Bab 12 Kekhawatiran Alvy

Sedangkan di Ponpes(Pondok Pesantren) sang Nyai tiba-tiba nggak sadarkan diri, orang-orang dhalem pada kalang kabut mendengar sang Nyai kehilangan kesadarannya.

Ustad Arief langsung menghubungi Alvy sang adik ipar,

Alvy yang sedang dalam perjalanan pulang menuju ke Pondok Pesantrennya tidak dapat membendung air matanya lagi, ketika mendengar sang Umi masuk ke rumah sakit karena tak sadarkan diri.

Dayat yang melihat Alvy menangis lalu bertanya pada sang istri.

"Ada apa Uma, telfon dari siapa barusan.'' tanyanya khawatir.

"Dari Mas Arief Bi, Mas Arief bilang Umi masuk rumah sakit.'' ucap Alvy dengan tangisan-nya.

"Lho kok bisa Uma, kemarin kan Umi video call sama Marsya, beliau sehat-sehat saja.'' tanya Dayat kaget.

"Alvy juga nggak tau Bi? Mas Arief bilang Umi nggak sadarkan diri githu aja.'' jawab Alvy masih dengan tangisan-nya.

"Jangan nangis lagi, do'ain Umi biar cepat sembuh yea.'' Ucap Dayat menenangkan Alvy.

"Ya sudah kita langsung ke sana yea.'' Ujar Dayat, Alvy mengangguk, sedangkan Nadhira hanya diam mendengarkan perkataan sang Ustad dan nengnya.

''Ya Allah coba'an apa lagi ini, Uminya Ustad baru sembuh, dan sekarang Uminya neng Alvy yang masuk rumah sakit.'' batin Nadhira.

"Sembuhkanlah Nyai ya Allah.'' ucapnya dalam hati

2 Jam kemudian Dayat, Alvy, Marsya dan juga Nadhira sampai di area rumah sakit.

Dayat memarkirkan mobilnya, sedangkan Alvy dan Nadhira masuk ke rumah sakit,

Nadhira menggendong Marsya yang lagi tidur, Alvy begitu mencemas kan Uminya.

Ketika Alvy melihat Arief dan Zila sang kakak, Alvy langsung menghampiri kakaknya dan bertanya.

"Kak gimana keadaan Umi sekarang?'' tanya Alvy khawatir.

"Sudah mulai membaik, kamu kok cepat nyampeknya.'' tanya Zila sang kakak.

" Waktu Mas Arief nelfon, Alvy sudah ada di jalan Kak.'' ucap Alvy menjelaskan.

"Och?'' Zila hanya ber och ria sambil manggut-manggut.

"Kenapa Umi bisa nggak sadarkan diri githu Kak.'' tanya Alvy lagi.

"Kakak juga nggak tau Al, Umi cuma bilang sakit kepala habis sholat subuh ber jama'ah tadi, jadi kakak suruh Umi tidur lagi, pas Abah mau bangunin Umi, Umi sudah nggak sadarkan diri.'' jawab Zila.

"Och ya Dayat kemana kok nggak ada.'' tanya Arief kakak iparnya.

"Nggak tau juga Mas, tadi markirin mobilnya.'' kata Alvy yang baru ingat kalau sang suami tidak ada di dekatnya.

Tak lama kemudian Dayat muncul bersama Abah mertuanya.

"Lho Abah dari mana?'' tanya Zila.

"Abah dari luar beli minuman, kebetulan bertemu Dayat di luar.'' jawab nya.

"Ya sudah kamu pulang dulu gich, kasian Marsya sama Nadhira pasti capek banget.'' ucap Zila melihat Nadhira yang menggendong Marsya.

"Tapi kak Umi bagaimana.'' tanya Alvy nggak rela meninggalkan sang Umi.

"Biar Umi, kakak yang jaga di sini, kamu pulang dulu, lagian Umi belum bisa di tengok.'' Sahut Zila pada Adiknya.

Alvy hanya pasrah dan menurut perkataan Zila kakaknya, bagaimanapun Alvy juga capek, tapi Alvy tidak memungkiri perasaan cemas terhadap Uminya.

"Ya sudah Alvy pulang dulu, kalau Umi sudah bisa di tengok jangan lupa kabarin Alvy ya kak?'' Alvy mengingat kan kakaknya.

"Iya, sudah sana pulang, istirahat di rumah dulu.'' kata Zila secara halus mengusir Alvy yang keras kepala itu.

Dengan berat hati akhirnya Alvy pulang dari rumah sakit, perasaannya berkecamuk di satu sisi mertuanya baru sembuh, di sisi lain Uminya (ibunya) terbaring lemah di rumah sakit.

