Bab 10

Anyer merasa sangat bersalah terhadap seluruh anggota keluarganya. Tapi, tak dapat ia pungkiri bahwa Lisa adalah penawaran hatinya yang sedang kacau.

Setelah Rafa menghubungi Oma Risa, ponsel Rafa kembali berdering. Kali ini sebuah panggilan tanpa nama.

Rafa segera mengangkatnya.

"Iya, halo," ucap Rafa.

Dengan seksama Rafa mendengarkan setiap kata yang di ucapkan oleh sang penelepon sambil berpikir sejenak.

"Baiklah. Nanti saya share lok untuk tempatnya." Rafa segera menutup teleponnya.

Segera ia menuju ruangan Anyer untuk menyampaikan undangan makan siang hari ini.

Memang kebetulan hari ini Anyer sedang tidak ada pertemuan dengan siapapun. Hal itu menjadi pertimbangan Rafa menyetujui ajakan Nathan.

Lagi pula tidak ada salahnya, sekali kali menghibur diri sendiri. Bertemu dengan Bia adalah salah satu alasan utama ia menyetujui pertemuan siang ini, meski Anyer akan merasa keberatan.

Rafa telah jatuh hati pada pandang pertanyaan terhadap Bia. Meski sedikit judes, Rafa mengagumi kinerja Bia. Setelah pertemuan pertama diam diam Rafa mencari tahu tentang t

Bia melalui situs website.

Kali ini ia akan berusaha keras meyakinkan Anyer untuk setuju makan siang bersama.

"Maaf Tuan. Pihak BI grup ingin mengundang anda untuk makan siang bersama hari ini." Rafa melapor.

Anyer yang sedang berkutat pada laptopnya segera menghentikan kegiatannya. Memandang Rafa dengan aneh.

"Maksud kamu? Mereka ingin menyogok saya?" tuduh Anyer.

Rafa segera menggeleng. "Bukan. Bukan begitu Tuan. Mereka hanya ingin menjalin pertemanan saja." Rafa berusaha mencari alasan. Sebenarnya Rafa juga tidak tahu apa maksud ajakan makan siang hari ini.

Anyer menatap Rafa dengan curiga. "Tunggu... Sejak kapan klein yang kita tolak malah ingin menjalin pertemanan?"

Rafa terdiam belum bisa memberi jawaban untuk Anyer. Bagaimana kalau pihak BI grup hanya mempunyai niat jahat terhadap atasannya.

Ah, tapi tidak mungkin. Secara selama ini BI grup tidak pernah mempunyai skandal apa apa.

"Tidak ada salahnya Tuan untuk menemui mereka. Siapa tahu mereka punya penawaran lainnya." bujuk Rafa.

Anyer menatap Rafa kembali. "Sebenarnya bos kamu siapa? Saya atau BI grup?" tekan Anyer.

Lagi lagi Rafa hanya mampu menelan saliva. Apakah sikapnya terlalu mencolok jika sedang meyakinkan Anyer untuk bersedia datang.

"Jelas anda Tuan. Buktinya saya Sekarang berada di sini. Lagian anda hari ini sedang free. Yah, itung itung kita siang seperti biasa." Rafa tetap berusaha keras meyakinkan Anyer.

Sejenak Anyer berpikir. Menimbang kembali ajakan tersebut sebelum mengiyakan.

"Baiklah saya setuju. Tapi makan siang di restoran dekat hotel kita."

Rafa segera bersorak dalam hati saat lampu hijau telah menyala. "Baik Tuan."

Sementara itu Bia tambah berbunga kala Nathan melaporkan kabar baik jika Anyer menyetujui makan siang hari ini.

"Bu Dir, sepertinya hari ini anda sedang bahagia. Apakah sudah ada pangeran yang melamar anda?" Tanya Nathan iseng.

Bia malah salah tingkah. Walau lebih tepatnya akan di pinang oleh seorang pangeran. Sebentar lagi impiannya mengenakan gaun putih yang turun dari sebuah kereta kencana akan segera terwujud seperti mimpinya, mengingat siapa sosok Anyer.

"Bu Dir," panggil Nathan yang melihat Bia mengulum senyum sendiri.

"Kepo aja kamu!" seru Bia.

Dua jam kemudian.

Bia dan Nathan mencari sebuah restoran sesuai dengan lokasi yang Rafa berikan.

"Sepertinya ini restoran yang lagi hits di kalangan anak muda Bu Dir," ucap Nathan ketika akan memasuki restoran tersebut.

"Kamu benar Nath, sepertinya kita harus membuat konsep seperti ini untuk restoran kita." Bisik Bia lalu memasang kacamata hitamnya.

Nathan mengangguk, mengikuti Bia dari belakang untuk mencari meja yang telah Rafa pesan.

Bia melambatkan langkahnya hingga tanpa sengaja Nathan menumbur tubuh Bia.

"Maaf Bu." Nathan merasa bersalah.

"Kamu gimana sih? Mata kamu dimana?" omel Bia dengan berbisik. Sementara itu Rafa hanya menahan tawanya sebelum mempersilakan Bia bergabung.

Jantung Bia mendadak berdisco. Entah mengapa nyalinya menjadi ciut saat melihat Anyer tepat di depan matanya. Jika tadi malam ia melihat Anyer sangat tampan, kali ini ia melihatnya seperti singa yang lapar. Dengan tatapan yang mengerikan Bia mengurungkan niat awal untuk membahas perjodohan tadi malam.

"To the point saja! Apa tujuan kalian sebenarnya? Jika kalian ingin menyogok saya untuk bekerja sama, kalian salah. Saya bukan orang seperti itu." Anyer menatap Bia yang baru saja duduk.

Jantungnya semakin berdebar hingga tak ada kata yang bisa ia ucapkan. Kali ini ia sangat gugup. Baru pertama kali membuka hatinya kembali setelah lima tahun ia tutup.

"Maaf Tuan, niat kami baik. Kami hanya ingin bersilaturahmi dengan anda. Mungkin proyek kami kali ini gagal, namun siap tahu kedepannya kita bisa menjadi partner." Dengan cepat Nathan memberi penjelasan meski sebenarnya ia tidak tahu apa maksud atasannya mengajak Anyer makan bersama.

"Oh, tentu. Semoga lain waktu ada kesempatan kalian untuk bekerja sama dengan kami. Sungguh saya menyayangkan keputusan Bos saya yang menolak proyek kemarin. Padahal hasil survei sangat memuaskan," ucap Rafa namun, matanya tak berkedip menatap Bia.

Mendadak suhu tubuh Anyer mulai terasa panas. Asistennya dengan terang terangan menjatuhkan harga dirinya di depan mata.

"Rafa! Sudah bosan kamu bekerja dengan saya?" sindir Anyer.

Seketika Rafa terlihat kikuk mendapat sorot mata yang seakan ingin memangsanya.

"Kamu Bianca Putri Wijaya kan?" Anyer baru menyadari siapa sosok wanita karir didepannya.

"Iya Tuan. Anda benar." Bia semakin berdebar.

Anyer membuang nafas beratnya. Tak di sangka jika wanita yang berada di hadapnya saat ini adalah calon istri yang di pilih oleh Omanya.

"Maaf, saya sedang sibuk! Silahkan anda lanjutkan makan siang anda. Rafa ayo!" Seketika Anyer meninggalkan meja membuat Rafa dan Nathan semakin bingung dengan sikap Anyer.

"Maaf nona Bia, sepertinya bos saya sedang ada masalah. Sekali lagi saya minta maaf. Ini di luar dugaan saya." Rafa benar benar sangat merasa bersalah kepada Bia.

Terlihat jelas jika Bia merasa sangat kecewa kepada Anyer. Tapi wanita itu masih bisa menyembunyikan.

"Tidak apa apa. Saya mengerti." Bia mencoba tetap tersenyum.

Nathan menangkap wajah Bia yang berubah murung beranggapan bahwa Bia sedang ingin mendekati Anyer. Namun, itu hanya dugaan saja. Tidak mungkin sosok Bia segampang itu akan jatuh cinta.

Terpopuler

Comments

🍃 Mama Muda

🍃 Mama Muda

Nathan, jagain Bianca ya

2021-11-19

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bb 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 BaB 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bujukan Lisa
37 Tergoda
38 Kartu As
39 Angka mesum?
40 Gengsi
41 Salah siapa?
42 Es Krim
43 Sebutan Baru
44 Sebuah Pulau
45 Istri?
46 Pasar Malam
47 Berakhir
48 Berita pagi
49 Yang tertunda
50 Hal tak terduga
51 Frustasi
52 Terjebak
53 Kekhawatiran Bia
54 pertengkaran
55 Nganu
56 Keluar Kota
57 Tatapan Nathan
58 Pengakuan Nathan
59 Anyer yang terlupakan
60 Tingkat Kepercayaan Nathan
61 Basah
62 First Kiss
63 Gaya Baru
64 Wanita Lain
65 Double Date
66 Sebuah Kebenaran
67 Permintaan Nathan
68 Isi Hati Nathan
69 Teka Teki Bia
70 Hadiah Dari Bia
71 Pura Pura Sakit
72 Masak Apa?
73 Terulang Lagi
74 Lampu Hijau
75 Pengalaman Pertama
76 Tragedi Bianglala
77 Bertemu Dengan Lisa
78 Pertemuan Anyer
79 Amarah Bia
80 Berakhir ( END )
81 Masih Menggantung
82 Ajakan Nathan
83 Melamar
84 Ujian
85 Ngambek
86 Hari Bahagia
87 S-2 Pembobolan Gerbang
88 S-2 Lagi dan Lagi
89 S-2 Teror
90 S-2 Ketakutan
91 S-2 Di Culik
92 S-2 Kabar kebenaran
93 S- 2 Pengakuan
94 S-2 Titik Terang
95 S-2 Mendapat Servis
96 S-2 Di goyang
97 S- 2 Tragedi Martabak
98 S-2 Poli Kandungan
99 S- 2 Kebahagiaan
100 PENGUMUMAN
101 PENGUMUMAN LAGI
102 Jerat Hasrat Sang CEO
103 Separuh Hati Untuk Nafisya
104 Menikahi Ketua Osis
105 Hasrat Tuan Majikan
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bb 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
BaB 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bujukan Lisa
37
Tergoda
38
Kartu As
39
Angka mesum?
40
Gengsi
41
Salah siapa?
42
Es Krim
43
Sebutan Baru
44
Sebuah Pulau
45
Istri?
46
Pasar Malam
47
Berakhir
48
Berita pagi
49
Yang tertunda
50
Hal tak terduga
51
Frustasi
52
Terjebak
53
Kekhawatiran Bia
54
pertengkaran
55
Nganu
56
Keluar Kota
57
Tatapan Nathan
58
Pengakuan Nathan
59
Anyer yang terlupakan
60
Tingkat Kepercayaan Nathan
61
Basah
62
First Kiss
63
Gaya Baru
64
Wanita Lain
65
Double Date
66
Sebuah Kebenaran
67
Permintaan Nathan
68
Isi Hati Nathan
69
Teka Teki Bia
70
Hadiah Dari Bia
71
Pura Pura Sakit
72
Masak Apa?
73
Terulang Lagi
74
Lampu Hijau
75
Pengalaman Pertama
76
Tragedi Bianglala
77
Bertemu Dengan Lisa
78
Pertemuan Anyer
79
Amarah Bia
80
Berakhir ( END )
81
Masih Menggantung
82
Ajakan Nathan
83
Melamar
84
Ujian
85
Ngambek
86
Hari Bahagia
87
S-2 Pembobolan Gerbang
88
S-2 Lagi dan Lagi
89
S-2 Teror
90
S-2 Ketakutan
91
S-2 Di Culik
92
S-2 Kabar kebenaran
93
S- 2 Pengakuan
94
S-2 Titik Terang
95
S-2 Mendapat Servis
96
S-2 Di goyang
97
S- 2 Tragedi Martabak
98
S-2 Poli Kandungan
99
S- 2 Kebahagiaan
100
PENGUMUMAN
101
PENGUMUMAN LAGI
102
Jerat Hasrat Sang CEO
103
Separuh Hati Untuk Nafisya
104
Menikahi Ketua Osis
105
Hasrat Tuan Majikan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!