Bab 8 Kangen Nadhira

Nadhira yang nggak bawa baju ganti akhirnya di kasih baju sama Alvi sang neng.

"Nadhira ganti baju dulu gih sana.'' ucap Alvy menyuruh Nadhira.

"Iya neng.'' jawab Nadhira sambil melangkah ke kamar mandi.

"Nadhira kemana kak?'' tanya Hendri yang baru masuk ke ruang rawat Umi nya.

"Lagi di kamar mandi.'' sahut Alvy.

"oia... apa itu Hen.'' tanya Alvi sang kakak Ipar, melihat bungkusan yang di teng teng Hendri.

"Och... ini baju ganti buat Nadhira kak.'' Jawab Hendri menunjukkan bungkusannya.

"Nadhira udah ganti baju kok Hen?!'' Ucap Alvi pada sang Adik ipar.

"Ooh...?'' Hendri hanya ber Oh ria saja.

Nadhira keluar dari kamar mandi sambil tersenyum pada Hendri.

karena Hendri melihat Nadhira dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Cantik?'' Gumam Hendri yang masih di dengar oleh orang terdekatnya.

"Hemmm.'' Dayat berdehem mendengar pujian Hendri sang adik pada Nadhira.

"Ingat Dek, Nadhira masih kecil, Nadhira juga masih kelas 2 MTS(Madrasah Sthanawiyah).'' Ujar Dayat mengingatkan sang Adik.

"Ich Abang salah paham ni.'' jawab Hendri karena oujiannya disalah artikan oleh Abangnya.

"Salah paham gimana coba.'' tanya Dayat pada Hendri.

"Coba jelaskan sama Abang.'' seru Dayat lagi.

"Hendri hanya menganggap Nadhira hanya sebagai Adik saja Abang?'' jawab Hendri mantap.

"Och kirain mau di buat pacar, lok mau di buat pacar Abang nggak ngizinin.'' kata Dayat tegas.

"Kok nggak boleh kenapa? kasih alasan dong Bang.'' tanya Hendri penasaran.

"Ya Nadhira sekarang tanggung jawab Abang, karna orang tuanya telah menitipkan Nadhira pada Abang sama Abah di Ponpes, jadi Abang nggak ngizinin.'' jawab Dayat panjang lebar.

Nadhira hanya menundukkan kepalanya melihat Hendri dan Dayat yang lagi berdebat.

''Apa sich yang di debatin Ustad sama Adiknya? nadhira juga nggak mau kali pacar_pacaran, Nadhira nggak mau mengecewakan Ayah sama Ibu.'' Batin Nadhira.

Nadhira yang merasa tidak enak hati mendengar perdebatan Hendri dan juga Dayat, memutus kan untuk menuju Mushollah yang kebetulan audah Adzan Dzuhur.

"Maaf neng, Nadhira mau ke Mushollah dulu.'' pamit Nadhira pada Alvy.

"Ya sudah kalau gitu.'' Ucap Alvy.

"Assalamu'alaikum.'' Ujar Nadhira sebelum keluar dari ruangan Umi nya Hendri.

"Waalaikum salam.'' jawabnya bersamaan.

Setelah Nadhira nggak kelihatan, Alvy memperingati Dayat suami dan juga Hendri adik iparnya.

"Abi apaan sich, Hendri juga, emang nggak malu sama Nadhira.'' tanyanya tegas.

"Ini yang duluan.'' Ucap Dayat menunjuk Hendri.

"Lho kok aku sich Bang.'' Jawab Hendri tak mau di salahkan.

"Emang kamu kan Dek yang duluan mulainya.'' kata Dayat membela diri.

"Sudah sudah nggak usah ribut lagi, berisik tau nggak.'' ucap Alvy berlalu.

"Thu lihat Umi sampe bangun karena kalian berisik banget.'' ucap Alvy lagi.

Dayat dan Hendri hanya nyengir kuda.

"Ada apa sich.'' tanya sang Umi.

"Nggak apa_apa kok Umi.'' ucap Hendri nyamperin Uminya.

Sang Umi hanya tersenyum menanggapi ucapan Hendri.

...🌺🌺🌺🌺...

3 Hari sudah Nadhira berada di Surabaya nungguin Uminya Hendri dan Dayat.

Sedangkan di Pondok Pesantren temn_temnnya Nadhira bertanya-tanya,

"Kok lama banget ya Nadhira ikut neng Alvy.'' tanya selvy pada Santi.

"Nggak tau juga Sel, dah 3 hari nich nggak pulang_pulang.'' jawab Santi.

"Betah banget tuch anak.'' celetuk Yuli.

"Gimana nggak betah Yul, lawong Ustad sama Neng aja belom pulang, masak Nadhira mau pulang sendirian, aneh lho.'' pungkas Santi.

