Bab 6

Wijaya tersenyum lebar saat Bia sudah keluar dari ruangan eksekusi bersama dengan mbak Lia.

Putri semata wayangnya telah di sihir bak seperti bidadari.

"Pa," panggil Bia membuat Wijaya membuyarkan lamunan.

"Kamu cantik sekali. Papa bangga mempunyai anak yang sempurna seperti kamu," ungkap Wijaya.

"Ya sudah, ayo kita berangkat!" Wijaya menggiring Bia menuju mobil.

Dengan pasrah Bia mengikuti saja kemauan ayahnya. Begitu juga mbak Lia yang setia mengikuti langkah sang majikan.

"Pah, jujur! Sebenarnya kita mau kemana? Perasaan Bia tidak sedang berulang tahun. Seingat Bia ini juga bukan hari spesial." desak Bia pada Wijaya.

Wijaya terkekeh membuat Bia semakin tak mengerti dan menggelengkan kepalanya.

"Sudahlah kamu nurut aja. Nanti juga tahu. Yang pasti ini makan malam sepesil," ucap Wijaya.

Tak ingin terlalu memikirkan, Bia memilih menatap keluar jendela. Mbak Lia yang duduk di samping pak Dadang hanya bisa mengamati kedua majikannya dari kaca spion saja.

Tak lama mobil telah berhenti di depan sebuah restoran mewah. Segera pak Dadang membukakan pintu untuk Wijaya dan Mbak Lia membukakan pintu untuk Bia.

Bia menunduk tersipu saat mbak Lia membenahkan anak rambut ke telinga.

"Selamat menikmati, Nona," ucapnya pada Bia.

"Mbak Lia gak ikut?" Bia heran.

Mbak Lia menggeleng. "Tidak Nona, saya dan Pak Dadang akan menunggu di sini. Ini kan pertemuan keluarga," tuturnya.

Bia membuang nafas beratnya saat Wijaya telah memberi isyarat untuk masuk bersama.

Di salah satu meja telah berkumpul satu keluarga yang sudah menunggu kedatangan mereka.

"Maaf kami terlambat." Wijaya menyapa keluarga sahabat lamanya.

Aryo Subradjo segera memeluk tubuh Wijaya dengan bahagia. Bukan tidak pernah bersua tapi, memang akhir akhir ini Wijaya mengurangi aktivitasnya di luar karena kesehatannya.

"Tidak apa apa. Kami juga baru sampai. Ayo duduk!" Aryo mempersilahkan Wijaya duduk. 

Sekelebat netranya menangkap sosok Bia yang berdiri di belakang Wijaya.

"Ini anakmu? Tega kamu ya, selama ini ngumpetin anak secantik ini?" seloroh Aryo.

Dengan malu malu Bia segera menyalam tangan Aryo, Siska dan Oma Risa.

Wijaya terkekeh.

Saling bertukar kabar Wijaya dan Aryo tenggelam dalam cerita mereka hingga melupakan keberadaan orang disekitarnya.

"Apa sudah bisa di mulai makan malam ini?" Siska menatap sinis.

"Siska!" tegur Oma Risa.

Siska semakin merasa kesal. Apa pun yang ia lakukan pasti tidak akan di sukai oleh mertuanya.

"Tunggu sebentar lagi ya, masih di jalan dia. Kalian belum lapar kan?" tanya Aryo kepada Wijaya.

"Santai aja kita belum terlalu lapar. Iya kan Bi?" Wijaya menatap Bia.

Bia mengiyakan dengan menarik simpul di kedua bibirnya.

"Iya," cicitnya.

Bia menatap canggung kepada Siska yang terlihat judes. Lain dengan oma Risa yang murah senyum.

Sebenarnya Bia merasa  risih dengan tatapan kedua wanita beda usia di hadapannya saat ini.

Entah mengapa Bia merasa bahwa Siska tidak menyukai keberadaannya disana.

"Kamu seperti ibumu, Nak. Cantik." Oma Risa buka suara hingga mengalihkan Wijaya dan Aryo yang sibuk bercerita sendiri.

"Makasih, Nek," jawab Bia.

Oma Risa segera melotot kala mendengar ucapan Bia.

Sementara itu Siska menahan tawanya yang tak bisa di sembunyikannya lagi.

"Jangan panggil Nenek! Panggil Oma!" Ralat Oma Risa.

Bia tersenyum canggung.

"Maaf Oma, Bia tidak tahu," sesal Bia.

"Sudah tidak apa apa."   Oma Risa melempar senyuman tulus.

Harus berapa lama Bia berada dalam situasi seperti ini. Menunggu adalah hal yang paling Bia benci dalam hidupnya.

Selama ini ia selalu on time. Baik di kantor maupun di luar kantor. 

Sebenarnya siapa sosok yang tengah mereka tunggu hingga harus bersabar seperti ini. Ingin rasanya Bia menjitak kepala orang yang tengah ia tunggu. Membuang banyak waktu saja.

