bab 3 Keceriaan Eza Ferdiansyah

Kini sinar mentari mulai menghilang, dan di ganti dengan sinarnya rembulan.

bintang_bintang bertaburan di langit luas yang nanti biru.

"Dek!!'' panggil Herman sedikit keras karena Nadhira tidak merespon panggilan dari Abang nya.

Nadhira yang sedang melamun di kagetkan dengan teriakan Herman sang Abang.

"Apa sich mas, teriak_teriak gituu.'' tanya Nadhira sambil mengerutkan alisnya.

"Lagian aku juga nggak budek kali?!'' tambahnya lagi.

"Dek, ikut aq yukk.'' ajak Herman, namun Herman belum selesai ngomong Nadhira sudah memotong perkataan Abang nya.

"Nadhira nggak mau ikut mas Herman!'' sahutnya ketus, menurut Nadhira Herman akan membawa dia untuk menemui Tantri lagi.

"Ayolah dek? bukan ke rumah Tantri kok.'' ujar Herman mengerti apa yang ada di dalam fikiran sang Adik.

"Lagian Mas sama Tantri udah putus kok dek?!'' ucap Herman sedikit memperjelas ajakannya.

"Emang mau kemana sich mas?'' tanya Nadhira mulai menurunkan volume suaranya.

"Ayo....? bentar saja kok, lagian besok adek sudah mau berangkat ke Ponpes (pondok pesantren).'' ucap Herman memegang tangan Nadhira sang Adik.

"Emang mau kemana sich mas?!'' tanya Nadhira mulai kesal, karena Herman tidak mau memberi tahu kemana dia akan pergi.

"Jalan_jalan yuck? mumpung Adik masih ada di rumah, besok_besok Adik nggak bakalan bisa jalan bareng mas lagi.'' sahut Herman menepuk punggung tangan Nadhira.

"Ya sudah ayo berangkat sekarang.'' ajak Nadhira, Herman mengangguk dan tersenyum pada Nadhira.

Mereka menelusuri jalan raya, melihat keramaian kota, mobil mobil berlalu lalang menuju ke rumah masing-masing, karna hari sudah mulai malam.

Sesampainya di tempat tujuan, Nadhira bengong melihat keindahan taman di malam hari.

Karena biasanya Nadhira pergi ke taman pada pagi hari.

"Ayo....! kenapa bengong gitu.'' ucap Herman menyadarkan Nadhira.

"Kalau di malam hari tamannya bagus banget ya Mas.'' kata Nadhira terpesona dengan keindahan taman tersebut.

Karena kurang fokus ke jalan nya Nadhira bertabrakan dengan Eza.

Bruukk...

"Sory-sory nggak sengaja.'' ucap Nadhira yang masih menunduk sambil membersihkan telapak tangannya yang kotor.

Eza tersenyum senang, saat tau kalau cewek yang menabraknya adalah cewek yang dia cari dari kemarin.

Sejak pertemuan kemaren Eza mencari informasi tentang Nadhira, karena Eza nggak tau namanya diapun kesulitan mencari informasi Nadhira.

"Ech...? iya, nggak apa-apa kok, lagian aku juga yang salah, nggak lihat jalannya tadi.'' ucap Eza sembari tersenyum manis (gula kali manis) 😄😄

"Aku kesana dulu ya? sekali lagi saya minta maaf.'' kata Nadhira dan beranjak pergi menuju ke tempat Abang nya berada.

"Kemana aja sich dek? baru nyampek langsung ngilang gitu aja.'' tanya Herman ketika melihat Adiknya dengan rasa khawatir.

"Nadhira cuma lihat lihat di sebelah sana kok Mas.'' jawab Nadhira menunjuk ke arah yang banyak orang berkumpul, diapun tersenyum melihat teman Abang nya yang lagi pada ngumpul, entah mereka sudah janjian sebelum nya atau cuma secara kebetulan saja bertemu, Nadhira nggak mau memikirkan nya. masa bodo kata Nadhira dalam hatinya.

