Nadhira yang nggak bawa baju ganti akhirnya di kasih baju sama Alvi sang neng.
"Nadhira ganti baju dulu gih sana.'' ucap Alvy menyuruh Nadhira.
"Iya neng.'' jawab Nadhira sambil melangkah ke kamar mandi.
"Nadhira kemana kak?'' tanya Hendri yang baru masuk ke ruang rawat Umi nya.
"Lagi di kamar mandi.'' sahut Alvy.
"oia... apa itu Hen.'' tanya Alvi sang kakak Ipar, melihat bungkusan yang di teng teng Hendri.
"Och... ini baju ganti buat Nadhira kak.'' Jawab Hendri menunjukkan bungkusannya.
"Nadhira udah ganti baju kok Hen?!'' Ucap Alvi pada sang Adik ipar.
"Ooh...?'' Hendri hanya ber Oh ria saja.
Nadhira keluar dari kamar mandi sambil tersenyum pada Hendri.
karena Hendri melihat Nadhira dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Cantik?'' Gumam Hendri yang masih di dengar oleh orang terdekatnya.
"Hemmm.'' Dayat berdehem mendengar pujian Hendri sang adik pada Nadhira.
"Ingat Dek, Nadhira masih kecil, Nadhira juga masih kelas 2 MTS(Madrasah Sthanawiyah).'' Ujar Dayat mengingatkan sang Adik.
"Ich Abang salah paham ni.'' jawab Hendri karena oujiannya disalah artikan oleh Abangnya.
"Salah paham gimana coba.'' tanya Dayat pada Hendri.
"Coba jelaskan sama Abang.'' seru Dayat lagi.
"Hendri hanya menganggap Nadhira hanya sebagai Adik saja Abang?'' jawab Hendri mantap.
"Och kirain mau di buat pacar, lok mau di buat pacar Abang nggak ngizinin.'' kata Dayat tegas.
"Kok nggak boleh kenapa? kasih alasan dong Bang.'' tanya Hendri penasaran.
"Ya Nadhira sekarang tanggung jawab Abang, karna orang tuanya telah menitipkan Nadhira pada Abang sama Abah di Ponpes, jadi Abang nggak ngizinin.'' jawab Dayat panjang lebar.
Nadhira hanya menundukkan kepalanya melihat Hendri dan Dayat yang lagi berdebat.
''Apa sich yang di debatin Ustad sama Adiknya? nadhira juga nggak mau kali pacar_pacaran, Nadhira nggak mau mengecewakan Ayah sama Ibu.'' Batin Nadhira.
Nadhira yang merasa tidak enak hati mendengar perdebatan Hendri dan juga Dayat, memutus kan untuk menuju Mushollah yang kebetulan audah Adzan Dzuhur.
"Maaf neng, Nadhira mau ke Mushollah dulu.'' pamit Nadhira pada Alvy.
"Ya sudah kalau gitu.'' Ucap Alvy.
"Assalamu'alaikum.'' Ujar Nadhira sebelum keluar dari ruangan Umi nya Hendri.
"Waalaikum salam.'' jawabnya bersamaan.
Setelah Nadhira nggak kelihatan, Alvy memperingati Dayat suami dan juga Hendri adik iparnya.
"Abi apaan sich, Hendri juga, emang nggak malu sama Nadhira.'' tanyanya tegas.
"Ini yang duluan.'' Ucap Dayat menunjuk Hendri.
"Lho kok aku sich Bang.'' Jawab Hendri tak mau di salahkan.
"Emang kamu kan Dek yang duluan mulainya.'' kata Dayat membela diri.
"Sudah sudah nggak usah ribut lagi, berisik tau nggak.'' ucap Alvy berlalu.
"Thu lihat Umi sampe bangun karena kalian berisik banget.'' ucap Alvy lagi.
Dayat dan Hendri hanya nyengir kuda.
"Ada apa sich.'' tanya sang Umi.
"Nggak apa_apa kok Umi.'' ucap Hendri nyamperin Uminya.
Sang Umi hanya tersenyum menanggapi ucapan Hendri.
...🌺🌺🌺🌺...
3 Hari sudah Nadhira berada di Surabaya nungguin Uminya Hendri dan Dayat.
Sedangkan di Pondok Pesantren temn_temnnya Nadhira bertanya-tanya,
"Kok lama banget ya Nadhira ikut neng Alvy.'' tanya selvy pada Santi.
"Nggak tau juga Sel, dah 3 hari nich nggak pulang_pulang.'' jawab Santi.
"Betah banget tuch anak.'' celetuk Yuli.
"Gimana nggak betah Yul, lawong Ustad sama Neng aja belom pulang, masak Nadhira mau pulang sendirian, aneh lho.'' pungkas Santi.
Yuli hanya nyengir kuda mendapat tonyoran dari Santi.
"Ech kak Yuli, kak Dhira mana.'' tanya Sinta, Sinta emang beda Asrama dengan Nadhira.
"Emangnya kenapa kok nyari Dhira.'' jawab Yuli.
"Dii ruang tunggu ada Ayah sama Ibunya kak Dhira.'' Ucap Sinta.
"Iya, biar aku yang nemuin orang tuanya Nadhira.'' kata Yuli sok_so'an berani.
Yuli nyamperin Santi yang lagi tidur_tiduran.
