Bab 3

Pagi ini Bia ada jadwal meeting di kantor. Dengan langkah tergesa gesa ia menuju meja makan lalu menyambar sepotong roti dan meminum susu yang telah di sediakan untuk dirinya.

"Bi, pelan pelan," tegur Wijaya.

Dengan mulut yang masih penuh Bia tak bisa berkata kata lagi dan itu membuatnya terlihat sangat lucu hingga Wijaya menarik kedua bibirnya untuk tersenyum.

"Bi, kamu nanti bisa pulang cepat kan?" tanya Wijaya.

"Untuk hari ini maaf Pa, Bia gak bisa pulang cepat. Nanti malam Bia ada dinner dengan klain dari Singapura. Tumben Papa nanya aku bisa pulang cepat?" Bia kembali bertanya.

"Ah… Itu Papa hanya ingin ngajak kamu makan di luar. Tapi kalau masih sibuk. Lain waktu saja." Sedikit kecewa, namun Wijaya menyembunyikan.

"Ooo… Gimana kalau lusa setelah Bia menang menggaet target. Sekalian Bia syukuran gitu?" canda Bia.

Wijaya mengernyit atas ucapan Bia. Terkekeh pelan, mengingat prestasi sang anak yang mampu mengembangkan bisnisnya dengan baik. Namun, di relung hatinya terselip rasa penyesalan tidak bisa memberikan kebahagiaan yang utuh setelah kepergian mendiang sang istri.

Wijaya yang sangat mencintai istrinya, bahkan ia rela membesarkan anak semata wayangnya sendiri tanpa ada keinginan mencari ibu untuk Bia kala itu, selalu mengajarkan Bia untuk selalu menjadi wanita tangguh.

Seperti biasa, kedatangan Bia di sambut oleh para karyawannya dengan menundukkan kepala. Tak ada respon daru Bia, wanita itu memilih segera menuju ke lift.

"Maaf Bu, klain kita mengundur pertemuan kita pagi ini. Beliau meminta pertemuan setelah makan siang nanti," adu Nathan saat berada di dalam lift.

Sejenak Bia menahan nafasnya. "What?" Bia terkejut.

"Kok mendadak! Bukannya setelah makan siang ada jadwal pertemuan dengan Tuan Anyer," keluh Bia.

Tak ada yang bisa Nathan lakukan selain diam sambil mengekori Bia menuju ruangannya.

Setelah mendudukkan dirinya di kursi kebesaran, Bia menyandarkan tubuhnya dengan lesu.

"Percuma aku buru buru," gerutunya.

"Nath, coba hubungi pihak PT AIA untuk mengubah jadwal pertemuan hari ini!" titah Bia.

Dengan patuh, Nathan segera menjalankan apa yang diperintahkan oleh atasanya.

. . .

Di lain sisi di sebuah ruang kerja, Anyer sudah sibuk dengan laptopnya. Lelaki berparas tampan dengan tubuh tegap itu adalah seorang pengusaha muda sukses yang telah membawa perusahaannya masuk ke dalam urutan pertama dalam perusahaan terbaik di kota ini selama enam tahun terakhir ini.

"Raf, dimana pertemuan hari ini?" Tanya Anyer memastikan tempatnya.

"Maaf Tuan, sesuai janji pertemuan siang ini di adakan di Caffe Indah," ucap Rafa.

Anyer mengangguk pelan. "Baiklah." Anyer kembali menatap laptopnya.

Namun, saat Rafa hendak beranjak ponsel Rafa berdering.

"Iya. Ada apa?" jawab Rafa cepat.

Rafa melirik atasannya sebelum meninggalkan ruangan Anyer.

Setelah sampai di luar, Rafa memastikan ucapan sang penelepon.

"Sebelumnya saya minta maaf. Mengingat jadwal Tuan saya yang sangat padat dan hanya hari ini beliau ada waktu luang kami tidak bisa mengcancel atau mengundurnya lagi. Sekali lagi saya minta maaf," pungkas Rafa.

"Tapi… Sebelumnya saya atas nama Ibu Bianca ingin menyampaikan permintaan maaf beliau kepada Tuan Anyer. Siang ini beliau tidak bisa hadir. Tapi, tenang saja saya sebagai tangan kanannya akan menggantikan beliau. Tolong sampaikan permintaan maaf ini sebelumnya kepada Tuan Anyer, terimakasih." Tutup Nathan.

Rafa hanya membuang nafas kasarnya setelah Nathan mengakhiri percakapannya.

"Dari siapa?" tanya Anyer saat Rafa kembali ke ruangannya.

"Dari pihak BI grup. Mereka meminta mengundur pertemuan kita hari tapi, saya menolak," terang Rafa.

Anyer terdiam. "Berani sekali mereka ingin mengatur saya," ketus Anyer.

"Tindakanmu sudah bagus." Anyer memberi pujian kepada Rafa.

Siapa yang tak mengenal sosok Anyer. Pengusaha sukses yang mampu menanam saham di berbagai perusahaan dan memiliki hotel di mana mana. Hampir satu kota dipenuhi oleh hotel miliknya.

"Baru kali ini ada orang yang ingin mengundur pertemuan denganku. Apa dia tidak tahu siapa aku?" gumam Anyer sambil membuang nafas kasarnya.

Sementara itu setelah mendengar penjelasan daru Nathan, Bia menjadi bimbang. Ia sadar betul jika kesempatan langka untuk bisa menjalin kerja sama dengan AIA grup tapi, ia juga tak ingin mengecewakan klain penting yang sudah banyak berjasa dalam perusahaannya.

"Sudahlah, Bu. Semua akan aman terkendali. Jangan di pikirkan. Kita jalankan sesuai rencana awal."  Hibur Nathan. Lelaki itu terlalu peka akan apa yang sedang Bia pikirkan.

"Kamu benar, Nath. Ya sudah atur dengan baik," ucap Bia.

Setelah kepergian Nathan, Bia kembali berkutat di depan layar laptopnya. Ia berharap Anyer bersedia bekerja sama. Membangun hotel dan resto di atas tanah miliknya. Yang ia ketahui hampir semua hotel milik Anyer selalu menjadi terkenal dan tak pernah sepi penginap.

"Gak sabar pengen liat restoranku menjelit," kekeh Bia.

. . .

Sesuai kesepakatan, Nathan menemui Anyer dan Bia menemui klain yang dari singapura di jam yang sama dan di tempat yang berbeda.

Berbeda dengan Bia yang di sambut dengan ramah, Nathan bak disambut patung berjalan. Diam tanpa ekspresi. Jangan untung tersenyum, melepas kaca mata pun enggan.

Untung saja Rafa tak seperti itu. Meski terlihat dingin namun, Rafa masih mempunyai sifat ramah.

"Jadi bagaimana, Tuan?" tanya Nathan memastikan. 

Rafa melirik Anyer yang masih santai menyandarkan tubuhnya di sofa.

"Terserah," ketusnya.

Kedua lelaki itu sama sama mengernyit mendengar jawaban yang baru saja mereka dengar.

"Kenapa?" Anyer melepas kaca matanya lalu menatap ke arah dua orang yang berada di depannya.

"Asal anda tau, waktu saya sangat terbatas. Saya rela mengosongkan waktu saya hari untuk bisa bertemu langsung dengan petinggi BI grup namun, lihatlah sia sia hasilnya. Membuang waktuku saja," gerutu Anyer.

"Sebelumnya saya atas nama BI grup meminta maaf, Tuan. Ini semua di luar dugaan kami. Sekiranya Tuan memaafkan kesalahan ini." Dengan menunduk, Nathan meminta maaf dengan tulus.

"Sudahlah. Sepertinya saya tidak tertarik lagi bekerja sama dengan orang yang tidak bisa menepati janjinya. Rafa, ayo! Buang buang waktu saja." Tanpa ingin mendengar penjelasan daru Nathan, Anyer berlaku meninggalkan meja tersebut.

"Maaf, saya permisi," pamit Rafa yang segera menyusul Anyer.

Nathan membuang nafas beratnya sambil menggeleng.

Bagaimana cara menjelaskan kepada Bia jika Anyer menolak bekerja sama dengan perusahaannya.

