Bab 4

Malam ini entah mengapa Bia sulit untuk memejamkan mata. Beberapa kali ia membalik ke kanan dan ke kiri. Merubah posisi agar nyaman, namun nyatanya tetap tidak bisa tidur juga.

Sedari tadi ia menunggu kabar dari Nathan namun, sampai larut belum ada Nathan memberinya kabar. Setelah pertemuan dengan klaen tadi siang, Bia memang memutuskan untuk pulang ke rumah karena memang tak ada lagi pekerjaan di kantor.

"Ini kenapa sih susah tidur?" gerutunya kesal saat melihat jam sudah menunjukkan pukul satu pagi.

"Perasaan udah makan tadi deh. Apa jangan jangan Nathan gagal menyakinkan pengusaha kaya itu ya," batinnya.

Bia segera menyibakkan selimut. Langkahnya membawa ke balkon.

Malam yang sunyi nan sepi. Hanya suara jangkrik mengerik yang saling menyahut

mengiringi diamnya alam.

Bia menatap langit cerah bertabur bintang. Ia tersenyum. "Ma, Bia kangen," lirihnya.

Sudah menjadi kebiasaan Bia, jika ia tak bisa tidur maka ia akan melihat bintang yang bersinar di angkasa.

Matanya mulai berembun. Meski telah menjadi wanita kuat namun, Bia juga mempunyai sisi lemah.

Entah sudah berapa lama Bia berdiam diri. Hawa dingin yang kian menusuk tulang membuatnya tersadar akan lamunannya.

"Ma, Bia tidur dulu ya. Besok Bia ada meeting pagi. Doain semua kerja keras Bia bisa membuat Mama bangga. Daa.. Mama.." Bia melempar ciuman jauh, seolah bintang yang paling bersinar adalah ibunya yang sudah bahagia di surga.

. . .

Pagi telah menyingsing. Suara ponsel berdering membuat Bia mengambil benda pipih tersebut yang berada di atas nakas.

Bia segera menggeser tombol warna hijau.

"Bu Dir, saya hanya mengingatkan pagi ini anda ada jadwal pertemuan dengan pihak yayasan." Nathan sang penelepon mengingat ulang jadwal Bia.

"Iya aku tahu. Aku belum pikun," jawabnya dengan suara serak.

"Pertemuan pukul delapan, Bu." Ingat Nathan lagi.

"Tanpa kamu telepon, aku tahu. Lagian ini masih pagi, Nath." Bia menguap lalu melihat jam weker yang berada di atas nakas.

"Astaga… Mati…" Bia segera mematikan teleponnya lalu segera berlari menuju kamar mandi.

Dengan langkah terburu buru Bia menuruni anak tangga.

"Bia… hati hati," tegur Wijaya yang berada di meja makan.

"Gak bisa lagi, Pa. Bia udah kesiangan," Bia menyambar roti yang sudah beroles selai coklat.

"Kamu ini kebiasaan." Wijaya hanya bisa menggeleng menyaksikan tingkah anaknya yang selalu saja bangun kesiangan meski sudah menjabat sebagai Direktur.

Bia tak menggubris. Ia menyalami ayahnya kemudian berlalu. Membuat Wijaya menggelengkan kepala.

"Dasar Bia," lirih Wijaya.

Beberapa kali Bia mencoba menghubungi Nathan tapi itu hanya membuatnya semakin kesal sebab, Nathan tak mengangkat telepon darinya.

"Nathan kemana sih?" gerutunya kesal.

"Pak jalan!" titahnya pada sang sopir.

"Baik Nona." sang sopir segera mengemudikan mobilnya menuju kantor.

Di dalam mobil, Bia merasa tidak nyaman, hatinya gelisah. Bagaimana jika presentase kali ini gagal. Apalagi yang akan ia temui adalah perusahaan yang telah banyak berjasa dalam perusahaannya.

"Nathan, angkat dong!" omelnya pada benda pipih yang sedang ia genggam.

"Ada apalagi sih, Pak?"  Lagi lagi Bia mengomel kepada sang supir karena mengerem mendadak.

