bab 2 Pindah sekolah

Sesampainya di rumah Nadhira langsung masuk ke kamarnya dan mengunci pintu.

"Ich.....! sebel... sebel... sebeeeellll.'' ucap Nadhira memukul_mukul bantalnya

" Kenapa harus pacaran sama si Tantri coba', bikin kesel aja. pakek acara ke rumah nya segala lagi?!'' gerutu Nadhira mukul_mukul bantalnya

Herman membuka pintu kamar Nadhira, setelah Herman berulang kali mengetuk pintu kamar Nadhira, mau tak mau Nadhira membuka kunci pintunya. setelah Herman masuk ke kamar Nadhira, Herman langsung menutup pintu kamar dhira.

Herman tau kalau Nadhira bakalan ngomel_ngomel, Herman sudah siap menerima omelan_omelan dari sang Adik.

"Kalau aku tau, Mas mau ke rumah Tantri tadi, aku gak bakalan ikut kamu kali mas.'' ucap Nadhira kesal.

Dengan setia Herman mendengarkan gerutuan_gerutuan dari sang Adik, tanpa menjawab sepatah katapun gerutuan Adiknya.

Herman sadar kalau dia salah, sudah mengajak sang Adik ke rumah Tantri,

Herman juga udah tau kalau dia di duain Tantri.

Namun Herman hanya mencari waktu yang tepat untuk memutuskan hubungan nya dengan Tantri,

"Maafin Mas ya dek?'' Herman memohon pada sang Adik.

"Nggak mau, sekarang Mas minta maaf, pasti besok ke rumah Tantri lagi.'' ucapnya dengan ketus.

"udah_udah! mending Mas Herman keluar dari kamarku sekarang.'' usir Nadhira

" Iya mas bakalan keluar kok, tapi maafin Mas dulu yah_yah, please?'' ucapnya mengatupkan kedua tangannya di depan Nadhira.

"Iya_iya, Nadhira maafin, sudah keluar sana.'' usirnya pada sangat Abang.

Keluar dari kamar Nadhira, Herman berpapasan dengan sang Ibu.

"Ada apalagi sich Lhe (nak)? Adikmu kok marah_marah terus sama kamu.'' tanya sang Ibu lembut.

"Biasa lah Bu? adek marah_marah terus sama Herman.'' jawabnya nggak berterus terang.

"Kenapa lagi.'' tanya Bu Susi.

"Itu...? gara_gara Herman ngajakin adek ke rumah Tantri.'' jawab Herman garuk garuk punggung nya.

"Lagian kamu juga Lhe(nak) ngajak adeknya ke sana?!'' ujar Bu Susi.

"Sudah tau juga kalau adeknya nggak suka sama Tantri, terus kamu juga sudah tau kan kalau Tantri punya cowok lain selain kamu Lhe(nak) ".imbuhnya lalu berlalu pergi dari hadapan si Herman.

Di sisi lain Nadhira ingin sekali sekolah di Ponpes (pondok pesantren).

Sudah seminggu ini Nadhira memikirkan hal itu.

" Sebenarnya aku pengen banget pindah sekolah, aku pengen sekolah di Ponpes (pondok pesantren), tapi apakah Ibu mengizinkan kalau aku mau sekolah di Ponpes (pondok pesantren).'' batinnya

"Adek...!! teriak Herman

"Apa'an sih Mas, teriak_teriak gak jelas! budek nich telinga.'' ucapnya ketus sambil meniup tangannya dan di taruh di telinga nya.

"Ayo makan, Ibu sama Ayah sudah nunggu tuh.'' sahutnya tanpa merasa bersalah.

Sesampainya di meja makan Nadhira mengutarakan apa yang ada di dalam hatinya.

" Ibu...? Nadhira mau pindah sekolah?!'' ucapnya tiba-tiba.

Semua orang terperangah kaget dengan apa yang di ucapkan Nadhira barusan.

"Kenapa tiba-tiba mau pindah sekolah dek?'' tanya sang Ibu mengelus punggung Nadhira.

"Ada masalah apa di sekolah nya yang sekarang.'' tanya sang ayah penasaran.

"Ibu? aku mau belajar di Ponpes (pondok pesantren), kalau bisa se cepatnya Bu?'' pinta Nadhira pada sang Ibu.

"Baiklah kalau itu mau kamu, minggu depan berangkat.'' ucap sang ibu tersenyum.

karena dari dulu sang Ibu pengen Nadhira sekolah di Ponpes (pondok pesantren)

"Kok gitu sih dek? kalau adek pindah ke Ponpes (pondok pesantren) Mas gak da temennya dong?!'' ucap Herman tak setuju dengan keputusan sang Adik.

"Biar mas bebas mau kemana aja, ketemuan sama Tantri juga terserah.'' kata Nadhira ngasal.

