Bab 8

Jika Bia tidak mempermasalahkan tentang perjodohan tadi, berbeda dengan Anyer. Lelaki itu masih saja uring uringan kepada orang tuanya. Kenapa harus menyetujui perjodohan  konyol dari oma nya.

Padahal semua keluarga tahu bahwa ia telah mempunyai  seorang kekasih.

Lisa. Ya, dia adalah wanita yang mengisi hati Anyer saat ini.

Memang jalinan asmara antara Anyer dan Lisa tak mendapatkan lampu hijau dari Oma tapi Anyer tetap berusaha mempertahankan hubungannya dengan Lisa.

"Oma kelewatan!" Anyer meluapkan amarahnya dengan membuang jas ke sembarang arah. 

Untuk menenangkan pikirannya ia memutuskan untuk menemui Lisa. 

Hanya Lisa yang bisa mengertikan dirinya dan menenangkan pikirannya.

"Mau pergi kemana malam malam begini?" tegur Aryo yang tak sengaja melihat Anyer telah berpakaian rapi kembali.

"Bukan urusan Papa." Anyer tak menghiraukan Aryo. Bahkan teriakan Aryo ia abaikan.

"Dasar anak durhaka!" umpat Aryo

"Ada apa sih, Mas. Berisik tau!" omel Siska.

"Lihat kelakuan anak kamu! Sudah malam begini masih mau ngeluyur." adunya pada Siska.

Siska menarik nafasnya. "Wajarlah Mas, dia kan anak laki laki. Kayak gak pernah muda aja," ujar Siska.

Meskipun Aryo pernah muda, tapi untuk keluyuran malam itu tidak masuk dalam kamus hidupnya.

Sudah bisa Aryo pastikan bahwa Anyer pergi untuk menemui Lisa.

Aryo sendiri sebenarnya juga keberatan anaknya menjalin asmara dengan Lisa. Bukan masalah latar belakang namun, Lisa sepertinya hanya ingin memanfaatkan Anyer saja. Tapi, ia tak ingin berburuk sangka sebelum ada kebenaran.

. . .

Kini Anyer telah sampai di depan pintu sebuah apartemen yang ia belikan untuk kekasihnya. Segera membuka pintu, karena Anyer mengetahui passwordnya.

Di dalam sana Lisa sudah tertidur. Dengan pelan Anyer mengusap pipinya lalu memberikan sebuah kecupan di kening Lisa.

Merasakan sentuhan tangan Anyer, Lisa mencoba membuka matanya.

"Sayang. Kenapa malam malam kesini?" tanya Lisa kaget.

"Aku kangen kamu," bisiknya menggoda tepat di telinga Lisa membuat gadis itu merasa merinding di sekujur tubuhnya.

Lisa yang mengantuk segera bangkit. Menangkup wajah Anyer. "Kamu kenapa? Ada masalah apa?" Lisa sudah hafal tentang Anyer. Tidak mungkin malam malam ia akan berkunjung jika tidak ada masalah.

"Kita nonton yuk!" Lisa menggandeng tangan Anyer menuju sofa panjang lalu menghidupkan televisi.

Anyer hanya patuh. Sementara itu, Lisa menuju dapur untuk membuat kopi untuk kekasihnya.

Meskipun berat rasa kantuk yang menyerang, sekuat tenaga Lisa melawan rasa kantuknya.

"Sayang, kamu tidur aja. Aku tidur disini," ujar Anyer setelah menyeruput kopi hancur.

"Kamu ada masalah apa?" tanya Lisa kembali.

"Kalau kamu gak mau cerita ga papa. Ini Aku akan disini nemenin kamu." Lisa merangkul lengan Anyer. Sementara lelaku itu berkali kali membuang nafas beratnya.

Apa reaksi Lisa jika mendengar bahwa dirinya akan menikahi gadis lain. Pasti akan sangat hancur.

Tidak,. Tidak! Lisa tidak boleh tahu masalah ini.

Lisa tetap setia menemani Anyer yang menonton acara televisi hingga lama lama yang terdengar hanya dengkuran nafas yang teratur. 

