman masih tidak memberi tahu.

"Nggak, ini kayak jalan mau ke Pondok Pesantren Adik kamu Herman, kamu mau ngajak Ibu bertemu dengan Nadhira Adikmu?!'' tanya Bu Susi senang.

"Iya salah satunya itu Bu.'' ucap Herman singkat.

"Kalau mau ke Pondok Pesantren harusnya belok kiri Herman, bukan lurus gini.'' ucap sang Ibu ketika Herman tidak berbelok arah.

"Sebentar lagi nyampek kok Bu? itu di depan ezt nyampek.'' Ucap Herman sambil menunjuk Rumah Sakit tersebut.

Sang Ibu penasaran karena Herman membawanya ke rumah sakit bukan ke Pondok Pesantren, sang Ibu hanya berdiam diri di tempat yang di turunkan Herman, sedangkan Herman sendiri memarkirkan motornya.

Herman melihat sang Ibu belum beranjak dari tempatnya yang di turunkan tadi langsung memanggilnya.

Akhirnya sang Ibu menghampiri Herman dan berkata.

"Kok kita ke rumah sakit sich.'' tanya-nya kesal.

"Nengokin Bu' Nyai sek.'' jawabnya asal.

Herman menuntun sang Ibu masuk ke rumah sakit dan langsung ke tempat Nadhira, Herman langsung membuka pintu ruang rawat Nadhira, di dalam sudah ada Alvy yang lagi nungguin Nadhira yang sedang tidur.

"Assalamu'alaikum neng?'' ucap Herman sopan.

" Waalaikum salam.'' jawab Alvy menoleh ke asal suara.

" Herman dan Ibu sudah dateng toch.'' tanya Alvy.

"Iya neng?'' jawab Herman sopan.

Sang Ibu langsung kaget melihat Nadhira yang terbaring di ranjang pasien.

sang Ibu langsung menghampiri Nadhira yang sedang tidur.

" Kamu kenapa nak?'' tanyanya menangis.

"Nadhira kena tifus Bu, Alhamdulillah sekarang sudah baikan.'' jawab Alvy lembut.

"Makasih neng sudah bawa Adik saya ke rumah sakit.'' ucap Herman pada Alvy.

"Iya sama-sama Herman.'' Ucapnya.

" Keadaan Bu Nyai gimana neng sekarang?'' tanya ibunya Nadhira.

''Sudah membaik mungkin nanti sore sudah boleh pulang.'' kata Alvy.

" Alhamdulillah kalau githu neng.'' ucap Herman bersyukur.

"Iya, Nadhira baru tidur Bu, habis minum obat barusan.'' Alvy menjelaskan.

Ibunya Nadhira mengangguk.

"Ibu tidak usah terlalu khawatir panasnya sudah turun, kalau keadaan Nadhira terus membaik paling besok sudah boleh pulang kata dokternya barusan.'' ucap Alvy mengelus bahu Ibunya Nadhira.

"Makasih ya neng? sudah bawa Nadhira ke sini.'' tutur Bu Susi.

"Iya sama-sama Bu, kalau githu Alvy ke ruang rawat Umi dulu ya Bu, Assalamu'alaikum.'' pamit Alvy.

" Waalaikum salam.'' jawabnya bersama

Alvy melangkah keluar dari ruang rawat Nadhira dan langsung menutup pintu.

Belom juga sampai di kamar sang Umi. Tiba-tiba ada yang memanggil-nya, Alvy menoleh melihat siapa yang memanggil-nya.ternyata hendri beserta Abah dan Umi mertuanya.

Alvy langsung mencium tangan sang mertua. dan berjabat tangan dengan Hendri sang Adik iparnya.

"Dayat mana?'' tanya sang mertua.

"Di kamar Umi, Abah.'' jawab Alvy.

"Ayo kita ke sana sekarang.'' ajak Umi sang mertua.

Alvy mengangguk lalu menuju kamar rawat sang Uminya.

