bab 11 Rencana balik ke Pesantren.

Selvy dan Yuli lagi asik mengobrol di depan kamar Asramanya, tiba-tiba Yusril memanggil dari bawah.

"Kak Yuli giliran kamu sekarang.'' teriak Yusril dari bawah.

"Iya sebentar.'' Ucap Yuli buru-buru turun dan menuju ke kamar mandinya.

Semua Santri bisa tau kapan gilirannya mandi karna di ember sudah tertera nama sang pemiliknya masing-masing.

"Makasih ya dek sudah manggil.'' Ucap Yuli berterimakasih sebelum masuk.

"Iyalah kak, kan habis kak Yuli giliran Yusril.'' sahut Yusril.

Yuli hanya nyengir kuda, dan langsung mengambil ember sabunnya lalu di bawa masuk.

"Cepetan kak mandinya, yusril ada pelajaran pagi ini.'' kata yuli mengingatkan,

karena Yuli kalau sudah berada di dalam kamar mandi nggak ingat dengan temennya lagi, mandinya lama banget so sambil nyuci baju kotornya juga.

"Belum mandi juga sudah di suruh cepetan.'' teriak Yuli dari dalam.

"Yul aku numpang mandi sama kamu saja dech, soalnya giliranku masih lama banget nich, sebentar lagi bakalan Bel.'' ucap Santi dari luar kamar mandi.

"Aku sudah mau selesai nich San? lagian kamu dari tadi kemana sich!'' ucap Yuli sambil menggosok giginya.

"Ya sudah aku numpang sama Selvy saja kalau githu.'' Ucap Santi sambil berlalu

karena melihat Selvy masuk ke kamar mandi sebelah.

🍄🍄🍄🍄🍄

"Umi? Hendri pergi sekolah dulu ya.'' pamit Hendri pada Umi dan Abahnya, tak lupa ia juga menciun tangan kedua orang tuanya.

"Ya sudah hati-hati di jalan ya.'' Pesan sang Umi pada Hendri putranya.

"Iya Umi.'' jawab Hendri bergegas keluar karena sudah hampir terlambat kesekolah nya.

Setelah keberangkatan Hendri, sang Umi melanjutkan obrolannya dengan Nadhira yang sempat tertunda.

"Oia ndok? kamu kelas berapa sekarang.'' tanya lembut Umi Hendri.

"Dhira kelas 2 MTS Umi.'' jawab Nadhira tak kalah lembutnya.

"Och? gara-gara Umi Dhira nggak sekolah ya.'' ucap Umi Hendri sedih.

"Nggak apa-apa kok Umi? nanti kalau sudah balik bisa pinjam ke teman-teman buku catatan nya.'' ucap Nadhira memegang tangan sang Umi agar tak sedih lagi.

"Semoga sifat Nadhira selalu kayak gini ya, lemah lembut.'' kata Umi Hendri.

"Amiin? InsyaAllah ya Umi?'' jawab Nadhira dengan senyumannya.

" Kapan-kapan Umi bakalan ke sana, kalau Umi sudah sehat besok.'' Tutur Umi Hendri memandang Nadhira.

"Iya Umi? pasti neng Marsya senang banget kalau Umi ke sana.'' Sahut Nadhira.

"Iya, gara-gara Umi juga Marsya sakit sekarang.'' ucapnya sedih karena Marsya demam.

" Umi nggak boleh ngomong kyak githu, neng Marsya sakit bukan gara-gara Umi kok, mungkin karena kelelahan mainnya Umi.'' Ucap Nadhira agar sang Umi tak merasa bersalah pda diri sendiri.

"Yang di katakan Nadhira benar Umi, Marsya hanya kecape'an kok.'' kata Alvy tiba-tiba.

" Kak Diyha, Masha mau gendong kak Diyha.'' tutur Marsya merengek.

Nadhira yang tanggap langsung mengambil alih gendongan Marsya.