"Sudah, nggak usah terlalu di pikirin, kata Abah, Umi sudah membaik, tapi masih belum bisa di tengok.'' Seru Dayat menenangkan istrinya.

"Tapi Alvy khawatir Abi.'' jawabnya lembut.

"Iya Abi tau kamu khawatir sama Umi, Abi juga khawatir Uma.'' Ucap Dayat.

Setelah beberapa menit akhirnya mobil Dayat sudah masuk ke pelataran Pondok Pesantrennya.

Santri Putra dengan sigap membuka pintu mobil sang Ustad dan juga sang neng,

Mereka menundukkan kepalanya.

Dayat tak lupa berterima kasih pada sang Santri.

...🌺🌺🌺🌺🌺...

Nadhira lansung beristirahat di Asramanya, Asramanya begitu sepi di waktu siang, karena semua Santri wati berada di sekolah formal nya.

Nadhira menggelar kasur lantai dan lansung merebahkan tubuhnya di kasur lantai tersebut, hingga tak terasa semua teman-teman Asramanya sudah pada balik dari sekolah formal nya.

Yuli yang melihat orang pakek selimut di dalam Asramanya segera memberi tau pada yang lain yang satu asrama.

"Shutt...? jangan berisik.'' ucap Yuli menaruh jari di bibirnya.

" Kenapa sich Yul.'' Tanya Selvy.

"Sudah di bilangin jangan berisik, ini anak masih berisik saja.'' ucap Yuli menutup mulut Selvy.

" Emang ada apa sich, bikin penasaran saja kamu nich.'' tanya Santi pelan.

"Lihat di dalam ada siapa?'' jawab Yuli.

Santi masuk ke dalam Asrama dan melihat Nadhira yang sedang tidur.

Santi bisa tau kalau itu Nadhira karna pas santi masuk wajah Nadhira sudah menghadap ke arah pintu.

"Di dalam ada Nadhira yang lagi tidur.'' ucap Santi.

"Beneran Nadhira bukan orang lain.'' tanya Yuli karena tadi tidak melihat wajah Nadhira, hanya melihat orang tidur pakek selimut.

"Ya sudah masuk yuk, tapi jangan pada berisik ya.'' Santi mengingatkan.

Akhirnya semua penghuni Asrama masuk tanpa bersuara keras, yang biasa di dalam Asrama pada berisik sekarang Asrama tersebut hanya ada bisikan-bisikan dari penghuni Asrama tersebut.

Nadhira mengerjapkan matanya melihat sekeliling,

banyak orang tapi tak ada suara ithulah yang di fikirin Nadhira sekarang ini.

"Kalian sudah pada pulang.'' tanya Nadhira pelan.

Mereka hanya mengangguk.

"Kenapa Dhira nggak tau kalau sudah pada balik ke Asrama.'' tanya-nya lagi

"Kami takut ganggu tidur kamu Dek.'' ucap Yusril.

"Nggak segithunya juga kali Kak.'' ucap Nadhira tersenyum.

"Emang Adek sudah lama pulangnya.'' tanya Santi.

"Jam sebelas tadi, Nadhira langsung tidur so capek banget, emang sekarang sudah jam berapa kak.'' tanya nya.

"Jam 12:30.'' ucap Selvy.

"Dek Dhira belum sholat ya.'' tanya Santi.

"Dhira lagi udhur kak.'' jawab Nadhira masih tiduran.

" Kak Yusril nggak dengar neng Alvy manggil Dhira nggak.'' tanyanya panik

karena tadi sebelum Nadhira turun dari mobil Alvy sang neng bilang kalau jam 1 bakalan nengok sang Umi di rumah sakit.

Yusril menggeleng dan bertanya.

" Emangnya kenapa dek? kok nanya neng Alvy manggil.'' Tanya Santi penasaran.

"Tadi bilang mau nengok Umi di rumah sakit.'' jawab Nadhira mengucek matanya.

"Neng Alvy nggak manggil kok.'' kata Santi.

"Och mungkin nggak jadi ke rumah sakitnya.'' ucap Selvy.

Sebelum kepulangan anak-anak yang lain dari sekolahnya, Alvy langsung ke Asrama Nadhira.

Alvy sengaja tidak memanggil Nadhira, tapi Alvy langsung ke Asrama Nadhira, di lihatnya Nadhira yang sedang tertidur nyenyak,

Lalu Alvy memutuskan untuk tidak membangunkan Nadhira, Alvy menuruni tangga setelah keluar dari Asrama yang di tempati Nadhira.

