"Andai kata, aku bulan purnama yang selalu menyinari alam semesta, dengan sabar dan tulus tanpa pamrih".gumam Nadhira menatap keatas langit yang bertaburan bintang dan bulan yang bercahaya terang.
"Ngelamun terus sich dek.'' tanya Herman tiba-tiba.
"Di ajak ke tempat rame biar senang? ech malah ngelamun.'' ucap Herman pada sangat Adik.
Kemudian Nadhira mengajak Herman jalan_jalan dan membeli sesuatu yang akan di pakai ke Ponpes (pondok pesantren) nya besok.
dan tanpa sengaja Herman melihat Adhi dan juga kawan-kawannya.
mereka pun berkumpul menjadi satu.
Rendi mulai bertanya_tanya pada Nadhira.
"Sekolah di mana dek.'' tanyanya
"Di SMP 1 kak.'' jawab Nadhira lembut.
Nadhira nggak bilang kalau dia bakalan pindah sekolah ke Ponpes(pondok pesantren).
"Mas boleh pinjam Adeknya sebentar nggak?!'' ucap Eza meminta izin untuk mengajak Nadhira jalan_jalan.
"Boleh ajak saja.'' jawab Herman mengizinkan mereka pergi.
Nadhira yang mendengar hanya cemberut, dan dengan terpaksa Nadhira mau di ajak Eza jalan_jalan mengitari pasar malam yang ada di kotanya.
"Kenapa? kamu nggak suka ya di ajak jalan sama aku.'' tanya Eza memulai obrolannya.
"Sebenarnya nggak suka sich! tapi mau gimana lagi, sedang kan malam ini, malam terakhir aku muter-muter tempat ini.'' jawab Nadhira tersenyum.
Dengan hati tidak karuan Eza mencoba bertanya lagi.
"Kok bisa gitu? emangnya mau kemana.'' tanya nya penasaran
"Yeah....! soalnya besok aku berangkat ke Ponpes (pondok pesantren).'' ucap Nadhira menghela nafas dengan kasar.
"Terus sekolah kamu gimana.'' tanya Eza lagi.
"Ya sekolah di Ponpes (pondok pesantren) lah, sorry jadi curhat gini.'' ucap Nadhira malu karna ngomong panjang lebar dengan Eza.
"Nggak apa_apa kok, aku suka cewek yang blak_blakan kayak kamu ini, oia kenapa musti milih Pondok Pesantren sich.'' tanya Eza lagi.
"Ya mau gimana lagi, dulu Ibuku yang menginginkan aku sekolah di Pondok Pesantren, tapi aku menolak, dan sekarang adalah keinginanku sendiri. dari pada aku meryd, lebih baik ada di Pondok Pesantren enak, jadi kenapa harus nggak mau githu.'' jawab Nadhira jujur.
Eza mengangguk kan kepalanya,dia sangat salut sama Nadhira, karna Nadhira ngomong apa adanya dan nggak ada yang di tutup_tutupi dari Eza.
"Yang di katakan Marvel thu benar adanya.'' batin Eza
"Ya sudah balik yuk, entar di kira kemana lagi sama Mas Herman.'' ajak Nadhira pada Eza.
"Bentar ya, aku mau beli'in kamu sesuatu dulu buat kenang_kenangan.'' ucap Eza mengajak Nadhira ketempat aksesoris dan jilbab.
"Mau ngapain kita kesini?'' tanya Nadhira.
''Nggak usah beli, ayo balik ke tempat Mas Herman saja.'' ajak Nadhira karena dia tak mau merepotkan Eza, yang ia kenal hanya dalam beberapa hari ini.
"Bentar doang.'' seru Eza mencegah kepergian Nadhira.
Nadhira pun menuruti perkataan Eza.
Eza memilih tasbih dan beberapa jilbab buat Nnadhira.
"Ini buat kamu?'' kata Eza mengulurkan bungkusan yang ada di tangannya.
"Makasih banyak ya, maaf merepotkan?!'' jawab Nadhira.
''Tidak repot sama sekali kok, hanya ini yang bisa aku kasih padamu.'' ucap Eza menunduk, Nadhira mengangguk dan tersenyum.
...🌺🌺🌺🌺...
Di tempat lain Herman khawatir, karena sangat Adik sudah lama perginya dengan Eza, dan belum juga kembali.
"Pada kemana sich mereka berdua.'' tanya Herman pada Adhi.
Adhi mengangkat bahunya, "Tunggu saja Herman, bentar lagi mereka bakalan balik kok.'' jawab Adhi menenangkan Herman yang sedang gelisah.
Herman menganggukkan kepalanya.
" Assalamu'alaikum.'' ucap Nadhira ketika sudah sampai di tempat Herman dan semuanya berkumpul.
"Waalaikum salam.'' jawab mereka hampir bersamaan.
"Kok lama banget Dek, dari mana saja?'' tanya Herman pada sang Adik.
"Cuma muter-muter sekitaran sini kok mas.'' jawab Eza merasa bersalah karena sudah membuat khawatir Herman Abangnya Nadhira.
"Ya audah kalau gitu pulang sekarang yuck Dek?!'' ajak Herman yang di angguki Nadhira.
"Iya mas.'' sahut Nadhira memegang lengan sang Abang.
"Kok buru_buru sich Her!'' seru Adhi pada temannya.
"Buru buru apanya Dhi? aku sudah lama di sini kok.'' Ujar Herman menepuk bahu Adhi.
"Bukan kamu kali Her, tapi Adek kamu.'' celetuk Adhi yang langsung dapat pelototan mata dari Herman.
Mereka semua pada tertawa melihat kekonyolan Kang suhu.
Nadhira hanya tersenyum melihat interaksi Abangnya dengan semua teman temannya.
"Yaudah yuck pulang.'' ucap Herman ketus dan menggandeng tangan Nadhira sambil melangkah pergi.
"Kok nggak pamit!!'' teriak Nathan.
"Bodo' amat!!!'' Herman berteriak balik.
Nadhira lantas memukul lengan sang Abang, sembari tertawa lepas.
"Yang di bawa itu apa Dek?!'' tanya Herman karena penasaran, pada bungkusan yang di pegang sang Adik.
"Nggak tau juga Mas, ini pemberian kak Eza.'' jawab Nadhira jujur.
...🌺🌺🌺🌺🌺...
"Lhe.... ?jagain Adeknya sebentar.'' ucap Ibu Eza dari dalam rumah, karena Eza ada di teras rumah nya.
"Iya, sebentar Bu?'' jawab Eza dari luar rumah, karena lagi benerin motornya.
"Ibu mau kemana?'' tanya Eza lembut.
"Ibu mau ke apotik dulu nebus obat Adiknya, tadi kebetulan obatnya lagi habis di klinik jadi cuma di kasih resep saja.'' seru sang Ibu.
"Ya sudah Ibu hati_hati di jalan ya.'' Ibu Eza menganggukkan kepalanya dan berlalu.
Eza langsung masuk ke kamar Hera sang Adik. melihat sang Adik tertidur, Eza mengelus puncak kepala sang adik.
"Cepat sembuh ya dek.'' Lirih Eza yang begitu menyayangi Hera adiknya.
Pikiran Eza melayang tinggi, memikirkan perkataan Nadhira semalam, "Apa maksud Nadhira semalam ngomong nikah.'' gumamnya.
...🌺🌺🌺🌺...
Sedangkan di rumah Herman, Nadhira berpamitan kepada para tetangga, kalau Nadhira mau berangkat ke Pondok Pesantren.
Nadhira melihat rumahnya sejenak sebelum berangkat ke Ponpes.
Dengan berat hati Nadhira melangkah pergi menuju ke mobil yang di sewa orang tuanya, untuk mengantar Nadhira ke Ponpes.