"Oia Dhi, kenalin ini Adikku Nadhira.'' kata Herman memperkenalkan Nadhira.

Adhi dan semua kawan-kawan nya berkenalan dengan Nadhira.

"Adhi.'' ucapnya mengulurkan tangan pada Nadhira.

" Sofyan.''

"Tedy.''

"Rasya.''

"Marvel.''

"Rendy.''

"Nathan.'' ujarnya secara bergantian menyalami Nadhira.

"Nadhira.'' jawabnya lembut (selembut Wipicream) ☺.

Ketika mereka lagi asik mengobrol dengan Nadhira, Eza datang dengan membawa beberapa cemilan dan juga beberapa minuman.

"Hay semua, sory lama.'' ucap Eza tiba-tiba, dia belom mengetahui kalau Nadhira ada di tengah-tengah temannya.

"Beli di mana sich Za lama banget, kayaknya warung yang jual kayak gini deket dech?!'' celetuk Marvel sambil menunjuk ke arah warung di Mana Eza membeli makanannya.

"Lagian kamu di ajak nggak mau tadi, jadi aku kerepotan bawanya,

terus tadi minumannya tumpah juga. jadi terpaksa harus beli lagi.'' ucap Eza nggak mau di salahkan.

"Oia...! Her, kenalin ini Eza.'' kata Adhi mengalihkan pembicaraan Marvel dan juga Eza.

"Eza, itu Nadhira Adiknya Herman.'' ucap Adhi yang menyadarkan Eza dari teman temannya.

Nadhira cuma mengangguk, saat Adhi mengenalkan dirinya pada Eza.

Marvel melihat Eza yang salah tingkah cuma menahan ketawanya.

karena Marvel tau kalau Eza mencari tau tentang Nadhira dalam beberapa hari terakhir ini.

(kalau di film_film mencari seseorang bakalan memakai jasa detektif) tapi ini cuma di desa jadi cuma nanya sana sini sama orang-orang sekitar.

"Tedy, ini cewek yang kemarin itu kan.'' tanya Eza pada Tedy dengan berbisik.

"Iya.'' jawab Tedy pelan.

"Kenapa Za.'' tanya Adhi pada Eza karena bisik bisik dengan Tedy.

"Ini cewek yang kemarin yang kita temui di jalan itu Mas Adhi.'' jawab Eza ragu ragu.

"Bukannya kalian kemarin bilang nggak tau.'' ucap Adhi melihat ke sebagian temannya yang berada di sana.

"Kan kita nggak tau namanya Mas.'' mereka menjawab barengan.

Adhi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Emang bener mereka tidak mengetahui Adiknya Herman, karna cuma Adhi yang sering main ke rumah Herman dari dulu.

namun sekarang bakalan ada Eza yang akan ikut ke rumah Herman, karena Eza mulai suka sama Nadhira Adik temannya.

...🌺🌺🌺🌺...

Matahari mulai menampakkan Sinar nya yang begitu memukau.

langit biru terbentang luas di angkasa raya, dengan awan putih nya menambah nilai plus ciptaan Allah SWT.

Pagi yang cerah, secerah wajah Eza Ferdiansyah yang mau berangkat ke sekolah.

Eza selalu tersenyum ketika menjawab sapaan dari teman sekelasnya, membuat beberapa dari temannya bertanya-tanya, karena Eza tak seperti biasanya yang selalu cuek Bebek saat ada temannya menyapa.

"Akhirnya aku bertemu dengan gadis yang aku cari.'' gumamnya tersenyum.

Dan tanpa sepengetahuan Eza? Marvel, Tedy dan juga Nathan sudah ada di sampingnya, mereka menutup mulutnya guna menahan tawanya mendengar gumaman Eza.

Tedy yang sudah nggak kuat menahan tawanya, akhirnya tertawa terbahak bahak.

" Ha... ha... ha.'' tawanya menggema di ruang kelasnya.

"Sejak kapan kalian ada di sampingku.'' tanya Eza yang mulai sadar dari lamunannya.