"Tapi gak gitu juga kali dek.'' rengeknya bagaikan anak kecil yang minta permen.

"Sudah_sudah jangan berantem terus! emangnya gak capek berantem terus?!'' ucap sang Ayah menasehati anak anaknya.

" Ingat! besok_besok kalau kalian sudah pada berkeluarga, yang paling di kangenin itu adalah masa_masa sekarang ini, di mana kalian selalu berantem, marah_marah gak jelas, teriak_teriak memanggil Masnya atau Adeknya, jadi puas_puasin bertengkar nya dari sekarang?

karna besok kalau kalian sudah pada ber keluarga, jangan sekali_kali kalian berantem lagi? karna pertengkaran akan menjauhkan tali persaudaraan, ingat pesan Ayah.'' ucap Pak Arief ayah Herman dan juga Nadhira,

Pak Arief sengaja berkata demikian, agar anak_anaknya mengingat nya kelak kalau sudah pada dewasa dan pada mempunyai anak.

...🌺🌺🌺🌺...

Keesokan harinya Herman mengajak Nadhira ke sebuah toko, membeli perlengkapan Nadhira sebelum berangkat ke Ponpes (pondok pesantren),

(kalau di kampung gak ada mall ya kak, adanya cuma swalayan ya kakak cantik dan juga ganteng) 🤭🤭🙏

"Ayo, di pilih dek mau yang mana?'' ucap Herman pada Adiknya.

"Baju_baju Dhira sudah banyak kok Mas, jadi gak usah beli ya.'' bujuk Nadhira.

"Ayolah dek?'' Herman memohon pada sang Adik.

"Satu ajja ya mas.'' kata dhira

"Terserah adek ajja, semuanya juga boleh kok.'' ucapnya menggoda Nadhira.

"Sombong......? kayak banyak uangnya ajja.'' kata Nadhira mencubit lengan Herman.

"Lagian kamu juga dek? sudah ayo pilih mau yang mana.'' ujarnya.

Nadhira mengambil baju syar'i warna army, Nadhira emang gak punya warna favorit, warna apa aja asal dia suka pasti di pakainya.

Tak lupa Herman mengambilkan beberapa jilbab buat sang Adik, selesai membeli baju dan beberapa jilbab, Herman mengajak Nadhira ke toko buku dan kitab. Herman mengambil beberapa buku, kitab_kitab semacam(nahwu, sorrof, tajwid, diba') , juz amma dan beberapa kitab lainnya juga.

Nadhira melihat sang Abang hanya menggeleng kan kepalanya, karna Herman lah yang begitu antusias tentang keperluan Nadhira sang Adik.

Sedangkan Nadhira hanya mengikuti Herman dari belakang, Nadhira melirik ke keranjang belanjaannya yang hampir penuh dengan barang keperluan Ponpes(pondok pesantren) nya,

"Sudah cukup Mas, lihat thu keranjangnya sudah penuh.'' ucap Nadhira sambil menahan tangan Herman yang masih mau mengambil barang lagi.

"Segini saja dek.'' tanya Herman

"Iya lah Mas, kalau ada yang kurang kan bisa beli di koperasi Ponpes (pondok pesantren).'' jawab Nadhira sembari menepuk jidatnya.

"Ya sudah ke kasir yuk.'' ajak Herman dan melangkahkan kakinya menuju kasir, di ikuti oleh Nadhira.

Selesai membayar barang belanjaannya Herman mengajak sang Adik ke warung.

"Habis ini cari warung yuk dek, Mas laper banget nich.'' ujar Herman yang di angguki Nadhira.

"Boleh thu Mas, Dhira juga laper?'' jawabnya cengengesan

"Kirain cuma Mas saja yang laper.'' sahut Herman, Nadhira hanya tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"Enak ajja! Dhira juga laper kali?!'' jawabnya cemberut.

"Lagian Mas juga belanjanya kelama'an muter_ muter, bikin Dhira jadi laper.'' omelnya pada sang Abang.

"Ya sudah kita berangkat.'' kata Herman.

"Cus.... berangkat?'' ucap Nadhira senang.

Sesampainya di warung makan Herman memesan 2 porsi lalapan ayam.

Nadhira bersenda gurau dengan Herman, sampai akhirnya pesanan nya datang.

"Ayo di makan dek, habis ini adek nggak bakalan makan lalapan lagi selama ada di Ponpes (pondok pesantren).'' ucap Herman memanas_manasi Nadhira, agar nggak jadi berangkat ke Ponpes nya (pondok pesantren).

" Yeeee.... ngennyek (ngehina), biar pun makannya cuma nasi sama tahu tempe, tapi berasa enak, dari pada makan enak berasa pahit coba." ucapnya dengan ketus.