Selama di perjalanan Nadhira begitu gelisah, hatinya mulai ragu takut mengecewakan orang tuanya dan juga Abangnya.
Nadhira menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Ya Allah muluskanlah jalan hamba, supaya hamba bisa membawa orang tua hamba menuju jannahmu?!'' batin Nadhira memejamkan matanya.
Sesampainya di Pondok Pesantren, Nadhira di sambut dengan ramah.
semua Santri di sana mengulurkan tangan mereka saat menyambut kedatangan Nadhira dengan senyuman yang ikhlas.
Nadhira membalas uluran tangan semua Santri di sana sambil tersenyum ramah.
Ibu dan Ayah Nadhira, serta Herman sang Abang pamit pulang pada Nadhira, setelah menitipkan Putri nya pada sang Kyai.
"Jaga kesehatan ya Dek, jangan sampai telat makan.'' pesan sang Abang pada Nadhira sang Adik.
"Iya Mas, Nadhira titip Ibu sama Ayah ya Mas, jagain mereka untuk Nadhira.'' ucap Nadhira menitikkan air mata kesedihan.
"Pasti? Mas akan jaga Ibu dan Ayah dengan sangat baik.'' ucap Herman menghapus air mata Nadhira.
Akhirnya Nadhira sendirian di Ponpes tersebut, tanpa Ayah, Ibu dan juga abangnya.
Satu per satu semua Santri mulai berkenalan dengan Nadhira.
Tanpa butuh waktu lama Nadhira langsung akrab, dengan semua Santri di dalam Asrama Kenanga, Nadhira bersenda gurau dengan semua teman Asrama nya.
Nadhira sudah tidak kesepian lagi, melihat betapa ramahnya semua orang yang berada di asrama tersebut.
Nadhira tertawa bahagia di saat ada temannya yang mulai ngelawak, untuk menghibur Nadhira.
Tiba-tiba ada pengurus asramanya menghampiri Nadhira, dan memberi tahu tentang kegiatan_kegiatan besok.
"Adek Dhira ya.'' tanya sang pengurus.
"Iya kak.'' jawab Nadhira mengangguk kan kepalanya.
"Jam 3 malam ada kegiatan, kamu sanggup.'' tanya sang pengurus.
" Insya Allah sanggup kak, mohon bimbingannya.'' ucap Nadhira sopan.
"Sebenernya kegiatannya bukan mulai dari jam 3, melainkan 3:30.tapi jam 3 ithu semua Santri bangun untuk sholat Tahajjud atau sholat sunnah lainnya, emang tidak di wajibkan sich? setelah itu barulah kegiatan di mulai yakni Istighotsah, kalau Istighotsah di wajibkan ,harus ikut semua tanpa terkecuali, terus lanjut sholat subuh, ngaji kitab dan sekolah formal.'' ucap sang pengurus menjelaskan secara detail semua kegiatan kepada Nadhira.
"kakak bilang dari sekarang biar nanti nggak kaget, pas kita bangunin tengah malam.'' ucapnya lagi
" Iya kak, makasih sudah ngasih tau Nadhira dari sekarang.'' ucap Nadhira sembari tersenyum ramah pada sang pengurus.
"Ya sudah kakak pergi dulu, kalau mau mandi biar di antar sama Erin ke kamar mandi.'' kata Santi sang pengurus Asrama sambil melangkah pergi.
"Ayo Dek kalau mau mandi, aku antar ke kamar mandi.'' ajak Erin pada Nadhira, Nadhira mengikuti langkah Erin menuju kamar mandi yang terletak di lantai bawah.
👉👉👉👉
Makasih yang selalu dukung karya receh Al-mahyra,
jangan lupa like, komen, vote dan favorit kan ya kak, Makasih 🙏🙏😘😘💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Yulia Yulia
ngakak bacanya Se😆😆
2021-12-22
5
Embun Kesiangan
yeay Nadhira jd jg masuk pesantren😍😍😍😘💞
2021-11-27
2
Zil@
semangat kak asih 😊
2021-11-22
3