"Dari tadi lah! lho aja yang ke asyikan ngelamunin Nadhira, jadi tak menghiraukan kita_kita.'' ucap Tedy.

"Kok gue nggak tau ya?'' sahut Eza bingung.

"Iyalah, lho nggak tau. lho kan lagi sibuk mikirin pujaan hati lho.'' ujar Nathan asal ceplos.

"Nggak apa_apa Za? gue dukung lho kok sama Nadhira.'' ucap Tedy menepuk punggung Eza dan menduduki tempat duduk nya.

"Iya, kalau masih ada harapan.'' jawab Marvel ambigu.

"Kok gitu sih Vel, emang nya Nadhira kenapa.'' tanya Eza di liputi rasa penasarannya.

"Gue denger dari mas Adhi, Nadhira sudah pernah di pinang(lamar) orang.'' jawab Marvel jujur.

(kalau di desa jaman dulu githu kak. masih kecil udah ada yang ngelamar, bahkan belum lulus sekolah pun pada nikah)🤦‍♀️

"Namun Mas Adhi bilang Nadhira menolak orang yang ngelamar nya, tapi itu juga udah ke 3 kalinya Nadhira menolak lamaran dari orang.'' kata Marvel menjelaskan.

"Yang sabar bro, kalau jodoh nggak bakalan ke mana? OK, positif thinking aja.'' Ucap Tedy menyemangati sahabat nya.

"Assalamu'alaikum, pagi anak_anak.'' sapa Pak kuswandi Guru Eza diwaktu masuk kelasnya.

"Waalaikum salam?'' jawabnya serentak.

Selama pelajaran di mulai Eza tidak konsen belajar nya.

Eza terus teringat ucapan Marvel tadi, sampai tiba waktunya Bel istirahat berbunyi, semua teman sekelasnya pada berhamburan keluar kelas saat Pak Kuswandi sudah keluar dari ruang kelas Eza.

"Kantin yuck.'' ajak Nathan, Eza menggeleng kan kepalanya.

"Duluan ajja, gue belom lapar.'' sahut Eza dengan nada lesu.

"Ayolah, makan dulu Za?'' ajak Nathan lagi.

"Jangan patah hati dulu lah Za, belum apa_apaa sudah patah hati gini.'' timpal Marvel

"Ayo yang semangat, kita bisa mengubah takdir dengan berdo'a sungguh-sungguh, kalau dia jodoh lho, dia nggak bakalan ke mana-mana kok?!'' ucap Tedy memberi semangat.

"Nggak usah ceramah dulu, bosen gue dengernya Ted?!'' celetuk Marvel.

"Yah di kira ceramah, lawong gue cuma menyemangati Eza saja, bahwa masih ada Allah tempat untuk mengadu, tempat berkeluh kesah.'' jawab Tedy.

"Udah ach, gue ke kantin dulu, laper gue dengar orang ceramah.'' ucap Nathan beranjak pergi meninggalkan Tedy dan juga Eza.

"Lho nggak ke kantin Za?'' tanya Tedy.

"Nggak nafsu makan gue.'' jawab Eza, masih di tempat duduk nya.

👉👉👉

Ayo dukung karya receh Al-mahyra,

like, komen, vote dan jangan lupa favorit kan ya ka.