"Maaf Nona, sepertinya saya menabrak seseorang," adunya pada Bia.

Bia langsung terbelalak. "Apa?" sedikit berteriak.

Sang sopir segera turun yang di ikuti oleh Bia.

Bia begitu panik saat melihat seorang anak wanita muda dengan luka di lutut menahan sakitnya.

"Pak, cepat bawa ke rumah sakit," perintah Bia.

"Baik, Nona."

Sopir segera membantu mengangkat wanita tersebut.

"Maaf  mbak saya tidak sengaja. Tapi saya akan bertanggung jawab," ucap mang Udin tulus pada wanita tersebut.

"Udah gak papa, Pak. Lagian ini juga salah saya. Nyebrang gak liat liat," ucap Nayra, wanita dengan rambut pirang sebahu.

"Lagian punya mata gak buat ngelihat!" sindir Bia.

Mang Udin dan Nayra sama sama saling menatap.

"Maafkan nyonya saya ya, Mbak," ucap Mang Udin lirih.

Nayra hanya tersenyum tipis sambil meringis menahan rasa sakitnya. Meski tidak parah tapi luka di lututnya terus berdenyut.

"Pak, bapak urus wanita ini. Aku naik taksi aja. Keburu telat meeting pagi ini." Bia segera keluar dari mobil lalu menyetop sebuah taksi melintas.

"Pagi yang sial," gerutunya.

Sesampainya di kantor  segera menuju ruang kepemimpinannya. Begitu juga Nathan yang terburu buru menuju ruangan Bia.

"Maaf Bu, saya terlambat. Ban mobil saya pecah," tutur Nathan.

Bia mengernyit. Ternyata bukan hanya dia saja yang terlambat. Pantas saja di telepon tidak menjawab.

"Sudahlah, sekarang siapkan semua semua!" titah Bia.

"Baik, Bu." Patuh Nathan.

Semenjak perusahaan diambil alih oleh Bia, Bia menjadi salah satu donatur tetap di salah satu yayasan panti asuhan yang menampung anak anak terlantar ataupun bayi yang kurang beruntung.

Jarak tempuh kantor ke yayasan memakan waktu sekitar satu jam lebih. Kali ini Bia tidak membawa sopir. Dan Nathan menjadi sopir dadakan untuk Bia.

"Nath, gimana loloskan kemarin?" tanya Bia dalam keheningan.

Nathan melirik bosnya dari kaca spion.

"Maaf Bu, saya gagal," lirihnya.

"Maksud kamu?" Bia ingin memastikan.

"Tuan Anyer menolak, karena Anda tidak hadir," jelas Nathan tunduk.

"Kamu gimana sih, harusnya kamu itu yakinkan keuntungan jika mereka bekerja sama dengan kita. Jangan cuma diam aja," ucap Bia kesal.

"Sudah saya jabarkan dengan rinci Bu, tapi Tuan Anyer sangat angkuh." Di akhir kata Nathan melemahkan suaranya.

Selama ini Bia memang belum pernah bertemu secara langsung Anyer. Hanya lewat majalah ia melihat. Meski mempunyai wajah tampan, tapi memang terlihat sombong dan angkuh. Itu yang Bia tangkap dari wajah Anyer.

Berarti berita yang beredar memang benar. Anyer memanglah pria angkuh dan sombong.

Sepanjang perjalanan Bia hanya mengerucut, menahan kesal. Namun, bukan kesal terhadap Nathan yang gagal mengemban tugas, melainkan kesal membayangkan wajah pria yang bernama Anyer.

Terpopuler

Comments

Om Rudi

Om Rudi

Perjalanan Alma Mencari Ibu hadir

Hargai pihak lain dengan mentamakan level. jangan asal andalkan bawahan.