"Kok bisa pahit.'' tanya Herman bingung.

"Gimana nggak pahit kalau tiap hari di selingi sama makan hati, jadi percuma makan enak gak bakalan jadi gemuk.'' sahutnya ngasal jeplak.

Herman menepuk jidatnya,

ngomong sama adiknya gak bakalan bisa menang.

" Yasudah cepetan di makan, entar dingin gak enak lagi.'' ucap Herman mengalah pada sang Adik.

Bersambung.

👉👉👉👉

Mohon dukungannya kakak,

jangan lupa like, komen, vote dan favorit kan ya☺☺.

Makasih🙏🙏🙏 😘💕💕

Terpopuler

Comments

Yulia Yulia

Yulia Yulia

Ase kalau ginian mag ya, tapi nama2nya yg kren dkin dong tadak Korea Korea gitu✌✌🤪

2021-12-22

3

Embun Kesiangan

Embun Kesiangan

like n fav tuk karya bunasih👍🙏😍😘💞

2021-11-27

2

Zil@

Zil@

semangat kak asih...

2021-11-22

2

lihat semua
Episodes
1 bab 1 Pertemuan Eza Ferdiansyah dan Nadhira Al-mahyra
2 bab 2 Pindah sekolah
3 bab 3 Keceriaan Eza Ferdiansyah
4 bab 4 Keberangkatan Nadhira ke Ponpes
5 Bab 5 Bertemu Hendri
6 Bab 6 Di ajak ke Surabaya
7 Bab 7 Pertanyaan pertanyaan Hendri
8 Bab 8 Kangen Nadhira
9 Bab 9 Kepulangan Umi Dayat
10 Bab 10 Kangen Nadhira
11 bab 11 Rencana balik ke Pesantren.
12 Bab 12 Kekhawatiran Alvy
13 Bab 13 Perdebatan Zila dan Marsya
14 Bab 14 Nadhira sakit
15 Bab 15 Masuk rumah sakit
16 Bab 16 Perdebatan Nadhira dengan sang Ibu
17 Bab 17 Batalnya pertemuan Adhi dan Herman
18 Bab 18 Ijin merawat Nadhira
19 Bab 19 Undangan manggung
20 Bab 20 Ceramah Kyai Ahsan
21 Bab 21 Suara merdu Nadhira
22 Bab 22 Melepas Rindu
23 Bab 23 Diki sang Playboy
24 Bab 24 Main di Pantai
25 Bab 25 Keisengan Adhi
26 Bab 26 Gara-gara Rumput seabrek
27 Bab 27 Pergi ke Taman Kota
28 Bab 28 Pertemuan Rara dan Nadhira
29 Bab 29 Balik ke Pondok Pesantren
30 Bab 30 Liburan ke Surabaya
31 Bab 31 Pertandingan Basket
32 Bab 32 Kecemburuan Eza Ferdiansyah
33 Bab 33 Kemenangan Eza dan kawan kawan.
34 Bab 34 Perdebatan Marvel dan Eza
35 Bab 35 Perjalanan kerumah Hendriyansyah
36 Bab 36 Obrolan kecil antara Eza dan Abah Rahman.
37 Bab 37 Pegi ke studio musik dan tari
38 Bab 38 Di paksa nge-dance
39 Bab 39 Balik ke ponpes (pondok pesantren)
40 Bab 40 Kerja keras semua Tim
41 Bab 41 Nadhira Cs
42 Bab 42 Pamor Nadhira Cs
43 Bab 43 Membahas Nadhira Cs
44 Bab 44 Perjalanan pulang Nadhira
45 Bab 45 Acara Ulang Tahun Nadhira
46 Bab 46 Kajian Kitab Kuning
47 Bab 47 Kesedihan Asrama kenanga
48 Bab 48
49 Bab 49 Mos (masa orientasi sekolah)
50 Bab 50 Gisela teman baru Nadhira
51 Bab 51 500 Tanda tangan
52 Bab 52 Akhirnya selesai
53 Bab 53 Incaran Maya
54 Bab 54 Tamparan
55 Bab 55 Penyesalan Maya
56 Bab 56 Karyawan Baru
57 Bab 57 Acara Lamaran
58 Bab 58 Lamaran Herman dan Rara
59 Bab 59 Acara saweran lamaran
60 Bab 60 Pertemuan tak terduga
61 Bab 61 Obrolan Pak Arifin dan Pak Santo
62 Bab 62 Silaturahim
63 Bab 63 Candaan Nadhira
64 Bab 64 Rencana perjodohan Eza Ferdiansyah
65 Bab 65 Artis Komplek
66 Bab 66 Grub Artis komplek
67 Bab 67 Kemenangan Artis komplek
68 Bab 68 Kebahagiaan Hera
69 Bab 69 Hera yang nyebelin
70 Bab 70 Mungkin sudah takdir
71 Bab 71 Pangeran berkuda putih
72 Bab 72 Teka teki inisial N
73 Bab 73 Tukar cincin
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76.S2. Kedatangan Eza ke pondok pesantren
77 Bab 77.S2. Menunggu kedatangan Nadhira
78 Bab 78.S2. menghafal nadhom Aqidatul awam
79 Bab 79. S2 Pujian Eza
80 Bab 80.S2. Kebaikan Nadhira
Episodes