"Assalamu'alaikum.'' ucap Alvy setelah sampai dan membuka pintu kamar rawat Uminya.

" Waalaikum salam.'' jawab Abah dan Dayat.

Dayat langsung menghampiri orang tuanya dan langsung mencium tangan sang Umi dan Abahnya.

"Marsya nggak ikut Yat.'' tanya sang Abah pada Dayat.

" Marsya nggak ikut Abah, Abah sama Umi berangkat jam berapa tadi.'' tanya Dayat.

"Berangkat jam 5 pagi tadi.'' ucap Hendri.

"Emang kamu nggak sekolah Dek?'' tanya Dayat pada Hendri Adiknya.

"Libur Bang? makanya Hendri ikut ke sini.'' jawab Hendri.

Dayat Ngangguk-ngangguk.

sedangkan Umi beserta Abahnya sedang mengobrol dengan besannya.

"Kok bisa sampek ndrop gitu dek?'' tanya Uminya Dayat.

"Nggak tau juga saya mbak? ketika sadar tiba-tiba sudah ada di sini.'' jawab Uminya Alvy.

" Bang Nadhira nggak ikut tah, kok Hendri nggak liat Nadhira di sini.'' tanya Hendri ketika tak nelihat Nadhira.

"Nadhira sebenarnya juga ada di sini dek.'' jawab Dayat.

"Kok nggak ada sekarang.'' tanya Hendri kepo.

"Nadhira juga di rawat di rumah sakit ini juga.'' celetuk Alvy.

"Apah!!! jawabnya kaget.

"shuuuuttt.'' Dayat langsung membungkam mulut sang adik, biar Abahnya tidak mendengar.

"Jangan berisik kenapa sich lho dek.'' sarkas Dayat.

"Maaf Bang, Hendri kaget saja dengernya?'' sahut Hendri mencebikkan bibirnya.

" Nadhira kena tifus jadi di rawat inap di rumah sakit ini juga.'' ucap Dayat.

"Sudah nggak usah berisik entar Abah denger lagi kalau Nadhira di rawat di sini juga.'' Dayat memperingatkan.

Disisi lain Nadhira baru terbangun dari tidurnya.

Nadhira mengerjapkan matanya dan melihat sekeliling kamar rawatnya.

Nadhira kaget melihat sang Ibu dan kakaknya sudah ada di sampingnya.

"Lho Ibu kapan sampainya, kok Nadhira nggak tau sich?'' tanya Nadhira dengan nada lemah.

"Sudah dari tadi ke sini nya, kenapa kamu nggak nelfon Ibu sich ndok? kalau kamu lagi sakit.'' jawab Bu Susi.

" Nadhira sudah nggak apa-apa kok Bu?Nadhira sudah baikan sekarang.'' Ujarnya.

"Pulang dari rumah sakit langsung pulang ke rumah saja ya ndok.'' ucap Bu Susi.

"Kok githu sich Bu? Nadhira kan sudah nggak apa-apa.'' ucap Nadhira memanyunkan bibirnya.

"Pokoknya harus ikut Ibu pulang ke rumah, kalau sudah sembuh baru balik lagi ke Pondok Pesantren.'' sahut Bu Susi tak mau di bantah oleh putrinya.

Akhirnya Nadhira pasrah mengikuti perkataan Ibunya.

Herman hanya tersenyum melihat Adik dan Ibunya berdebat.