"Santi di bawah ada orang tuanya Nadhira, gimana nich.'' tanya Yuli pada Santi.
"Ke pengurus aja Yul.'' jawab Santi masih tiduran.
"Ayo ikut, aku malu ke dhalem sendirian.'' ucap Yuli menarik tangan Santi.
"Bentar napa Yul, lihat nich Jilbabku awut_awutan.'' kata Santi membenarkan Jilbabnya.
"Cepetan benerin San, kasian orang tuanya Nadhira nunggunya lama.'' kata Yuli nggak sabaran.
"Ayo.'' Ucap Santi menarik tangan Yuli.
Sesampainya di dhalem, Yuli bertanya keberadaan Yusro sang pengurus pada Nina.
"Nin.. kak Yusro ada di mana.'' tanyanya
"Ada di dalam.'' jawab Nina.
"Panggilin gich, penting gituu.'' Ucap Yuli pada Nina.
Nina yang kebetulan lagi piket di dhalem langsung memanggil Yusro.
"Kak Yusro di panggil Yuli dan Santi.'' Ucap Nina.
Yusro langsung beranjak dari tempat duduknya menghampiri Yuli dan Santi.
"Ada apa?'' tanya Tusro setelah bertemu dengan Yuli dan Santi.
"Kak Yus di ruang tunggu ada orang tuanya Nadhira.'' bisik Yuli.
"Ya sudah aku bilang Bu Nyai dulu.'' Ucapnya meninggalkan Yuli dan Santi.
Sesampainya di ruang tengah Yusro langsung menghadap Bu Nyainya.
"Nyai di ruang tunggu ada Ayah dan Ibunya Nadhira.'' Ucapnya sopan.
"Ya sudah aku ke sana sama Kyai sebentar lagi.'' kata sang Nyai.
Yusro langsung berpamitan menuju ke ruang tunggu, menuju orang tuanya Nadhira.
"Assalamu'alaikum.'' ucap Yusro.
"Waalaikum salam.'' jawab orang tua Nadhira.
"Sudah lama Bu, Pak.'' tanya Yusro sambil mencium tangan orang tuanya Nadhira.
"Baru saja nyampek.'' jawabnya
Tak berapa lama Yuli membawa teh buat orang tuanya Nadhira.
"Monggo di minum Bu, Pak.'' ucap Yusro setelah meletakkan tehnya.
Orang tua Nadhira mengangguk.
"Assalamu'alaikum.'' ucap sang Kyai.
"Waalaikum salam.'' jawab Ibu, Bapak Nadhira.
Sang Kyai dan Nyai bersalaman dengan orang tua Nadhira.
"Bapak dan Ibu orang tuanya Nadhira ya.'' tanya sang Kyai takut salah.
"Engge(iya) Kyai.'' jawab sang Ayah.
"Sebelumnya, kami minta maaf sama Ibu dan Bapak, kami tidak meminta ijin dulu sama Ibu dan Bapak.'' kata kyai menjelaskan.
"Memangnya kenapa ngge Pak Kyai.'' tanya sang Ayah Nadhira khawatir.
"Nadhira nggak ada sekarang, maksudnya Nadhira lagi ke Surabaya sama Alvy dan Dayat, belom pulang.'' sahut sang Kyai.
"Och ngge boten nopo_nopo(och iya nggak apa_apa).'' kata Ayah Nadhira.
"Kalau boleh tau kapan pulangnya Nyai.'' Ibunya Nadhira menimpali.
"Belum tau, soalnya di Surabaya orang tuanya Dayat lagi sakit.'' jawab sang Nyai lembut.
"Mohon maaf sebelumnya Ibu.'' Ucap sang Nyai meminta maaf.
"Iya nggak apa _apa kok Nyai.'' kata Ibu Nadhira tersenyum.
"Yasudah saya titip salam buat Nadhira, kalau gitu kami mohon pamit saja Pak Kyai, dan Bu'yai.'' ucap orang tua Nadhira.
"Iya, sebelumnya kami minta maaf ngge Pak, Bu.'' Ucap sang Nyai.
"Engge Nyai.'' jawab Ibu-nya Nadhira sembari tersenyum ramah.
"Assalamu'alaikum.'' ucap orang tua Nadhira.
"Waalaikum salam.'' jawab sang Kyai dan Bu Nyainya.
"Hati-hati di jalan.'' pesan sang Nyai.
Orang tua Nadhira mengangguk.
Di perjalanan pulang Ibu dan Ayah Nadhira merasa kecewa, kekecewaan itu pasti ada karna sudah hampir 2 bulan ini orang tua Nadhira nggak nengokin Nadhira yang berada di Pondok Pesantren,
Orang tua Nadhira hanya mengirimkan uang bulanan lewat rekening sang pengurus.
"Ibu kangen sama Dhira Pak.'' Ucapnya.
"Bapak juga kangen Bu, tapi mau bagaimana lagi Nadhira lagi di ajak Neng nya.'' jawabnya.
"Kok bisa Nadhira yang di ajak ya Pak.'' tanya sang Ibu penasaran.
"Bapak juga nggak tau Bu, biarin sajalah yang penting Nadhira nggak sendirian ke sananya.'' Jawabnya.
👉👉👉👉
Makasih kakak yang selalu dukung karya receh Al-mahyra. 🙏🙏😘💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments