Malam ini entah mengapa Bia sulit untuk memejamkan mata. Beberapa kali ia membalik ke kanan dan ke kiri. Merubah posisi agar nyaman, namun nyatanya tetap tidak bisa tidur juga.
Sedari tadi ia menunggu kabar dari Nathan namun, sampai larut belum ada Nathan memberinya kabar. Setelah pertemuan dengan klaen tadi siang, Bia memang memutuskan untuk pulang ke rumah karena memang tak ada lagi pekerjaan di kantor.
"Ini kenapa sih susah tidur?" gerutunya kesal saat melihat jam sudah menunjukkan pukul satu pagi.
"Perasaan udah makan tadi deh. Apa jangan jangan Nathan gagal menyakinkan pengusaha kaya itu ya," batinnya.
Bia segera menyibakkan selimut. Langkahnya membawa ke balkon.
Malam yang sunyi nan sepi. Hanya suara jangkrik mengerik yang saling menyahut
mengiringi diamnya alam.
Bia menatap langit cerah bertabur bintang. Ia tersenyum. "Ma, Bia kangen," lirihnya.
Sudah menjadi kebiasaan Bia, jika ia tak bisa tidur maka ia akan melihat bintang yang bersinar di angkasa.
Matanya mulai berembun. Meski telah menjadi wanita kuat namun, Bia juga mempunyai sisi lemah.
Entah sudah berapa lama Bia berdiam diri. Hawa dingin yang kian menusuk tulang membuatnya tersadar akan lamunannya.
"Ma, Bia tidur dulu ya. Besok Bia ada meeting pagi. Doain semua kerja keras Bia bisa membuat Mama bangga. Daa.. Mama.." Bia melempar ciuman jauh, seolah bintang yang paling bersinar adalah ibunya yang sudah bahagia di surga.
. . .
Pagi telah menyingsing. Suara ponsel berdering membuat Bia mengambil benda pipih tersebut yang berada di atas nakas.
Bia segera menggeser tombol warna hijau.
"Bu Dir, saya hanya mengingatkan pagi ini anda ada jadwal pertemuan dengan pihak yayasan." Nathan sang penelepon mengingat ulang jadwal Bia.
"Iya aku tahu. Aku belum pikun," jawabnya dengan suara serak.
"Pertemuan pukul delapan, Bu." Ingat Nathan lagi.
"Tanpa kamu telepon, aku tahu. Lagian ini masih pagi, Nath." Bia menguap lalu melihat jam weker yang berada di atas nakas.
"Astaga… Mati…" Bia segera mematikan teleponnya lalu segera berlari menuju kamar mandi.
Dengan langkah terburu buru Bia menuruni anak tangga.
"Bia… hati hati," tegur Wijaya yang berada di meja makan.
"Gak bisa lagi, Pa. Bia udah kesiangan," Bia menyambar roti yang sudah beroles selai coklat.
"Kamu ini kebiasaan." Wijaya hanya bisa menggeleng menyaksikan tingkah anaknya yang selalu saja bangun kesiangan meski sudah menjabat sebagai Direktur.
Bia tak menggubris. Ia menyalami ayahnya kemudian berlalu. Membuat Wijaya menggelengkan kepala.
"Dasar Bia," lirih Wijaya.
Beberapa kali Bia mencoba menghubungi Nathan tapi itu hanya membuatnya semakin kesal sebab, Nathan tak mengangkat telepon darinya.
"Nathan kemana sih?" gerutunya kesal.
"Pak jalan!" titahnya pada sang sopir.
"Baik Nona." sang sopir segera mengemudikan mobilnya menuju kantor.
Di dalam mobil, Bia merasa tidak nyaman, hatinya gelisah. Bagaimana jika presentase kali ini gagal. Apalagi yang akan ia temui adalah perusahaan yang telah banyak berjasa dalam perusahaannya.
"Nathan, angkat dong!" omelnya pada benda pipih yang sedang ia genggam.
"Ada apalagi sih, Pak?" Lagi lagi Bia mengomel kepada sang supir karena mengerem mendadak.
"Maaf Nona, sepertinya saya menabrak seseorang," adunya pada Bia.
Bia langsung terbelalak. "Apa?" sedikit berteriak.
Sang sopir segera turun yang di ikuti oleh Bia.
Bia begitu panik saat melihat seorang anak wanita muda dengan luka di lutut menahan sakitnya.
"Pak, cepat bawa ke rumah sakit," perintah Bia.
"Baik, Nona."
Sopir segera membantu mengangkat wanita tersebut.
"Maaf mbak saya tidak sengaja. Tapi saya akan bertanggung jawab," ucap mang Udin tulus pada wanita tersebut.
"Udah gak papa, Pak. Lagian ini juga salah saya. Nyebrang gak liat liat," ucap Nayra, wanita dengan rambut pirang sebahu.
"Lagian punya mata gak buat ngelihat!" sindir Bia.
Mang Udin dan Nayra sama sama saling menatap.
"Maafkan nyonya saya ya, Mbak," ucap Mang Udin lirih.
Nayra hanya tersenyum tipis sambil meringis menahan rasa sakitnya. Meski tidak parah tapi luka di lututnya terus berdenyut.
"Pak, bapak urus wanita ini. Aku naik taksi aja. Keburu telat meeting pagi ini." Bia segera keluar dari mobil lalu menyetop sebuah taksi melintas.
"Pagi yang sial," gerutunya.
Sesampainya di kantor segera menuju ruang kepemimpinannya. Begitu juga Nathan yang terburu buru menuju ruangan Bia.
"Maaf Bu, saya terlambat. Ban mobil saya pecah," tutur Nathan.
Bia mengernyit. Ternyata bukan hanya dia saja yang terlambat. Pantas saja di telepon tidak menjawab.
"Sudahlah, sekarang siapkan semua semua!" titah Bia.
"Baik, Bu." Patuh Nathan.
Semenjak perusahaan diambil alih oleh Bia, Bia menjadi salah satu donatur tetap di salah satu yayasan panti asuhan yang menampung anak anak terlantar ataupun bayi yang kurang beruntung.
Jarak tempuh kantor ke yayasan memakan waktu sekitar satu jam lebih. Kali ini Bia tidak membawa sopir. Dan Nathan menjadi sopir dadakan untuk Bia.
"Nath, gimana loloskan kemarin?" tanya Bia dalam keheningan.
Nathan melirik bosnya dari kaca spion.
"Maaf Bu, saya gagal," lirihnya.
"Maksud kamu?" Bia ingin memastikan.
"Tuan Anyer menolak, karena Anda tidak hadir," jelas Nathan tunduk.
"Kamu gimana sih, harusnya kamu itu yakinkan keuntungan jika mereka bekerja sama dengan kita. Jangan cuma diam aja," ucap Bia kesal.
"Sudah saya jabarkan dengan rinci Bu, tapi Tuan Anyer sangat angkuh." Di akhir kata Nathan melemahkan suaranya.
Selama ini Bia memang belum pernah bertemu secara langsung Anyer. Hanya lewat majalah ia melihat. Meski mempunyai wajah tampan, tapi memang terlihat sombong dan angkuh. Itu yang Bia tangkap dari wajah Anyer.
Berarti berita yang beredar memang benar. Anyer memanglah pria angkuh dan sombong.
Sepanjang perjalanan Bia hanya mengerucut, menahan kesal. Namun, bukan kesal terhadap Nathan yang gagal mengemban tugas, melainkan kesal membayangkan wajah pria yang bernama Anyer.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Om Rudi
Perjalanan Alma Mencari Ibu hadir
Hargai pihak lain dengan mentamakan level. jangan asal andalkan bawahan.
2022-01-04
3
🌹🌹Sofia Salgi🌹🌹
lanjut thor
2021-11-20
2
IG : @ohayou_2d
Anyer atau Nathan bakal jd suami nya🤔
2021-11-14
2