Terpopuler

Comments

Yulia Yulia

Yulia Yulia

sepi ponpes lok nadhira sakit😨😨

2021-12-23

2

lina

lina

ayo semangat update tor

2021-10-27

3

lihat semua
Episodes
1 bab 1 Pertemuan Eza Ferdiansyah dan Nadhira Al-mahyra
2 bab 2 Pindah sekolah
3 bab 3 Keceriaan Eza Ferdiansyah
4 bab 4 Keberangkatan Nadhira ke Ponpes
5 Bab 5 Bertemu Hendri
6 Bab 6 Di ajak ke Surabaya
7 Bab 7 Pertanyaan pertanyaan Hendri
8 Bab 8 Kangen Nadhira
9 Bab 9 Kepulangan Umi Dayat
10 Bab 10 Kangen Nadhira
11 bab 11 Rencana balik ke Pesantren.
12 Bab 12 Kekhawatiran Alvy
13 Bab 13 Perdebatan Zila dan Marsya
14 Bab 14 Nadhira sakit
15 Bab 15 Masuk rumah sakit
16 Bab 16 Perdebatan Nadhira dengan sang Ibu
17 Bab 17 Batalnya pertemuan Adhi dan Herman
18 Bab 18 Ijin merawat Nadhira
19 Bab 19 Undangan manggung
20 Bab 20 Ceramah Kyai Ahsan
21 Bab 21 Suara merdu Nadhira
22 Bab 22 Melepas Rindu
23 Bab 23 Diki sang Playboy
24 Bab 24 Main di Pantai
25 Bab 25 Keisengan Adhi
26 Bab 26 Gara-gara Rumput seabrek
27 Bab 27 Pergi ke Taman Kota
28 Bab 28 Pertemuan Rara dan Nadhira
29 Bab 29 Balik ke Pondok Pesantren
30 Bab 30 Liburan ke Surabaya
31 Bab 31 Pertandingan Basket
32 Bab 32 Kecemburuan Eza Ferdiansyah
33 Bab 33 Kemenangan Eza dan kawan kawan.
34 Bab 34 Perdebatan Marvel dan Eza
35 Bab 35 Perjalanan kerumah Hendriyansyah
36 Bab 36 Obrolan kecil antara Eza dan Abah Rahman.
37 Bab 37 Pegi ke studio musik dan tari
38 Bab 38 Di paksa nge-dance
39 Bab 39 Balik ke ponpes (pondok pesantren)
40 Bab 40 Kerja keras semua Tim
41 Bab 41 Nadhira Cs
42 Bab 42 Pamor Nadhira Cs
43 Bab 43 Membahas Nadhira Cs
44 Bab 44 Perjalanan pulang Nadhira
45 Bab 45 Acara Ulang Tahun Nadhira
46 Bab 46 Kajian Kitab Kuning
47 Bab 47 Kesedihan Asrama kenanga
48 Bab 48
49 Bab 49 Mos (masa orientasi sekolah)
50 Bab 50 Gisela teman baru Nadhira
51 Bab 51 500 Tanda tangan
52 Bab 52 Akhirnya selesai
53 Bab 53 Incaran Maya
54 Bab 54 Tamparan
55 Bab 55 Penyesalan Maya
56 Bab 56 Karyawan Baru
57 Bab 57 Acara Lamaran
58 Bab 58 Lamaran Herman dan Rara
59 Bab 59 Acara saweran lamaran
60 Bab 60 Pertemuan tak terduga
61 Bab 61 Obrolan Pak Arifin dan Pak Santo
62 Bab 62 Silaturahim
63 Bab 63 Candaan Nadhira
64 Bab 64 Rencana perjodohan Eza Ferdiansyah
65 Bab 65 Artis Komplek
66 Bab 66 Grub Artis komplek
67 Bab 67 Kemenangan Artis komplek
68 Bab 68 Kebahagiaan Hera
69 Bab 69 Hera yang nyebelin
70 Bab 70 Mungkin sudah takdir
71 Bab 71 Pangeran berkuda putih
72 Bab 72 Teka teki inisial N
73 Bab 73 Tukar cincin
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76.S2. Kedatangan Eza ke pondok pesantren
77 Bab 77.S2. Menunggu kedatangan Nadhira
78 Bab 78.S2. menghafal nadhom Aqidatul awam
79 Bab 79. S2 Pujian Eza
80 Bab 80.S2. Kebaikan Nadhira
Episodes