Terpopuler

Comments

♀️

♀️

next

2022-01-17

0

verawati

verawati

dunia bisnis ....time ismoney

2022-01-11

1

Om Rudi

Om Rudi

Perjalanan Alma Mencari Ibu hadir

2022-01-03

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bb 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 BaB 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bujukan Lisa
37 Tergoda
38 Kartu As
39 Angka mesum?
40 Gengsi
41 Salah siapa?
42 Es Krim
43 Sebutan Baru
44 Sebuah Pulau
45 Istri?
46 Pasar Malam
47 Berakhir
48 Berita pagi
49 Yang tertunda
50 Hal tak terduga
51 Frustasi
52 Terjebak
53 Kekhawatiran Bia
54 pertengkaran
55 Nganu
56 Keluar Kota
57 Tatapan Nathan
58 Pengakuan Nathan
59 Anyer yang terlupakan
60 Tingkat Kepercayaan Nathan
61 Basah
62 First Kiss
63 Gaya Baru
64 Wanita Lain
65 Double Date
66 Sebuah Kebenaran
67 Permintaan Nathan
68 Isi Hati Nathan
69 Teka Teki Bia
70 Hadiah Dari Bia
71 Pura Pura Sakit
72 Masak Apa?
73 Terulang Lagi
74 Lampu Hijau
75 Pengalaman Pertama
76 Tragedi Bianglala
77 Bertemu Dengan Lisa
78 Pertemuan Anyer
79 Amarah Bia
80 Berakhir ( END )
81 Masih Menggantung
82 Ajakan Nathan
83 Melamar
84 Ujian
85 Ngambek
86 Hari Bahagia
87 S-2 Pembobolan Gerbang
88 S-2 Lagi dan Lagi
89 S-2 Teror
90 S-2 Ketakutan
91 S-2 Di Culik
92 S-2 Kabar kebenaran
93 S- 2 Pengakuan
94 S-2 Titik Terang
95 S-2 Mendapat Servis
96 S-2 Di goyang
97 S- 2 Tragedi Martabak
98 S-2 Poli Kandungan
99 S- 2 Kebahagiaan
100 PENGUMUMAN
101 PENGUMUMAN LAGI
102 Jerat Hasrat Sang CEO
103 Separuh Hati Untuk Nafisya
104 Menikahi Ketua Osis
105 Hasrat Tuan Majikan
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bb 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
BaB 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bujukan Lisa
37
Tergoda
38
Kartu As
39
Angka mesum?
40
Gengsi
41
Salah siapa?
42
Es Krim
43
Sebutan Baru
44
Sebuah Pulau
45
Istri?
46
Pasar Malam
47
Berakhir
48
Berita pagi
49
Yang tertunda
50
Hal tak terduga
51
Frustasi
52
Terjebak
53
Kekhawatiran Bia
54
pertengkaran
55
Nganu
56
Keluar Kota
57
Tatapan Nathan
58
Pengakuan Nathan
59
Anyer yang terlupakan
60
Tingkat Kepercayaan Nathan
61
Basah
62
First Kiss
63
Gaya Baru
64
Wanita Lain
65
Double Date
66
Sebuah Kebenaran
67
Permintaan Nathan
68
Isi Hati Nathan
69
Teka Teki Bia
70
Hadiah Dari Bia
71
Pura Pura Sakit
72
Masak Apa?
73
Terulang Lagi
74
Lampu Hijau
75
Pengalaman Pertama
76
Tragedi Bianglala
77
Bertemu Dengan Lisa
78
Pertemuan Anyer
79
Amarah Bia
80
Berakhir ( END )
81
Masih Menggantung
82
Ajakan Nathan
83
Melamar
84
Ujian
85
Ngambek
86
Hari Bahagia
87
S-2 Pembobolan Gerbang
88
S-2 Lagi dan Lagi
89
S-2 Teror
90
S-2 Ketakutan
91
S-2 Di Culik
92
S-2 Kabar kebenaran
93
S- 2 Pengakuan
94
S-2 Titik Terang
95
S-2 Mendapat Servis
96
S-2 Di goyang
97
S- 2 Tragedi Martabak
98
S-2 Poli Kandungan
99
S- 2 Kebahagiaan
100
PENGUMUMAN
101
PENGUMUMAN LAGI
102
Jerat Hasrat Sang CEO
103
Separuh Hati Untuk Nafisya
104
Menikahi Ketua Osis
105
Hasrat Tuan Majikan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!