Yuli hanya nyengir kuda mendapat tonyoran dari Santi.

"Ech kak Yuli, kak Dhira mana.'' tanya Sinta, Sinta emang beda Asrama dengan Nadhira.

"Emangnya kenapa kok nyari Dhira.'' jawab Yuli.

"Dii ruang tunggu ada Ayah sama Ibunya kak Dhira.'' Ucap Sinta.

"Iya, biar aku yang nemuin orang tuanya Nadhira.'' kata Yuli sok_so'an berani.

Yuli nyamperin Santi yang lagi tidur_tiduran.

"Santi di bawah ada orang tuanya Nadhira, gimana nich.'' tanya Yuli pada Santi.

"Ke pengurus aja Yul.'' jawab Santi masih tiduran.

"Ayo ikut, aku malu ke dhalem sendirian.'' ucap Yuli menarik tangan Santi.

"Bentar napa Yul, lihat nich Jilbabku awut_awutan.'' kata Santi membenarkan Jilbabnya.

"Cepetan benerin San, kasian orang tuanya Nadhira nunggunya lama.'' kata Yuli nggak sabaran.

"Ayo.'' Ucap Santi menarik tangan Yuli.

Sesampainya di dhalem, Yuli bertanya keberadaan Yusro sang pengurus pada Nina.

"Nin.. kak Yusro ada di mana.'' tanyanya

"Ada di dalam.'' jawab Nina.

"Panggilin gich, penting gituu.'' Ucap Yuli pada Nina.

Nina yang kebetulan lagi piket di dhalem langsung memanggil Yusro.

"Kak Yusro di panggil Yuli dan Santi.'' Ucap Nina.

Yusro langsung beranjak dari tempat duduknya menghampiri Yuli dan Santi.

"Ada apa?'' tanya Tusro setelah bertemu dengan Yuli dan Santi.

"Kak Yus di ruang tunggu ada orang tuanya Nadhira.'' bisik Yuli.

"Ya sudah aku bilang Bu Nyai dulu.'' Ucapnya meninggalkan Yuli dan Santi.

Sesampainya di ruang tengah Yusro langsung menghadap Bu Nyainya.

"Nyai di ruang tunggu ada Ayah dan Ibunya Nadhira.'' Ucapnya sopan.

"Ya sudah aku ke sana sama Kyai sebentar lagi.'' kata sang Nyai.

Yusro langsung berpamitan menuju ke ruang tunggu, menuju orang tuanya Nadhira.

"Assalamu'alaikum.'' ucap Yusro.

"Waalaikum salam.'' jawab orang tua Nadhira.

"Sudah lama Bu, Pak.'' tanya Yusro sambil mencium tangan orang tuanya Nadhira.

"Baru saja nyampek.'' jawabnya

Tak berapa lama Yuli membawa teh buat orang tuanya Nadhira.

"Monggo di minum Bu, Pak.'' ucap Yusro setelah meletakkan tehnya.

Orang tua Nadhira mengangguk.

"Assalamu'alaikum.'' ucap sang Kyai.

"Waalaikum salam.'' jawab Ibu, Bapak Nadhira.

Sang Kyai dan Nyai bersalaman dengan orang tua Nadhira.

"Bapak dan Ibu orang tuanya Nadhira ya.'' tanya sang Kyai takut salah.

"Engge(iya) Kyai.'' jawab sang Ayah.

"Sebelumnya, kami minta maaf sama Ibu dan Bapak, kami tidak meminta ijin dulu sama Ibu dan Bapak.'' kata kyai menjelaskan.

"Memangnya kenapa ngge Pak Kyai.'' tanya sang Ayah Nadhira khawatir.

"Nadhira nggak ada sekarang, maksudnya Nadhira lagi ke Surabaya sama Alvy dan Dayat, belom pulang.'' sahut sang Kyai.

"Och ngge boten nopo_nopo(och iya nggak apa_apa).'' kata Ayah Nadhira.

"Kalau boleh tau kapan pulangnya Nyai.'' Ibunya Nadhira menimpali.

"Belum tau, soalnya di Surabaya orang tuanya Dayat lagi sakit.'' jawab sang Nyai lembut.

"Mohon maaf sebelumnya Ibu.'' Ucap sang Nyai meminta maaf.

"Iya nggak apa _apa kok Nyai.'' kata Ibu Nadhira tersenyum.

"Yasudah saya titip salam buat Nadhira, kalau gitu kami mohon pamit saja Pak Kyai, dan Bu'yai.'' ucap orang tua Nadhira.

"Iya, sebelumnya kami minta maaf ngge Pak, Bu.'' Ucap sang Nyai.

"Engge Nyai.'' jawab Ibu-nya Nadhira sembari tersenyum ramah.

"Assalamu'alaikum.'' ucap orang tua Nadhira.