Updated 80 Episodes

1
bab 1 Pertemuan Eza Ferdiansyah dan Nadhira Al-mahyra
2
bab 2 Pindah sekolah
3
bab 3 Keceriaan Eza Ferdiansyah
4
bab 4 Keberangkatan Nadhira ke Ponpes
5
Bab 5 Bertemu Hendri
6
Bab 6 Di ajak ke Surabaya
7
Bab 7 Pertanyaan pertanyaan Hendri
8
Bab 8 Kangen Nadhira
9
Bab 9 Kepulangan Umi Dayat
10
Bab 10 Kangen Nadhira
11
bab 11 Rencana balik ke Pesantren.
12
Bab 12 Kekhawatiran Alvy
13
Bab 13 Perdebatan Zila dan Marsya
14
Bab 14 Nadhira sakit
15
Bab 15 Masuk rumah sakit
16
Bab 16 Perdebatan Nadhira dengan sang Ibu
17
Bab 17 Batalnya pertemuan Adhi dan Herman
18
Bab 18 Ijin merawat Nadhira
19
Bab 19 Undangan manggung
20
Bab 20 Ceramah Kyai Ahsan
21
Bab 21 Suara merdu Nadhira
22
Bab 22 Melepas Rindu
23
Bab 23 Diki sang Playboy
24
Bab 24 Main di Pantai
25
Bab 25 Keisengan Adhi
26
Bab 26 Gara-gara Rumput seabrek
27
Bab 27 Pergi ke Taman Kota
28
Bab 28 Pertemuan Rara dan Nadhira
29
Bab 29 Balik ke Pondok Pesantren
30
Bab 30 Liburan ke Surabaya
31
Bab 31 Pertandingan Basket
32
Bab 32 Kecemburuan Eza Ferdiansyah
33
Bab 33 Kemenangan Eza dan kawan kawan.
34
Bab 34 Perdebatan Marvel dan Eza
35
Bab 35 Perjalanan kerumah Hendriyansyah
36
Bab 36 Obrolan kecil antara Eza dan Abah Rahman.
37
Bab 37 Pegi ke studio musik dan tari
38
Bab 38 Di paksa nge-dance
39
Bab 39 Balik ke ponpes (pondok pesantren)
40
Bab 40 Kerja keras semua Tim
41
Bab 41 Nadhira Cs
42
Bab 42 Pamor Nadhira Cs
43
Bab 43 Membahas Nadhira Cs
44
Bab 44 Perjalanan pulang Nadhira
45
Bab 45 Acara Ulang Tahun Nadhira
46
Bab 46 Kajian Kitab Kuning
47
Bab 47 Kesedihan Asrama kenanga
48
Bab 48
49
Bab 49 Mos (masa orientasi sekolah)
50
Bab 50 Gisela teman baru Nadhira
51
Bab 51 500 Tanda tangan
52
Bab 52 Akhirnya selesai
53
Bab 53 Incaran Maya
54
Bab 54 Tamparan
55
Bab 55 Penyesalan Maya
56
Bab 56 Karyawan Baru
57
Bab 57 Acara Lamaran
58
Bab 58 Lamaran Herman dan Rara
59
Bab 59 Acara saweran lamaran
60
Bab 60 Pertemuan tak terduga
61
Bab 61 Obrolan Pak Arifin dan Pak Santo
62
Bab 62 Silaturahim
63
Bab 63 Candaan Nadhira
64
Bab 64 Rencana perjodohan Eza Ferdiansyah
65
Bab 65 Artis Komplek
66
Bab 66 Grub Artis komplek
67
Bab 67 Kemenangan Artis komplek
68
Bab 68 Kebahagiaan Hera
69
Bab 69 Hera yang nyebelin
70
Bab 70 Mungkin sudah takdir
71
Bab 71 Pangeran berkuda putih
72
Bab 72 Teka teki inisial N
73
Bab 73 Tukar cincin
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76.S2. Kedatangan Eza ke pondok pesantren
77
Bab 77.S2. Menunggu kedatangan Nadhira
78
Bab 78.S2. menghafal nadhom Aqidatul awam
79
Bab 79. S2 Pujian Eza
80
Bab 80.S2. Kebaikan Nadhira

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!