"Nadhira mana?'' tanya Dayat.

" Nadhira masih tidur Bi.'' Sahut Alvy.

"Ya sudah kita berangkat sekarang ke rumah sakitnya.'' ucap Dayat.

Alvy mengangguk sambil mengendong Marsya, mereka berjalan keluar, menuju ke mobilnya.

di luar sudah ada Santri yang sedang menghidupkan mobil ustadznya.

" Ustadz mau berangkat sekarang.'' tanya Romli sambil menundukkan kepalanya.

"Iya Rom, makasih ya.'' jawab Dayat pada Romli.

" Iya sama-sama Ustadz.'' Ucap Romli sopan.

👉👉👉👉

jangan lupa dukung al-mayra dan jangan lupa like dan komennya kakak,

makasih🙏🙏🙏

Episodes
1 bab 1 Pertemuan Eza Ferdiansyah dan Nadhira Al-mahyra
2 bab 2 Pindah sekolah
3 bab 3 Keceriaan Eza Ferdiansyah
4 bab 4 Keberangkatan Nadhira ke Ponpes
5 Bab 5 Bertemu Hendri
6 Bab 6 Di ajak ke Surabaya
7 Bab 7 Pertanyaan pertanyaan Hendri
8 Bab 8 Kangen Nadhira
9 Bab 9 Kepulangan Umi Dayat
10 Bab 10 Kangen Nadhira
11 bab 11 Rencana balik ke Pesantren.
12 Bab 12 Kekhawatiran Alvy
13 Bab 13 Perdebatan Zila dan Marsya
14 Bab 14 Nadhira sakit
15 Bab 15 Masuk rumah sakit
16 Bab 16 Perdebatan Nadhira dengan sang Ibu
17 Bab 17 Batalnya pertemuan Adhi dan Herman
18 Bab 18 Ijin merawat Nadhira
19 Bab 19 Undangan manggung
20 Bab 20 Ceramah Kyai Ahsan
21 Bab 21 Suara merdu Nadhira
22 Bab 22 Melepas Rindu
23 Bab 23 Diki sang Playboy
24 Bab 24 Main di Pantai
25 Bab 25 Keisengan Adhi
26 Bab 26 Gara-gara Rumput seabrek
27 Bab 27 Pergi ke Taman Kota
28 Bab 28 Pertemuan Rara dan Nadhira
29 Bab 29 Balik ke Pondok Pesantren
30 Bab 30 Liburan ke Surabaya
31 Bab 31 Pertandingan Basket
32 Bab 32 Kecemburuan Eza Ferdiansyah
33 Bab 33 Kemenangan Eza dan kawan kawan.
34 Bab 34 Perdebatan Marvel dan Eza
35 Bab 35 Perjalanan kerumah Hendriyansyah
36 Bab 36 Obrolan kecil antara Eza dan Abah Rahman.
37 Bab 37 Pegi ke studio musik dan tari
38 Bab 38 Di paksa nge-dance
39 Bab 39 Balik ke ponpes (pondok pesantren)
40 Bab 40 Kerja keras semua Tim
41 Bab 41 Nadhira Cs
42 Bab 42 Pamor Nadhira Cs
43 Bab 43 Membahas Nadhira Cs
44 Bab 44 Perjalanan pulang Nadhira
45 Bab 45 Acara Ulang Tahun Nadhira
46 Bab 46 Kajian Kitab Kuning
47 Bab 47 Kesedihan Asrama kenanga
48 Bab 48
49 Bab 49 Mos (masa orientasi sekolah)
50 Bab 50 Gisela teman baru Nadhira
51 Bab 51 500 Tanda tangan
52 Bab 52 Akhirnya selesai
53 Bab 53 Incaran Maya
54 Bab 54 Tamparan
55 Bab 55 Penyesalan Maya
56 Bab 56 Karyawan Baru
57 Bab 57 Acara Lamaran
58 Bab 58 Lamaran Herman dan Rara
59 Bab 59 Acara saweran lamaran
60 Bab 60 Pertemuan tak terduga
61 Bab 61 Obrolan Pak Arifin dan Pak Santo
62 Bab 62 Silaturahim
63 Bab 63 Candaan Nadhira
64 Bab 64 Rencana perjodohan Eza Ferdiansyah
65 Bab 65 Artis Komplek
66 Bab 66 Grub Artis komplek
67 Bab 67 Kemenangan Artis komplek
68 Bab 68 Kebahagiaan Hera
69 Bab 69 Hera yang nyebelin
70 Bab 70 Mungkin sudah takdir
71 Bab 71 Pangeran berkuda putih
72 Bab 72 Teka teki inisial N
73 Bab 73 Tukar cincin
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76.S2. Kedatangan Eza ke pondok pesantren
77 Bab 77.S2. Menunggu kedatangan Nadhira
78 Bab 78.S2. menghafal nadhom Aqidatul awam
79 Bab 79. S2 Pujian Eza
80 Bab 80.S2. Kebaikan Nadhira
Episodes