"Kita ke sana yuck kak Diyha.'' ajak Marsya.

" Ayok! Nadhira pamit Umi mau ke sana dulu.'' ucapnya melangkah pergi.

"Iya, Marsya nggak boleh nakal ya.'' pesan Alvy Umanya(ibu).

Marsya mengangguk, dan langsung minta Nadhira menghampiri taman belakang.

" Kak Dhiya, Masha mau Upu-upu.'' ucap Marsya menunjuk kupu-kupu yang hinggap di bunga mawarnya.

" Kupu-kupunya nggak bisa di tangkap neng, lagian kasian kupu-kupunya juga kalau harus di tangkap, karena nggak bisa bertemu lagi sama teman-temannya.'' tukas Nadhira.

"Telus kalau cudah nggak beltemu sama temennya bakalan mati kak Dhiya.'' tanya Marsya polos.

" Iya, kan kasian kalau kupu-kupunya mati.'' jawab Nadhira menoel hidung Marsya.

"Ya cudah ndak ucah tangkap Upu-upunya kacian, Masha mau bunga mawal itu aja kak?'' tunjuk Marsya pada bunga mawar yang sedang mekar.

"Tunggu di sini ya, kak Dhiya ambilin bunga nya dulu.'' Nadhira mendudukkan Marsya dan melangkah menuju tanaman mawar, Nadhira memetik 1 tangkai bunga mawar tersebut.

Dayat menghampiri sang Umi yang sedang duduk di halaman depan rumah nya bersama Alvi sang istri.

"Assalamu'alaikum.'' Ucap Dayat.

"Waalaikum salam.'' jawab Umi dan Alvy.

" Marsya kemana?'' tanya Dayat celingak celinguk.

"Ada di halaman belakang sama Nadhira Bi.'' jawab Alvy sang istri.

"Och, iya Umi, Abah sama Hendri ke mana kok nggak ada.'' tanya Dayat lagi.

"Kalau Hendri berangkat sekolah, kalau Abah, Umi nggak tau pasti ke mananya, tadi cuma bilang mau keluar githu saja.'' kata sang Umi.

" Dayat mau ngomong sama Abah dan juga Umi.'' Ujar Dayat mendudukkan dirinya.

"Ngomong saja Yat, ada apa sich?'' Tanya Umi Hendri.

"Besok Dayat sama Alvy mau balik ke malang, kasian Nadhira sudah lama di sini dan nggak sekolah juga.'' ucapnya hati_hati.

"Ya sudah, kalau kalian mau balik nggak apa_apa.'' jawab sang Umi tersenyum.

Tak lama kemudian sang Abah datang dan langsung menghampiri istri, anak dan juga menantunya.

"Pada ngomongin apa kok ngumpul di sini.'' tanya Abah Rahman pada semuanya.

"Nggak ngomong apa_apa kok Bah.'' sahut istrinya tersenyum.

" Dayat mau ngomong sama Abah.'' tutur Dayat memulai obrolannya.

" Ada apa Yat.'' Tanya Abah Rahman.

"Gini Bah, besok Dayat sekeluarga mau balik ke Pesantren, Dayat sudah lama ninggalin Pesantrennya Abah.'' ucap Dayat dengan hati_hati.

Karna Dayat tau sang Abah mulai menyayangi Nadhira, Nadhira sudah mulai di akui sebagai anaknya sendiri sama sang Abah, tapi Dayat juga tidak boleh egois karena bagaimanapun juga Nadhira masih punya keluarga.

dan keluarganya sudah menitipkan Nadhira ke Pondok Pesantren Mertuanya.

"Ya sudah kalau githu.'' ucap sang Abah sedih.

"Bagaimanapun Nadhira juga bukan Nada, tapi apa aku egois menyuruh Nadhira tinggal di rumah ini sebagai gantinya Nada.'' batin Abah Rahman.

