Bia masih mematung. Dirinya masih tak percaya dengan kejadian yang baru saja terjadi. Dia Menikah!
Jujur dalam hati dirinya belum siap untuk menikah. toi entah mengapa ia tak ada penolakan apa pun darinya. Ia pasrah begitu saja.
Lia menyenggol Bia, memberi isyarat agar mencium tangan Anyer. Namun, Bia tak paham, hingga akhirnya Oma angkat bicara.
"Kalian sudah sah sebagai suami istri. Bia, Sekarang Anyer adalah suamimu. Tugasmu adalah melayaninya baik lahir maupun batin. Sekarang cium tangan suamimu!"
"Begitu juga kamu Anyer. Bia sekarang adalah istri sahmu. kamu harus bisa memberi nafkah lahir dan batin sepenuhnya. Oma harap kamu menjadikan Bia satu satunya wanita dalam hidup mu!"
Anyer menatap Oma Risa dengan perasaan bersalah. Bagaimana mungkin ia bisa menjadikan Bia satu satunya wanita dalam hidupnya, sementara saat ini ia sudah memiliki Lisa satu satunya wanita yang sangat ia cintai.
Dengan gerakan ragu, Bia menuruti ucapan Oma. Meraih tangan Anyer dengan rasa gemetar. Begitu juga dengan Anyer, lelaki itu mematung. Tak tahu apa yang akan ia lakukan setelah ini.
Flash Back sebelum Wijaya terjatuh
Pagi itu setelah kepergian Bia, Wijaya segera menuju rumah sakit untuk chek up bersama dengan Lia.
Namun saat mengantri, Wijaya bertemu dengan Anyer.
Dengan sopan Anyer menyapa Wijaya. Keduanya pun sempat berkacap sambil menunggu giliran Wijaya di panggil.
"Om Wijaya," sapa Anyer sambil menyalam.
"Anyer." Wijaya terkesima.
"Om sakit? Mana anak Om?" Anyer sekedar basa basi karena melihat wajah Wijaya sedikit pucat.
Dengan memaksakan senyumnya. "Ya, beginilah Any, Om sudah tua. Banyak penyakitnya. Udah gak sabar ya pengen cepet nikah sama anak Om?" goda Wijaya.
Anyer pun menjadi salah tingkah. Entah mengapa mulutnya begitu lancar menanyakan Bia. Padahal ia hanya ingin sekedar basa basi.
"Sudahlah gak usah malu malu. Oh ya, ada yang ingin om Katakan sama kamu." Wijaya menjeda.
Mendadak jantung Anyer berdegup lebih cepat meskipun ia belum tahu apa yang akan disampaikan oleh Wijaya.
Wijaya menarik membuang nafasnya pelan. Menatap Anyer dengan penuh harap.
"Anyer, Om tahu kamu anak yang baik sebab, Om tahu bagaimana papamu mendidik kamu. Om yakin kamu adalah laki laki yang bisa bertanggung jawab penuh. Maka dari itu, Om memilih kamu sebagai calon suami anak Om. Om tahu kamu bisa menggatikan Om dikemudian hari. Anyer.... dengan penuh kesadaran, Om memohon kepadamu, jika suatu saat terjadi sesuatu terhadap Om, tolong kamu kabulkan permintaan terakhir Om. Nikahi lah anak Om sebelum Om benar benar di panggil Tuhan." Tak kuasa, Wijaya mengelap air mata yang mengalir begitu saja.
"Tuan, sudah." Lia menenangkan Wijaya.
Anyer sama sekali tidak mengerti dengan ucapan Wijaya. "Om, jangan bicara seperti itu. Saya yakin Om akan di beri umur panjang oleh Tuhan."
Wijaya tersenyum sinis. "Siapa bilang? nyawa om tinggal hitungan bulan, bahkan hari." Suara Wijaya melemah.
"Om harap kamu kabulkan permintaan terakhir Om. Om hanya ingin melihat anak Om bahagia bersama kamu!"
Belum sempat Anyer bertanya lebih, Wijaya telah di panggil.
"Om masuk dulu ya. Ingit pesan Om!"
Anyer hanya menatap punggung lelaki paruh baya itu dejgan segudang pertanyaan. "Aku harus cari tahu," gumam Anyer.
Flash Back Off
"Pernikahan kalian sudah sah secara agama maupun negara. Silahkan tanda tangani surat nikah ini," seru Pak penghulu.
Anyer menarik nafasnya berat. Memejamkan matanya sejenak lalu dengan tekat bergerak mengecup kening Bia dengan penuh keterpaksaan.
Dengan penuh bahagia, Lisa segera memeluk tubuh Bia. Ia tidak menyangka pernikahan singkat yang sebelumnya tak pernah terpikirkan akan terjadi secepat ini.
"Nona, selamat anda telah menjadi seorang istri. Jangan menangis! Ini hari bahagia Nyonya." Bia mengendurkan pelukannya.
"Ada yang salah dengan ucapan saya? Bukankah benar, sekarang anda telah bergelar nyonya Adipati? Bukan begitu Oma?" Lisa mencoba menggoda Bia. Wajahnya memerah. Mendadak suhu ruangan terasa panas kala semua orang membenarkan ucapan Lisa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Anonymous
maaf thorr bukan lisa, tp lia
2023-03-17
0
raa
absen
2022-01-11
0