Memastikan sang kekasih tidur, ia segera ke kamar untuk mengambil selimut dan bantal.

"Aku tau kamu sedang ada masalah. Tidurlah!" Lisa mengusap kepala Anyer sebelum beranjak ke kamarnya.

Pagi telah menyingsing. Lisa sudah terlihat rapi dengan setelan baju kerja sedangkan Anyer, lelaki itu masih tertidur di sofa.

"Sayang, bangun!" panggil Lisa.

Seketika Anyer mengulet, merenggangkan otot ototnya yang terasa pegal.

Setelah membuka mata, pandangan pertama yang ia lihat adalah sosok Lisa yang berapa di hadapannya. Mengernyit sejenak, mengingat kejadian tadi malam hingga akhirnya berlabuh ke rumah Lisa.

Anyer menepuk jidatnya saat mengingat bahwa hari ini ia ada jadwal meeting.

"Mampus sayang, jam berapa ini?" gusar Anyer.

"Baru pukul tujuh kurang sedikit lagi." Lisa melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Kenapa gak bangunin aku? Aku ada meeting pagi." Anyer berlalu menuju kamar mandi.

"Maaf sayang, aku gak tega bangunin kamu. Ya udah aku siapin baju kamu ya." Lisa yang mengekori Anyer segera menuju sebuah lemari khusus yang menyimpan baju baju milik Anyer. 

Anyer sengaja mencadangkan beberapa baju di tempat Lisa agar sewaktu waktu jika ia menginap, ia akan mempunyai ganti.

Lisa sudah menunggu Anyer di meja makan. Ia bahkan rela bangun pagi untuk menyiapkan sarapan untuk kekasihnya.

"Sarapan dulu sini!" panggil Lisa saat Anyer sudah melipis dengan setelan jas kerjanya.

"Maaf sayang, tapi aku harus segera ke kantor. Nanti aku makan di kantor aja," tolak Anyer.

Lisa menghembuskan nafas beratnya."Tidak baik lho kalau berangkat kerja tidak sarapan. Sedikit aja ya!" bujuk Lisa.

Bukan Lisa kalau tidak bisa meyakinkan seorang Anyer. Dengan patuh Anyer pun menyantap sarapan dengan lahap, membuat Lisa semakin menarik simpul di ujung bibirnya.

"Nah, gitu dong!" puji Lisa saat Anyer menghabiskan makanannya.

"Ya sudah, ayo berangkat!" ajak Anyer.

Keduanya pun berangkat kerja bersama. Pekerjaan Lisa sebagai sekretaris pribadi membuat Anyer sedikit was was. Apalagi atasan Lisa juga masih muda, bahkan seumuran dengannya.

"Inget, jangan genit sama atasan!" pesan Anyer sebelum Lisa turun.

Lagi lagi Lisa di buat tersenyum. "Iya, iya. Posesif amat sih pacar aku ini," goda Lisa.

Anyer segera berlalu ketika Lisa telah masuk ke dalam gedung dan tak terlihat lagi. Kini giliran dirinya juga harus sampai di kantor tepat waktu.

.  .  .

Jika Anyer telah sampai di kantornya dengan aman dan nyaman, keluarga di rumah ribut gara gara Anyer tidak pulang semalaman.

"Ini nih, hasil didikan mu!" Oma menyudutkan Siska.

Wanita yang berstatus menantu itu enggan untuk menanggapi mertuanya. Pikiran sudah entah kemana mana memikirkan dimana Anyer sekarang.

"Paling paling juga tidur tempat pacarnya," celoteh Anya, adik perempuan Anyer.

"Jaga mulutmu Anya!" tegur Siska.

"Bela terus anak kesayangan Mama." Dengan ketus segera Anya berlalu untuk pergi ke kampusnya. Hal tersebut tak luput dari pandangan oma Risa.

