Kini sinar mentari mulai menghilang, dan di ganti dengan sinarnya rembulan.
bintang_bintang bertaburan di langit luas yang nanti biru.
"Dek!!'' panggil Herman sedikit keras karena Nadhira tidak merespon panggilan dari Abang nya.
Nadhira yang sedang melamun di kagetkan dengan teriakan Herman sang Abang.
"Apa sich mas, teriak_teriak gituu.'' tanya Nadhira sambil mengerutkan alisnya.
"Lagian aku juga nggak budek kali?!'' tambahnya lagi.
"Dek, ikut aq yukk.'' ajak Herman, namun Herman belum selesai ngomong Nadhira sudah memotong perkataan Abang nya.
"Nadhira nggak mau ikut mas Herman!'' sahutnya ketus, menurut Nadhira Herman akan membawa dia untuk menemui Tantri lagi.
"Ayolah dek? bukan ke rumah Tantri kok.'' ujar Herman mengerti apa yang ada di dalam fikiran sang Adik.
"Lagian Mas sama Tantri udah putus kok dek?!'' ucap Herman sedikit memperjelas ajakannya.
"Emang mau kemana sich mas?'' tanya Nadhira mulai menurunkan volume suaranya.
"Ayo....? bentar saja kok, lagian besok adek sudah mau berangkat ke Ponpes (pondok pesantren).'' ucap Herman memegang tangan Nadhira sang Adik.
"Emang mau kemana sich mas?!'' tanya Nadhira mulai kesal, karena Herman tidak mau memberi tahu kemana dia akan pergi.
"Jalan_jalan yuck? mumpung Adik masih ada di rumah, besok_besok Adik nggak bakalan bisa jalan bareng mas lagi.'' sahut Herman menepuk punggung tangan Nadhira.
"Ya sudah ayo berangkat sekarang.'' ajak Nadhira, Herman mengangguk dan tersenyum pada Nadhira.
Mereka menelusuri jalan raya, melihat keramaian kota, mobil mobil berlalu lalang menuju ke rumah masing-masing, karna hari sudah mulai malam.
Sesampainya di tempat tujuan, Nadhira bengong melihat keindahan taman di malam hari.
Karena biasanya Nadhira pergi ke taman pada pagi hari.
"Ayo....! kenapa bengong gitu.'' ucap Herman menyadarkan Nadhira.
"Kalau di malam hari tamannya bagus banget ya Mas.'' kata Nadhira terpesona dengan keindahan taman tersebut.
Karena kurang fokus ke jalan nya Nadhira bertabrakan dengan Eza.
Bruukk...
"Sory-sory nggak sengaja.'' ucap Nadhira yang masih menunduk sambil membersihkan telapak tangannya yang kotor.
Eza tersenyum senang, saat tau kalau cewek yang menabraknya adalah cewek yang dia cari dari kemarin.
Sejak pertemuan kemaren Eza mencari informasi tentang Nadhira, karena Eza nggak tau namanya diapun kesulitan mencari informasi Nadhira.
"Ech...? iya, nggak apa-apa kok, lagian aku juga yang salah, nggak lihat jalannya tadi.'' ucap Eza sembari tersenyum manis (gula kali manis) 😄😄
"Aku kesana dulu ya? sekali lagi saya minta maaf.'' kata Nadhira dan beranjak pergi menuju ke tempat Abang nya berada.
"Kemana aja sich dek? baru nyampek langsung ngilang gitu aja.'' tanya Herman ketika melihat Adiknya dengan rasa khawatir.
"Nadhira cuma lihat lihat di sebelah sana kok Mas.'' jawab Nadhira menunjuk ke arah yang banyak orang berkumpul, diapun tersenyum melihat teman Abang nya yang lagi pada ngumpul, entah mereka sudah janjian sebelum nya atau cuma secara kebetulan saja bertemu, Nadhira nggak mau memikirkan nya. masa bodo kata Nadhira dalam hatinya.
"Oia Dhi, kenalin ini Adikku Nadhira.'' kata Herman memperkenalkan Nadhira.
Adhi dan semua kawan-kawan nya berkenalan dengan Nadhira.
"Adhi.'' ucapnya mengulurkan tangan pada Nadhira.
" Sofyan.''
"Tedy.''
"Rasya.''
"Marvel.''
"Rendy.''
"Nathan.'' ujarnya secara bergantian menyalami Nadhira.
"Nadhira.'' jawabnya lembut (selembut Wipicream) ☺.
Ketika mereka lagi asik mengobrol dengan Nadhira, Eza datang dengan membawa beberapa cemilan dan juga beberapa minuman.
"Hay semua, sory lama.'' ucap Eza tiba-tiba, dia belom mengetahui kalau Nadhira ada di tengah-tengah temannya.
"Beli di mana sich Za lama banget, kayaknya warung yang jual kayak gini deket dech?!'' celetuk Marvel sambil menunjuk ke arah warung di Mana Eza membeli makanannya.
"Lagian kamu di ajak nggak mau tadi, jadi aku kerepotan bawanya,
terus tadi minumannya tumpah juga. jadi terpaksa harus beli lagi.'' ucap Eza nggak mau di salahkan.
"Oia...! Her, kenalin ini Eza.'' kata Adhi mengalihkan pembicaraan Marvel dan juga Eza.
"Eza, itu Nadhira Adiknya Herman.'' ucap Adhi yang menyadarkan Eza dari teman temannya.
Nadhira cuma mengangguk, saat Adhi mengenalkan dirinya pada Eza.
Marvel melihat Eza yang salah tingkah cuma menahan ketawanya.
karena Marvel tau kalau Eza mencari tau tentang Nadhira dalam beberapa hari terakhir ini.