2022-01-04

3

🌹🌹Sofia Salgi🌹🌹

🌹🌹Sofia Salgi🌹🌹

lanjut thor

2021-11-20

2

IG : @ohayou_2d

IG : @ohayou_2d

Anyer atau Nathan bakal jd suami nya🤔

2021-11-14

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bb 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 BaB 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bujukan Lisa
37 Tergoda
38 Kartu As
39 Angka mesum?
40 Gengsi
41 Salah siapa?
42 Es Krim
43 Sebutan Baru
44 Sebuah Pulau
45 Istri?
46 Pasar Malam
47 Berakhir
48 Berita pagi
49 Yang tertunda
50 Hal tak terduga
51 Frustasi
52 Terjebak
53 Kekhawatiran Bia
54 pertengkaran
55 Nganu
56 Keluar Kota
57 Tatapan Nathan
58 Pengakuan Nathan
59 Anyer yang terlupakan
60 Tingkat Kepercayaan Nathan
61 Basah
62 First Kiss
63 Gaya Baru
64 Wanita Lain
65 Double Date
66 Sebuah Kebenaran
67 Permintaan Nathan
68 Isi Hati Nathan
69 Teka Teki Bia
70 Hadiah Dari Bia
71 Pura Pura Sakit
72 Masak Apa?
73 Terulang Lagi
74 Lampu Hijau
75 Pengalaman Pertama
76 Tragedi Bianglala
77 Bertemu Dengan Lisa
78 Pertemuan Anyer
79 Amarah Bia
80 Berakhir ( END )
81 Masih Menggantung
82 Ajakan Nathan
83 Melamar
84 Ujian
85 Ngambek
86 Hari Bahagia
87 S-2 Pembobolan Gerbang
88 S-2 Lagi dan Lagi
89 S-2 Teror
90 S-2 Ketakutan
91 S-2 Di Culik
92 S-2 Kabar kebenaran
93 S- 2 Pengakuan
94 S-2 Titik Terang
95 S-2 Mendapat Servis
96 S-2 Di goyang
97 S- 2 Tragedi Martabak
98 S-2 Poli Kandungan
99 S- 2 Kebahagiaan
100 PENGUMUMAN
101 PENGUMUMAN LAGI
102 Jerat Hasrat Sang CEO
103 Separuh Hati Untuk Nafisya
104 Menikahi Ketua Osis
105 Hasrat Tuan Majikan
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bb 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
BaB 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bujukan Lisa
37
Tergoda
38
Kartu As
39
Angka mesum?
40
Gengsi
41
Salah siapa?
42
Es Krim
43
Sebutan Baru
44
Sebuah Pulau
45
Istri?
46
Pasar Malam
47
Berakhir
48
Berita pagi
49
Yang tertunda
50
Hal tak terduga
51
Frustasi
52
Terjebak
53
Kekhawatiran Bia
54
pertengkaran
55
Nganu
56
Keluar Kota
57
Tatapan Nathan
58
Pengakuan Nathan
59
Anyer yang terlupakan
60
Tingkat Kepercayaan Nathan
61
Basah
62
First Kiss
63
Gaya Baru
64
Wanita Lain
65
Double Date
66
Sebuah Kebenaran
67
Permintaan Nathan
68
Isi Hati Nathan
69
Teka Teki Bia
70
Hadiah Dari Bia
71
Pura Pura Sakit
72
Masak Apa?
73
Terulang Lagi
74
Lampu Hijau
75
Pengalaman Pertama
76
Tragedi Bianglala
77
Bertemu Dengan Lisa
78
Pertemuan Anyer
79
Amarah Bia
80
Berakhir ( END )
81
Masih Menggantung
82
Ajakan Nathan
83
Melamar
84
Ujian
85
Ngambek
86
Hari Bahagia
87
S-2 Pembobolan Gerbang
88
S-2 Lagi dan Lagi
89
S-2 Teror
90
S-2 Ketakutan
91
S-2 Di Culik
92
S-2 Kabar kebenaran
93
S- 2 Pengakuan
94
S-2 Titik Terang
95
S-2 Mendapat Servis
96
S-2 Di goyang
97
S- 2 Tragedi Martabak
98
S-2 Poli Kandungan
99
S- 2 Kebahagiaan
100
PENGUMUMAN
101
PENGUMUMAN LAGI
102
Jerat Hasrat Sang CEO
103
Separuh Hati Untuk Nafisya
104
Menikahi Ketua Osis
105
Hasrat Tuan Majikan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!