 

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bb 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 BaB 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bujukan Lisa
37 Tergoda
38 Kartu As
39 Angka mesum?
40 Gengsi
41 Salah siapa?
42 Es Krim
43 Sebutan Baru
44 Sebuah Pulau
45 Istri?
46 Pasar Malam
47 Berakhir
48 Berita pagi
49 Yang tertunda
50 Hal tak terduga
51 Frustasi
52 Terjebak
53 Kekhawatiran Bia
54 pertengkaran
55 Nganu
56 Keluar Kota
57 Tatapan Nathan
58 Pengakuan Nathan
59 Anyer yang terlupakan
60 Tingkat Kepercayaan Nathan
61 Basah
62 First Kiss
63 Gaya Baru
64 Wanita Lain
65 Double Date
66 Sebuah Kebenaran
67 Permintaan Nathan
68 Isi Hati Nathan
69 Teka Teki Bia
70 Hadiah Dari Bia
71 Pura Pura Sakit
72 Masak Apa?
73 Terulang Lagi
74 Lampu Hijau
75 Pengalaman Pertama
76 Tragedi Bianglala
77 Bertemu Dengan Lisa
78 Pertemuan Anyer
79 Amarah Bia
80 Berakhir ( END )
81 Masih Menggantung
82 Ajakan Nathan
83 Melamar
84 Ujian
85 Ngambek
86 Hari Bahagia
87 S-2 Pembobolan Gerbang
88 S-2 Lagi dan Lagi
89 S-2 Teror
90 S-2 Ketakutan
91 S-2 Di Culik
92 S-2 Kabar kebenaran
93 S- 2 Pengakuan
94 S-2 Titik Terang
95 S-2 Mendapat Servis
96 S-2 Di goyang
97 S- 2 Tragedi Martabak
98 S-2 Poli Kandungan
99 S- 2 Kebahagiaan
100 PENGUMUMAN
101 PENGUMUMAN LAGI
102 Jerat Hasrat Sang CEO
103 Separuh Hati Untuk Nafisya
104 Menikahi Ketua Osis
105 Hasrat Tuan Majikan
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bb 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
BaB 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bujukan Lisa
37
Tergoda
38
Kartu As
39
Angka mesum?
40
Gengsi
41
Salah siapa?
42
Es Krim
43
Sebutan Baru
44
Sebuah Pulau
45
Istri?
46
Pasar Malam
47
Berakhir
48
Berita pagi
49
Yang tertunda
50
Hal tak terduga
51
Frustasi
52
Terjebak
53
Kekhawatiran Bia
54
pertengkaran
55
Nganu
56
Keluar Kota
57
Tatapan Nathan
58
Pengakuan Nathan
59
Anyer yang terlupakan
60
Tingkat Kepercayaan Nathan
61
Basah
62
First Kiss
63
Gaya Baru
64
Wanita Lain
65
Double Date
66
Sebuah Kebenaran
67
Permintaan Nathan
68
Isi Hati Nathan
69
Teka Teki Bia
70
Hadiah Dari Bia
71
Pura Pura Sakit
72
Masak Apa?
73
Terulang Lagi
74
Lampu Hijau
75
Pengalaman Pertama
76
Tragedi Bianglala
77
Bertemu Dengan Lisa
78
Pertemuan Anyer
79
Amarah Bia
80
Berakhir ( END )
81
Masih Menggantung
82
Ajakan Nathan
83
Melamar
84
Ujian
85
Ngambek
86
Hari Bahagia
87
S-2 Pembobolan Gerbang
88
S-2 Lagi dan Lagi
89
S-2 Teror
90
S-2 Ketakutan
91
S-2 Di Culik
92
S-2 Kabar kebenaran
93
S- 2 Pengakuan
94
S-2 Titik Terang
95
S-2 Mendapat Servis
96
S-2 Di goyang
97
S- 2 Tragedi Martabak
98
S-2 Poli Kandungan
99
S- 2 Kebahagiaan
100
PENGUMUMAN
101
PENGUMUMAN LAGI
102
Jerat Hasrat Sang CEO
103
Separuh Hati Untuk Nafisya
104
Menikahi Ketua Osis
105
Hasrat Tuan Majikan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!