Makasih 🙏😘💕💕

Terpopuler

Comments

Yulia Yulia

Yulia Yulia

ngomongin si Eza apa suami lho Eza jga, kayak dlu yg di arepin😁😁😁

2021-12-22

5

Embun Kesiangan

Embun Kesiangan

semangat slalu y Nadhira😍😘💞

2021-11-27

2

Zil@

Zil@

semangat kak asih

2021-11-22

2

lihat semua
Episodes
1 bab 1 Pertemuan Eza Ferdiansyah dan Nadhira Al-mahyra
2 bab 2 Pindah sekolah
3 bab 3 Keceriaan Eza Ferdiansyah
4 bab 4 Keberangkatan Nadhira ke Ponpes
5 Bab 5 Bertemu Hendri
6 Bab 6 Di ajak ke Surabaya
7 Bab 7 Pertanyaan pertanyaan Hendri
8 Bab 8 Kangen Nadhira
9 Bab 9 Kepulangan Umi Dayat
10 Bab 10 Kangen Nadhira
11 bab 11 Rencana balik ke Pesantren.
12 Bab 12 Kekhawatiran Alvy
13 Bab 13 Perdebatan Zila dan Marsya
14 Bab 14 Nadhira sakit
15 Bab 15 Masuk rumah sakit
16 Bab 16 Perdebatan Nadhira dengan sang Ibu
17 Bab 17 Batalnya pertemuan Adhi dan Herman
18 Bab 18 Ijin merawat Nadhira
19 Bab 19 Undangan manggung
20 Bab 20 Ceramah Kyai Ahsan
21 Bab 21 Suara merdu Nadhira
22 Bab 22 Melepas Rindu
23 Bab 23 Diki sang Playboy
24 Bab 24 Main di Pantai
25 Bab 25 Keisengan Adhi
26 Bab 26 Gara-gara Rumput seabrek
27 Bab 27 Pergi ke Taman Kota
28 Bab 28 Pertemuan Rara dan Nadhira
29 Bab 29 Balik ke Pondok Pesantren
30 Bab 30 Liburan ke Surabaya
31 Bab 31 Pertandingan Basket
32 Bab 32 Kecemburuan Eza Ferdiansyah
33 Bab 33 Kemenangan Eza dan kawan kawan.
34 Bab 34 Perdebatan Marvel dan Eza
35 Bab 35 Perjalanan kerumah Hendriyansyah
36 Bab 36 Obrolan kecil antara Eza dan Abah Rahman.
37 Bab 37 Pegi ke studio musik dan tari
38 Bab 38 Di paksa nge-dance
39 Bab 39 Balik ke ponpes (pondok pesantren)
40 Bab 40 Kerja keras semua Tim
41 Bab 41 Nadhira Cs
42 Bab 42 Pamor Nadhira Cs
43 Bab 43 Membahas Nadhira Cs
44 Bab 44 Perjalanan pulang Nadhira
45 Bab 45 Acara Ulang Tahun Nadhira
46 Bab 46 Kajian Kitab Kuning
47 Bab 47 Kesedihan Asrama kenanga
48 Bab 48
49 Bab 49 Mos (masa orientasi sekolah)
50 Bab 50 Gisela teman baru Nadhira
51 Bab 51 500 Tanda tangan
52 Bab 52 Akhirnya selesai
53 Bab 53 Incaran Maya
54 Bab 54 Tamparan
55 Bab 55 Penyesalan Maya
56 Bab 56 Karyawan Baru
57 Bab 57 Acara Lamaran
58 Bab 58 Lamaran Herman dan Rara
59 Bab 59 Acara saweran lamaran
60 Bab 60 Pertemuan tak terduga
61 Bab 61 Obrolan Pak Arifin dan Pak Santo
62 Bab 62 Silaturahim
63 Bab 63 Candaan Nadhira
64 Bab 64 Rencana perjodohan Eza Ferdiansyah
65 Bab 65 Artis Komplek
66 Bab 66 Grub Artis komplek
67 Bab 67 Kemenangan Artis komplek
68 Bab 68 Kebahagiaan Hera
69 Bab 69 Hera yang nyebelin
70 Bab 70 Mungkin sudah takdir
71 Bab 71 Pangeran berkuda putih
72 Bab 72 Teka teki inisial N
73 Bab 73 Tukar cincin
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76.S2. Kedatangan Eza ke pondok pesantren
77 Bab 77.S2. Menunggu kedatangan Nadhira
78 Bab 78.S2. menghafal nadhom Aqidatul awam
79 Bab 79. S2 Pujian Eza
80 Bab 80.S2. Kebaikan Nadhira
Episodes