"Abah, Nadhira bukan Nada Bah, kasian Nadhira sudah lama nggak sekolah dan nggak mengikuti kegiatan di Pondok Pesantren.

Abah bisa mengunjungi Nadhira di pesantren kalau Abah, Umi dan juga Hendri kangen? kemarin orang tuanya Nadhira ke Pesantren tapi nggak bertemu dengan Nadhira, kan kasian mereka juga Abah.'' Ujar Dayat menjelaskan pada Abah Rahman.

"Iya Abah ngerti kok, kapan_kapan kita ke Pesantren iya kan Umi.'' Seru Abah Rahman pada istrinya.

"Iya Abah? kalian pulangnya hati-hati di jalan ya.'' sang Umi mengingatkan anakk beserta menantunya.

"Iya Umi.'' jawab Alvy dan Dayat.

"Kapan kalian balik.'' tanya sang Abah.

"Besok habis subuh Abah, biar nggak kena macet di jalan.'' jawab Dayat.

" Hendri sudah tau kalau kalian mau balik.'' tanya Abah Rahman.

"Nanti Dayat kasih tau dia Abah?'' tukas Dayat.

Sang Abah hanya mengangguk.

D sisi lain Nadhira dan Marsya lagi asik main di taman belakang rumah .

Tak jarang Nadhira tertawa karena celotehan Marsya yang sulit di mengerti, sampai-sampai Marsya merasa kesel melihat Nadhira yang tertawa terus.

" Kak Dhiya kok etawa telus sich, bikin Masha kecel aja.'' ucapnya cemberut

"Lagian omongan neng Marsya banyak yang kak Dhira nggak ngerti.'' kata Nadhira

" Kalau kayak gini Masha jadi kecel sama kak Dhiya tau ndak.'' Marsya memanyunkan bibirnya

"Iya_iya kak Dhira minta maaf, kak Dhira salah okey,

jangan cemberut githu dong, nggak cantik lagi kalau neng Marsya manyun.'' ucapnya menghibur Marsya.

" Kapan cih kak kita balik ke pesanten nya, Masha kangen sama kak Yuli dan kak Selvy, udah lama Masha di sini tapi Abi sama Uma ndak pernah ngajak kita balik ke pesanten.'' tanya Marsya.

Nadhira tersenyum karna bukan cuma Nadhira saja yang ingin cepat balik ke Pondok Pesantren,

tapi Nadhira sungkan(malu) kepada sang Neng dan juga Ustadnya.

" Kak Dhira nggak tau neng? mungkin nunggu mbah Umi sembuh dulu.'' jawab Nadhira.

👉👉👉👉

maaf kak baru nge up lagi, kemarin lagi sibuk maulidan dan 7 bulan/turun tanah si kecil(tedak sinten)

makasih 🙏🙏

jangan lupa di like kak 🤭🤭

Terpopuler

Comments

sasip

sasip

sasip hadir memberi dukungan dg boom like.. 👍🏻✌🏻👌🏻 tetap semangat ya Bun..💪🏻
Btw, untuk perbaikan karya, tolong penggunaan huruf kapital/besar di awal kalimat & depan nama orang ya Bun.. 🙏🏻 aga meresahkan mata soalnya.. 🤭😋😉

2022-02-25

7

lihat semua
Episodes
1 bab 1 Pertemuan Eza Ferdiansyah dan Nadhira Al-mahyra
2 bab 2 Pindah sekolah
3 bab 3 Keceriaan Eza Ferdiansyah
4 bab 4 Keberangkatan Nadhira ke Ponpes
5 Bab 5 Bertemu Hendri
6 Bab 6 Di ajak ke Surabaya
7 Bab 7 Pertanyaan pertanyaan Hendri
8 Bab 8 Kangen Nadhira
9 Bab 9 Kepulangan Umi Dayat
10 Bab 10 Kangen Nadhira
11 bab 11 Rencana balik ke Pesantren.
12 Bab 12 Kekhawatiran Alvy
13 Bab 13 Perdebatan Zila dan Marsya
14 Bab 14 Nadhira sakit
15 Bab 15 Masuk rumah sakit
16 Bab 16 Perdebatan Nadhira dengan sang Ibu
17 Bab 17 Batalnya pertemuan Adhi dan Herman
18 Bab 18 Ijin merawat Nadhira
19 Bab 19 Undangan manggung
20 Bab 20 Ceramah Kyai Ahsan
21 Bab 21 Suara merdu Nadhira
22 Bab 22 Melepas Rindu
23 Bab 23 Diki sang Playboy
24 Bab 24 Main di Pantai
25 Bab 25 Keisengan Adhi
26 Bab 26 Gara-gara Rumput seabrek
27 Bab 27 Pergi ke Taman Kota
28 Bab 28 Pertemuan Rara dan Nadhira
29 Bab 29 Balik ke Pondok Pesantren
30 Bab 30 Liburan ke Surabaya
31 Bab 31 Pertandingan Basket
32 Bab 32 Kecemburuan Eza Ferdiansyah
33 Bab 33 Kemenangan Eza dan kawan kawan.
34 Bab 34 Perdebatan Marvel dan Eza
35 Bab 35 Perjalanan kerumah Hendriyansyah
36 Bab 36 Obrolan kecil antara Eza dan Abah Rahman.
37 Bab 37 Pegi ke studio musik dan tari
38 Bab 38 Di paksa nge-dance
39 Bab 39 Balik ke ponpes (pondok pesantren)
40 Bab 40 Kerja keras semua Tim
41 Bab 41 Nadhira Cs
42 Bab 42 Pamor Nadhira Cs
43 Bab 43 Membahas Nadhira Cs
44 Bab 44 Perjalanan pulang Nadhira
45 Bab 45 Acara Ulang Tahun Nadhira
46 Bab 46 Kajian Kitab Kuning
47 Bab 47 Kesedihan Asrama kenanga
48 Bab 48
49 Bab 49 Mos (masa orientasi sekolah)
50 Bab 50 Gisela teman baru Nadhira
51 Bab 51 500 Tanda tangan
52 Bab 52 Akhirnya selesai
53 Bab 53 Incaran Maya
54 Bab 54 Tamparan
55 Bab 55 Penyesalan Maya
56 Bab 56 Karyawan Baru
57 Bab 57 Acara Lamaran
58 Bab 58 Lamaran Herman dan Rara
59 Bab 59 Acara saweran lamaran
60 Bab 60 Pertemuan tak terduga
61 Bab 61 Obrolan Pak Arifin dan Pak Santo
62 Bab 62 Silaturahim
63 Bab 63 Candaan Nadhira
64 Bab 64 Rencana perjodohan Eza Ferdiansyah
65 Bab 65 Artis Komplek
66 Bab 66 Grub Artis komplek
67 Bab 67 Kemenangan Artis komplek
68 Bab 68 Kebahagiaan Hera
69 Bab 69 Hera yang nyebelin
70 Bab 70 Mungkin sudah takdir
71 Bab 71 Pangeran berkuda putih
72 Bab 72 Teka teki inisial N
73 Bab 73 Tukar cincin
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76.S2. Kedatangan Eza ke pondok pesantren
77 Bab 77.S2. Menunggu kedatangan Nadhira
78 Bab 78.S2. menghafal nadhom Aqidatul awam
79 Bab 79. S2 Pujian Eza
80 Bab 80.S2. Kebaikan Nadhira
Episodes

Updated 80 Episodes

1
bab 1 Pertemuan Eza Ferdiansyah dan Nadhira Al-mahyra
2
bab 2 Pindah sekolah
3
bab 3 Keceriaan Eza Ferdiansyah
4
bab 4 Keberangkatan Nadhira ke Ponpes
5
Bab 5 Bertemu Hendri
6
Bab 6 Di ajak ke Surabaya
7
Bab 7 Pertanyaan pertanyaan Hendri
8
Bab 8 Kangen Nadhira
9
Bab 9 Kepulangan Umi Dayat
10
Bab 10 Kangen Nadhira
11
bab 11 Rencana balik ke Pesantren.
12
Bab 12 Kekhawatiran Alvy
13
Bab 13 Perdebatan Zila dan Marsya
14
Bab 14 Nadhira sakit
15
Bab 15 Masuk rumah sakit
16
Bab 16 Perdebatan Nadhira dengan sang Ibu
17
Bab 17 Batalnya pertemuan Adhi dan Herman
18
Bab 18 Ijin merawat Nadhira
19
Bab 19 Undangan manggung
20
Bab 20 Ceramah Kyai Ahsan
21
Bab 21 Suara merdu Nadhira
22
Bab 22 Melepas Rindu
23
Bab 23 Diki sang Playboy
24
Bab 24 Main di Pantai
25
Bab 25 Keisengan Adhi
26
Bab 26 Gara-gara Rumput seabrek
27
Bab 27 Pergi ke Taman Kota
28
Bab 28 Pertemuan Rara dan Nadhira
29
Bab 29 Balik ke Pondok Pesantren
30
Bab 30 Liburan ke Surabaya
31
Bab 31 Pertandingan Basket
32
Bab 32 Kecemburuan Eza Ferdiansyah
33
Bab 33 Kemenangan Eza dan kawan kawan.
34
Bab 34 Perdebatan Marvel dan Eza
35
Bab 35 Perjalanan kerumah Hendriyansyah
36
Bab 36 Obrolan kecil antara Eza dan Abah Rahman.
37
Bab 37 Pegi ke studio musik dan tari
38
Bab 38 Di paksa nge-dance
39
Bab 39 Balik ke ponpes (pondok pesantren)
40
Bab 40 Kerja keras semua Tim
41
Bab 41 Nadhira Cs
42
Bab 42 Pamor Nadhira Cs
43
Bab 43 Membahas Nadhira Cs
44
Bab 44 Perjalanan pulang Nadhira
45
Bab 45 Acara Ulang Tahun Nadhira
46
Bab 46 Kajian Kitab Kuning
47
Bab 47 Kesedihan Asrama kenanga
48
Bab 48
49
Bab 49 Mos (masa orientasi sekolah)
50
Bab 50 Gisela teman baru Nadhira
51
Bab 51 500 Tanda tangan
52
Bab 52 Akhirnya selesai
53
Bab 53 Incaran Maya
54
Bab 54 Tamparan
55
Bab 55 Penyesalan Maya
56
Bab 56 Karyawan Baru
57
Bab 57 Acara Lamaran
58
Bab 58 Lamaran Herman dan Rara
59
Bab 59 Acara saweran lamaran
60
Bab 60 Pertemuan tak terduga
61
Bab 61 Obrolan Pak Arifin dan Pak Santo
62
Bab 62 Silaturahim
63
Bab 63 Candaan Nadhira
64
Bab 64 Rencana perjodohan Eza Ferdiansyah
65
Bab 65 Artis Komplek
66
Bab 66 Grub Artis komplek
67
Bab 67 Kemenangan Artis komplek
68
Bab 68 Kebahagiaan Hera
69
Bab 69 Hera yang nyebelin
70
Bab 70 Mungkin sudah takdir
71
Bab 71 Pangeran berkuda putih
72
Bab 72 Teka teki inisial N
73
Bab 73 Tukar cincin
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76.S2. Kedatangan Eza ke pondok pesantren
77
Bab 77.S2. Menunggu kedatangan Nadhira
78
Bab 78.S2. menghafal nadhom Aqidatul awam
79
Bab 79. S2 Pujian Eza
80
Bab 80.S2. Kebaikan Nadhira

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!