(kalau di film_film mencari seseorang bakalan memakai jasa detektif) tapi ini cuma di desa jadi cuma nanya sana sini sama orang-orang sekitar.
"Tedy, ini cewek yang kemarin itu kan.'' tanya Eza pada Tedy dengan berbisik.
"Iya.'' jawab Tedy pelan.
"Kenapa Za.'' tanya Adhi pada Eza karena bisik bisik dengan Tedy.
"Ini cewek yang kemarin yang kita temui di jalan itu Mas Adhi.'' jawab Eza ragu ragu.
"Bukannya kalian kemarin bilang nggak tau.'' ucap Adhi melihat ke sebagian temannya yang berada di sana.
"Kan kita nggak tau namanya Mas.'' mereka menjawab barengan.
Adhi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Emang bener mereka tidak mengetahui Adiknya Herman, karna cuma Adhi yang sering main ke rumah Herman dari dulu.
namun sekarang bakalan ada Eza yang akan ikut ke rumah Herman, karena Eza mulai suka sama Nadhira Adik temannya.
...🌺🌺🌺🌺...
Matahari mulai menampakkan Sinar nya yang begitu memukau.
langit biru terbentang luas di angkasa raya, dengan awan putih nya menambah nilai plus ciptaan Allah SWT.
Pagi yang cerah, secerah wajah Eza Ferdiansyah yang mau berangkat ke sekolah.
Eza selalu tersenyum ketika menjawab sapaan dari teman sekelasnya, membuat beberapa dari temannya bertanya-tanya, karena Eza tak seperti biasanya yang selalu cuek Bebek saat ada temannya menyapa.
"Akhirnya aku bertemu dengan gadis yang aku cari.'' gumamnya tersenyum.
Dan tanpa sepengetahuan Eza? Marvel, Tedy dan juga Nathan sudah ada di sampingnya, mereka menutup mulutnya guna menahan tawanya mendengar gumaman Eza.
Tedy yang sudah nggak kuat menahan tawanya, akhirnya tertawa terbahak bahak.
" Ha... ha... ha.'' tawanya menggema di ruang kelasnya.
"Sejak kapan kalian ada di sampingku.'' tanya Eza yang mulai sadar dari lamunannya.
"Dari tadi lah! lho aja yang ke asyikan ngelamunin Nadhira, jadi tak menghiraukan kita_kita.'' ucap Tedy.
"Kok gue nggak tau ya?'' sahut Eza bingung.
"Iyalah, lho nggak tau. lho kan lagi sibuk mikirin pujaan hati lho.'' ujar Nathan asal ceplos.
"Nggak apa_apa Za? gue dukung lho kok sama Nadhira.'' ucap Tedy menepuk punggung Eza dan menduduki tempat duduk nya.
"Iya, kalau masih ada harapan.'' jawab Marvel ambigu.
"Kok gitu sih Vel, emang nya Nadhira kenapa.'' tanya Eza di liputi rasa penasarannya.
"Gue denger dari mas Adhi, Nadhira sudah pernah di pinang(lamar) orang.'' jawab Marvel jujur.
(kalau di desa jaman dulu githu kak. masih kecil udah ada yang ngelamar, bahkan belum lulus sekolah pun pada nikah)🤦♀️
"Namun Mas Adhi bilang Nadhira menolak orang yang ngelamar nya, tapi itu juga udah ke 3 kalinya Nadhira menolak lamaran dari orang.'' kata Marvel menjelaskan.
"Yang sabar bro, kalau jodoh nggak bakalan ke mana? OK, positif thinking aja.'' Ucap Tedy menyemangati sahabat nya.
"Assalamu'alaikum, pagi anak_anak.'' sapa Pak kuswandi Guru Eza diwaktu masuk kelasnya.
"Waalaikum salam?'' jawabnya serentak.
Selama pelajaran di mulai Eza tidak konsen belajar nya.
Eza terus teringat ucapan Marvel tadi, sampai tiba waktunya Bel istirahat berbunyi, semua teman sekelasnya pada berhamburan keluar kelas saat Pak Kuswandi sudah keluar dari ruang kelas Eza.
"Kantin yuck.'' ajak Nathan, Eza menggeleng kan kepalanya.
"Duluan ajja, gue belom lapar.'' sahut Eza dengan nada lesu.
"Ayolah, makan dulu Za?'' ajak Nathan lagi.
"Jangan patah hati dulu lah Za, belum apa_apaa sudah patah hati gini.'' timpal Marvel
"Ayo yang semangat, kita bisa mengubah takdir dengan berdo'a sungguh-sungguh, kalau dia jodoh lho, dia nggak bakalan ke mana-mana kok?!'' ucap Tedy memberi semangat.
"Nggak usah ceramah dulu, bosen gue dengernya Ted?!'' celetuk Marvel.
"Yah di kira ceramah, lawong gue cuma menyemangati Eza saja, bahwa masih ada Allah tempat untuk mengadu, tempat berkeluh kesah.'' jawab Tedy.
"Udah ach, gue ke kantin dulu, laper gue dengar orang ceramah.'' ucap Nathan beranjak pergi meninggalkan Tedy dan juga Eza.
"Lho nggak ke kantin Za?'' tanya Tedy.
"Nggak nafsu makan gue.'' jawab Eza, masih di tempat duduk nya.
👉👉👉
Ayo dukung karya receh Al-mahyra,
like, komen, vote dan jangan lupa favorit kan ya ka.
Makasih 🙏😘💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Yulia Yulia
ngomongin si Eza apa suami lho Eza jga, kayak dlu yg di arepin😁😁😁
2021-12-22
5
Embun Kesiangan
semangat slalu y Nadhira😍😘💞
2021-11-27
2
Zil@
semangat kak asih
2021-11-22
2