Nadhira masih setia menatap gambar(lukisan) wajah Nada yang terpajang di dinding kamarnya.
setelah Nadhira puas melihat lihat kamar Nada, nadhira merebahkan tubuhnya yang teramat capek.
"Capek banget sich? mana badanku sakit semua lagi.'' Gumam Nadhira.
Akhirnya Nadhira terlelap juga tidurnya dan nggak terasa hari sudah sore.
Tiba-tiba Nadhira kaget dari tidurnya karna kasurnya yang tiba-tiba basah.
"Lho kok basah sich, masak aku ngompol.'' Gumam Nadhira.
Nadhira langsung bangun dari kasurnya, matanya melotot karna ada noda darah di sprei yang Nadhira tiduri.
"Aduhh mati gue!'' bisik Nadhira sambil menepuk dahinya.
"Nadhira, sudah bangun belom?'' Tanya Alvy sang Neng sambil mengetuk pintu kamar Nadhira.
Berhubung pintu kamar Nadhira nggak di kunci, Alvy langsung masuk setelah mengetuk pintu.
"Lho....? sprei nya kenapa Dhira, kok di gulung gituu?'' tanya Alvy kaget.
"Mau di cuci Neng?'' jawab Nadhira menunduk.
"Emangnya kenapa kok mau di cuci.'' tanya Alvy penasaran.
"Kena darah haid (PMS) Neng, Nadhira lupa kalau sekarang sudah waktunya?'' Ucap Nadhira tertunduk malu dan takut dimarahi.
"Och, ya sudah nggak apa_apa kok.'' kata Alvy sang Neng sambil tersenyum ke arah Nadhira.
"Ya sudah kalau githu tunggu di sini, aku ambilin baju ganti buat kamu.'' ucapnya lembut.
Nadhira hanya mengangguk.
Melihat Alvy keluar dari kamar Nadhira, Dayat langsung bertanya.
"Lho...mana Nadhira Nda.'' tanya Dayat pada Alvy.
"Ada di kamar, baru bangun.'' Ucapnya sambil melangkah menuju kamarnya.
"Kok nggak di bangunin Alvy.'' tanya sang Abah mertuanya waktu melihat Alvy keluar dari kamarnya.
"Nadhira sudah bangun Abah, Nadhira nggak ikut Sholat jama'ah karena Nadhira lagi dapet.'' jawab Alvy menghampiri Nadhira.
"Ini baju gantinya sama pembalut nya, pasti nggak bawa kan.'' tanya Alvy, Nadhira menggeleng.
"Ya sudah ganti baju gih, habis itu keluar di tanyain Abah sama Umi.'' ucap Alvy berlalu.
...🍄🍄🍄🍄🍄...
Hampir 1 jam Nadhira berada di kamarnya Nada, tapi belum ada tanda-tanda Nadhira mau keluar juga.
"Hendri panggil Nadhira suruh makan.'' Ujar Abah Rahman pada putranya.
"Iya bah.'' Ucapnya beranjak dari duduknya, menuju ke kamar Nada yang di tempatin Nadhira sekarang.
Tok... tok... tok.
" Iya.'' Sahut Nadhira pada Hendri
Nadhira membuka pintu setelah dia memakai jilbabnya.
"Kak Hendri.'' Ucap Nadhira tersenyum.
"Ngapain di dalam sich dek.'' tanya Hendri.
"Baru selesai mandi kak.'' jawab Nadhira.
"Kok lama banget cuma mandi doang.'' Seru Hendri.
"Iya sambil mencuci sprei kak.'' jawab Nadhira gugup
"Kok di cuci sich dek? emang sprei nya kenapa githu.'' tanya Hendri penasaran.
"Nggak apa-apa sich kak?'' jawab Nadhira malu
"Ya sudah, ayo makan dulu.'' sambil menarik tangan Nadhira.
"Kak, Nadhira mau jemur sprei dulu.'' Ucap Nadhira merengek.
"Makan dulu baru jemur sprei nya.'' Hendri tetap menarik tangan Nadhira.
Hendri membawa Nadhira ke meja makan. Nadhira hanya makan sendirian karena yang lain sudah pada makan.
"Masih ngapain Nadhira di kamarnya tadi.'' tanya sang Abah pada Hendri.
"Nyuci sprei katanya Bah.'' jawab Hendri singkat.
"Emang spreinya kenapa?kok di cuci.'' tanyanya memandang Hendri.
Hendri mengangkat bahunya.
"Sprei nya basah Bah.'' Ucap Alvy dari luar.
"Kenapa bisa basah.'' tanya Abah Rahman.
"Kena darah haid(PMS) Abah.'' jawab Alvy.
Sang Abah hanya menganggukkan kepalanya.
Hendri sekarang mengerti, kenapa Nadhira nggak mau jawab pertanyaan nya tadi.
" Mungkin karna ini tadi Nadhira di tanya nggak mau jawab Bah.'' Jawab Hendri.
"Ya malu lah dek.'' jawab Alvy kakak iparnya.
Hendri hanya garuk kepalanya yang tak gatal.
Di sisi lain Nadhira baru selesai makan dia langsung membereskan meja makan nya, walaupun di sana ada mbak-mbak yang kerja, namun Nadhira memilih membereskan sendiri.
"Biar mbak saja yang bersihinnya dek.'' ucap Nini yang kerja di rumah Abah nya hendri.
"Nggak apa-apa mbak, biar Dhira saja yang beresin tinggal dikit lagi kok.'' cegah Nadhira sopan.
"Adek Dhira tinggal di sini tha.'' tanya mbak Nini.
"Nggak mbak, habis ini pulang.'' jawab Nadhira.
"Kenapa nggak tinggal di sini saja dek.'' Ucap mbak Nini lagi.
"Dhira masih sekolah mbk.''
" Iya juga sich.'' ucapnya di selingi tawaan.
Tiba-tiba Hendri menghampiri Nadhira yang berada di dapur.
"Lama banget di dapurnya sich dek.'' Ucapnya saat sudah ada di sampingnya.
"Ech iya kak, Dhira lagi ngobrol sama mbak Nini nich.'' Ucap Nadhira.
"Ayo ikut kakak ke depan.'' ajaknya yang di ikuti oleh Nadhira.
Nadhira mengangguk, lalu mengikuti langkah Hendri.
Sesampainya di teras tiba-tiba Alvy bertanya, ''Nadhira... " Panggil Alvy.
" Iya neng?'' jawab Nadhira.
"Sprei nya di jemur dimana, kok nggak ada di jemuran.'' tanya Alvy.
" Astaghfirullah hal adzim, Nadhira lupa neng.''
"Lupa kenapa Dhira.'' tanya Alvy.
" Ng.. nggak di jemur.'' jawabnya tersenyum.
"Kok bisa lupa githu.'' tanya Alvy lagi.
"Tadi waktu mau jemur spreinya, kak Hendri ngajak Dhira makan dulu neng.'' ucapnya takut-takut.
Alvy hanya menepuk jidatnya.
"Ya sudah jemur dulu mumpung masih panas.'' ucapnya sambil berlalu.
" Iya neng.'' Nadhira masuk ke kamarnya mengambil sprei yang sudah ia cuci.
"Kok buru-buru, mau ke mana.'' tanya Abah Rahman saat melihat Nadhira buru buru.
"Mau ke kamar Abah.'' Jawab Nadhira masuk kedalam kamarnya.
...🍄🍄🍄🍄🍄...
Sedangkan di Ponpes lagi ada kegiatan mengaji kitab kuning, selesai memaknai (mengartikan) sang Kyai melanjutkan dengan menerangkan isi kitab tersebut, disela-sela sang Kyai menerangkan Santi, Selvy dan juga Yuli membicarakan tentang Nadhira yang nggak balik-balik ke Pondok Pesantren.
"Ech...? sudah seminggu lebih lho Nadhira nggak balik-balik juga.'' ucap Selvy berbisik.
" Iya nich, betah banget Dhira bareng neng, emang Nadhira nggak kangen gitu sama kita kita.'' timpal Yuli.
"Sudah-sudah nggak usah Su'udzon githu, siapa tau mertuanya neng Alvy belum sembuh dari sakitny.'' ucap Santi.
" Iya sich, tapi aku heran saja Nadhira betah banget di sana nya.'' kata Yuli lagi.
"Paling bentar lagi pulang kok.'' Ujar Santi menyuruh Yuli dan juga Selvy diam.
karena sang Kyai lagi bercerita tentang Bidadari Surga, semua Santri langsung menyimak cerita sang Kyai.
Jam 6:30 yang mengaji kitab langsung berhambur keluar dari dhalem (rumah Kyai) saat sang Kyai menyudahi baca kitab nya.
mereka pada menghambur menuju kamar mandi mengantri untuk mandi.
setiap di depan pintu kamar mandi sudah terdapat ember kecil tempat sabun dan lain-lainnya yang sedang mengantri.
Iya karena yang mengantri di depan kamar mandi hanyalah tempat sabunnya saja, sedangkan orang nya lagi leha-leha sambil nunggu giliran buat mandi.
lucu kan, (tapi asyik kok kak waktu di pesantren tanpa beban banget, cuma sedih-nya hanya waktu Puasa nggak bisa bareng orang tua, buka puasa dan sahurnya, dan nggak juga mikirin mau masak apa besoknya, uang belanjaan, apalagi mengurus rumah🤭🤭.
yang ada cuma mikirin hafalan, hafalan dan hafalan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Irma Kirana
aku mampir kak🥰🥰
2021-11-26
2
Nasi Kaput
siiiip thor... langganan datang memberi like.
datang juga ya ketempatku
2021-11-10
2