Sekilas dari percakapan ayahnya dan Aryo, Bia mendengar mereka membanggakan sosok tersebut.

"Nah, itu dia yang di tunggu akhirnya datang juga." Aryo menunjuk seorang lelaki berjalan tergesa menuju meja mereka.

"Maaf semua, saya telat. Tadi saya harus menyelesaikan pekerjaan saya terlebih dahulu." Pria itu membungkuk lalu menarik kursinya. Meletakkan kacamatanya lalu mengedarkan pandangannya kesemua penjuru hingga tatapannya berhenti kepada sosok Bia yang juga tengah menatapnya tanpa berkedip.

Terpopuler

Comments

Yuyun Ratna Sari Famili

Yuyun Ratna Sari Famili

update ceritanya

2022-06-15

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bb 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 BaB 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bujukan Lisa
37 Tergoda
38 Kartu As
39 Angka mesum?
40 Gengsi
41 Salah siapa?
42 Es Krim
43 Sebutan Baru
44 Sebuah Pulau
45 Istri?
46 Pasar Malam
47 Berakhir
48 Berita pagi
49 Yang tertunda
50 Hal tak terduga
51 Frustasi
52 Terjebak
53 Kekhawatiran Bia
54 pertengkaran
55 Nganu
56 Keluar Kota
57 Tatapan Nathan
58 Pengakuan Nathan
59 Anyer yang terlupakan
60 Tingkat Kepercayaan Nathan
61 Basah
62 First Kiss
63 Gaya Baru
64 Wanita Lain
65 Double Date
66 Sebuah Kebenaran
67 Permintaan Nathan
68 Isi Hati Nathan
69 Teka Teki Bia
70 Hadiah Dari Bia
71 Pura Pura Sakit
72 Masak Apa?
73 Terulang Lagi
74 Lampu Hijau
75 Pengalaman Pertama
76 Tragedi Bianglala
77 Bertemu Dengan Lisa
78 Pertemuan Anyer
79 Amarah Bia
80 Berakhir ( END )
81 Masih Menggantung
82 Ajakan Nathan
83 Melamar
84 Ujian
85 Ngambek
86 Hari Bahagia
87 S-2 Pembobolan Gerbang
88 S-2 Lagi dan Lagi
89 S-2 Teror
90 S-2 Ketakutan
91 S-2 Di Culik
92 S-2 Kabar kebenaran
93 S- 2 Pengakuan
94 S-2 Titik Terang
95 S-2 Mendapat Servis
96 S-2 Di goyang
97 S- 2 Tragedi Martabak
98 S-2 Poli Kandungan
99 S- 2 Kebahagiaan
100 PENGUMUMAN
101 PENGUMUMAN LAGI
102 Jerat Hasrat Sang CEO
103 Separuh Hati Untuk Nafisya
104 Menikahi Ketua Osis
105 Hasrat Tuan Majikan
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bb 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
BaB 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bujukan Lisa
37
Tergoda
38
Kartu As
39
Angka mesum?
40
Gengsi
41
Salah siapa?
42
Es Krim
43
Sebutan Baru
44
Sebuah Pulau
45
Istri?
46
Pasar Malam
47
Berakhir
48
Berita pagi
49
Yang tertunda
50
Hal tak terduga
51
Frustasi
52
Terjebak
53
Kekhawatiran Bia
54
pertengkaran
55
Nganu
56
Keluar Kota
57
Tatapan Nathan
58
Pengakuan Nathan
59
Anyer yang terlupakan
60
Tingkat Kepercayaan Nathan
61
Basah
62
First Kiss
63
Gaya Baru
64
Wanita Lain
65
Double Date
66
Sebuah Kebenaran
67
Permintaan Nathan
68
Isi Hati Nathan
69
Teka Teki Bia
70
Hadiah Dari Bia
71
Pura Pura Sakit
72
Masak Apa?
73
Terulang Lagi
74
Lampu Hijau
75
Pengalaman Pertama
76
Tragedi Bianglala
77
Bertemu Dengan Lisa
78
Pertemuan Anyer
79
Amarah Bia
80
Berakhir ( END )
81
Masih Menggantung
82
Ajakan Nathan
83
Melamar
84
Ujian
85
Ngambek
86
Hari Bahagia
87
S-2 Pembobolan Gerbang
88
S-2 Lagi dan Lagi
89
S-2 Teror
90
S-2 Ketakutan
91
S-2 Di Culik
92
S-2 Kabar kebenaran
93
S- 2 Pengakuan
94
S-2 Titik Terang
95
S-2 Mendapat Servis
96
S-2 Di goyang
97
S- 2 Tragedi Martabak
98
S-2 Poli Kandungan
99
S- 2 Kebahagiaan
100
PENGUMUMAN
101
PENGUMUMAN LAGI
102
Jerat Hasrat Sang CEO
103
Separuh Hati Untuk Nafisya
104
Menikahi Ketua Osis
105
Hasrat Tuan Majikan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!