"Waalaikum salam.'' jawab sang Kyai dan Bu Nyainya.

"Hati-hati di jalan.'' pesan sang Nyai.

Orang tua Nadhira mengangguk.

Di perjalanan pulang Ibu dan Ayah Nadhira merasa kecewa, kekecewaan itu pasti ada karna sudah hampir 2 bulan ini orang tua Nadhira nggak nengokin Nadhira yang berada di Pondok Pesantren,

Orang tua Nadhira hanya mengirimkan uang bulanan lewat rekening sang pengurus.

"Ibu kangen sama Dhira Pak.'' Ucapnya.

"Bapak juga kangen Bu, tapi mau bagaimana lagi Nadhira lagi di ajak Neng nya.'' jawabnya.

"Kok bisa Nadhira yang di ajak ya Pak.'' tanya sang Ibu penasaran.

"Bapak juga nggak tau Bu, biarin sajalah yang penting Nadhira nggak sendirian ke sananya.'' Jawabnya.

👉👉👉👉

Makasih kakak yang selalu dukung karya receh Al-mahyra. 🙏🙏😘💕💕

Episodes
1 bab 1 Pertemuan Eza Ferdiansyah dan Nadhira Al-mahyra
2 bab 2 Pindah sekolah
3 bab 3 Keceriaan Eza Ferdiansyah
4 bab 4 Keberangkatan Nadhira ke Ponpes
5 Bab 5 Bertemu Hendri
6 Bab 6 Di ajak ke Surabaya
7 Bab 7 Pertanyaan pertanyaan Hendri
8 Bab 8 Kangen Nadhira
9 Bab 9 Kepulangan Umi Dayat
10 Bab 10 Kangen Nadhira
11 bab 11 Rencana balik ke Pesantren.
12 Bab 12 Kekhawatiran Alvy
13 Bab 13 Perdebatan Zila dan Marsya
14 Bab 14 Nadhira sakit
15 Bab 15 Masuk rumah sakit
16 Bab 16 Perdebatan Nadhira dengan sang Ibu
17 Bab 17 Batalnya pertemuan Adhi dan Herman
18 Bab 18 Ijin merawat Nadhira
19 Bab 19 Undangan manggung
20 Bab 20 Ceramah Kyai Ahsan
21 Bab 21 Suara merdu Nadhira
22 Bab 22 Melepas Rindu
23 Bab 23 Diki sang Playboy
24 Bab 24 Main di Pantai
25 Bab 25 Keisengan Adhi
26 Bab 26 Gara-gara Rumput seabrek
27 Bab 27 Pergi ke Taman Kota
28 Bab 28 Pertemuan Rara dan Nadhira
29 Bab 29 Balik ke Pondok Pesantren
30 Bab 30 Liburan ke Surabaya
31 Bab 31 Pertandingan Basket
32 Bab 32 Kecemburuan Eza Ferdiansyah
33 Bab 33 Kemenangan Eza dan kawan kawan.
34 Bab 34 Perdebatan Marvel dan Eza
35 Bab 35 Perjalanan kerumah Hendriyansyah
36 Bab 36 Obrolan kecil antara Eza dan Abah Rahman.
37 Bab 37 Pegi ke studio musik dan tari
38 Bab 38 Di paksa nge-dance
39 Bab 39 Balik ke ponpes (pondok pesantren)
40 Bab 40 Kerja keras semua Tim
41 Bab 41 Nadhira Cs
42 Bab 42 Pamor Nadhira Cs
43 Bab 43 Membahas Nadhira Cs
44 Bab 44 Perjalanan pulang Nadhira
45 Bab 45 Acara Ulang Tahun Nadhira
46 Bab 46 Kajian Kitab Kuning
47 Bab 47 Kesedihan Asrama kenanga
48 Bab 48
49 Bab 49 Mos (masa orientasi sekolah)
50 Bab 50 Gisela teman baru Nadhira
51 Bab 51 500 Tanda tangan
52 Bab 52 Akhirnya selesai
53 Bab 53 Incaran Maya
54 Bab 54 Tamparan
55 Bab 55 Penyesalan Maya
56 Bab 56 Karyawan Baru
57 Bab 57 Acara Lamaran
58 Bab 58 Lamaran Herman dan Rara
59 Bab 59 Acara saweran lamaran
60 Bab 60 Pertemuan tak terduga
61 Bab 61 Obrolan Pak Arifin dan Pak Santo
62 Bab 62 Silaturahim
63 Bab 63 Candaan Nadhira
64 Bab 64 Rencana perjodohan Eza Ferdiansyah
65 Bab 65 Artis Komplek
66 Bab 66 Grub Artis komplek
67 Bab 67 Kemenangan Artis komplek
68 Bab 68 Kebahagiaan Hera
69 Bab 69 Hera yang nyebelin
70 Bab 70 Mungkin sudah takdir
71 Bab 71 Pangeran berkuda putih
72 Bab 72 Teka teki inisial N
73 Bab 73 Tukar cincin
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76.S2. Kedatangan Eza ke pondok pesantren
77 Bab 77.S2. Menunggu kedatangan Nadhira
78 Bab 78.S2. menghafal nadhom Aqidatul awam
79 Bab 79. S2 Pujian Eza
80 Bab 80.S2. Kebaikan Nadhira
Episodes

