Bab 5 Bertemu Hendri

Hari hari Nadhira di lalui dengan riang, meski dalam hatinya merasakan kegelisahan,

Nadhira tidak menampakkan kesedihan nya lagi, Nadhira selalu mencoba untuk tersenyum di saat temen_temennya mengajak dia bercanda tawa.

Seminggu sudah Nadhira berada di Pondok Pesantren, suka duka di lalui Nadhira dengan ikhlas.

sukanya karna selalu di kelilingi orang-orang yang baik, dan duka nya karena jauh dari orang tua dan juga Abangnya,

"Huchh....!! Dhira harus betah tinggal di sini, Dhira nggak mau mengecewakan Ibu dan Ayah, semangat.'' gumam Nadhira menyemangati dirinya sendiri

"Maafkan Dhira Bu? belum bisa membahagiakanmu dan juga Ayah, yang ada Dhira selalu menyusahkan Ibu dan ayah, Dhira bersalah sama kalian.'' gumamnya dalam lamunan.

"Kak Dhira ya?'' tanya Santri di Asrama lainnya.

"Iya, ada apa Dek.'' sahut Nadhira lembut.

"Ada yang nyariin kakak di luar.'' ucap Santri tersebut.

"Kalau boleh tau siapa ya dek.'' tanya Nadhira penasaran pada orang yang mencari nya.

"Irma juga nggak tau kak? cuma kata pengurus suruh panggilin kak Dhira gituu.'' jawab irma yang menyebutkan namanya.

"Ya sudah! ayo keruang tunggu saja dari pada kamu penasaran kayak gini.'' ajak Yusro kakak di Asrama nya.

"Dhira nggak tau di mana ruang tunggu itu berada kak?!'' jawab Nadhira.

"Ayo kakak antar.'' ajak Yusro, Nadhira mengikuti Yusro di belakangnya.

Sesampainya di ruang tunggu, Nadhira bertemu kakak pengurusnya, lalu Nadhira bertanya pada nya.

"Kak katanya ada yang nyari Nadhira.'' tanya Nadhira yang langsung di angguki pengurusnya.

"Iya, masuk saja Dek. Ayah sama Ibunya sudah menunggu di dalam.'' jawab sang pengurus Ponpes

"Iya, makasih kak.'' ucapnya sembari menuju ke ruang tunggu yang mana Ibu dan juga sang Ayah telah menunggunya dari tadi.

"Assalamu'alaikum Ayah, Ibu.'' ucap Nadhira mencium tangan Ibu dan Ayah-nya.

"Waalaikum salam", jawab ke-duanya.

Nadhira lagsung memeluk sang Ibu dan menangis di pelukannya.

"Kenapa ndok(nak).'' tanya Ibu Bu Susi pada sang putri.

"Nadhira kangen sama Ibu dan Ayah.'' sahut Nadhira menghapus air matanya, dan melepas pelukan nya.

"Yaa sudah nggak usah menangis lagi, Ibu sama Ayah sudah ada di sini kan.'' seru Bu Susi menghibur Nadhira.

"Mas Herman nggak ikut Yah?'' tanya Nadhira pada Ayah nya.

"Mas kamu lagi kerja, kamu kok kurusan Nak sekarang? makannya nggak teratur ya.'' tanya sang Ayah khawatir, melihat putrinya yang sedikit kurus.

"Nadhira makan nya teratur kok Yah, tapi banyak pikiran aja, jadi berat badannya turun.'' ucap Nadhira berbohong agar orang tuanya tidak khawatir.

...🌺🌺🌺🌺...

"Kapan_kapan kita main ke Pondok Pesantren Nadhira yuck Mas.'' ajak Eza pada Adhi.

"Emangnya gampang masuk ke sana, yang boleh masuk harus punya kartu Mahrom, nggak sembarang orang di bolehin masuk? dikira Nadhira ngekost main samperin_samperin segala.'' celetuk Adhi, Eza hanya garuk garuk dagunya.

"Mas Adhi nggak tau saja, kalau Eza lagi kangen? sama Nadhira.'' ujar Marvel yang emang suka ceplas-ceplos ngomong nya.

"Apa'an sich lho Vel, nimbrung saja kalau ada orang ngomong.'' kata Adhi sebel karena emang mulut Marvel lemes banget.

"Bodo', tapi beneran kangen kan?!'' ucap Marvel menggoda sahabat nya

"Iya juga sich.'' jawab Eza cengengesan.

"Gengsi lho di gedein! kalau Nadhira di ambil orang baru tau rasa lho.'' kata Marvel ketus, Eza mengacak rambut Marvel.

"Jangan gitu dong Vel, ucapan ihu do'a lho,do'ain saja sahabat kita cepat dapat jodohnya.'' celoteh Tedy yang suka bener kalau ngomong.

"Yeach...? tukang ceramah nimbrung juga.'' celetuk Nathan yang langsung di sentil oleh Teddy.

"Salah lagi dech gue.'' kata Teddy cemberut.

"Lho juga sich Ted, ceramah mulu.'' seru Adhi mulai tertawa.

Eza hanya diam melihat teman_temannya yang saling menyalahkan.

"Sudah bertengkar nya.'' tanya Eza di saat mereka pada terdiam.

"Siapa juga yang bertengkar! kita cuma berdebat saja kok, iya nggak bro.'' ujar Marvel yang di angguki semuanya.

"Iya nich, sejak kapan Eza sensitif kayak gini.' kata Nathan memojokkan Eza.

"Ya...? sejak kenal sama Nadhira lah, bawaanya uring-uringan di kelas, biasanya dia paling rajin dengerin Pak Agung, tapi sekarang dia malah yang malez_malesan.'' ucap Nathan jujur.

"Lho ember banget sich Than, sama mereka semua.'' ucap Eza kesel karena Nathan keceplosan pada semuanya

"Bukannya ngasih solusi malah ngeledekin gini.'' kata Eza sambil berlalu dari hadapan Adhi, Marvel, Nathan dan juga Teddy.

"Woyyy!!! mau kemana lho.'' teriak Marvel namun Eza tidak menoleh ke arah Marvel.

"Pulang! malez gue sama lho_lho pada.'' jawab Eza tanpa menoleh kebelakang.

"Awas saja kalau ikut ke rumah Herman.'' teriak Adhi yang ikutan berteriak juga.

Eza mengabaikan omongan teman_teman nya, dia terus melangkah menuju ke rumahnya, kebetulan rumah Adhi dan Eza tidak terlalu jauh, jadi Eza cuma jalan kaki menuju ke rumah Adhi.

...🌺🌺🌺🌺...

Di sisi lain Ibu dan Ayah-nya Nadhira berpamitan ke dhalem(rumah kyai), Ibu dan Ayah-nya menitipkan Nadhira lagi pada kyainya.

Sedangkan Nadhira gelisah di luar dhalem(rumah kyai).

Beberapa menit kemudian Ibu dan Ayah-nya keluar dari dhalem, mereka berdua menghampiri Nadhira yang lagi ngelamun.

"Ibu sama Ayah pulanga dulu ya ndok(nak).'' pamit Bu Susi pada Nadhira.

"Iya Bu? hati-hati di jalan ya Ayah.'' pesan Nadhira karena mengingat usia sang Ayah sudah tak muda lagi.

"Iya ndok, jaga diri baik_baik ya, jangan sampai sakit.'' kata sang ayah mengingat kan Nadhira.

Nadhira mengangguk dan mengusap air matanya yang sudah terjatuh di kedua pipinya.

"Nggak usah nangis, jelek kalau nangis.'' ledek sang Ayah.

Nadhira tersenyum menanggapi ledekan sang Ayah.

"Yasudah ayah pulang, Assalamu'alaikum.'' ucap Pak Arief pada sang putri.

"Waalaikum salam.'' jawab Nadhira melambaikan tangannya.

Kini tak terasa sudah 2 bulan Nadhira berada di Pondok Pesantren, kini Nadhira sudah betah berada di Pondok Pesantren, di tambah lagi sekarang Marsya lebih dekat dengan Nadhira.

Marsya adalah anak dari Neng Alvi dan ustadz Dayat.

Sedangkan kan Neng Alvi, adalah putri dari kyai yang punya Pondok Pesantren tersebut,

"Kak, Dhira titip neng Marsya dulu sebentar, Dhira mau ke kamar mandi.'' kata Dhira kepada Selvy.

"Iya dek.'' jawab Selvy menggendong Marsya.

"Dhira ke mana.'' tanya Yusro pada Selvy.

"Di kamar mandi.'' jawab Selvy, Yusro mengangguk.

"Dek Dhira di panggil neng Alvi.'' teriak Yusro di depan kamar mandi.

"Iya kak sebentar.'' ucap Nadhira agak keras dari dalam kamar mandi.

Setelah keluar dari kamar mandi Nadhira langsung menggendong neng Marsya menuju dhalem(rumah) kyai, Nadhira menghadap neng Alvi.

"Assalamu'alaikum.'' ucap Nadhira.

"Waalaikum salam.'' jawab neng Alvy.

"Nadhira, sekarang kamu siap_siap ikut aku ke Surabaya.'' kata Alvi sang neng.

"Iya neng.'' sahut Nadhira sambil menurunkan Marsya dari gendongan_nya.

Nadhira bergegas ke Asrama nya untuk ganti baju.

"Mau kemana Dek, kok ganti baju.'' tanya Selvy kepo.

"Nggak tau kak, di ajak neng Alvi.'' jawab Nadhira memakai jilbabnya.

"Jangan lupa oleh-olehnya.'' kata Yusro bercanda.

" Insya Allah ya kak", ucap Nadhira.

"Yasudah Nadhira berangkat dulu ya kak, Assalamu'alaikum.'' pamitnya menuruni tangga.

"Waalaikum salam.'' jawab Selvy dan semuanya.

Dayat(sang ustad) suaminya neng Alvi mengendarai mobilnya menuju ke Surabaya.

Hampir 4 jam perjalanan menuju ke Surabaya.

Sesampainya di Surabaya Dayat langsung menuju ke rumah Sakit untuk menemui sang Umi yang lagi terbaring sakit, karna lambung dan penyakit gulanya kambuh.

"Assalamu'alaikum.'' ucap Dayat mengetuk pintu.

"Waalaikum salam.'' jawab Hendri dari dalam dan membukakan pintu.

"Gimana keadaan Umi Dek.'' tanya Dayat menuju sang Umi.

"Alhamdulillah Bang, Umi sudah mendingan.'' jawab Hendri menggendong Marsya.

"Siapa ini kak, kok deket banget sama Marsya.'' tanya Hendri pada Alvy sang kakak ipar.

"ya muridku lah dek?'' jawab Alvy yang duduk di dekat mertuanya.

"Kok aku baru lihat.'' tanya Hendri penasaran.

"Lagian Adek nggak pernah ke rumah kakak lagi, gimana mau tau.'' celetuk Alvy sambil mengelus tangan sang mertua.

"Hampir mirip mendiang Adek ya Bang.'' bisik hendri kepada Dayat Abang nya.

"Iya Dek, kirain kata Abang saja Nadhira mirip mendiang Adek.'' jawab Dayat balik berbisik pada Hendri.

👉👉👉👉

Makasih yang selalu dukung karya receh Al-mahyra.

Jangan lupa like, komen, vote dan favorit kan ya kak. Makasih 🙏🙏😘😘💕

Terpopuler

Comments

Yulia Yulia

Yulia Yulia

iyaa gara2 kesalahan 1orag jadi berimbas ke semua orang di UQ dulu. kezel!!!

2021-12-22

3

Neyna 🎭🖌️

Neyna 🎭🖌️

semangat upnya lanjut 💪😘💞

2021-10-30

2

lihat semua
Episodes
1 bab 1 Pertemuan Eza Ferdiansyah dan Nadhira Al-mahyra
2 bab 2 Pindah sekolah
3 bab 3 Keceriaan Eza Ferdiansyah
4 bab 4 Keberangkatan Nadhira ke Ponpes
5 Bab 5 Bertemu Hendri
6 Bab 6 Di ajak ke Surabaya
7 Bab 7 Pertanyaan pertanyaan Hendri
8 Bab 8 Kangen Nadhira
9 Bab 9 Kepulangan Umi Dayat
10 Bab 10 Kangen Nadhira
11 bab 11 Rencana balik ke Pesantren.
12 Bab 12 Kekhawatiran Alvy
13 Bab 13 Perdebatan Zila dan Marsya
14 Bab 14 Nadhira sakit
15 Bab 15 Masuk rumah sakit
16 Bab 16 Perdebatan Nadhira dengan sang Ibu
17 Bab 17 Batalnya pertemuan Adhi dan Herman
18 Bab 18 Ijin merawat Nadhira
19 Bab 19 Undangan manggung
20 Bab 20 Ceramah Kyai Ahsan
21 Bab 21 Suara merdu Nadhira
22 Bab 22 Melepas Rindu
23 Bab 23 Diki sang Playboy
24 Bab 24 Main di Pantai
25 Bab 25 Keisengan Adhi
26 Bab 26 Gara-gara Rumput seabrek
27 Bab 27 Pergi ke Taman Kota
28 Bab 28 Pertemuan Rara dan Nadhira
29 Bab 29 Balik ke Pondok Pesantren
30 Bab 30 Liburan ke Surabaya
31 Bab 31 Pertandingan Basket
32 Bab 32 Kecemburuan Eza Ferdiansyah
33 Bab 33 Kemenangan Eza dan kawan kawan.
34 Bab 34 Perdebatan Marvel dan Eza
35 Bab 35 Perjalanan kerumah Hendriyansyah
36 Bab 36 Obrolan kecil antara Eza dan Abah Rahman.
37 Bab 37 Pegi ke studio musik dan tari
38 Bab 38 Di paksa nge-dance
39 Bab 39 Balik ke ponpes (pondok pesantren)
40 Bab 40 Kerja keras semua Tim
41 Bab 41 Nadhira Cs
42 Bab 42 Pamor Nadhira Cs
43 Bab 43 Membahas Nadhira Cs
44 Bab 44 Perjalanan pulang Nadhira
45 Bab 45 Acara Ulang Tahun Nadhira
46 Bab 46 Kajian Kitab Kuning
47 Bab 47 Kesedihan Asrama kenanga
48 Bab 48
49 Bab 49 Mos (masa orientasi sekolah)
50 Bab 50 Gisela teman baru Nadhira
51 Bab 51 500 Tanda tangan
52 Bab 52 Akhirnya selesai
53 Bab 53 Incaran Maya
54 Bab 54 Tamparan
55 Bab 55 Penyesalan Maya
56 Bab 56 Karyawan Baru
57 Bab 57 Acara Lamaran
58 Bab 58 Lamaran Herman dan Rara
59 Bab 59 Acara saweran lamaran
60 Bab 60 Pertemuan tak terduga
61 Bab 61 Obrolan Pak Arifin dan Pak Santo
62 Bab 62 Silaturahim
63 Bab 63 Candaan Nadhira
64 Bab 64 Rencana perjodohan Eza Ferdiansyah
65 Bab 65 Artis Komplek
66 Bab 66 Grub Artis komplek
67 Bab 67 Kemenangan Artis komplek
68 Bab 68 Kebahagiaan Hera
69 Bab 69 Hera yang nyebelin
70 Bab 70 Mungkin sudah takdir
71 Bab 71 Pangeran berkuda putih
72 Bab 72 Teka teki inisial N
73 Bab 73 Tukar cincin
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76.S2. Kedatangan Eza ke pondok pesantren
77 Bab 77.S2. Menunggu kedatangan Nadhira
78 Bab 78.S2. menghafal nadhom Aqidatul awam
79 Bab 79. S2 Pujian Eza
80 Bab 80.S2. Kebaikan Nadhira
Episodes

Updated 80 Episodes

1
bab 1 Pertemuan Eza Ferdiansyah dan Nadhira Al-mahyra
2
bab 2 Pindah sekolah
3
bab 3 Keceriaan Eza Ferdiansyah
4
bab 4 Keberangkatan Nadhira ke Ponpes
5
Bab 5 Bertemu Hendri
6
Bab 6 Di ajak ke Surabaya
7
Bab 7 Pertanyaan pertanyaan Hendri
8
Bab 8 Kangen Nadhira
9
Bab 9 Kepulangan Umi Dayat
10
Bab 10 Kangen Nadhira
11
bab 11 Rencana balik ke Pesantren.
12
Bab 12 Kekhawatiran Alvy
13
Bab 13 Perdebatan Zila dan Marsya
14
Bab 14 Nadhira sakit
15
Bab 15 Masuk rumah sakit
16
Bab 16 Perdebatan Nadhira dengan sang Ibu
17
Bab 17 Batalnya pertemuan Adhi dan Herman
18
Bab 18 Ijin merawat Nadhira
19
Bab 19 Undangan manggung
20
Bab 20 Ceramah Kyai Ahsan
21
Bab 21 Suara merdu Nadhira
22
Bab 22 Melepas Rindu
23
Bab 23 Diki sang Playboy
24
Bab 24 Main di Pantai
25
Bab 25 Keisengan Adhi
26
Bab 26 Gara-gara Rumput seabrek
27
Bab 27 Pergi ke Taman Kota
28
Bab 28 Pertemuan Rara dan Nadhira
29
Bab 29 Balik ke Pondok Pesantren
30
Bab 30 Liburan ke Surabaya
31
Bab 31 Pertandingan Basket
32
Bab 32 Kecemburuan Eza Ferdiansyah
33
Bab 33 Kemenangan Eza dan kawan kawan.
34
Bab 34 Perdebatan Marvel dan Eza
35
Bab 35 Perjalanan kerumah Hendriyansyah
36
Bab 36 Obrolan kecil antara Eza dan Abah Rahman.
37
Bab 37 Pegi ke studio musik dan tari
38
Bab 38 Di paksa nge-dance
39
Bab 39 Balik ke ponpes (pondok pesantren)
40
Bab 40 Kerja keras semua Tim
41
Bab 41 Nadhira Cs
42
Bab 42 Pamor Nadhira Cs
43
Bab 43 Membahas Nadhira Cs
44
Bab 44 Perjalanan pulang Nadhira
45
Bab 45 Acara Ulang Tahun Nadhira
46
Bab 46 Kajian Kitab Kuning
47
Bab 47 Kesedihan Asrama kenanga
48
Bab 48
49
Bab 49 Mos (masa orientasi sekolah)
50
Bab 50 Gisela teman baru Nadhira
51
Bab 51 500 Tanda tangan
52
Bab 52 Akhirnya selesai
53
Bab 53 Incaran Maya
54
Bab 54 Tamparan
55
Bab 55 Penyesalan Maya
56
Bab 56 Karyawan Baru
57
Bab 57 Acara Lamaran
58
Bab 58 Lamaran Herman dan Rara
59
Bab 59 Acara saweran lamaran
60
Bab 60 Pertemuan tak terduga
61
Bab 61 Obrolan Pak Arifin dan Pak Santo
62
Bab 62 Silaturahim
63
Bab 63 Candaan Nadhira
64
Bab 64 Rencana perjodohan Eza Ferdiansyah
65
Bab 65 Artis Komplek
66
Bab 66 Grub Artis komplek
67
Bab 67 Kemenangan Artis komplek
68
Bab 68 Kebahagiaan Hera
69
Bab 69 Hera yang nyebelin
70
Bab 70 Mungkin sudah takdir
71
Bab 71 Pangeran berkuda putih
72
Bab 72 Teka teki inisial N
73
Bab 73 Tukar cincin
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76.S2. Kedatangan Eza ke pondok pesantren
77
Bab 77.S2. Menunggu kedatangan Nadhira
78
Bab 78.S2. menghafal nadhom Aqidatul awam
79
Bab 79. S2 Pujian Eza
80
Bab 80.S2. Kebaikan Nadhira

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!