Updated 80 Episodes

1
bab 1 Pertemuan Eza Ferdiansyah dan Nadhira Al-mahyra
2
bab 2 Pindah sekolah
3
bab 3 Keceriaan Eza Ferdiansyah
4
bab 4 Keberangkatan Nadhira ke Ponpes
5
Bab 5 Bertemu Hendri
6
Bab 6 Di ajak ke Surabaya
7
Bab 7 Pertanyaan pertanyaan Hendri
8
Bab 8 Kangen Nadhira
9
Bab 9 Kepulangan Umi Dayat
10
Bab 10 Kangen Nadhira
11
bab 11 Rencana balik ke Pesantren.
12
Bab 12 Kekhawatiran Alvy
13
Bab 13 Perdebatan Zila dan Marsya
14
Bab 14 Nadhira sakit
15
Bab 15 Masuk rumah sakit
16
Bab 16 Perdebatan Nadhira dengan sang Ibu
17
Bab 17 Batalnya pertemuan Adhi dan Herman
18
Bab 18 Ijin merawat Nadhira
19
Bab 19 Undangan manggung
20
Bab 20 Ceramah Kyai Ahsan
21
Bab 21 Suara merdu Nadhira
22
Bab 22 Melepas Rindu
23
Bab 23 Diki sang Playboy
24
Bab 24 Main di Pantai
25
Bab 25 Keisengan Adhi
26
Bab 26 Gara-gara Rumput seabrek
27
Bab 27 Pergi ke Taman Kota
28
Bab 28 Pertemuan Rara dan Nadhira
29
Bab 29 Balik ke Pondok Pesantren
30
Bab 30 Liburan ke Surabaya
31
Bab 31 Pertandingan Basket
32
Bab 32 Kecemburuan Eza Ferdiansyah
33
Bab 33 Kemenangan Eza dan kawan kawan.
34
Bab 34 Perdebatan Marvel dan Eza
35
Bab 35 Perjalanan kerumah Hendriyansyah
36
Bab 36 Obrolan kecil antara Eza dan Abah Rahman.
37
Bab 37 Pegi ke studio musik dan tari
38
Bab 38 Di paksa nge-dance
39
Bab 39 Balik ke ponpes (pondok pesantren)
40
Bab 40 Kerja keras semua Tim
41
Bab 41 Nadhira Cs
42
Bab 42 Pamor Nadhira Cs
43
Bab 43 Membahas Nadhira Cs
44
Bab 44 Perjalanan pulang Nadhira
45
Bab 45 Acara Ulang Tahun Nadhira
46
Bab 46 Kajian Kitab Kuning
47
Bab 47 Kesedihan Asrama kenanga
48
Bab 48
49
Bab 49 Mos (masa orientasi sekolah)
50
Bab 50 Gisela teman baru Nadhira
51
Bab 51 500 Tanda tangan
52
Bab 52 Akhirnya selesai
53
Bab 53 Incaran Maya
54
Bab 54 Tamparan
55
Bab 55 Penyesalan Maya
56
Bab 56 Karyawan Baru
57
Bab 57 Acara Lamaran
58
Bab 58 Lamaran Herman dan Rara
59
Bab 59 Acara saweran lamaran
60
Bab 60 Pertemuan tak terduga
61
Bab 61 Obrolan Pak Arifin dan Pak Santo
62
Bab 62 Silaturahim
63
Bab 63 Candaan Nadhira
64
Bab 64 Rencana perjodohan Eza Ferdiansyah
65
Bab 65 Artis Komplek
66
Bab 66 Grub Artis komplek
67
Bab 67 Kemenangan Artis komplek
68
Bab 68 Kebahagiaan Hera
69
Bab 69 Hera yang nyebelin
70
Bab 70 Mungkin sudah takdir
71
Bab 71 Pangeran berkuda putih
72
Bab 72 Teka teki inisial N
73
Bab 73 Tukar cincin
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76.S2. Kedatangan Eza ke pondok pesantren
77
Bab 77.S2. Menunggu kedatangan Nadhira
78
Bab 78.S2. menghafal nadhom Aqidatul awam
79
Bab 79. S2 Pujian Eza
80
Bab 80.S2. Kebaikan Nadhira

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!