Updated 80 Episodes

1
bab 1 Pertemuan Eza Ferdiansyah dan Nadhira Al-mahyra
2
bab 2 Pindah sekolah
3
bab 3 Keceriaan Eza Ferdiansyah
4
bab 4 Keberangkatan Nadhira ke Ponpes
5
Bab 5 Bertemu Hendri
6
Bab 6 Di ajak ke Surabaya
7
Bab 7 Pertanyaan pertanyaan Hendri
8
Bab 8 Kangen Nadhira
9
Bab 9 Kepulangan Umi Dayat
10
Bab 10 Kangen Nadhira
11
bab 11 Rencana balik ke Pesantren.
12
Bab 12 Kekhawatiran Alvy
13
Bab 13 Perdebatan Zila dan Marsya
14
Bab 14 Nadhira sakit
15
Bab 15 Masuk rumah sakit
16
Bab 16 Perdebatan Nadhira dengan sang Ibu
17
Bab 17 Batalnya pertemuan Adhi dan Herman
18
Bab 18 Ijin merawat Nadhira
19
Bab 19 Undangan manggung
20
Bab 20 Ceramah Kyai Ahsan
21
Bab 21 Suara merdu Nadhira
22
Bab 22 Melepas Rindu
23
Bab 23 Diki sang Playboy
24
Bab 24 Main di Pantai
25
Bab 25 Keisengan Adhi
26
Bab 26 Gara-gara Rumput seabrek
27
Bab 27 Pergi ke Taman Kota
28
Bab 28 Pertemuan Rara dan Nadhira
29
Bab 29 Balik ke Pondok Pesantren
30
Bab 30 Liburan ke Surabaya
31
Bab 31 Pertandingan Basket
32
Bab 32 Kecemburuan Eza Ferdiansyah
33
Bab 33 Kemenangan Eza dan kawan kawan.
34
Bab 34 Perdebatan Marvel dan Eza
35
Bab 35 Perjalanan kerumah Hendriyansyah
36
Bab 36 Obrolan kecil antara Eza dan Abah Rahman.
37
Bab 37 Pegi ke studio musik dan tari
38
Bab 38 Di paksa nge-dance
39
Bab 39 Balik ke ponpes (pondok pesantren)
40
Bab 40 Kerja keras semua Tim
41
Bab 41 Nadhira Cs
42
Bab 42 Pamor Nadhira Cs
43
Bab 43 Membahas Nadhira Cs
44
Bab 44 Perjalanan pulang Nadhira
45
Bab 45 Acara Ulang Tahun Nadhira
46
Bab 46 Kajian Kitab Kuning
47
Bab 47 Kesedihan Asrama kenanga
48
Bab 48
49
Bab 49 Mos (masa orientasi sekolah)
50
Bab 50 Gisela teman baru Nadhira
51
Bab 51 500 Tanda tangan
52
Bab 52 Akhirnya selesai
53
Bab 53 Incaran Maya
54
Bab 54 Tamparan
55
Bab 55 Penyesalan Maya
56
Bab 56 Karyawan Baru
57
Bab 57 Acara Lamaran
58
Bab 58 Lamaran Herman dan Rara
59
Bab 59 Acara saweran lamaran
60
Bab 60 Pertemuan tak terduga
61
Bab 61 Obrolan Pak Arifin dan Pak Santo
62
Bab 62 Silaturahim
63
Bab 63 Candaan Nadhira
64
Bab 64 Rencana perjodohan Eza Ferdiansyah
65
Bab 65 Artis Komplek
66
Bab 66 Grub Artis komplek
67
Bab 67 Kemenangan Artis komplek
68
Bab 68 Kebahagiaan Hera
69
Bab 69 Hera yang nyebelin
70
Bab 70 Mungkin sudah takdir
71
Bab 71 Pangeran berkuda putih
72
Bab 72 Teka teki inisial N
73
Bab 73 Tukar cincin
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76.S2. Kedatangan Eza ke pondok pesantren
77
Bab 77.S2. Menunggu kedatangan Nadhira
78
Bab 78.S2. menghafal nadhom Aqidatul awam
79
Bab 79. S2 Pujian Eza
80
Bab 80.S2. Kebaikan Nadhira

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!