Updated 80 Episodes

1
bab 1 Pertemuan Eza Ferdiansyah dan Nadhira Al-mahyra
2
bab 2 Pindah sekolah
3
bab 3 Keceriaan Eza Ferdiansyah
4
bab 4 Keberangkatan Nadhira ke Ponpes
5
Bab 5 Bertemu Hendri
6
Bab 6 Di ajak ke Surabaya
7
Bab 7 Pertanyaan pertanyaan Hendri
8
Bab 8 Kangen Nadhira
9
Bab 9 Kepulangan Umi Dayat
10
Bab 10 Kangen Nadhira
11
bab 11 Rencana balik ke Pesantren.
12
Bab 12 Kekhawatiran Alvy
13
Bab 13 Perdebatan Zila dan Marsya
14
Bab 14 Nadhira sakit
15
Bab 15 Masuk rumah sakit
16
Bab 16 Perdebatan Nadhira dengan sang Ibu
17
Bab 17 Batalnya pertemuan Adhi dan Herman
18
Bab 18 Ijin merawat Nadhira
19
Bab 19 Undangan manggung
20
Bab 20 Ceramah Kyai Ahsan
21
Bab 21 Suara merdu Nadhira
22
Bab 22 Melepas Rindu
23
Bab 23 Diki sang Playboy
24
Bab 24 Main di Pantai
25
Bab 25 Keisengan Adhi
26
Bab 26 Gara-gara Rumput seabrek
27
Bab 27 Pergi ke Taman Kota
28
Bab 28 Pertemuan Rara dan Nadhira
29
Bab 29 Balik ke Pondok Pesantren
30
Bab 30 Liburan ke Surabaya
31
Bab 31 Pertandingan Basket
32
Bab 32 Kecemburuan Eza Ferdiansyah
33
Bab 33 Kemenangan Eza dan kawan kawan.
34
Bab 34 Perdebatan Marvel dan Eza
35
Bab 35 Perjalanan kerumah Hendriyansyah
36
Bab 36 Obrolan kecil antara Eza dan Abah Rahman.
37
Bab 37 Pegi ke studio musik dan tari
38
Bab 38 Di paksa nge-dance
39
Bab 39 Balik ke ponpes (pondok pesantren)
40
Bab 40 Kerja keras semua Tim
41
Bab 41 Nadhira Cs
42
Bab 42 Pamor Nadhira Cs
43
Bab 43 Membahas Nadhira Cs
44
Bab 44 Perjalanan pulang Nadhira
45
Bab 45 Acara Ulang Tahun Nadhira
46
Bab 46 Kajian Kitab Kuning
47
Bab 47 Kesedihan Asrama kenanga
48
Bab 48
49
Bab 49 Mos (masa orientasi sekolah)
50
Bab 50 Gisela teman baru Nadhira
51
Bab 51 500 Tanda tangan
52
Bab 52 Akhirnya selesai
53
Bab 53 Incaran Maya
54
Bab 54 Tamparan
55
Bab 55 Penyesalan Maya
56
Bab 56 Karyawan Baru
57
Bab 57 Acara Lamaran
58
Bab 58 Lamaran Herman dan Rara
59
Bab 59 Acara saweran lamaran
60
Bab 60 Pertemuan tak terduga
61
Bab 61 Obrolan Pak Arifin dan Pak Santo
62
Bab 62 Silaturahim
63
Bab 63 Candaan Nadhira
64
Bab 64 Rencana perjodohan Eza Ferdiansyah
65
Bab 65 Artis Komplek
66
Bab 66 Grub Artis komplek
67
Bab 67 Kemenangan Artis komplek
68
Bab 68 Kebahagiaan Hera
69
Bab 69 Hera yang nyebelin
70
Bab 70 Mungkin sudah takdir
71
Bab 71 Pangeran berkuda putih
72
Bab 72 Teka teki inisial N
73
Bab 73 Tukar cincin
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76.S2. Kedatangan Eza ke pondok pesantren
77
Bab 77.S2. Menunggu kedatangan Nadhira
78
Bab 78.S2. menghafal nadhom Aqidatul awam
79
Bab 79. S2 Pujian Eza
80
Bab 80.S2. Kebaikan Nadhira

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!