Updated 80 Episodes

1
bab 1 Pertemuan Eza Ferdiansyah dan Nadhira Al-mahyra
2
bab 2 Pindah sekolah
3
bab 3 Keceriaan Eza Ferdiansyah
4
bab 4 Keberangkatan Nadhira ke Ponpes
5
Bab 5 Bertemu Hendri
6
Bab 6 Di ajak ke Surabaya
7
Bab 7 Pertanyaan pertanyaan Hendri
8
Bab 8 Kangen Nadhira
9
Bab 9 Kepulangan Umi Dayat
10
Bab 10 Kangen Nadhira
11
bab 11 Rencana balik ke Pesantren.
12
Bab 12 Kekhawatiran Alvy
13
Bab 13 Perdebatan Zila dan Marsya
14
Bab 14 Nadhira sakit
15
Bab 15 Masuk rumah sakit
16
Bab 16 Perdebatan Nadhira dengan sang Ibu
17
Bab 17 Batalnya pertemuan Adhi dan Herman
18
Bab 18 Ijin merawat Nadhira
19
Bab 19 Undangan manggung
20
Bab 20 Ceramah Kyai Ahsan
21
Bab 21 Suara merdu Nadhira
22
Bab 22 Melepas Rindu
23
Bab 23 Diki sang Playboy
24
Bab 24 Main di Pantai
25
Bab 25 Keisengan Adhi
26
Bab 26 Gara-gara Rumput seabrek
27
Bab 27 Pergi ke Taman Kota
28
Bab 28 Pertemuan Rara dan Nadhira
29
Bab 29 Balik ke Pondok Pesantren
30
Bab 30 Liburan ke Surabaya
31
Bab 31 Pertandingan Basket
32
Bab 32 Kecemburuan Eza Ferdiansyah
33
Bab 33 Kemenangan Eza dan kawan kawan.
34
Bab 34 Perdebatan Marvel dan Eza
35
Bab 35 Perjalanan kerumah Hendriyansyah
36
Bab 36 Obrolan kecil antara Eza dan Abah Rahman.
37
Bab 37 Pegi ke studio musik dan tari
38
Bab 38 Di paksa nge-dance
39
Bab 39 Balik ke ponpes (pondok pesantren)
40
Bab 40 Kerja keras semua Tim
41
Bab 41 Nadhira Cs
42
Bab 42 Pamor Nadhira Cs
43
Bab 43 Membahas Nadhira Cs
44
Bab 44 Perjalanan pulang Nadhira
45
Bab 45 Acara Ulang Tahun Nadhira
46
Bab 46 Kajian Kitab Kuning
47
Bab 47 Kesedihan Asrama kenanga
48
Bab 48
49
Bab 49 Mos (masa orientasi sekolah)
50
Bab 50 Gisela teman baru Nadhira
51
Bab 51 500 Tanda tangan
52
Bab 52 Akhirnya selesai
53
Bab 53 Incaran Maya
54
Bab 54 Tamparan
55
Bab 55 Penyesalan Maya
56
Bab 56 Karyawan Baru
57
Bab 57 Acara Lamaran
58
Bab 58 Lamaran Herman dan Rara
59
Bab 59 Acara saweran lamaran
60
Bab 60 Pertemuan tak terduga
61
Bab 61 Obrolan Pak Arifin dan Pak Santo
62
Bab 62 Silaturahim
63
Bab 63 Candaan Nadhira
64
Bab 64 Rencana perjodohan Eza Ferdiansyah
65
Bab 65 Artis Komplek
66
Bab 66 Grub Artis komplek
67
Bab 67 Kemenangan Artis komplek
68
Bab 68 Kebahagiaan Hera
69
Bab 69 Hera yang nyebelin
70
Bab 70 Mungkin sudah takdir
71
Bab 71 Pangeran berkuda putih
72
Bab 72 Teka teki inisial N
73
Bab 73 Tukar cincin
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76.S2. Kedatangan Eza ke pondok pesantren
77
Bab 77.S2. Menunggu kedatangan Nadhira
78
Bab 78.S2. menghafal nadhom Aqidatul awam
79
Bab 79. S2 Pujian Eza
80
Bab 80.S2. Kebaikan Nadhira

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!